Dia CEO Arogan

"Jadi, kamu ingin mencari pekerjaan?" Tanya Rico yang mendapat anggukan dari Sasa.

"Kalau begitu, bekerjalah di tempatku. Kebetulan, aku sedang membutuhkan seorang sekretaris."

"hmmm, apa bisa, seorang yang hanya tamatan SMA, bisa bekerja sebagai sekretaris?"

Sasa bertanya dengan nada ragu. Rico tersenyum.

"Tentu, Kenapa tidak bisa? setinggi apapun pendidikan yang dimiliki, jika tidak bisa bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, semua akan sia-sia bukan?"

"Oleh sebab itu, jangan merendahkan dirimu terlebih dahulu. Coba saja dulu!"

Sasa tersenyum. matanya berbinar bahagia.

"Terimakasih mas Rico, terimakasih."

Mobil Rico meluncur memasuki kawasan perusahaan Properti terbesar di Asia tenggara. Rico sendiri menjabat sebagai general manager. 2 hari yang lalu sekretarisnya memutuskan mengundurkan diri karena akan melahirkan. Rico merasa tertarik dengan sosok Sasa, Itu yang membuatnya ingin mencalonkan Sasa sebagai sekretaris barunya.

Semua pandangan mengarah saling bertanya ketika Sasa dan Rico berjalan memasuki lobi kantor. Sorot mata itu mempertanyakan siapa wanita yang sedang berjalan bersama general manager mereka itu.

"Pagi pak Rico, Saya Ayu sekretaris Pak William, ingin mengingatkan anda kembali bahwa kita akan mengadakan rapat. mari pak Rico."

"Mari"

"Sasa, sepertinya hari ini kamu sudah mendapat tugas.!"

" Secepat ini mas Rico?" Tanya Sasa heran.

"Tentu, Pagi ini saya ada rapat dengan CEO perusahaan ini. Jadi kamu harus menemani saya, sekalian kamu bisa belajar dari sekretaris- sekretaris lainnya." Sasa mengangguk pelan.

"Dan satu lagi, Kalau di kantor, kamu panggil saya pak Rico saya, nanti saat di luar kantor, baru kamu panggil mas, ga enak sama karyawan lain." kata Rico sambil tersenyum.

mereka kemudian hilang memasuki lift.

_________________

"Pagi pak, wili"

Sapa wanita yang memakai kemeja kuning itu. Wili itu hanya mengangguk pelan.

"Ayu, Apa kegiatan saya hari ini?" Tanya wili dengan wajah datarnya.

" 30 menit lagi kita ada rapat dengan semua pimpinan perusahaan, untuk membahas tentang turunnya saham, yang anjlok 3% Pak."

Wili mengangguk.

Sedangkan Rico dan Sasa tengah berada di ruangan kerja mereka.

"Ayo, kita harus keruangan rapat!"

Sasa mengangguk mendengar ajakan Rico barusan. Apalagi jika ini akan menjadi pekerjaan perdananya di perusahaan ini. Rico dan Sasa berjalan menuju ruang rapat di lantai 17.

Sepanjang jalan, tak henti-hentinya mata-mata itu mengawasi Sasa. Melirik tak suka. Rico tadi sudah mengatakan kepada Sasa, untuk menghiraukan karyawan-karyawan itu.

Mereka memasuki ruang rapat, Rico dan Sasa hampir saja terlambat. Sasa menundukkan pandangannya kebawah. Rico memohon maaf dan kemudian duduk di kursi yang sudah di sediakan untuknya. Sasa ikut duduk disebelah Rico.

Sedari tadi Seorang duduk sambil memperhatikan Sasa.

" Sekretaris baru anda pak Rico?" Tanya pria itu. Sasa Terbelalak mendengar suara pria itu. Tak asing, Bahkan baru beberapa hari yang lalu ia dibentak suara itu.

" Ia pak Wiliam, Sekretaris lama saya mengundurkan diri karena dia akan melahirkan."

Sasa mendongkrak menatap sosok yang disapa pak William oleh Rico itu.Sasa terkejut bukan main. Itu adalah pria yang menodongkan pistol kepada para preman itu. Pria yang mengambil ciuman pertamanya dengan paksa. Pria yang di takutinya.

Pria itu tersenyum devil kearah Sasa, sakan mengatakan " kau tak akan bisa lari". Sasa menyelidik ngeri.

"Baik, mari kita mulai rapatnya!"

Sepanjang rapat berjalan, Sasa tak merasa nyaman. William terus memandanginya. Terkadang berdehem dengan suara serak basahnya itu.

"Kerja bagus Pak Rico!"

William berjabat tangan dengan Rico. Rico memberikan usulan yang sangat bagus untuk kemajuan perusahaan.

" Terimakasih pak William, saya sangat tersanjung!".

Rico dan Sasa meninggikan ruangan rapat.

ponsel Rico berdering, Rico menyuruh Sasa untuk kembali ke ruangan Rico sendiri, karna ia akan mengangkat telepon dari salah satu suplai perusahaan.

Saat pintu lift akan menutup, seseorang berlari memasuki lift. Sasa langsung berjalan mundur ke sudut lift.