Dia CEO Arogan
Sudah satu bulan semenjak ibunya pergi. Aroma khas ibunya bahkan belum hilang total dari rumah ini. Sasa Adita, Gadis yang 2 tahun lalu lulus dari sekolah menengah atas di desanya. Gadis bermata coklat dan bertubuh mungil. Tingginya semampai dan rambut hitamnya menjadi pemikat. Sebelum kepergian ibunya, ia masih sempat berwasiat agar Sasa mencari keberadaan kakak kandungnya.
Sasa sudah menyiapkan barang-barang keperluan untuk berangkat ke kota. Bus yang ia naiki akan berangkat 3 jam lagi. Sasa benar-benar menaruh harap untuk bertemu dengan kakaknya. Dulu, kakaknya berjanji akan menguliahkannya jika kakaknya telah mendapatkan pekerjaan. Tapi, 1 tahun sudah kakaknya tak bisa di hubungi. Sasa juga tak punya alamat lengkap kakaknya. Tentu ia sekarang hanya punya modal nekat dan selembar foto serta alamat teman kakaknya yang dulu pergi merantau bersama kakaknya itu.
Sasa memandang foto keluarganya. Abah, Ibu, ia dan kakak perempuannya. Dewi, wanita yang 3 tahun lebih tua darinya itu tak kalah cantik. Ia bahkan menjadi primadona di desanya itu. Sasa benar-benar merindukan kakaknya.
ia cium foto itu. lalu meletakkannya kembali.
Abah, ibu, Sasa pergi dulu ya. Sasa janji akan menemukan Mbak Dewi. Sasa benar-benar rindu Abah dan ibu.
Satu tetes air mata jatuh merosot ke pipi manis gadis itu.
ia melangkah keluar rumah sambil membawa tasnya. sejujurnya hatinya sangat berat harus meninggalkan rumah yang penuh kenangan ini.
"mau kemana sa? bawa tas begitu?" Sautan dari tetangganya, Bu indah.
Sasa tersenyum.
"mau ke kota bu, nyusul mbak Dewi, Sasa titip rumah ya Bu.."
"ouh gitu, baik sa. jaga diri ya sa, kota itu keras, semoga cepat ketemu nanti sama Dewi ya sa." Sasa menyerahkan kunci rumahnya kepada wanita berumur 45 tahun itu. Bu indah selama ini sudah sangat baik kepadanya. Bahkan bu indah suka menolong menjaga ibunya saat Sasa tidak berada di rumah.
Sasa menyalami tangan Bu indah.
"Sasa pergi dulu Bu..."
"iya nak"
Untuk menuju ke terminal sasa harus menempuh jarak yang lumayan jauh. Tidak bisa hanya sekedar berjalan kaki, harus ada kendaraan. Sasa memilih untuk menaiki ojek. Lumayan lebih irit ketimbang menaiki angkutan umum lainnya.
"mau kemana dek?" tanya mang ojek langganan Sasa.
"keterminal mang." jawab Sasa sambil mendekati mang ojek itu.
"hayok lah, meluncur." Mang ojek memajukan motornya dan menyalakan mesin motor. Sasa pun naik.
sesampainya di terminal, Ia ingin melaporkan ke berangkatnya kepada pihak bus. Masih tersisa waktu 1 jam lagi sebelum bus benar-benar berangkat. ia mengambil foto kakaknya.
mbak, Sasa berangkat mencari mbak Dewi. semoga mbak Dewi baik-baik aja ya mbak.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Bus yang Sasa tumpangi sudah berhenti di terminal kota. Semua penumpang turun tak terkecuali Sasa. Ia terlihat takjub dengan gemerlap malam yang menghiasi kota pada malam hari. sungguh indah.
Sasa tidak tahu jika di balik keindahan kota ini, ia akan segera dihadapkan dengan kenyataan hidup yang kejam dan keras.
Sasa keluar dari terminal. Jalanan terlihat sepi. Tidak ada yang Sasa kenal di sekitar sini. Tiba tiba, Tas yang di bawa Sasa di tarik paksa . 3 orang pria sedari tadi ternyata diam diam mengikuti Sasa. Sasa yang tak bisa mengimbangi kekuatan salah satu pria itu terpaksa melepaskan tasnya. salah satu pria membuka tas Sasa, uang yang Sasa miliki kini berpindah tangan. Sasa gemetar, ia takut.
pria yang berdiri di samping Sasa mulai menggoda Sasa.
"hei cantik, ikut Abang yok." tangan pria itu menyentuh pipi Sasa. Sasa berusaha menghindar.
"ayo lah, kita akan bersenang-senang!" kata pria di sisi kirinya sambil memegang kuat pergelaran tangan Sasa.
"tidak saya tidak mau, lepas! tolong!tolong !" Sasa berteriak sambil mencoba melepas pegangan pria-pria itu.
"jangan sok jual mahal kamu!" kata pria berjaket biru yang merampas tas Sasa tadi. ia menjambak rambut Sasa.
"tolong! lepas! tolong!" Sasa berteriak sekuat tenaganya
" berteriak lah manis, tidak ada satu orang pun yang akan menyelamatkan mu, tempat ini sepi, hahhaa". Sasa merintih menahan rasa sakit di ujung rambutnya serta di pergelangan tangannya.
"lepaskan dia!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Diny Julianti (Dy)
parah preman maen kasar m perempuan
2024-08-20
1
Wirda Lubis
siapa yang menolong sasa
2023-05-04
0
Atik Marwati
siapa itu..
2023-02-12
0