Ivana Joevanca, seorang wanita ceria dan penuh ide-ide licik, terpaksa menikah dengan Calix Theodore, seorang CEO tampan kaya raya namun sangat dingin dan kaku, karena tuntutan keluarga. Pernikahan ini awalnya penuh dengan ketidakcocokan dan pertengkaran lucu. Namun, di balik kekacauan dan kesalahpahaman, muncul percikan-percikan cinta yang tak terduga. Mereka harus belajar untuk saling memahami dan menghargai, sambil menghadapi berbagai tantangan dan komedi situasi yang menggelitik. Rahasia kecil dan intrik yang menguras emosi akan menambah bumbu cerita.
“Ayo bercerai. Aku … sudah terlalu lama menjadi bebanmu.”
Nada suara Ivy bergetar, namun matanya menatap penuh keteguhan. Tidak ada tangis, hanya kelelahan yang dalam.
Apa jadinya jika rumah tangga yang tak dibangun dengan cinta … perlahan jadi tempat pulang? Bagaimana jika pernikahan ini hanyalah panggung, dan mereka akhirnya lupa berpura-pura?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosee_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 - Bukan Aturan Kerja
Ivy terusik dari tidurnya saat samar-samar ia mendengar suara Julie yang berusaha membangunkannya.
"Apa kau tidak terlalu cepat membangunkanku, Julie?" Ivy berkata dengan suara serak khas bangun tidur, tapi bukannya bangun, Ivy mengubah posisinya menjadi telungkup hingga selimut tebal yang menutup tubuh polosnya sedikit tersingkap ke bawah, memperlihatkan punggung mulusnya yang dipenuhi beberapa bercak-bercak merah.
Julie dan beberapa pelayan hanya menunduk sedikit untuk menjaga kesopanan mereka. Tentu, pemandangan seperti itu bukanlah hal baru bagi mereka.
"Bukankah ini hari pertama Anda bekerja dengan tuan, Nyonya? Jadi Anda harus bangun lebih awal agar tidak terlambat di hari pertama," kata Julie dengan senyum formal seperti biasa.
Ivy melenguh malas. Ia menyembunyikan wajahnya di bawah bantal. "Bekerja apanya? Dia saja tidak mengizin —" Ucapannya terhenti.
"Iya, Nyonya?"
Ivy terbangun, menegakkan tubuhnya, kepalanya langsung menoleh pada Julie dan menatapnya dengan berbinar.
"Dia mengizinkan?!" Menyentuh kedua pundak Julie dengan semangat.
"Iya, Nyonya. Jadi, sebaiknya Anda mandi sekarang karena tuan sudah menunggu," jawab Julie sambil menaikkan selimut Ivy yang sudah merosot hingga pinggang, sehingga dadanya yang memiliki bercak ungu pudar juga terlihat.
"Aku pergi!" Ivy segera melompat turun dan berlari ke bathroom. Suara pintu yang di tutup dengan keras tidak membuat para pelayan terkejut.
Julie hanya membalikkan badan kepada para pelayan, lalu berkata, "Baik, siapkan pakaian —"
"JULIEE!" Belum selesai Julie memberi instruksi pada pelayan, sang nyonya sudah berteriak dari dalam bathroom.
"Ada apa, Nyonya?" sahut Julie. Ivy memunculkan kepalanya di sela pintu yang dibuka.
"Tidak jadi." Menutup kembali pintunya.
Julie menghela nafas kecil, kemudian meminta pelayan untuk bergerak lagi.
...***...
"Calix ...," sapa Ivy dengan gembira. Yang dipanggil hanya melirik kecil tanpa menjawab dan tetap fokus dengan sarapannya.
"Anda terlihat bahagia sekali, Nyonya." Justru Trevor lah yang menegurnya.
"Tentu saja! Suamiku baik sekali, mana mungkin aku tidak bahagia," katanya tersenyum-senyum senang. Tidak ada satu pun yang menyadari senyum tipis di bibir Calix setelah mendengarnya.
"Cepat duduk dan makan," datar Calix seperti biasa.
"No, kau harus liat penampilanku dulu." Ivy berputar-putar dengan setelan semi-formalnya berupa celana kain hitam dan blazer maroon.
"Tidak ada bedanya dengan yang biasa kau pakai," jawab pria itu, sukses membuat Ivy mengerucutkan bibirnya. Wanita itu akhirnya duduk dengan perasaan kesalnya.
Dasar kaku!
"Baiklah, Nyonya. Silakan makan sambil mendengarkan saya. Ini adalah aturan kerja yang harus Anda patuhi," ujar Trevor.
Apa lagi sekarang? Begitu arti tatapan malas Ivy pada Trevor.
"Pertama, mulai hari ini Anda akan bekerja sebagai sekretaris pribadi, Tuan Calix. Meja Anda akan ditempatkan di ruangan yang sama dengan tuan."
Kening Ivy mengerut. "Apa —"
"Mohon dengarkan sampai selesai," tahan Trevor seraya menunduk sopan.
"Kedua, sebagai sekretaris pribadi, Anda akan mengikuti ke mana pun tuan pergi, termasuk berangkat dan pulang bersama setiap hari."
Dia benar-benar tidak melepaskanku, ya? Ivy melirik sinis pada Calix yang tidak terusik sama sekali.
"Ketiga, jangan kabur dan menghilang dengan teman-teman baru Anda tanpa izin tuan."
Sialan, memangnya aku seburuk itu? Ivy menyuap sarapannya dengan rakus.
"Yang terakhir ...."
Baik, hal gila apa lagi itu? Cepat katakan!
"Tidak ada penolakan!" tekan Trevor sambil tersenyum puas.
Hebat! Ivy tidak memiliki tenaga lagi.
Empat tahun yang tidak sia-sia. Calix telah memprediksi semua tindakan liar yang akan istrinya lakukan nanti.
Mengatur helaan nafasnya, Ivy mencoba tersenyum paksa. "Baik, Tuan Calix. Akan saya patuhi semua aturan penjara yang tidak baik itu."
"Aturan kerja, Nyonya. Anda salah menyebutkan." Trevor meralat dengan sopan.
"Iya! Aturan kerja," bentak Ivy.
Calix lagi-lagi tersenyum diam-diam. Wanita ini memang liar dan sedikit gila, tapi melanggar perintah dan aturannya — sangat jarang terjadi. Wanita itu telah dibesarkan untuk menjadi penurut oleh keluarganya.
-
-
-
Mobil yang dikendarai Trevor bersama dua atasannya berhenti di depan pintu lobi. Seorang penjaga pintu segera berlari untuk membuka pintu mobil tempat Calix duduk, namun bukan pria itu yang keluar lebih dulu, melainkan seorang wanita cantik yang tersenyum cerah.
"Kau tidak perlu repot-repot melakukannya," kata Ivy, wanita yang dimaksud.
"Saya — membukanya untuk tuan CEO." Terlihat sekali penjaga itu terpesona olehnya.
"Biar aku saja." Ivy menepuk dadanya percaya diri. Ia menahan pintu, kemudian merentangkan tangannya. "Silakan, Tuan." Senyum manis belum luntur dari bibirnya.
Calix hanya menatap datar, lalu berjalan mendahuluinya. Ivy langsung mengikutinya dengan cepat. Trevor juga menyusul mereka sebelum lift tertutup rapat.
"Sepertinya semua orang terkejut melihat Anda hari ini, Nyonya," kata Trevor.
"Aku? Kenapa?"
"Tuan tidak merekrut wanita sebagai sekretaris pribadi. Mereka pasti bertanya-tanya."
"Benarkah?" Ivy jadi tersenyum malu. "Ternyata kau sangat setia padaku," katanya seraya bergelayut di lengan Calix. Pria itu hanya menggeleng pelan.
Ivy tidak sadar jika lift sudah terbuka, sehingga orang di luar sana menontonnya dengan mulut terbuka dan mata membola.
"Astaga!" Mia, dari divisi CEO jatuh tersungkur ke belakang karena tidak kuat menumpu kakinya karena terkejut.
Ivy yang menyadari bukan hanya mereka bertiga di sana, langsung melepaskan tautan tangannya.
"Ini tidak seperti yang kalian lihat!" sangkal Ivy cepat. Bukan hanya Mia, tapi ada Audriel, Daniel dan beberapa sekretaris wanita yang melongo diam. Sisanya ada beberapa pria dan wanita yang meja timnya memang berada tak jauh dari lift.
"Ah! Ini ms. Ivana. Mulai hari ini dia bekerja sebagai sekretaris pribadi tuan bersama saya." Trevor memperkenalkannya dengan senyuman ramah khas miliknya.
Sebenarnya, pria itu cukup bersahabat dengan pekerja lain. Terkadang Trevor menjadi tempat berkeluh kesah untuk mereka yang tertekan dengan perintah Calix.
Saat semuanya tersadar, mereka segera menunduk sedikit sebagai tanda hormat atas kedatangan atasan mereka.
"Selamat pagi, Tuan."
"Selamat pagi, Sekretaris Ivy," sapa mereka semua.
"Sepertinya kalian sudah akrab." Calix merespons datar seraya melangkah melewati semua orang diikuti oleh Trevor.
Melihat keduanya menjauh, Ivy segera meraih tangan Audriel dengan ekspresi memohon. "Aku tidak menggodanya, sungguh!"
"Sepertinya memang bukan, kecuali tuan menyukaimu," balas Audriel ragu.
"Yang terpenting kau sudah diterima. Selamat datang, Ivy," sapa Daniel sekali lagi.
Yang lain mengangguk. Mereka setuju saja dengan pernyataan Daniel. Apa yang terjadi bukan urusan mereka, bukan? Biarkan saja ada apa di antara bos dan sekretarisnya.
"IVY!" panggilan keras Calix membuat wanita itu terlonjak.
"Pergilah, Ivy!" dorong Mia.
...~o0o~...
...Coba yang udah baca absen dulu. Aku pengen liat seberapa rame cerita ini untuk tetap lanjut😊...
mungkin si ivy klo melek jg bakal meleyot ya /Applaud/emhh manisnya abang cal/Kiss/
semangat kaka sehat selalu
pliss thor jangan sampai hiatus lagi yaa and jaga kesehatan selalu
smangat 💪💪💪