Audrey mengira hari pernikahan yang ada di depan matanya saat ini akan membawa kebahagiaan. Menikah dengan kekasih yang begitu dicintainya adalah mimpinya sejak dulu. Namun, dalam sekejap mata, hari yang dinanti adalah hari yang begitu menyakitkan baginya. Dimana dia harus menerima kenyataan jika kekasihnya malah memilih bersanding dengan Kakak tirinya. Hatinya rapuh, disaksikan gaun pengantin yang melekat indah di tubuhnya. Seorang Kakak yang ia sayang dengan tega mengkhianatinya tanpa perasaan.
Bagaimana kisah Audrey selanjutnya? Akankah wanita cantik itu depresi atau malah melakukan hal yang tidak bisa di bayangkan. Baca yuk!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mhaya Yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GTJ 6
"Kita nikmati malam pertama kita!"
Deg...
Jantung Audrey berdegup kencang mendengar suara berat milik Jason. Pria yang sekarang tengah berada di atasnya sudah seperti serigala yang siap memangsa lawannya. Jakunnya yang terus naik turun membuat bulu kuduk seorang Audrey tak terkondisikan.
"Ak..."
"Cukup kamu diam dan pasrah, Sayang. Biarkan aku yang mengendalikan semuanya," celetuk Jason sembari mengedipkan matanya.
"Aku... Mptt." Belum selesai berucap, Jason lebih dulu membekap bibir mungil Audrey dengan bibir tebalnya. Audrey hendak memberontak. Namun, naas tangannya sudah lebih dulu di kendalikan oleh tangan kekar milik Jason.
Audrey pasrah, seiring berjalannya waktu ia merasa terlena dengan sentuhan-sentuhan yang diberikan Jason. Meskipun awalnya ia menolak, tapi dengan keahlian yang diberikan Jason, mampu membuat sosok Audrey tidak bisa berkata-kata lagi.
"Shhh." suara lenguhan itu terdengar di indera pendengaran Jason. Yang mana membuat Jason tersenyum samar di balik cumbuannya yang mematikan.
Suasana temaram yang hanya diterangi lilin dan dihiasi bungan mawar merah itu menjadi saksi, betapa syahdunya pergulatan keduanya di atas ranjang. Apalagi keduanya adalah sosok yang belum pernah merasakan sesuatu yang dinamakan kemesraan dalam menjalin hubungan.
"Jangan lakukan itu," suara dengan kabut gairah milik Audrey terdengar di telinga Jason. Pria yang sedari tadi haus dengan cumbuan dan juga napsunya, seketika terhenti sejenak. Bulir keringat sebiji jagung muncul di dahinya saking panasnya gairah yang ia lakukan saat ini.
"Kenapa?" tanya Jason bingung, pasalnya sekarang ia hampir saja menusukkan kepemilikannya pada liang kenikmatan Audrey yang sudah melambai-lambai sedari tadi.
"Tidak," ucap Audrey berusaha bangkit dari tidurnya, bahkan ia menarik selimut hanya untuk menutupi tubuhnya yang sudah polos perihal tadi. "Aku tidak ingin memberikan hal yang paling berharga dariku untuk seseorang yang ingin memanfaatkan ku." Lanjutnya sembari menggelengkan kepalanya.
"Maksudnya?"
"Kalau kamu mau apa yang aku jaga selama ini, buktikan jika ucapanmu bisa aku pegang," sahut Audrey cepat. Tentu saja Audrey tidak mudah percaya dengan apa yang diucapkan Jason. Terlebih pria yang sudah menjadi suaminya itu adalah paman dari Jay, mantan kekasihnya. Bisa jadi, pria itu hanya akan memanfaatkannya dan membuatnya semakin menderita sebelumnya.
Jason tak bersuara lagi, ia terdiam dengan pikiran yang sudah bergelut dengan hatinya. Ia tak marah dengan apa yang di ucapkan Audrey. Ia paham, akan tetapi ia berusaha tetap tenang meskipun di dalam hatinya berdenyut karena mendapatkan penolakan dari wanita yang tadinya mendesah karna ulahnya.
"Aku akan membuktikannya," timpal Jason mengenakan lagi pakaiannya yang sudah berserakan di lantai. Pria itu menampakkan raut wajah dingin, bahkan tak sekalipun menoleh ke arah Audrey yang masih setia bergelut dengan selimut tebalnya.
"Apa aku salah?" rasa bersalah seketika menyeruak di dalam dada ketika melihat kepergian Jason begitu saja. Pria yang menjadi suaminya itu seketika merubah wajahnya dari yang manis dan berubah menjadi datar. "Tapi aku hanya berusaha untuk mendapatkan hasil yang membuat ku tidak lagi menderita," lanjutnya dengan suaranya yang lirih.
Tatapan mata Audrey mengarah pada sekitarnya, warna merah itu mengganggu perasaan bersalah pada sosok Jason. Ia yakin jika pria itulah yang merancang semua ini dan sekarang malah berakhir kacau karenanya. "Tidak, kamu benar Audrey. Tidak ada yang mau rugi di dunia ini," batinnya berusaha untuk tetap tenang dan berpikir relatif.
Bersambung...