Niat hati ingin mengugurkan kandungannya, malah bertemu ayah janin yang ia kandung. Lusi Caisa Vanholand, CEO wanita muda yang menghabiskan malam dengan Gasan Samiel Pedros seorang dokter spesialis kandungan dan anak namun memilih tidak ingin mempertahankan hasil benih semalam yang mereka lakukan. Bagaimana Gasan memperlakukan pasiennya itu? Apakah dia mampu memaksa Lusi untuk mempertahankan calon anak mereka? Bagaimana sikap Lusi dengan pemaksaan yang akan dilakukan Gasan padanya? Dukung novel ini agar mendapatkan retensi terbaik dan masuk menjadi novel pilihan pembaca! Terima Kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ANCAMAN BERTUBI
Saat semakin masuk rumah keluarga Vanholand, hampir saja Gasan salah arah dan akhirnya dibanti oleh salah satu pelayan rumah itu.
"Nona Muda ada di taman belakang tuan" ujarnya.
"Terima kasih bi" sahut Gasan sopan membuat pelayan itu merasa terkesima.
"Wow! Calon Non Lusi tampan dan sopan! Cocok" batinnya sambil menatap punggung pria yang berjalan menjauhinya itu.
Saat melihat jendela kaca dengan pemandangan kolam renang serta taman belakang rumah, Gasan dapat melihat seorang wanita bergaun navy juga berdiri didepan kolam renang sambil melipat tangan di dadanya.
Padahal gak janjian pake baju warna navy, eh Lusi dan Gasan kayak couplean 🤭
Apakah mereka beneran jodoh hehe?
*ilustrasi desain bagian belakang rumah keluarga Vanholand
Gasan berjalan berlahan mendekati Lusi.
Namun dengan kepekaan tinggi, wanita hamil itu sudah peka jika putra keluarga Pedros itu datang mendekat dari aroma parfum yang sangat Lusi kenal.
Lusi menghentikan langkah kaki Gasan saat jarak mereka mungkin hanya 3 meter.
"STOP! JANGAN MENDEKAT! ATAU AKU TERIAK!" ucapnya penuh penekanan tanpa menoleh kearah pria itu. Ia masih membelakanginya.
Tap!
Langkah kaki terdengar berhenti.
"Aku hanya ingin memperkenalkan diriku secara nyata padamu. Tidak ada rahasia lagi tentang diriku dan kamu tidak menganggap ku pria buruk" ujar Gasan lembut.
Setelah mendengar ini, barulah Lusi menghadap kearah Gasan.
Kini wanita itu yang melangkah mendekat hingga mungkin hanya berjarak satu langkah saja diantara mereka.
"Siapapun kamu, entah itu pria bayaran atau pria kaya dari keluarga berkelas, bagiku kamu adalah pria yang sama yang tidak ingin aku kenal atau sampai ada dihidupku" ucap Lusi dengan pandangan mata yang tajam dan menusuk.
"Tapi kamu sudah membuat ku hidup didalam dirimu. Kenapa sih kamu gak memudahkan ku untuk menjadi pria yang baik hah? Aku membuat skenario perjodohan ini agar keluargamu tidak tau kalau kamu sudah hamil" sahut Gasan mulai serius.
"Oooh...ternyata ini skenario mu? Membuat ayahku seakan akan menjualku demi 20% saham dari rumah sakit milik keluarga mu begitu? Ck..pria brengsek..kamu tidak lebih dari seorang gigolo yang mungkin memang kamu telah menjebakku malam itu. Bukan hanya 2 pria hidung belang yang telah berniat menyakitiku tapi kamu juga" tuduh Lusi dengan berani.
"Seperti itu kah pemikiran mu tentangku, hah? Seburuk itu kah aku padahal aku hanya menolongmu malam itu. Aku tidak mengenalmu dan tidak mencoba mencari tau siapa kamu hingga kamu datang sendiri seperti menunjukkan bahwa ini aku sedang mengandung anakmu. Ingat ya, kamu yang datang menghadapku meskipun dengan tujuan yang tidak bisa aku bantu wujudkan waktu itu" bantah Gasan
Lusi terlihat jengah melihat wajah pria dihadapannya ini.
Lalu ia hendak berjalan melewatinya untuk masuk kembali ke dalam rumah namun tangannya dicekal oleh Gasan.
"Jangan sekali kali memikirkan kesempatan untuk memutuskan perjodohan ini, Lusi. Aku akan bertanggung jawab untuk calon anak anakku. Jika kamu keberatan dengan usahaku untuk menjaga nama baikmu didepan keluargamu, maka seharusnya kamu tidak mempersulit keadaan ini" ancam dokter anak dan kandungan itu.
"Kamu mengancamku?" ucap Lusi.
"Ya, aku mengancam mu karena sebenarnya aku tidak bersalah dalam hal ini. Ingat saat malam itu setelah pelampiasan gairahmu, kamu mengatakan jika tidak dalam masa subur dan tidak akan hamil karena segera meminum pil kb. Tapi kenyataan hamil dan sudah menjadi 2 nyawa baru. Kesalahanmu mu juga tidak hanya itu, bagaimana perasaan keluargamu jika tau bahwa kamu ingin menggugurkan 2 janin sekaligus? Mereka tidak akan membayangkan bahwa putrinya setega ini. Lalu ditambah lagi kamu membayarku, seakan akan aku adalah gigolo. Keluargaku pasti bisa menututmu karena pencemaran nama baik" jelas panjang lebar Gasan membuat Lusi terdiam memikirkan setiap poin yang didengarnya.
Lalu tiba tiba Gasan mengeluarkan ponsel yang berisi video dirinya dan Lusi di parkiran rumah sakit.
"Dan ini, adalah bukti bahwa kamu bisa sejahat itu menjadi calon ibu. Aku tidak tau bagaimana respon media jika aku menguploadnya" ujar Gasan dengan senyuman menyeringai kemenangan.
Lusi benar benar dia pojokkan.
"SIALAN! KAMU BENAR BENAR PRIA BRENGSEK!!!" seru Lusi sampai didengar oleh orang orang yang ada di ruang tamu.
Hendak menarik tangannya dari cekalan tangan Gasan, Lusi hampir terjatuh dan langsung ditarik dalam pelukan pria yang bersamanya.
Grep!
Pemandangan ini yang dilihat oleh Betrand, Vina, Jugos, Lumbar, Gina dan Greta.
Sedangkan Kakek Uron dan Nenek Deby masih diruang tamu karena keterbatasan mereka untuk lari.
Sedangkan Jaiden, memilih tidak mengikuti pertemuan 2 keluarga ini karena merasa tidak penting untuk hidupnya. Apalagi ia sudah menduga jika ayahnya pasti ada main bisnis dengan pemilik rumah sakit Internasional Madrid itu.
Jaiden sangat sangat menghindari Nepotisme dalam karirnya meskipun tidak bisa dibantah bahwa keluarganya adalah previllege yang cukup besar di mata umum.
"LUSI!!" teriak Jugos saat melihat putrinya tadi hampir jatuh dan berhasil ditangkap oleh Gasan.
Lalu ia berlari mendekat paling depan.
"Kamu gapapa sayang? Apa pria ini benar benar menyakitimu sampai kamu berteriak tadi?" tanya Jugos panik dan menarik tubuh putrinya dari pelukan Gasan.
Lumbar menyusul sang suami dan kini berdiri disamping Jugos.
Sedangkan keluarga Vanholand sebagai tamu, hanya berdiri di pintu sebelum ke bagian belakang rumah itu.
Tatapan Gasan begitu tajam dengan kode yang Lusi mencoba pahami.
"Sialan! Aku tidak punya pilihan untuk mengikuti permainan pria brengsek ini! Bagaimana aku tega mengatakan didepan papi ku jika aku hamil sebelum menikah dengan pria yang telah aku bayar?" batin Lusi.
"Hmmm..aku tidak apa apa, papi mami..hanya saja pria ini selalu membuatku kesal. Pertemuan pertama kita tidak sebaik itu sehingga aku masih sangat kesal dengannya" ucapnya kemudian.
Lalu Jugos menatap Gasan dengan ekspresi penuh kecurigaan.
"Apa yang telah kamu lakukan pada putriku?" tanyanya serius.
"Maafkan saya, Tuan Jugos. Pertemuan pertama kita hanya salah paham tentang satu sama lain. Aku akan membuktikan bahwa aku tidak seperti yang putri Tuan pikirkan" jawab Gasan dengan tenang.
Tatapan Lusi sudah seperti ingin memakan pria itu.
Lalu suara Betrand mulai berinteraksi.
"Jugos, apakah tidak lebih baik kita lanjutkan didalam saja? Kita akan mendengarkan pendapat keduanya soal perjodohan ini. Jika memang Lusi tidak ingin menikahi putraku, kami pun tidak akan melanjutkan hal ini" ucapnya sambil berjalan mendekat.
Jugos terlihat bingung dan bimbang dengan keputusannya ini.
"Baiklah, kita bicarakan didalam dengan baik baik agar tidak ada kesalahpahaman lainnya" sahut Jugos.
Lalu Lumbar berjalan menggandeng putrinya dibelakang Jugos dan Betrand yang berjalan beriringan dengan Gasan.
Sesekali Gasan menatap Lusi dibelakangnya dengan tatapan penuh kode.
Lumbar bisa melihat interaksi dari kedua anak itu yang cukup mencurigakan.
semangat update nya hehhehehe....