Bismillah,
Kisah ini sekuel dari Pengobat Luka Hati Sang Letnan (Kisah Maslahat).
Ikuti FB Lina Zascia Amandia
WA 089520229628
Patah hati karena cinta dan hampir saja bunuh diri. Nyawa Aika hampir saja melayang, kalau saja tidak ada seorang pria arogan dan kasar menolongnya.
"Gila, kamu mau bunuh diri? Patah hati karena lelaki. Lelaki mana yang telah menghamilimu, biar aku kejar supaya menikahimu?" Serka Lahat menarik tubuh gadis itu ke dalam mobil bututnya.
Mobil itu berlari kencang menuju sebuah klinik. Tidak disangka penemuan itu, benar-benar merubah hidup Maslahat yang monoton dan betah membujang.
Lalu apa yang membuat Maslahat berubah, menemukan jodohnya, atau justru menikahi gadis putus asa yang diduganya hamil oleh pacarnya atau mendapat jodoh lain yang lebih baik? Temukan jawababnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Sikap Dingin Lahat
Di rumah itu terjadi perang dingin, antara Lahat dan Aika. Lahat membiarkan Aika semaunya. Aika menyadari perubahan yang diperlihatkan Lahat. Sehingga Aika merasa kikuk jika berpapasan dengan Lahat.
Lahat sudah menyiapkan sarapan pagi tanpa menunggu Aika bangun lebih dulu. Tugas wajib yang pernah diberikan pada Aika, nyatanya ia yang kerjakan.
Aika sudah berada di meja makan, ada nasi goreng di atas meja itu untuknya. Aika menatapnya dengan perasaan yang serba salah.
"Sarapanlah, aku sudah buatkan untuk kamu," ujar Lahat seraya berlalu dan meninggalkan Aika sendirian di meja makan. Aika menatap punggung Lahat, ada rasa sedih yang menjalar dengan perubahan sikap Lahat yang cuek. Ini rasanya lebih sakit melebihi sakit diputuskan Yoda.
"Kenapa Bang Lahat bersikap seperti itu?" Aika sedih, sampai nasi goreng yang dibuatkan Lahat tidak disentuhnya.
Lahat sudah berada di kantor, sepanjang jalan dan tiba di kantor, pikirannya hanya pada Aika. Dia merasa Aika masih terus memikirkan perasaan sakit hatinya karena Yoda sehingga Aika tidak meraba perasaannya. Lahat akui, dirinya memang tidak memiliki stok sabar, meskipun beberapa rekannya sudah mengingatkan kalau menghadapi perempuan itu harus sabar.
Entahlah, mungkin ini salah satu kelemahan Lahat, yang mengakibatkan dirinya susah dalam mendapat jodoh. Lahat sering menerima penolakan dari perempuan, alasan yang sering ia terima karena Lahat dinilainya kasar.
"Bang, ada apa, kenapa muka? Seperti tidak ada gairah? Masa iya pengantin baru murung?" Salah satu rekan Lahat sudah berada di sampingnya sembari menggodanya.
"Tidak ada, mana pernah Lahat murung." Lahat menyangkal, pantang baginya membagikan kisah rumah tangga yang masih baru dia lakoni kepada orang lain.
"Lantas?"
"Tidak ada alasan. Aku hanya sedang lelah." Lahat beralasan lalu berdiri dan beranjak dari sana. Dia akan ke taman belakang ruangan, sembari melihat ikan-ikan di kolam dan memberinya makan.
"Aika memang pantas merasa kehilangan Lettu Prayoda, dia tampan, masih lebih muda dari aku, pangkat cemerlang, jabatan lumayan. Apa bandingannya denganku? Aku pikir Aika bukan mantannya Lettu Prayoda, kalau seperti ini pantas-pantas saja Aika masih memendam perasaan tidak ikhlas diputuskannya. Tapi, mau sampai kapan Aika seperti ini?" renungnya membuat Lahat sakit kepala.
Lahat meraih rokoknya, lalu ia menyesap rokok itu dalam-dalam. Lahat pernah punya angan-angan, memiliki istri yang penyabar dan baik untuk mengimbangi sifat tidak sabarannya. Tapi, kini setelah ia berani menawarkan diri untuk menikahi Aika dengan tujuan menutup aibnya, yang ia dapat justru Aika yang sama keras kepalanya. Dia pikir dengan ia menikahinya, Aika akan membalasnya dengan sikap yang lembut.
Lahat menggeleng. "Tentu saja Aika akan bersikap seperti itu, orang dia tidak hamil dan pernikahan ini tentunya adalah sebuah paksaan. Apa yang perlu aku tuntut darinya, toh aku yang menawarkan pernikahan ini?" desah Lahat menjadi semakin gundah.
***
Sudah dua minggu Lahat mendiamkannya, Aika mulai merasa tidak enak. Ia lelah didiamkan seperti itu. Jauh dari sangkaannya, ternyata sikap dingin Lahat justru membuatnya merasa tersakiti.
"Kenapa Bang Lahat tidak mau lagi memintaku begini atau begitu, bahkan menghubungiku untuk sekedar bertanya kabar saja tidak?" Aika termenung di balkon kamarnya. Lahat belum pulang tidak seperti biasanya. Jam di tangan pun sudah menunjuk ke angka lima sore.
Tepat jam lima sore lebih lima belas menit, deru mobil Lahat terdengar, Aika tersentak, ia buru-buru berdiri dari kursi rotan di balkon itu, ingin mengintip kedatangan Lahat menuju kamarnya.
Derap langkah kaki mulai terdengar menuju tangga. Aika sedikit membuka pintu kamar, memberinya celah. Aika melihat Lahat sudah menapaki lantai dua. Di sana Lahat terlihat lelah dengan balutan seragam loreng di tubuhnya.
Meskipun Lahat jauh tidak lebih tampan dari Yoda, tapi Aika seperti baru saja merasakan desiran berbeda dalam dadanya melihat pesona dingin dan cuek Lahat. Ada rasa rindu yang tiba-tiba menyelinap, ketika Lahat berjalan memunggunginya lalu memasuki kamar.
"Apa karena sikap lelaki itu tidak banyak bicara sehingga membuat aku tiba-tiba merindukannya? Kenapa dia tidak lagi menuntutku, padahal kami hampir sebulan lebih menikah? Apakah masa tunggu itu sudah tidak berlaku lagi dan dia benar-benar tidak peduli?" tanyanya dalam hati, jadi serba salah.
Rasa sakit oleh Yoda perlahan menguap, berganti dengan rasa penasaran dengan sikap Lahat yang berubah dingin dan tidak lagi memaksanya. Setiap hari Lahat membuatkannya sarapan, tapi tetap tidak makan bersama, dia lebih dulu sarapan lalu meninggalkan Aika di meja makan sendiri.
Sementara itu di dalam kamar, Lahat membaringkan diri di atas sofa. Hari ini sangat lelah. Matanya terpejam melepas sejenak lelah yang mendera tubuhnya.
Disaat tubuhnya lelah seperti saat ini. Lahat membayangkan seorang wanita menghampirinya, memanjakannya seraya tersenyum dan menyapanya.
"Abang, mau aku buatkan minum? Mau aku pijat?" Senyuman manja penuh kasih sayang dan perhatian itu mungkin hanya jadi angannya saja. Di balik sikapnya yang menurut orang keras atau kasar, Lahat haus belaian kasih sayang dari seorang wanita.
Tugasnya sebagai abdi negara memang berat, apalagi bagiannya merupakan bagian yang sangat beresiko dan terbilang menguras fisik.
"Apa salahnya aku dimengerti? Tapi, aku salah mendapatkan istri. Bukan dari jalan yang normal, aku mendapatkan Aika karena sebuah tawaran yang aku berikan pada kedua orang tuanya," gumamnya dengan pikirannya yang jauh melayang.
"Aku butuh belaian seorang wanita, sudah sebulan lebih Aika sah menjadi istri. Kalau aku kembali menuntutnya, apakah dia akan mau melakukannya?"
Lahat bangkit, lalu membuka baju lorengnya yang sudah kotor. Setelah itu, ia bergegas menuju kamar mandi, membersihkan diri di sana, membuang semua keringat lelah yang seharian mendera.
"Tringgg."
Sebuah pesan WA masuk. Senyum Lahat terbit. Lalu ia buru-buru menyiapkan diri, meraih jaketnya dan kunci motornya. Ia segera keluar kamar dengan wajah yang lebih cerah tidak seperti tadi.
Lahat keluar tepat disaat Aika berjalan menuju tangga. Lahat menatap Aika, Aika pun demikian.
"A~abang," seru Aika gugup. Ia melihat Lahat sudah wangi dan rapi serta tampan, sepertinya Lahat akan pergi.
Lahat menatap Aika sejenak, "Aku akan pergi, makanlah, aku tidak akan makan di rumah." Lahat pergi setelah mengatakan itu, lalu meninggalkan Aika yang heran.
"Mau ke mana Bang Lahat?" tanyanya risau. Deru motor Lahat terdengar, motor pun melaju meninggalkan halaman rumah.
"Bang Lahat pergi, tidak biasanya malam-malam pergi, mau ke mana dia?" Hati Aika risau, dia tidak biasanya melihat Lahat pergi malam-malam.
"Ya Tuhan, akan ke mana dia?" Aika merasa sedih dengan kepergian Lahat. Lahat yang dingin seperti itu membuat Aika resah. "Apakah karena sikapku yang masih belum menerimanya sehingga Bang Lahat seperti ini?" Aika masih menduga-duga, dia bahkan takut kalau Lahat pergi untuk menemui perempuan lain.
coba komunikasi yg bener..kata BPK jgn egois kan??
Luluhkan bang hati istrimu...
raihlah kebahagiaan mu bang, buat aika tergila-gila padamu 😄😄😄