Dena baru saja selesai menamatkan novel romance yang menurutnya memiliki alur yang menarik.
Menceritakan perjalanan cinta Ragas dan Viena yang penuh rintangan, dan mendapatkan gangguan kecil dari rival Ragas yang bernama Ghariel.
Sebenarnya Dena cukup kasihan dengan antagonist itu, Ghariel seorang bos mafia besar, namun tumbuh tanpa peran orang tua dan latar belakang kelam, khas antagonist pada umumnya. Tapi, karena perannya jahat, Dena jelas mendukung pasangan pemeran utama.
Tapi, apa jadinya jika Dena mengetahui sekelam apa kehidupan yang dimiliki Ghariel?
Karena saat terbangun di pagi hari, ia malah berada di tubuh wanita cantik yang telah memiliki anak dan suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 : Araya Rosetta
...****************...
“Apa Anda dapat mendengar saya?”
Setelah beberapa saat, nyeri di kepala Dena mulai menghilang. Ia menatap dua wanita yang menatapnya khawatir itu, “Ya, kepalaku hanya terasa nyeri,” jawabnya.
“Itu normal karena luka yang Anda dapat cukup lebar,” jelas Dokter itu.
“Untuk beberapa hari ke depan rasa sakitnya akan terus timbul. Saya sudah meresepkan antibiotik beserta obat penahan rasa sakit, Nyonya dapat menebusnya di apotek nanti,” lanjut sang dokter.
Dena hanya mengangguk, ia memperhatikan dokter wanita itu menuliskan sesuatu dan memberikannya pada pelayannya.
“Jika ada keluhan, Anda bisa langsung menghubungi saya kembali. Sekarang saya izin pamit, Nyonya Araya.” Setelahnya dokter itu berlalu pergi.
Araya, Araya Rosetta. Adalah nama pemilik tubuh yang kini Dena tempati. Dari ingatan yang masuk ke pikiran Dena, Araya tergelincir saat menuruni tangga rumahnya. Karena itulah ia ada di kondisi saat ini.
Dan ke mana Araya yang asli? Dena tidak tahu. Semua ingatan wanita itu sejak lahir hingga saat ini memenuhi pikiran Dena, bahkan rasanya sudah seperti ia yang menjalani sendiri.
Dena melirik wanita paruh baya di depannya, dari ingatan Araya wanita ini bernama Bi Laksmi, maid yang melayani Araya sejak ia memasuki rumah ini.
“Bibi yang memanggil dokter tadi?” Tanya Dena.
Bi Laksmi mengangguk, “benar, Nyonya. Namanya Dokter Sarah, beliau adalah dokter pribadi keluarga Smith.”
Wow, dokter pribadi? Dari sana saja Dena sudah bisa menebak sekaya apa keluarga Smith ini.
“Ini sudah hampir waktu makan siang, apa Nyonya ingin saya masakkan sesuatu?” Tanya Bi Laksmi dengan gestur sopannya.
“Ya, terserah saja,” jawab Dena.
Bi Laksmi yang sudah biasa mendapat jawaban acuh seperti itu dari sang Nyonya mengangguk mengerti, setelahnya ia izin keluar dari kamar Araya.
Setelah memastikan Bi Laksmi pergi dan pintu tertutup rapat, Dena perlahan bangun dari posisi berbaringnya. Sebelum turun dari ranjang, Dena memperhatikan kasur queensize yang ia tempati, seumur hidup mungkin ini adalah kasur ternyaman yang ia tempati.
Dena memperhatikan sekeliling kamar itu, benar-benar luas. Pertama, ia menuju meja rias di kamar ini, deretan make up yang terpajang tak berhenti membuatnya terpana.
“Omg, lipstick Dior shade 03?” Dena menatap terkejut lipstick impiannya itu, bahkan ada di berbagai shade.
“Cushion YSL? Gila ada juga saatnya aku coba barang-barang gini,” Dena membuka laci meja rias, isinya yang lebih lengkap tak berhenti membuatnya takjub. Sebelumnya Dena bukanlah orang miskin, kehidupannya cukup berkecukupan, tapi tentu tidak cukup membeli barang-barang mewah ini.
“Gimana isi lemari itu ya? Terus yang di sebelahnya juga?” Ada dua lemari besar yang bergaya luxury, Dena yakin isinya akan lebih membuatnya terkejut.
Namun, keantusiasan Dena berhenti ketika menatap kaca rias di hadapannya. Sebenarnya, tadi Dena bukan terkejut karena wajah ini berbeda, tapi karena wajah Araya ini begitu mirip dengan wajah aslinya. Hanya saja versi glow up dan lebih dewasa.
Dena memperhatikan dengan detail, tidak ada kantung mata karena ia membaca novel semalaman. Tidak ada bekas bruntusan di jidatnya. Wajah ini benar-benar mulus, tapi Dena yakin ini tetap wajahnya.
Dena tidak tahu jelas tapi wajah Araya seperti wajahnya versi yang lebih dewasa. Mungkin karena make up ini? Atau gaya rambut panjang bergelombang yang tidak pernah Dena coba dulu? Selama ini Dena sering memanjangkan rambut hanya sampai sebahu.
“Araya Rosetta?” Gumam Dena. Tidak mungkin mereka kembar, Dena jelas tahu ia adalah anak tunggal, sedangkan ibu dan ayahnya bersama pasangan masing-masing mereka tidak mempunyai anak.
Apalagi ada ingatan yang masuk di pikirannya, tentang kehidupan Araya ini. Jadi, Dena dapat menyimpulkan jika ia mengalami perpindahan jiwa, agak lucu memang jika mengalaminya langsung seperti ini.
Araya adalah wanita berusia 27 tahun, cukup kontras dengan Dena yang sebelumnya berusia 22 tahun. Araya memang wanita cantik dan kaya raya, tapi hidupnya tak bahagia. Dena yang sudah menyaksikan bagaimana kehidupan Araya, membuatnya seolah dapat merasakan perasaan wanita itu.
Dan masalah besarnya, Araya sudah menikah!
Bahkan memiliki anak!
“Ck, ini kepala masih nyeri lagi,” decak Dena saat ia mulai mengingat-ingat kehidupan Araya.
“Araya itu nikah sama suaminya terpaksa. Namanya Gevan, eh kok namanya gak asing ya? Kayak pernah denger,” monolog Dena sembari melipat tangannya di dada.
“Terus karena itu dia jadi benci sama anaknya yang mirip Gevan. Jadi Araya ini sering lampiasin amarah ke anaknya, ckck.”
“Nama anaknya..” Dena mencoba mengingat-ingat, “Ghariel.”
Ghariel.
Ghariel Rayvandra Smith.
“WHAT?? Ghariel yang itu?!” Dena menutup mulutnya terkejut.
Ghariel Rayvandra Smith, nama tokoh antagonist di novel Mafia’s Love yang ia baca sebelum tidur. Yang berarti, itu adalah anaknya.
Seketika Dena melupakan semua Make up dari brand ternama di depannya ini. Araya diceritakan akan mati dibunuh oleh ayah Ghariel, yang tak lain adalah suaminya sendiri, seorang bos mafia besar di negara ini.
“Jadi, Aku transmigrasi gini cuman buat mati?” Gumam Dena tak percaya.
Lagi-lagi Dena menatap cermin. Sekarang ia adalah Araya Rosetta. Ia lah yang akan menentukan nasib untuk tubuh ini ke depannya.
...****************...
tbc.
semangat ya buat ceritanya Thor 💪😊👍