NovelToon NovelToon
Bulan & Angkasanya

Bulan & Angkasanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama
Popularitas:526
Nilai: 5
Nama Author: Keirina

Sejak bersama dengan Kenneth hidup Bulan semakin dipenuhi dengan warna.

Sejak bersama dengan Bulan hidup Kenneth kembali dihiasi dengan kebahagiaan.

Kenneth selalu berhasil mengukir senyum di wajah Bulan bahkan hanya dengan melihatnya.

Bulan berhasil membuat Kenneth ingin hidup lebih lama.

Seperti tawa yang berdampingan dengan air mata, juga hal baik yang berdampingan dengan hal buruk. Kisah cinta pertama mereka juga begitu.

Bulan berharap mereka selamanya.
Kenneth juga berharap yang sama dalam ketakutannya.

Semua ingin akhir yang bahagia, tapi tidak ada yang benar-benar tau pada akhirnya akan seperti apa.

Kenneth yang selalu membuat Bulan tersenyum kini juga berhasil membuat Bulan sering menangis dalam keheningan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keirina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RUMAH SAKIT KASIH

"Ibu mau Bulan temenin masuk gak?" Tanya Bulan pada Tari yang berdiri dari duduknya ingin pergi ke ruangan dokter begitu nomor antriannya muncul di layar.

Tari melihat anaknya itu, "Gak usah, kamu tunggu di sini aja!Ibu sendiri aja ribet kalau kamu ikut nanti dokternya bisa pusing denger bawelan kamu" Ujar Tari pada anaknya itu. Bulan mengerucut bibirnya. Tari tersenyum melihat Bulan, lalu dia pergi meninggalkan Bulan yang masih berdiri melihat Tari yang berjalan masuk ke ruangan dokter.

Beberapa hari ini Tari mengeluh jika perutnya merasa sakit, karena itu berhubung hari ini adalah hari libur Bulan memutuskan untuk pergi menemani Tari untuk periksa ke dokter. Karena kalau tidak Ibunya itu pasti tidak akan mau pergi memeriksakan dirinya ke dokter.

Bulan duduk di ruang tunggu yang juga terdapat beberapa orang yang sedang duduk, mungkin mereka juga sedang menunggu jadwal pemeriksaan atau menunggu untuk menjenguk pasien entahlah Bulan juga tidak tau yang pasti mereka tidak sedang ingin belanja disini kan.

Bulan yang sedang memainkan handphonenya menoleh ke kanan melihat seorang wanita seumuran ibunya yang baru saja duduk di bangku sebelahnya. Bulan tersenyum kecil pada wanita itu yang juga balik tersenyum padanya, lalu Bulan kembali menatap layar handphonennya. Wanita itu pun begitu.

Beberapa menit berlalu Tari belum juga keluar dari ruangan dokter. Bulan sudah mulai bosan. Menunggu sangat tidak cocok sekali untuk seorang Bulan yang mudah bosan. Bulan meluruskan kakinya yang terasa pegal. Memperhatikan sekelilingnya, melihat beberapa suster yang berlalu lalang. Melihat jam tangannya, kenapa ibunya lama sekali, padahalkan hanya konsultasi, apa memang selama ini?

Bulan membuka kembali layar handphonenya, melihat akun sosial medianya.

"Siapa yang sakit?" Bulan menoleh ke arah kanannya dan mendapati wanita yang ada di samping melihatnya.

Bulan mematikan layar handphonenya, "Ibu saya" Ujarnya lembut.

"Sakit apa ibunya?" Tanya wanita itu lagi, suaranya terdengar ramah.

Mungkin wanita itu melihat gerak-gerik Bulan yang  merasa bosan makanya dia memulai pembicaraan atau mungkin dia juga merasa bosan. Karena sedari tadi wanita itu hanya duduk diam saja di samping Bulan, sepertinya dia juga sedang menunggu seperti Bulan.

"Belum tau, beberapa hari ini ibu ngeluh sakit perut makanya hari ini coba periksa ke dokter" Jelas Bulan. Wanita seumuran ibunya itu mengangguk kecil.

"Kalau Ibu?" Tanya Bulan ragu takut dipikir kepo atau tidak sopan.

Wanita itu tersenyum melihat Bulan yang terlihat ragu, "Tante aja, tante Revina" Katanya, "Lagi nunggu anak tante medical check up" Ujarnya dengan suara lembut

Bulan melihat wanita itu, "Sakit apa tante?" Tanya Bulan

"Biasa sakit anak muda" Ucap Revina enggan memberi tau yang sebenarnya, "Kayanya kamu seumuran sama anak tante"

Bulan mengangguk-anggukan kepala kecil, "Oh iya tante?"

Revina yang tadinya diam dengan wajah lusuhnya kembali tersenyum begitu berbicara dengan Bulan yang terlihat ramah.

"Kamu masih sekolah kan?"

"Iya tante, SMA tahun terakhir alias kelas 12" Ucap Bulan yang terbawa dengan obrolan mereka. Terlihat, hari ini mood Bulan sedang bagus makanya dia bisa ramah diajak bicara oleh Revina, coba kalau tidak pasti dia hanya menjawab seadanya saja dan secepat mungkin mengakhiri percakapan mereka.

"Kan!anak tante juga!" Ujar Revina tersenyum ramah karena, pada dasarnya memang Revina orangnya ramah dan ceria.

Bulan tersenyum.

"Semoga cepat sembuh ya tante anaknya"

"Iya, amin"

"Bulan"

Revina dan Bulan kompak melihat Tari yang baru saja datang. Tari berdiri di dekat Bulan.

"Apa kata dokternya bu?" Tanya Bulan langsung tidak ada basi-basi dulu

"Cuma salah makan aja" Bulan menatap ibunya tidak percaya

"Kalau gak percaya kamu tanya aja sama dokternya sana!" Ujar Tari mengerti tatapan Bulan yang meragukannya

"Oh iya, tante ini Ibu aku" Ujar Bulan memperkenalkan Tari pada Revina

Tari menatap Bulan bingung yang hanya mengedikkan bahunya. Tari tersenyum ramah pada wanita seumurannya itu, "Tari" Ucapnya

"Revina" Balas wanita itu juga tersenyum

"Tante Revina lagi nungguin anaknya medical check up bu" Bulan memberitahu Tari

Tari mengangguk mulutnya membentuk huruf O.

"Masih lama kalau gitu nunggunya, apa udah dari tadi tesnya?" Tanya Tari pada Revina

"Udah ada 30 menitan yang lalu. Masih lama. Udah mau balik ya?"

"Iya, paling habis ambil obat"

"Ya udah kalau gitu dari pada di sini sendiri ke kantin rumah sakit aja dulu ayo, makan. Bosan kan pasti nunggu sendiri di sini"

Revina diam sebentar tampak berpikir, lalu dia mengiyakan ajakan Tari, toh Kenneth masih lama juga menjalani proses cuci darahnya. "Ya udah ayo maaf ya jadi ganggu kamu"

Tari tersenyum, "Gakpapa, kita juga belum makan soalnya"

"Iya tante, aku aja bosan tadi nungguin Ibu untung aja tante ajak ngobrol" Bulan tersenyum. Revina juga.

"Oh iya kamu sama tante Revina duluan aja, Ibu mau ngambil obat dulu" Bulan mengangguk pada Tari, lalu dia dan Revina pergi menuju kantin.

Begitulah Ibu Bulan, Tari. Orangnya memang ramah dan baik. Bulan terkadang juga heran melihat Ibunya yang bisa cepat akrab dengan orang lain. Kenapa Bulan tidak mirip dengan Ibunya coba saja Bulan seperti Tari pastikan dia tidak akan dikatain jutek dan cuek oleh teman-temannya dan Bulan juga tidak akan merasa terbebani jika bertemu dengan orang baru. Bulan juga ceria dan ramah orangnya, tapi tidak setiap saat dan tidak dengan semua orang. Bulan yakin pasti dia memang mirip Ayahnya makanya sifatnya seperti ini. Tapi meskipun begitu Bulan juga tetap memiliki banyak teman. Jadi ya sudalah ya, setiap orangkan punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

"Oh..jadi kamu baru pindah ke sini"

"Jadi kamu tinggal dimana sekarang?" Tanya Tari begitu mendengar cerita dari Revina jika dia baru beberapa Bulan tinggal di jakarta.

"Di perumahan Mekar Village"

"Rumah kita juga di sana tante" Bulan yang sedari tadi hanya mendengarkan ikut nimbrung

Wajah Tari dan Revina tampak terkejut. Kenapa bisa kebetulan begini.

"Kamu di blok mana rumahnya?" Tanya Tari

"Blok B"

"Oh kalau kita di blok A"

"Ya ampun ternyata kita tetangga ya, sempit banget kota ini" Tari tertawa, Revina ikut tertawa.

"Main ke rumah nanti kapan-kapan kalau anak-anak pada sekolah pasti sepikan di rumah dari pada kamu sendiri di rumah kan lebih seru kalau ada teman ngobrol. Aku juga sering sendiri di rumah. Soalnya Bulan kerjaannya main terus sama teman-temannya"

"Nanti kalau Bulan di rumah aja Ibu marah. Tapi, Bulan main juga salah. Serba salah terus!"

Tari menatap Bulan, "Ya lagian kamu kalau di rumah kerjaannya tidur terus bantuin Ibu juga enggak!"

Bulan menyengir, "Bulan kan juga bantuin Ibu, meskipun lebih banyak tidur"

Tari menggelengkan kepalanya. Revina tertawa saja melihat interaksi Ibu dan anak yang ada di hadapannya.

"Kita tukaran nomor handphone aja kalau gitu" Kata Revina sambil mengeluarkan handphonennya dari dalam tas. Tari juga ikut mengeluarkan handphonenya.

"Bulan ke toilet dulu ya" Ujar Bulan, lalu dia pergi meninggalkan Ibunya dan tante Revina yang sedang bertukar nomor handphone.

Bulan berjalan meninggalkan kantin kembali berjalan melewati koridor rumah sakit. Bulan melihat taman rumah sakit yang dilewatinya yang dihiasi dengan banyak bunga, tadi saat datang ke rumah sakit ini Bulan tidak terlalu memperhatikan sekitarnya.

Bulan yakin pasti tamannya sengaja dihiasi banyak bunga agar para keluarga yang menjaga pasien dan juga pasien yang sudah berhari-hari berada di rumah sakit tidak merasa stress dan merasa terhibur melihat warna-warni bunga yang menghiasi taman ini dan juga hiasan lampu tamannya yang saat malam pasti akan membuat tamannya terlihat lebih cantik.

Bulan yang berjalan pelan karena memperhatikan taman rumah sakit, mempercepat langkahnya menuju toilet karena dia sudah tidak bisa menahan rasa kebeletnya lagi.

1
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku Frontier
Blackrose
Daebak!
Ritsu-4
Bravo thor, teruslah berkarya sampai sukses!
Joko Castro
Aku suka banget tokoh utamanya, terasa sangat hidup. ❤️
foxy_gamer156
Bikin ketagihan deh.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!