NovelToon NovelToon
Pusaka Penguasa Dunia

Pusaka Penguasa Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Kultivasi Modern
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Hendrowidodo_Palembang

"Tidak heran ini disebut Jurang Neraka, aku sudah jatuh selama beberapa waktu tapi masih belum menyentuh dasar..." Evindro bergumam pelan, dia tidak mengingat sudah berapa lama dia terjatuh tetapi semua kilas balik yang dia lakukan memakan waktu cukup lama.

Evindro berpikir lebih baik dia menghembuskan nafas terakhir sebelum menghantam dasar jurang agar tidak perlu merasa sakit yang lainnya, tetapi andaikan itu terjadi mungkin dia tetap tidak merasakan apa-apa karena sekarang pun dia sudah tidak merasakan sakit yang sebelumnya dia rasakan dari luka yang disebabkan Seruni.

Evindro akhirnya merelakan semuanya, tidak lagi peduli dengan apapun yang akan terjadi padanya.

Yang pertama kali Evindro temukan saat kembali bisa melihat adalah jalan setapak yang mengeluarkan cahaya putih terang, dia menoleh ke kanan dan kiri serta belakang namun hanya menemukan kegelapan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hendrowidodo_Palembang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18. Siluman Laba-laba

Kalau bukan karena sumsum miliknya telah dibersihkan sepenuhnya, Evindro tidak akan bisa bertahan sampai hari ini.

Hal terbaik yang dialaminya selama beberapa hari terakhir adalah tubuhnya sudah memulai tahap dua dari pembersihan sumsum yaitu pemurnian darah.

Pemurnian darah adalah sebuah proses yang tidak bisa dikendalikan oleh pendekar, setelah sumsum dibersihkan seratus persen menggunakan tenaga dalam, sumsum akan bisa menghasilkan darah baru yang memiliki kualitas jauh lebih baik.

Darah yang dihasilkan sumsum ini akan membuat kinerja tubuh menjadi jauh lebih baik, mempercepat regenerasi saat terluka dan meningkatkan energi kehidupan yang dimiliki seseorang.

Semakin banyak darah murni yang dimiliki seorang pendekar maka semakin baik bagi tubuhnya. Masalahnya untuk menghasilkan darah ini, seorang pendekar harus mencapai batas tubuhnya. Paling mudah untuk mencapai kondisi tersebut adalah menghadapi pertarungan yang sulit atau mempertaruhkan nyawa.

Evindro terus bergerak sampai akhirnya dia menemukan sebuah goa, dia tiba di mulut goa tersebut dan segera memeriksa kondisinya.

"Apa ada yang tinggal di gua ini..."

Dengan kondisi fisiknya sekarang, Evindro hanya bisa menggunakan sekitar separuh kekuatan aslinya. Dia khawatir nanti kalau goa ini dihuni oleh siluman yang kuat.

Evindro melepaskan Aura Tasawuf ke arah goa tersebut, berusaha memancing keluar sesuatu yang mungkin tinggal di dalamnya.

Tetapi dia tidak mendapatkan reaksi apapun setelah beberapa saat, menandakan goa itu tidak berpenghuni, setidaknya untuk sekarang.

"Tidak ada jejak kaki atau tanda-tanda siluman di sekitar sini... sepertinya goa ini benar-benar kosong." Evindro tetap siaga, dia memperhatikan lantai goa dengan teliti.

Evindro tidak masuk terlalu dalam, dia hanya berniat istirahat sejenak sebelum kembali berpindah tempat. Evindro kemudian tidur dalam posisi duduk bersila. Perlahan-lahan tanpa disadarinya, Evindro tidur begitu nyenyak. Dia baru terbangun saat sinar matahari mulai menerangi gua tersebut.

'Gawat... Aku terlalu lelah dan kehilangan kesiagaan aku, untungnya tidak ada yang menyerang aku saat diriku terlelap...!' Evindro menghela nafas panjang, tubuhnya terasa segar tetapi hatinya tidak tenang. Dia menyadari perlunya keseimbangan antara istirahat dan berlatih, terutama dalam situasi yang dihadapinya di Hutan Kematian ini.

Evindro memeriksa keluar goa, dia tidak menemukan ada tanda-tanda siluman yang mendekati tempat tersebut. Hal ini membuatnya berfikir goa ini bisa menjadi tempatnya berlatih.

'Sebaiknya aku menggunakan goa ini untuk menyerap sumber daya ini...!'

Merasa cukup aman, Evindro memutuskan tinggal di goa itu lebih lama. Dia mengeluarkan satu persatu sumber daya yang dimilikinya dan mulai menggunakannya sebagai penopang latihannya.

Selama tiga hari berikutnya, Evindro mengurung diri dalam goa tersebut dan menyerap permata siluman yang berhasil dikumpulkannya. Dia berniat berlatih lebih lama tetapi dia menyadari ada sesuatu yang mendekati goa tempatnya berdiam.

'Sepertinya tidak ada lokasi yang aman di Hutan Kematian...' Evindro menghela nafas panjang sebelum bangkit dan pergi memeriksa keluar goa untuk melihat makhluk apa yang telah mendatanginya.

Kejutannya ternyata menantinya, mulut goa tersebut kini telah tertutup jaring laba-laba yang tidak biasa. Jaring tersebut mengeluarkan gas yang beraroma tidak sedap.

'Gas beracun!'

Menyadari gas tersebut bisa membahayakan nyawanya, Evindro bergerak menuju bagian lebih dalam dari goa tersebut sambil mengamati jaring laba-laba itu dari jauh.

Merasa tubuhnya mulai menjadi kaku, dia mengeluarkan sumber daya yang memiliki khasiat menawarkan racun. Evindro duduk bersila setelah mengkonsumsi sumber daya tersebut dan berusaha membuang racun dari tubuhnya.

'Kuharap racun ini tidak terlalu kuat...!' Evindro menggunakan tenaga dalam untuk membuat khasiat sumber daya itu bekerja lebih cepat, sekitar lima belas menit kemudian Evindro memuntahkan darah yang kehitaman.

Evindro merapatkan giginya sambil memandangi darah yang baru dimuntahkannya. 'Racun ini tidak bisa dibuang kalau mengandalkan tenaga dalam saja...'

Pandangannya kemudian tertuju pada jaring laba-laba yang menutupi mulut goa, Evindro memeriksa jumlah yang tersisa dari sumber daya yang bisa menetralisir racun itu lalu menarik pedangnya.

Sambil menahan nafas, Evindro berjalan mendekati jaring laba-laba lalu menebasnya menggunakan Ilmu Pedang Ilusi, Angin Musim Dingin.

Tebasan Evindro menimbulkan pisau angin yang memotong jaring tersebut dan membuat lubang yang cukup besar untuk dirinya melompat keluar.

Seekor siluman laba-laba berwarna abu-abu yang berukuran hampir sama dengan Evindro ternyata sudah menunggu di luar. Siluman itu menebarkan jaringnya ke arah Evindro dari mulutnya.

Untungnya Evindro penuh kewaspadaan, dia melakukan gerakan memutar di udara untuk menghindari jaring tersebut sebelum menyerang sang siluman menggunakan Ilmu Pedang Ilusi.

Siluman laba-laba itu tidak terlalu kuat, hanya saja memiliki racun yang mematikan. Evindro harus hati-hati dalam setiap langkah agar terhindar dari racun berbahaya tersebut.

Keduanya bertarung cukup sengit sampai Evindro memotong beberapa kaki laba-laba itu yang membuat gerakan siluman itu menjadi terbatas, diakhiri dengan satu tebasan cepat di kepala laba-laba itu.

Evindro bisa merasakan latihannya selama tiga hari dalam goa memiliki dampak cukup pesat, dia mengeluarkan permata siluman laba-laba dan menyimpannya dalam Cincin Samudra.

"Berhadapan dengan makhluk seperti ini akan jauh lebih mudah menggunakan serangan jarak jauh, andaikan aku sudah menyelesaikan perubahan jenis, aku bisa menghabisinya dalam dua sampai tiga gerakan..." Evindro bergumam sendiri sambil memperhatikan jasad siluman laba-laba di dekatnya.

Sadar lokasinya sudah mulai tidak aman, Evindro segera meninggalkan tempat tersebut untuk mencari lokasi berlatih lainnya.

Selama beberapa hari berikutnya, Evindro terus berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya demi mencari tempat yang aman untuk melanjutkan latihannya.

Menelusuri Hutan Kematian, Evindro bertemu dengan berbagai macam siluman, banyak diantaranya yang tidak pernah dia lihat sebelumnya. Seiring perjalanannya, Evindro terus bertambah kuat karena melewati pertarungan demi pertarungan yang membahayakan nyawa.

Sadar situasi Hutan Kematian sangat berbahaya, Evindro selalu menghindari pertarungan yang dapat membuatnya terluka parah.

"Kita bertemu lagi, tetapi kali ini aku tidak akan lari..."

Evindro bertemu dengan siluman serigala berbulu hijau, dia menemukan dari Kitab Seratus Pengetahuan bahwa siluman ini bernama Serigala Daun.

Serigala Daun melepaskan hawa pembunuh yang dahsyat, orang biasa akan sulit bernafas bahkan kehilangan kesadaran ketika dalam tekanan sebesar itu.

Evindro melepaskan Aura Tasawuf demi menekan aura siluman serigala, keduanya menyerang pada waktu hampir bersamaan. Pertukaran serangan pun terjadi, Evindro menarik diri dari pertarungan setelah beberapa jurus yang dia lepaskan.

"Aku belum bisa menandingi kamu, kita berjumpa lagi lain waktu." Evindro melambaikan tangan ke arah serigala hijau itu sebelum berlari secepat yang dia bisa.

Berbeda dengan sebelumnya, serigala hijau tidak mampu mengimbangi kecepatan lari Evindro karena dirinya mengalami luka dari pertarungannya dengan Evindro.

1
Aman 2016
mantul Thor 💪💪💪
Aman 2016
jooooz pooolll
Aman 2016
mantab Thor lanjut terus updatenya
Aman 2016
top markotop Thor lanjut
Aman 2016
top top markotop lanjut terus Thor
Aman 2016
jooooz pooolll Thor lanjut
Aman 2016
lanjut terus Thor semangat semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!