Iblis Dari Laut

"Tidak akan ada yang bisa menangani aku!" Rion berteriak keras dan membuat suasana di pulau ini terasa sangat angker.

Angin bertiup kencang bersama dengan ombak yang berdebur keras menghantam tepian Pulau ini sehingga siapa saja yang ada di sini sekarang merasa begitu ketakutan, petir di udara juga mulai terdengar sehingga para warga yang ada di sekitaran rumah Rion segera menuju pulang untuk menyelamatkan diri.

Badai yang besar sepertinya akan segera terjadi dan mungkin saja akibat pengaruh iblis yang sedang berusaha untuk membuat mereka semua berada dalam ketakutan yang begitu nyata, Rion kembali kerasukan karena mendengar Surya mengatakan bahwa ada seseorang yang bisa membantu dia dengan kekuatan gaib.

Pasung yang terbuat dari kayu bulian dan tentu saja pasti sangat keras itu malah bisa di angkat begitu saja oleh Rion, padahal bila dia dalam keadaan sadar maka sudah pasti tidak akan pernah sanggup untuk mengangkat kayu itu dan sampai melayang di udara.

Sungguh kelakuan Rion sudah di luar nalar dan mereka merasa iblis yang ada di tubuh pemuda ini begitu kekeh ingin menghancurkan segala sesuatu yang ada di sini, entah dendam apa yang tersimpan di dalam hati iblis ini sehingga dia sangat kejam dan mau menyakiti semua orang yang bahkan tidak pernah melakukan kesalahan kepada dia.

Surya terpana karena dia merasa Rian begitu sensitif setelah mendengar nama Purnama di sebut barusan, mungkin saja iblis ini mengetahui siapa Purnama dan bagaimana sepak terjang wanita itu sehingga dia setelah mendengar nama Purnama langsung terancam dan merasa akan segera di kalahkan oleh ratu ular yang bengis.

Dugaan Surya demikian karena dia juga telah mengetahui betapa hebatnya ratu ular ketika sudah bertemu dengan para iblis yang menjadi lawan, soal kereta api yang sering melihat kuntilanak merah pun telah selesai Purnama tangan dan itu juga menjadi kebanggaan bagi warga desa karena Purnama tidak pernah menolong orang dengan mengharapkan pembayaran yang sangat mahal.

Sudah pasti kehadiran dia di dunia ini bisa membuat para iblis merasa gentar dan tidak sanggup untuk mendekatinya, setidaknya itulah yang saat ini Surya pikirkan karena dia memang tidak paham apa yang telah terjadi dan siapa iblis yang ada di tugu Rion sehingga dia terlihat begitu sensitif.

Bahkan hanya dengan menyebut nama saja dia langsung kembali aktif dan menguasai tubuh anak yang mulai lelah dengan penderitaan yang ia alami, Rion memang merasa sudah tidak ingin hidup seperti ini karena memang selalu saja menderita dan rasa sakit di tubuh tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata lagi.

"Rion, sadar lah dan lawan iblis itu." Bu Ratih berusaha memanggil sang anak.

"Kalian semua akan menyesal karena tidak menuruti apa yang ku pinta saat ini." Rion menatap mereka semua dengan penuh kebencian.

"Jangan siksa tubuh anak ku terus seperti itu, kami tidak pernah mengganggu kamu jadi tolong jangan ganggu kami juga!" Bahar berteriak karena dia sangat tiba melihat keadaan Rion.

"Hihihiiiii..." Rion malah tertawa dan menunjukkan gigi yang sudah mulai penuh dengan darah.

"Gigi nya kenapa bisa berdarah seperti itu?" Daniar gemetar ketakutan.

Duaaaaak.

Duaaaaak.

"Aaah anak ku!" Bu Ratih histeris karena kayu pasung itu terus menghantam tembok ke sana kemari.

Ustad Toni kebetulan juga ada di sana dan dia berusaha keras untuk membuat iblis ini kembali pergi karena selama ini memang dia yang terus saja membantu dengan kemampuan ala kadarnya saja, Ustad Toni juga mengatakan bahwa iblis yang ada di tubuh Rion begitu kuat sehingga akan terus kembali.

Duaaaaaak.

"AAAAGHHH!" Ustad Toni terpental ketika kayu pasung itu menghantam bagian dada.

"Hueeeeek."

"Ya Allah, Ustad!" Surya berlari menghampiri.

"Rion tolong jangan seperti ini, Nak! ayo sadar dan ingat lah bahwa ini Ibu mu." bujuk Bu Ratih.

"Ini sudah tidak bisa kalau di biarkan terus seperti ini, aku harus menghubungi Purnama sekarang juga." tekad Surya.

Walau sebenarnya ada rasa malu di dalam hati pria ini karena terus saja meminta tolong kepada Purnama, namun mau bagaimana lagi karena tidak ada pilihan lain dan yang bisa membantu hanya Purnama saja karena saat ini sudah berbagai macam dukun yang datang untuk mengobati Rion namun sama sekali tidak ada hasil.

Duaaaaak.

"Bapak!" Bu Ratih kaget karena kepala suami nya yang di hantam.

"Kalian semua adalah orang tua yang sama sekali tidak ada guna!" Rion mendelik menatap mereka semua.

"Wahai iblis yang ada di dalam tubuh Rion, apa sebenarnya yang kau inginkan sehingga sampai merusak tubuh yang tidak berdosa itu?" Pak RT memberanikan diri untuk bertanya.

"Hahahaaaaaa sudah ku katakan bahwa aku ingin sekali minum darah bayi." Rion tertawa kencang.

"Dasar iblis laknat, kau memang tidak pernah bisa untuk di maafkan!" sentak Pak RT.

"Aku tidak peduli dengan maaf, aku tidak butuh dengan maaf siapa pun!" bentak Rion tak kalah garang.

Kletaaaak, Tak, Tak.

Suara gigi Rion yang saling beradu dengan sangat keras sehingga gigi itu mengeluarkan banyak darah dan sekarang memang seluruh gigi telah berubah menjadi warna merah, ini kalau nanti Rion segera sadar maka dapat dipastikan pemuda itu akan sangat menderita dengan rasa sakit yang begitu besar.

"Tolong lah tinggalkan raga putra ku." isak Bu Ratih.

"Aku tidak mau!"

"Apa kau tidak punya Ibu? aku sebagai Ibu meminta maaf bila anak ku punya salah padamu." hiba Bu Ratih.

"Huahaaaaaaa Ibu bangsat, Ibu bajingan!" maki Rion sangat lancar sekali berbicara kasar.

"Aku mohon ya tinggalkan raga putraku dan jangan siksa dia lagi." pinta Bu Ratih memelas.

"Selama nya akan ku tinggalkan raga ini bila kalian memberikan aku darah bayi." geram Rion.

"Iblis kurang ajar, kami tidak akan pernah mengorbankan bayi yang tidak berdosa!" bentak Bahar sangat marah kepada iblis yang jahat sekali ini.

Tapi iblis itu sama sekali tidak peduli dan dia terus menyeringai menatap semua orang yang ada di hadapan dia, yang dia inginkan hanya darah bagi dan itu tidak akan pernah bisa berubah mau sampai kapan saja karena darah bagi bisa berfungsi untuk kekuatan yang lebih besar sehingga nanti akan sangat sulit untuk di kalahkan.

Sengsara sudah pasti sengsara saat ini Rion rasakan, Ustad Toni walau terluka seperti itu namun dia tetap berusaha untuk menolong Rion dan dia kembali duduk bersila membaca ayat suci Al quran sehingga iblis yang ada di tubuh Rion kembali kepanasan dan pasti sebentar lagi akan segera kabur.

Selamat pagi menjelang siang besti, jangan lupa like dan komen kalian ya.