NovelToon NovelToon
Senandung Sang Bunga

Senandung Sang Bunga

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Teen School/College / Karir / Fantasi Wanita / Chicklit
Popularitas:475
Nilai: 5
Nama Author: Baginda Bram

Aidol atau idol. Adalah istilah yang lumrah di zaman ini karena kehadirannya yang telah masif.

Chandra Kirana adalah salah satunya. Ia yang mulai dari nol, tak pernah berpikir untuk menjadi seorang idol.

Namun, ia "terperosok" ke dalam dunia itu. Dunia yang tak pernah ia tahu sebelumnya.

Mulai saat itu, dunianya pun berubah.

(Update setiap hari selasa, kamis, Sabtu dan minggu.)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baginda Bram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Selain sibuk dengan latihan, aku juga diberitahu berbagai macam istilah. Diantaranya bias, fandom, fanbase, fangirl, fanboy dan masih banyak lagi. Jujur aku masih belum terlalu paham. Tapi aku tahu inti dari istilah-istilah tadi.

Bias adalah idol yang paling seseorang sukai. Contoh, kalau aku paling suka dengan Olivia, itu berarti Olivia adalah bias-ku.

Kalau fandom adalah sebutan untuk fans. Entah penyanyi solo atau atau grup. Sebagaimana girls group ini yang memiliki fandom yang bernama Flowing.

Konon katanya flowing itu plesetan dari kata following, yang berarti mengikuti. Tapi kalau asal usulnya siapa yang memberi julukan itu, tidak ada yang tahu. Katanya tiba-tiba ada saja.

Fanbase mirip seperti fandom, tapi hanya untuk fans satu orang saja. Mudahnya begini, fandom itu secara umum. Tapi, fanbase itu secara khususnya.

Fangirl dan fanboy adalah julukan untuk seseorang yang menyukai idol. Fangirl untuk perempuan. Fanboy untuk laki-laki.

Istilah-istilah itu diberitahu oleh kak Neza. Ia sendiri adalah bawahan miss Myeong. Ada yang bilang kalau ia tangan kanannya. Meski begitu, ia kontras sekali dengan miss Myeong.

Ia adalah sosok yang periang dan mudah bergaul. Juga lembut. Membuatnya disukai oleh banyak orang. Karena sikap itulah, kami senang mendengar penjelasannya.

Selain istilah, kami juga diberi saran agar melatih kemampuan dalam entertainment. Karena menjadi idol tak cukup hanya menari dan menyanyi.

Kemampuan dalam berinteraksi juga penting. Terutama kepada fans. Atau yang sering kali disebut, fanservice. Karena itu, aku menonton video-video lama mereka untuk mencari referensi.

...----------------...

Beberapa hari lagi, Agustus sudah sampai hari ke-17. Aku berencana untuk ikut memeriahkan acara sebagai penampil. Karena itu, aku mondar mandir bertanya ke banyak orang cara untuk bisa ikut.

Seorang guru bilang kalau aku harus menghubungi pihak OSIS sebagai penyelenggara lalu mendaftar. Bergegaslah aku menuju kesana.

Ruang OSIS berada di sebuah bangunan yang terpisah. Bersebelahan dengan gudang. Sebuah ruangan yang cukup luas, tapi tak seluas ruangan kelas. Mungkin cuma dua pertiganya.

Aku celingukan memandangi isi ruangan dari luar. Hening dan tampak tak berpenghuni. Tiga ketukan mendarat di pintu. Cukup bertenaga. Sejurus, ada suara menyahut, "Masuk".

Kudorong pintu perlahan. Mataku tak mendapati siapapun. Hanya ada kursi kosong yang berjejer mengitari meja persegi.

Beberapa langkah berlalu, muncul seseorang dari balik rak buku. Lelaki berkacamata yang terlihat tebal. Memandang dengan sorot mata layu. Kacamata yang tebal itu pun tak bisa menutupi ketebalan alisnya.

"Silakan duduk." ucapnya ramah berbarengan dengan senyum tipis.

Aku kenal laki-laki itu. Dia adalah ketua OSIS SMA ini. Untung Sugiarto. Duduk di salah satu kursi. Aku pun duduk di kursi yang berseberangan dengannya. Mata kami beradu.

"Begini Kak, aku mau ikut tampil di acara 17-an nanti, gimana caranya ya?"

"Oh, bisa daftar di sini."

Ia menjangkau secarik kertas yang memang sudah ada sejak awal. Sepertinya memang disiapkan sebelumnya. Mengeluarkan pena dari saku bajunya.

"Dengan siapa?"

"Chandra Kirana."

"Mau menampilkan apa?"

"Dance."

"Dance? Dance apa?"

"Modern dance."

"Baik."

Ia menggoyangkan pena di atas kertas sembari sesekali membenarkan kacamatanya.

"Sudah kucatat. Nanti kamu tampil di urutan ke 7."

"Sebentar kak, kalau soal itu, bisa minta tolong enggak?"

"Minta tolong buat?"

"Tolong usahakan supaya aku tampil sebelum Farrel."

Ia mengangkat alisnya yang tebal. Memicingkan matanya.

"Farrel?"

Aku mengangguk antusias.

"Maksudmu nomor urutmu dibuat agar bisa tampil sebelum Farrel, gitu?"

"Iya benar."

Syukurlah ia cepat paham.

"Bisa saja, Tapi, sejauh ini, aku belum dapat laporan apa-apa soal Farrel."

Hah? Mereka belum daftar? Apa yang mereka lakukan sih? Oh apa mungkin itu cuma gosip?

"Berarti belum pasti mereka tampil atau enggak dong?"

"Begitulah."

Aduh gimana nih? Kalau sampai dia batal, rencanaku jadi percuma dong? Kalau begitu, aku perlu sesuatu untuk memastikan keikut sertaannya.

"Kalau enggak gini deh 'Kak, simpan nomor WA-ku, hubungi aku kalau mereka jadi tampil."

"Kalau enggak jadi?"

"Coret saja namaku dari peserta."

Lelaki dihadapanku tersenyum hambar. "Seenaknya banget." Gumamnya.

Aku pun terkekeh kecil.

"Terus, apa tujuanmu yang sebenarnya? Kamu cewek yang pernah ditolak sama Farrel 'kan? Aku tahu itu."

Sudah kuduga, seorang ketua OSIS seperti dirinya pasti mengendus tingkahku yang mencurigakan.

"Aku baru tau kalau ketua OSIS pun suka gosip. Tapi, beneran, aku cuma mau tampil aja."

"Kalau mau tampil, di urutan berapapun enggak masalah dong?"

"Soalnya ini ... penting."

Aku menatap lurus ke dalam bola matanya. Ia masih belum berhenti memicing. Sesaat ia menghela nafas.

"Baiklah. Aku enggak berhak mengganggu privasi orang. Tugasku adalah untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Tapi ingat ya! Kalau kamu melakukan hal yang mengganggu acara, aku enggak akan segan."

Dibalik sorot mata yang lembut itu, tersimpan ketegasan. Meski nadanya rendah, ancaman yang ia tunjukkan nyata adanya.

"Baik, Kak. Terima kasih."

Setelah mengucap itu, aku langsung pergi.

Jangan khawatir, Kak. Aku cuma ingin membuat acaranya makin meriah kok! Tenang saja.

Jujur saja, ide ini mendadak. Aku sebenarnya tak punya persiapan khusus. Tapi karena latihan yang kujalani, aku merasa siap untuk tampil kapanpun. Bahkan detik ini, aku siap. Mungkin inilah salah satu kegunaan sesi latihan yang intensif.

Tapi aku tak boleh meremehkannya sedikitpun. Penampilan tetaplah penampilan. Meski aku siap, tapi aku tak boleh menggampangkannya. Aku harus menampilkan yang terbaik. Apalagi ini penampilan perdanaku.

Aku juga berharap, itu bukan kabar burung belaka. Kalau memang tidak jadi, seluruh rencanaku jadi sia-sia.

Oh ayolah Farrel! Jangan buat aku kecewa.

1
SakiDino🍡😚.BTS ♡
Bagus banget deh, bikin nagih!
KnuckleDuster
Buat gak bisa berhenti baca!
Coke Bunny🎀
Gemesinnya minta ampun!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!