My Husband My Bos

Ceklek

Perlahan Ardan memasuki kamarnya. Dengan pencahayaan yang remang remang, dia tahu ada seseorang yang tidur di ranjangnya.

Ardan menghela nafasnya dengan kasar kemudian menatapnya sebentar , namun wajah gadis itu tetap saja tidak bisa dilihatnya dengan jelas " Ah gadis seperti apa dia, ehm sudahlah, ini pasti atas perintah mama untuk tidur di kamarku. Mama ada ada saja lebih baik aku tidur di kamar tamu ".

Ardan mengambil piyama tidurnya dan perlahan meninggalkan kamarnya menuju kamar tamu.

Waktu berlalu begitu cepat, seperti sebuah film di layar TV baru saja Ardan merebahkan tubuhnya, tiba tiba jam di dinding sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Dengan mata masih sangat malas untuk membuka, Ardan harus menunaikan kewajibannya, dia pergi ke kamar mandi untuk segera mengambil wudhu dan melaksanakan sholat malam, dan dilanjut membuka Alquran meskipun hanya sebentar.

Ardan duduk sambil melantunkan zikir dan memutar tasbihnya.

Tok tok tok

Ardan menoleh dan menghentikan zikirnya kemudian beranjak dan berjalan untuk membuka pintu.

Ceklek

" Mama"

Dengan senyum segar di wajahnya, Sandra memeluk putranya dan menciumi pipi dan keningnya membuat pemiliknya risih dan mendorong mamanya.

" Ma, sudah ma. Mama ih kebiasaan deh Ardan sudah besar malu kalau sikap mama seperti ini terus"

Sandra hanya senyum senyum sendiri kemudian masuk ke kamar dan duduk di tepi ranjang" Ardan, kenapa kamu tidur di sini? ".

" Memangnya kenapa? "

" Ya tidur sama istri kamu dong, dia itu wanita yang sudah halal untuk kamu pegang, kamu ciumi, kamu apain aja sudah boleh"

Ardan mengernyitkan keningnya " Apain saja? Ardan pukuli, Ardan lempar pake sandal? ".

Sandra menghela nafasnya dalam dalam

" Sudah bercandanya? Mama serius Ardan, dia itu istri sah kamu. Mama berharap kamu dan dia segera memiliki anak sebagai penerus dan pewaris keluarga kita".

Ardan mengernyitkan keningnya dan menatap malas ke arah mamanya " Ma, dulu Ardan mau nikahi Fenita mama melarangnya, terus sekarang mama jodohin Ardan dengan gadis yang tidak aku kenal. Ma, Ardan ini manusia, sama seperti mama yang punya perasaan. Rasa cinta dan sayang Ardan sudah habis untuk Fenita ".

Ardan memalingkan mukanya membuat Sandra terdiam sejenak kemudian menarik pundak putranya untuk kembali menatapnya

" Fenita bukan jodohmu nak? Dia lebih memilih laki laki lain untuk menjadi suaminya. Ketahuilah Ardan setiap orang tua itu pasti ingin yang terbaik untuk anaknya".

" Jadi Feni tidak baik untuk Ardan? Dia anak kyai, muslimah yang taat, hafiz qur'an, gadis cantik dan sholehah. Terus gadis seperti apa yang baik untuk Ardan ma? " Ardan menatap tajam kedua netra yang tepat berada di depannya seakan ingin menuntut pertanggungjawaban atas apa yang terjadi di dalam hidupnya.

Sandra mengusap bahu putranya " Nak, mama tahu setiap malam kamu bangun untuk sholat malam meminta agar Fenita mau kembali lagi kepadamu. Ketahuilah nak, jodoh itu adalah rahasia sang Pencipta. Kalau kamu meminta Fenita kembali lagi kepadamu, itu berarti kamu meminta agar dia segera bercerai dari suaminya. Itu tidak baik nak".

" Ardan tahu itu ma, tapi Ardan masih belum bisa membuka hati lagi untuk wanita lain. Setidaknya biarkan Ardan tenang dan melupakan semuanya " Jawab Ardan sambil melemparkan pandangannya jauh ke luar jendela.

" Begini saja Ardan, kamu berteman dulu dengannya masalah hubungan yang lebih serius nanti saja. Yang penting jalani saja . Seperti di drama Korea dan China itu".

Ardan kembali menatap tajam mamanya" Mama kebanyakan nonton drama China makanya ada ide buat jodohin Ardan. Ma kehidupan Ardan itu Ardan sendiri yang akan jalani, bukan seperti drama Korea ataupun China. Ada ada saja".

Sandra menghela nafasnya dalam dalam

" Ya sudah, terserah kamu saja. Tapi jangan menyesel kalau nanti setelah 6 bulan tapi hubungan kalian tetap seperti ini, mama dan papa akan mengembalikannya kepada keluarganya".

" Ehmmm terserah mama" Jawab Ardan tanpa ekspresi kemudian beranjak dan mengambil kunci mobilnya.

Tanpa pamit, Ardan pun pergi meninggalkan rumahnya dan mamanya yang bisa menatapnya.

Sandra hanya terdiam melihat Ardan pergi, tanpa sepatah kata.

Karena Sandra tahu, putranya paling tidak suka kalau diomelin terus. Ardan sangat pagam kalau mamanya sudah mulai ngomel bisa seharian gak berhenti berhenti,dan Ardan tidak mau itu terjadi. Karena itu Ardan memilih pergi dan istirahat di apartemennya.

Ardan sangat menyukai gadis yang lembut, santun, pendiam dan sholeha. Dan semua yang disukai Ardan berada di dalam diri seorang Fenita Hasanuddin, putri Kyai Hasan. Beliau adalah guru pesantren yang dulu pernah menjadi pembimbing spiritual Ardan dan pengisi dakwah di setiap acara kantornya.

Sandra melipat kedua tangannya dan membalikkan badannya untuk membersihkan kembali tempat tidur tamu yang sudah berantakan karena Ardan.

Tiba tiba sebuah tangan menepuk pundaknya.

" Hahhhhh" Sandra menjerit karena kaget melihat Emely sudah berada di belakangnya dengan rambut masih acak acakan.

"Hahhhh, mama"

"Emely "

" Mama ngapain tidur di sini? " Tanya Emely.

"Aduh Emely bikin kaget saja, huf huf huf, tadi itu suami kamu pulang terus melihatmu tidur sangat lelap jadi dia tidak mau membangunkan mu jadi dia memilih tidur di sini" Jawab Sandra sedikit berbohong kepada Emely untuk menjaga perasaannya.

Emely pun manggut manggut kemudian kembali berjalan menuju kamarnya.

" O iya ma, boleh gak mulai besok Emely bekerja " Tanya Emely setelah menghentikan langkahnya kembali dan menoleh pada, Sandra.

Sandra terdiam sejenak kemudian mengangguk.

" Tapi nanti bekerja di kantornya teman suami kamu ya, Nanti Hansen akan mengantarmu "

" Iya ma, Emely mau "

Keesokan harinya.

Pagi pagi sekali Hansen sudah datang untuk menemui Emely dan membawanya ke kantornya.

Dengan pakaian formal, Emely turun dari lantai atas ( Kamar Ardan yang sekarang menjadi kamarnya).

Rambut di sanggul, tubuh yang mungil padat dan berisi, kulit putih dengan wajah yang berseri, bak bidadari turun dari langit.

Hansen yang melihat nona mudanya berjalan menghampirinya sempat terpaku melihat kecantikannya.

" Hansen "

Hingga beberapa kali Emely memanggilnya tapi Hansen masih berada dibawah sadar.

Bruks

Emely pun mendorong tubuh Hansen hingga terjatuh, baru dia sadar.

" Maaf nona "

" Kamu mikirin apa sih Hansen "

" Habis nona muda cantik banget, pasti tuan akan sangat bahagia memiliki istri secantik nona" Jawab Hansen yang membuat Emely jengah " Sudah jangan bahas dia lagi bikin moodku hilang, ayo kita berangkat ".

Hansen segera membukakan pintu mobilnya dan meminta Emely untuk segera naik ke mobilnya.

💜

💜

💜

Erika mendatangi apartemen Vero untuk memberikannya uang.

Awalnya Vero memang berniat hanya bermain main dengan gadis itu dan menyalurkan hasratnya saja karena pacarnya (Emely) sama sekali tidak mau disentuh apalagi sampai melakukan hubungan suami istri.

" Mas ini uangnya, aku pinjami 500 juta" Ucap Erika sambil menyodorkan uang di dalam map coklat

Vero mengangkat kedua alisnya dan mengambil uang tersebut dari tangan Erika dengan senyum menyeringai.

" Kalau boleh tahu uang sebanyak itu untuk apa mas? "

" Ini bukan urusanmu Erika, yang penting bulan depan aku akan kembalikan kepadamu".

" Tapi mas"

" Sekarang pergilah! "