NovelToon NovelToon
Rahasia Antara Kita

Rahasia Antara Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Arip

"Rahasia di Antara Kita" mengisahkan tentang seorang suami yang merasa bahagia dengan pernikahannya, namun kedatangan sahabat masa kecilnya yang masih memiliki ikatan emosional kuat membuat situasi menjadi rumit. Sahabat masa kecilnya itu mulai mendekatinya dengan cara yang tidak biasa, membuat suami tersebut merasa tidak nyaman. Sementara itu, istrinya yang selalu menuntut uang dan perhatian membuatnya merasa terjebak dalam pernikahannya. Bagaimana suami tersebut akan menghadapi situasi ini? Dan apa yang akan terjadi jika rahasia sahabat masa kecilnya dan perasaannya terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Arip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab3

Mereka berdua terlihat begitu akrab, layaknya sepasang kekasih. Lelaki tua itu memiliki rambut putih dan kaca mata yang tebal, tangannya sesekali membelai kepala Sarah dengan lembut. Gelak tawa mereka terdengar bersamaan, begitupun dengan Lulu dan Revan anakku.

Dadaku terasa terhimpit, rahang ini terkatup rapat. Menahan ledakan emosi yang siap meledak, mengepalkan tangan kiri.

"Aku tidak percaya kamu tega melakukan ini."

Pikiran rasionalku bertabrakan dengan emosi yang membara, namun hati berusaha menahan. (Tenang, Rendy. Jangan terburu-buru. Tunggu waktu yang tepat untuk membalas.) Suara hati yang lembut membisikan keraguan.

Niat menghampiri mereka mulai goyah, bisikan hati yang lembut mengambil alih. Tapi aku seorang ayah, jika aku melakukan hal yang aku inginkan, anak-anak akan melihatku sebagai ayah yang gagal. Dengan berat hati, aku menahan diri, menelan kekecewaan

Menahan diri untuk tidak menghampiri mereka, lalu mengambil ponsel dan mengabdikan momen itu dengan mengambil gambar istriku dengan lelaki itu.

Semua sudah kulakukan, aku membalikkan badan pergi, dengan perasaan kecewa. Napasku terasa berat, hatiku sakit.

"Apa salahku hingga Sarah melakukan semua ini?"

Air mata mengalir membasahi pipi. Aku terburu buru masuk ke mobil, tapi seseorang menahanku dari belakang.

"Rendy." Suara Lidya memanggilku dengan lembut. Aku mengusap kasar wajah, menyembunyikan mata yang basah."

Lidya terlihat heran, ia mengerutkan dahinya, menatapku. Tangan lembutnya memegang pipi yang sudah mengering.

"Apa yang terjadi padamu?"

Memalingkan wajah, aku tak bisa mengatakan hal ini pada Lidya. Ini adalah tanggung jawabku untuk menyelesaikan masalah.

"Rendy."

Lamunanku seketika buyar, saat Lidya kembali memanggil namaku. Wanita itu tersenyum lebar, matanya berbinar. Ia memperlihatkan kekuatirannya di depanku.

"Aku tahu, pasti ada sesuatu yang terjadi pada kamu?"

Dari dulu Lidya selalu mengerti apa yang aku rasakan, ia seakan paham isi hatiku saat ini sedang tidak baik baik saja.

"Tidak ada, aku baik baik saja. Sepertinya aku harus pergi, ada urusan di kantor."

"Tunggu."

Lagi lagi Lidya menahan tanganku.

"Jangan bohong, aku tahu apa yang kamu rasakan saat ini. Rendy aku ini sahabatmu dari kecil, jika kamu butuh solusi atau ingin bercerita aku siap membantumu, mendengarkan ceritamu."

Perkataan Lidya, memberikan ruang untuk aku bisa bernapas dan bercerita padanya.

Hanya saja aku malu mengatakan semua yang terjadi, terlebih lagi aku harus menjaga jarak dengan Lidya, karena aku sudah mempunyai Sarah. Takut ada kesalahpahaman di antara kita berdua.

Lidya tiba-tiba mengambil ponsel dari saku bajuku.

"Hey, kembalikan ponselku."

Lidya malah tersenyum, ia membuka kata sandi ponselku dengan begitu gampangnya.

"Loh, kamu masih pakai nomor tanggal lahir kamu?"

"Lidya, cepat kembalikan ponselku."

Entah apa yang ia lakukan di ponselku.

Sampai beberapa menit kemudian, Lidya kembali memberikan ponsel padaku.

"Nih."

Ponsel kini sudah ada di tanganku.

Lidya kembali berbicara, " Aku sudah memasukkan nomor ponselku yang baru, kalau kamu butuh apa-apa, atau mau bercerita tinggal hubungi nomor itu, oke."

Lidya pergi begitu saja, sedangkan aku masih berdiri melihat kepergiannya yang sudah semakin jauh.

Masuk ke dalam mobil, menyalakan mesin mobil, aku melihat Sarah masih di temani lelaki yang sama.

Aku mencoba menghubungi Sarah, dengan harapan jika ia akan mengangkat pangilan dariku.

Beberapa detik, Sarah akhirnya mengangkat panggilan dariku.

"Halo. Ada apa, mas?"

"Kamu dimana?"

"Bukannya sudah aku bilang, aku sedang berjalan-jalan bersama anak-anak di mall!"

"Ya sudah, kalau begitu aku mau ke sana."

Terlihat dari ujung sana, Sarah begitu gugup.

"Halo."

"Iya, mas. Kenapa?"

"Sekarang aku jemput kamu!"

"Tidak perlu, mas, ini juga aku mau pulang sama anak-anak. Kamu tidak usah repot jemput kami, pastinya kamu sibuk di kantor."

"Aku cuti hari ini."

"Apa?"

"Halo, kamu kenapa, kaget gitu? Tidak ada yang kamu sembunyikan dariku?"

Dari kejauhan, Sarah mengusir lelaki tua itu. Ia terus mengibaskan tangannya, menyuruh lelaki tua itu pergi.

"Halo, Sarah."

"Iya, mas?"

"Aku rasa mendengar suara laki-laki, kamu tidak bersama seorang laki-lakikan?"

Aku mencoba memancing jawaban Sarah, berharap jika wanita itu mengakui.

"Haha, pikiran kamu ini aneh banget ya mas. Mana mungkin aku pergi sama laki-laki lain, kamu tahu sendiri, anak-anak ikut denganku."

Sarah menyangkal, ia berusaha menutupi semua dengan kebohongannya.

"Aku segera sampai, kamu tunggu di parkiran."

"Apa. Maksudmu?"

"Kenapa?"

"Ah, tidak. Maksudku , kamu akan menjemput kami secepat itu!"

"Aku sudah berada di parkiran."

Terlihat Sarah tampak panik, ia menatap sekeliling, mencari keberadaanku. Hingga wanita itu menghentikan salah satu taksi untuk membawa lelaki beruban masuk ke dalam mobil taksi itu.

Mobil taksi yang berhenti di depan Sarah, memiliki warna cerah merah dan logo perusahaan taksi yang besar di atasnya.

"Halo. Sarah."

Ia tak menjawab ucapanku dalam telepon, sibuk dengan dirinya sendiri yang mengurusi lelaki tua itu.

Aku pikir lelaki tua itu orang kaya, nyatanya dia pulang memakai taksi yang diberhentikan istriku.

Aku tidak tahu apa yang membuat lelaki tua itu begitu spesial ,sehingga Sarah rela berbuat apapun demi dia. Apa mungkin, Sarah kena pelet lelaki tua itu.

Tapi, mana mungkin, istriku yang biasanya baik dan tegas itu terkena pelet.

Aku mulai turun dari dalam mobil, menghampiri mereka.

"Papah."

Kedua anakku begitu senang melihat kedatanganku, mereka memeluk tubuhku erat. Tapi tidak dengan Sarah, ia berjalan lebih dulu menuju mobil.

Aku mengandeng kedua anakku.

"Papah. Biasanya tidak jemput kami, selalu saja sibuk kerja."

Aku tersenyum getir mendengar ucapan anak pertamaku Lulu, ada rasa sesal karena sudah lama tidak membawa mereka berpergian.

"Kebetulan, papah libur hari ini. Jadi gimana kalau kita jalan jalan?"

Aku melihat langkah Sarah semakin cepat, berjalan seperti seekor kijang yang lari dari predator. Ia menghindar dariku, dan tatapan matanya yang berbelok-belok membuatku semakin curiga. Apa mungkin Sarah takut jika aku akan banyak bertanya?

Sarah menatapku dengan tajam, matanya yang dingin membuat aku seperti sedang diperiksa. Aku sedikit tidak nyaman dan bertanya-tanya apa yang ada di pikirannya?

Suara anak-anak yang riang gembira kontras dengan suasan tegang Sarah dan aku. Aku merasa seperti sedang duduk di atas laras bubuk yang siap meledak kapan saja.

Sampai salah satu dari mereka menyebut. " Mamah, kapan- kapan main lagi ke mall sama."

Sarah membulatkan kedua matanya ke arah Revan, lalu kembali menatap ke depan, dengan wajah yang tak menunjukkan ekspresi apa-apa. Tapi aku bisa merasakan ketegangan di udara yang semakin meningkat.

"Kenapa Revan?"

Wajah Revan yang terlihat ketakutan membuatku merasa seperti ada yang tidak beres. Aku semakin curiga dan ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi antara Sarah dan Revan.

1
Amilawati
jelek ceritanya, dialog di ulang2 terus bikin pusing bacahya.. penulis pengen banyak bab tpw ndk materi mnkin jadinya dialog ya di ulang2 tetus
Amilawati
dialog yg jelk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!