NovelToon NovelToon
Bayangan Terakhir

Bayangan Terakhir

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Identitas Tersembunyi / Dunia Lain / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Roh Supernatural
Popularitas:912
Nilai: 5
Nama Author: Azka Maftuhah

Genre : Misteri, Thriller, Psikologis, Supranatural
Sinopsis :
Setelah suaminya meninggal didalam kecelakaan yang tragis. Elysia berusaha menjalani kehidupan nya kembali. Namun, semuanya berubah ketika ia mulai melihat bayangannya bertingkah aneh dan bergerak sendiri, berbisik saat ia sendiri, bahkan menulis pesan di cermin kamar mandinya.
Awalnya Elysia hanya mengira bahwa itu halusinasi nya saja akibat trauma yang mendalam. Tapi ketika bayangan itu mulai mengungkapkan rahasia yang hanya diketahui oleh suaminya, dia mulai mempertanyakan semuanya. Apakah dia kehilangan akal sehatnya ataukah ada sesuatu yang jauh lebih gelap yang sedang berusaha kuat untuk berkomunikasi dengannya.
Saat Elysia menggali hal tersebut lebih dalam dia menunjukkan catatan rahasia yang ditinghalkan oleh mendiang suaminya. Sebuah pesan samar yang mengarah pada sebuah rumah tua dipinggiran kota. Disanalah ia menemukan bahwa suaminya tidak mati dalam kecelakaan biasa. Akan kah Alena mendekati jawabnya???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azka Maftuhah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6 - TELEPON TANPA SUARA

Elysia terpaku ditempatnya.

Suara Edric. Itu suatu hal yang sangat mustahil.

Ia tahu suaminya telah meninggal. Ia bahkan menyaksikan sendiri pemakaman nya, melihat tubuh sang suami dikuburkan di bawah tanah. tapi suara itu. . Terdengar begitu nyata, begitu dekat, begitu jelas seolah olah Edric sedang berdiri di samping nya dan berbisik tepat di dekat telinganya.

Ruangan itu tiba tiba terasa lebih sunyi. Keheningan menyelimuti, hanya dipecah oleh nafasnya yang tersengal. Jari jarinya yang gemetar meraba layar ponsel, mencoba menyalakan kembali senter yang padam entah sejak kapan. Cahaya putih dari layar ponselnya berkedip kedip sebentar, lalu stabil.

Ia segera mengarahkan cahaya ke sekeliling ruangan rumah tua itu yang dipenuhi dengan cermin. Dinding dinding kayu sudah lapuk, dan lantai berdebu berderak di bawah kakinya. Pantulan samar dirinya terlihat di cermin cermin yang berjajar di sepanjang ruangan, tetapi ada sesuatu yang terasa salah.

Satrio masih berdiri di sampingnya, wajahnya tegang. "Apa yang kau dengar?" tanyanya pelan.

Elysia menelan ludah, mencoba menenangkan debat jantungnya. "Itu suara Edric. . Dia berbisik sesuatu. . Seperti mengingatkan ku."

Satrio menoleh cepat. "Apa maksudmu suara Edric?"

Elysia menggenggam erat ponselnya. "Aku tidak tahu. Tapi aku yakin itu dia."

Satrio mengerutkan kening, matanya meneliti wajah Elysia, seakan memastikan bahwa ia masih waras. Tapi sebelum ada yang bisa berkata lebih jauh. Sebuah suara bergema di seluruh ruangan.

KRIIIK. . .KRAAKK. . .

Suaranya seperti kayu yang meretak. Lalu, disusul oleh suara lain.

Tep ! Tep ! Tep !

Langkah kaki.

Bukan hanya satu. Banyak.

Elysia menahan nafas. Jantungnya seolah berhenti berdetak saat mendengar semua suara itu. Ia menyorotkan cahaya ponselnya ke arah lorong gelap di depan mereka. Tidak ada siapa siapa.

Tapi langkah kaki itu. . . Masih terdengar.

Dan semakin dekat.

Satrio langsung meraih lengan elysia. "Kita harus keluar dari sini!"

Elysia mengangguk cepat. Tapi saat mereka berbalik menuju pintu di depan rumah tua itu---

BRAKK !

Pintu tertutup dengan keras di depan mereka, seolah dihantam oleh kekuatan tak terlihat. Satrio langsung mencoba menarik gagang pintu, tapi tidak bergeming sedikitpun.

"Apa apaan ini ?" gumamnya panik.

Elysia mundur perlahan, merasakan bulu kuduknya semakin meremang. Dan di saat itu juga, semua cermin di ruangan itu. . Bergetar.

KREEKK. . .

Gemetarnya semakin kuat.

Lalu ----

BRAAK !

Salah satu cermin besar pecah dengan suara menggelar !

Pecahan kaca berhamburan ke lantai. Elysia menjerit dan melindungi wajahnya dengan tangan. Saat ia menurunkan tangannya, matanya membelalak.

Diantara pecahan kaca itu, ia melihat refleksi dirinya. Tapi ada yang Tidak beres.

Bayangannya di pecahan kaca itu. . Tersenyum kepadanya.

Tapi bukan senyum biasa. Itu adalah senyuman menyeramkan, lebar dan dingin, seakan menikmati penderitaan nya.

Elysia menahan jeritan di tenggorokan nya, mencoba membuka kembali pintu yang terkunci. Tapi sebelum mereka bisa melakukan apapun....

Tep. Tep. Tep.

Langkah kaki itu kembali terdengar.

Kali ini, dari dalam cermin.

Elysia berbalik perlahan. Dan apa yang dilihatnya membuat darahnya membeku.

Sebuah tangan. . . Keluar dari permukaan kaca yang retak.

Jari jari lurus yang panjang itu merayap keluar, mencengkram bingkai cermin dengan gerakan yang lambat dan mengerikan.

Elysia bisa melihat dengan jelas. Kulit tangan itu...bukan kulit manusia.

Wajahnya pucat kehijauan, seperti mayat yang sudah membusuk. Kukunya panjang dan tajam, seakan siap untuk mencakar apa saja yang ada di dekatnya.

tapi elysia tidak bergerak.

Sosok itu merangkak keluar dari cermin

Ia bisa melihatnya dengan lebih jelas sekarang. Wajahnya. . . Mirip dengan dirinya sendiri .

Tetapi mata sosok itu kosong, dan bibirnya tersenyum lebar seperti boneka yang retak.

Elysia merasakan tubuhnya gemetar. Ia ingin lari, tapi kakinya terasa membeku di tempat.

Dan sosok itu membuka mulutnya, suara yang keluar. . .adalah suara Edric.

"Elysia. . Kau tidak bisa lari."

Saat itu juga, semua kaca di rumah itu pecah secara bersamaan.

BRAAKK!!

Kegelapan menyelimuti mereka.

Ketika Elysia membuka matanya, ia tidak lagi berada di rumah tua itu.

Ia berdiri di tengah ruangan yang tidak ia kenali, gelap hanya diterangi cahaya remang remang dari sumber yang tidak jelas. Udara di sekeliling nya terasa dingin. Dan ada bau lembab yang menyengat.

Satrio tidak ada di dekatnya.

"Hallo. . . . ?" Elysia mencoba memanggil, suaranya bergema dari kejauhan.

Tidak ada jawaban.

Ia mencoba melangkah, tapi lantai dibawahnya terasa. . Aneh. Seperti bukan kayu atau tanah. Seperti, , ,kaca.

Ia menunduk.

Refleksi dirinya terlihat dibawah sana.

Tapi. . . Refleksi itu tidak mengikuti gerakannya.

Elysia membeku. Bayangannya di bawah sana menatap ke atas,,,,lalu perlahan tersenyum.

Senyuman yang sama seperti yang ia lihat di rumah tua itu.

Jantungnya berdegup kencang.

Ini tidak nyata. . . Bisiknya

Tapi sesuatu di dalam dirinya tahu. .

Ini nyata.

Ia telah memasuki dunia bayangan.

Dan sesuatu. . Sedang menunggunya disini.

---BERSAMBUNG---

1
Isa Mardika Makanoneng
baru awal udah tegang aja kk
Lalula09
Gokil!
Koichi Zenigata
Seru abiss
Graziela Lima
Ngebayangin jadi karakternya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!