Bayangan Terakhir

Bayangan Terakhir

BAB 1 - BAYANGAN CERMIN

Elysia tengah menatap pantulan dirinya pada cermin di kamar mandi dengan tatapannya yang kosong. Cahaya lampu yang redup membuat wajahnya tampak lebih pucat dari biasa. Lingkaran hitam menghiasi bawah matanya, bukti bahwa ia belum beristirahat dan tidur dengan nyenyak sejak 2 Minggu yang lalu. Sejak dimana hidupnya telah berubah selamanya.

Didalam nya air dari keran terus mengalir dengan deras nya dan memenuhi wastafel putih dengan percikan kecil yang berantakan. Dengan tangan gemetar Elysia menadahi air dan terus membasuh wajahnya. Terasa dingin dan segar. Tapi tetap saja, perasaan hampa di dalam dadanya tak ikut luruh bersama air yang telah menetes dari dagunya.

Ia terus mengangkat kan kepalanya kembali pada cermin. Namun apa yang telah dilihatnya membuat matanya terbelalak seolah tak percaya akan apa yang terjadi.

Yaa.. Bayangannya terlambat 1 detik sejak ia mengangkat kepalanya.

Merasa tak percaya akan apa yang telah terjadi Elysia membeku. Jantungnya berdegup lebih kencang. Itu tidak mungkin. Ia berkedip cepat, berharap hanya salah lihat. Namun kali ini, ia lebih memperhatikan nya dengan seksama. Saat ia menggerakkan tangan ke kiri bayangannya tetap diam sejenak sebelum akhirnya mengikuti gerakan nya.

Elysia melangkah mundur seolah tak percaya. Pantulannya pun ikut mundur, tapi ada yang tidak beres. Ekspresi nya tidak sepenuhnya sama. Ada sesuatu dalam matanya, yang membuat tubuh Elysia merinding.

Lalu, setelah beberapa saat pantulan itu tersenyum.

Bukan senyum biasa, melainkan senyuman tipis, samar seakan akan menyembunyikan sesuatu.

Elysia terkesiap, dadanya naik turun tak karuan. Ia menoleh ke belakang untuk memastikan tidak ada orang lain dalam kamar mandi itu. Kosong. Hanya dirinya sendiri dan suara keran yang terus mengalir.

"Aku mungkin kurang tidur..," bisiknya dalam hati, mencoba menenangkan dirinya.

Ia lalu menarik napas dalam dalam dan membiarkan tubuhnya menjadi lebih rileks. Ini bukan pertama kalinya ia mengalami hal aneh sejak Edric pergi. Ya Edric, suaminya. Ia sering merasa diawasi, mendengar suara suara kecil pada malam hari, bahkan mencium aroma parfum Edric dikamar mereka meski sudah berminggu-minggu sejak kepergian suaminya.

Dengan langkah ragu, Elysia memberanikan dirinya untuk keluar dari dalam kamar mandi, membiarkan lampunya terus menyala.

Saat pintu menutup dibelakang nya, hal yang aneh kembali terjadi.

Di dalam cermin, bayangan Elysia tidak langsung ikut menghilang. Ia tetap berdiri disana selama beberapa detik lebih lama, menatap lurus ke arah pintu yang kini telah tertutup rapat.

Dan saat itu pula, pantulan itu masih tersenyum.

Lalu ia bergerak perlahan .

Pantulan Elysia mengangkat tangannya dan menyentuh permukaan cermin dari dalam. Senyuman nya menghilang, bergantian dengan ekspresi kosong. Matanya menatap tajam ke arah pintu, seakan sedang menunggu sesuatu.

Dan kemudian, ia berbisik.

"Aku adalah Kamu."

BRAKK!!!

Elysia tersentak ketika mendengar suara keras terdengar dari dalam kamar. Lalu ia bergegas kembali dengan cepat, matanya terus menyapu seluruh ruangan, tapi nihil tidak ada siapapun didalamnya.

Dengan penuh kehati hatian ia bergerak menuju meja kerja disudut kamar. Sebuah buku telah tergeletak dilantai. Buku Jurnal Edric.

Elysia menelan ludah. Ia berbisik dalam hatinya ia yakin bahwa buku itu tertata rapi di dalam laci.

Jari jemarinya gemetar saat membungkuk dan mengambil buku itu. Sampulnya sudah lusuh dengan tulisan suaminya dibagian depan. Buku ini adalah jurnal yang sering suaminya bawa kemanapun ia pergi, tempatnya mencatat segala sesuatu tentang pekerjaannya sebagai jurnalis investigasi.

Saat Elysia membuka halaman pertama, sesuatu membuat nafasnya tercekat.

terdapat tulisan yang sebelumnya ia tidak pernah lihat. Tulisan yang bukan milik Edric.

"Jangan percaya Bayangan mu."

Elysia dapat merasakan bulu kuduknya meremang. Ia memandang sekeliling, seolah berharap menemukan jawaban. Tapi tak ada yang berubah. Hanya dirinya, kamar yang sunyi dan perasaan bahwa sesuatu sedang mengawasinya.

Kemudian ia terus membalik halaman halaman berikutnya. Tulisan Edric memenuhi sebagian besar jurnal, berisi catatan catatan investigasi yang ia lakukan sebelum kecelakaannya. Namun, disela sela tulisan ada beberapa catatan yang membuat Elysia kebingungan.

"Aku melihatnya. Dia meniru gerakan ku, tapi bukan aku."

"Semakin lama dia semakin berbeda."

"Jika aku menghilang carilah dibalik cermin."

Jari jari Elysia semakin erat menggenggam buku tersebut. Kepalanya berputar. Apa maksud dari semua ini ??

Sampailah pada halaman terakhir.

Sebuah tulisan yang tampak ditulis dengan tergesa gesa pada halaman tersebut, seperti ditulis dalam keadaan panik.

"Bayanganku bukan aku. Dia ingin menggantikan ku."

Elysia merasakan dadanya berdegup hebat.

Dan saat itu juga udara disekelilingnya berubah.

Suhu dalam kamar turun drastis. Angin sepoi sepoi berhembus entah darimana, mengibarkan tirai jendela meskipun jendela dalam keadaan tertutup.

Lampu kamar berkedip 2 kali.

Suara pelan terdengar dari sudut ruangan.

Ketuk...ketuk...ketuk...

Elysia membeku mendengar suara ketukan itu.

Bukan dari pintu.

Bukan dari jendela.

Suara itu datang dari cermin.

Dengan tubuh yang telah kaku, ia perlahan menoleh ke arah cermin besar yang berada disudut kamar.

Dan saat melihatnya darahnya seakan membeku.

Bayangannya berdiri disana akan tetapi dengan ekspresi berbeda.

Mata pantulan itu tetap tampak gelap, seperti lubang tanpa dasar. Bibirnya tersenyum dengan lebar, jauh lebih lebar dari seharusnya.

Elysia merasakan nafasnya tercekat di tenggorokan. Ia ingin lari, tapi tubuhnya seakan terpaku di tempat.

Lalu, pantulan tersebut mengangkat tangannya dan mengetuk permukaan cermin sekali lagi.

Ketuk.

Suaranya menggema di ruangan yang sunyi.

Pantulan itu membuka mulutnya dan berkata sesuatu.

Tapi tidak ada yang ia katakan.

Hanya gerakan bibir yang membentuk satu kalimat.

Elysia mencoba memahami gerakan itu.

Dan ketika ia menyadari apa yang dikatakan pantulan itu, tubuhnya langsung bergetar hebat.

"Saatnya bertukar tempat."

Lampu kamar tiba tiba mati total.

Dan semuanya berubah menjadi gelap.

---BERSAMBUNG---

Terpopuler

Comments

Isa Mardika Makanoneng

Isa Mardika Makanoneng

baru awal udah tegang aja kk

2025-04-11

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - BAYANGAN CERMIN
2 BAB 2 - BISIKAN DI BALIK CERMIN
3 BAB 3 - BAYANGAN YANG HIDUP
4 BAB 4 - PESAN TERSEMBUNYI
5 BAB 5 - PESAN TERSEMBUNYI (LANJUTAN)
6 BAB 6 - TELEPON TANPA SUARA
7 BAB 7 - DI BALIK BAYANGAN
8 BAB 8 - PINTU YANG TERKUNCI
9 BAB 9 – JEJAK YANG HILANG
10 BAB 10 – CEMBURU BAYANGAN
11 BAB 11 – BAYANGAN DI DALAM KEPALA
12 BAB 12 - KEBENARAN DI BALIK CERMIN
13 BAB 13 - JEJAK DIBALIK CERMIN
14 BAB 14 - MENEMBUS BAYANGAN
15 BAB 15 - JALAN KELUAR YANG HILANG
16 BAB 16 - BAYANGAN YANG MENGAWASI
17 BAB 17 - PINTU KE DUNIA BAYANGAN
18 BAB 18 - JEJAK DI DUNIA BAYANGAN
19 BAB 19 - PINTU TERAKHIR MENARA TANPA CAHAYA
20 BAB 20 - JEJAK YANG TAK TERHAPUS
21 BAB 21 - KEBENARAN YANG TERBELAH
22 BAB 22 - WAJAH DI BALIK RETAKAN
23 BAB 23 - CAHAYA DI BALIK LUKA
24 BAB 24 - JEJAK YANG KEMBALI
25 BAB 25 - PINTU YANG TERKUNCI DARI DALAM
26 BAB 26 - LABIRIN DALAM DIRI
27 BAB 27 - BAYANGAN YANG KEMBALI BERBISIK
28 BAB 28 - SUARA DARI ARSIP YANG TERBAKAR
29 BAB 29 - DIBALIK NAMA NAMA YANG TELAH HILANG
30 BAB 30 - SATU NAMA DALAM DUA WAJAH
31 BAB 31 - SURAT DARI MASA YANG HILANG
32 BAB 32 - JEJAK DI MATA DINA
33 BAB 33 - WARISAN YANG TAK TERUCAP
34 BAB 34 - GERBANG YANG TAK TERKUNCI
35 BAB 35 - DIRI YANG TERHAPUS
36 BAB 36 - PENGHAPUS JEJAK
37 BAB 37 - JEJAK DALAM CAHAYA
38 BAB 38 - DIRI YANG TERBELAH
39 BAB 39 - JEJAK DI BALIK LABIRIN
40 BAB 40 - LABIRIN TANPA PINTU
41 BAB 41 - PINTU YANG TAK PERNAH TERTUTUP
42 BAB 42 - CAHAYA TAK TERPADAMKAN
43 BAB 43 – JANTUNG BAYANGAN
44 BAB 44 - PINTU TERAKHIR
45 BAB 45– DI ANTARA YANG TERSISA
46 BAB 46 – BAYANGAN BARU
47 BAB 47 - KOTA DI BAWAH KOTA
48 BAB 48 – RUANG TANPA CERMIN
49 BAB 49 – KODE YANG TAK TERTULIS
50 BAB 50 – PINTU DI LAUTAN
51 BAB 51 - RUANG TANPA WAKTU
Episodes

Updated 51 Episodes

1
BAB 1 - BAYANGAN CERMIN
2
BAB 2 - BISIKAN DI BALIK CERMIN
3
BAB 3 - BAYANGAN YANG HIDUP
4
BAB 4 - PESAN TERSEMBUNYI
5
BAB 5 - PESAN TERSEMBUNYI (LANJUTAN)
6
BAB 6 - TELEPON TANPA SUARA
7
BAB 7 - DI BALIK BAYANGAN
8
BAB 8 - PINTU YANG TERKUNCI
9
BAB 9 – JEJAK YANG HILANG
10
BAB 10 – CEMBURU BAYANGAN
11
BAB 11 – BAYANGAN DI DALAM KEPALA
12
BAB 12 - KEBENARAN DI BALIK CERMIN
13
BAB 13 - JEJAK DIBALIK CERMIN
14
BAB 14 - MENEMBUS BAYANGAN
15
BAB 15 - JALAN KELUAR YANG HILANG
16
BAB 16 - BAYANGAN YANG MENGAWASI
17
BAB 17 - PINTU KE DUNIA BAYANGAN
18
BAB 18 - JEJAK DI DUNIA BAYANGAN
19
BAB 19 - PINTU TERAKHIR MENARA TANPA CAHAYA
20
BAB 20 - JEJAK YANG TAK TERHAPUS
21
BAB 21 - KEBENARAN YANG TERBELAH
22
BAB 22 - WAJAH DI BALIK RETAKAN
23
BAB 23 - CAHAYA DI BALIK LUKA
24
BAB 24 - JEJAK YANG KEMBALI
25
BAB 25 - PINTU YANG TERKUNCI DARI DALAM
26
BAB 26 - LABIRIN DALAM DIRI
27
BAB 27 - BAYANGAN YANG KEMBALI BERBISIK
28
BAB 28 - SUARA DARI ARSIP YANG TERBAKAR
29
BAB 29 - DIBALIK NAMA NAMA YANG TELAH HILANG
30
BAB 30 - SATU NAMA DALAM DUA WAJAH
31
BAB 31 - SURAT DARI MASA YANG HILANG
32
BAB 32 - JEJAK DI MATA DINA
33
BAB 33 - WARISAN YANG TAK TERUCAP
34
BAB 34 - GERBANG YANG TAK TERKUNCI
35
BAB 35 - DIRI YANG TERHAPUS
36
BAB 36 - PENGHAPUS JEJAK
37
BAB 37 - JEJAK DALAM CAHAYA
38
BAB 38 - DIRI YANG TERBELAH
39
BAB 39 - JEJAK DI BALIK LABIRIN
40
BAB 40 - LABIRIN TANPA PINTU
41
BAB 41 - PINTU YANG TAK PERNAH TERTUTUP
42
BAB 42 - CAHAYA TAK TERPADAMKAN
43
BAB 43 – JANTUNG BAYANGAN
44
BAB 44 - PINTU TERAKHIR
45
BAB 45– DI ANTARA YANG TERSISA
46
BAB 46 – BAYANGAN BARU
47
BAB 47 - KOTA DI BAWAH KOTA
48
BAB 48 – RUANG TANPA CERMIN
49
BAB 49 – KODE YANG TAK TERTULIS
50
BAB 50 – PINTU DI LAUTAN
51
BAB 51 - RUANG TANPA WAKTU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!