Chen Yu 2

12 Km dari Apartemen Tepi Danau , di sebuah situs reruntuhan kuil, 3 wanita dan 1 pria berkumpul bersama. Jika Chen Yu ada di sini, dia akan mengenali bahwa salah satu dari mereka adalah Yao Yui.

"Awalnya, kami punya waktu setengah tahun, tetapi sekarang, kami mungkin tidak bisa menunggu selama itu. Aku berencana kembali bersama dua adik seperguruanku. Saudara Kuan, apakah kau juga akan kembali?" Yang berbicara adalah seorang biarawati yang tampak sedikit lebih tua, berumur sekitar 35 tahunan. Namun, kulitnya putih seperti krim sementara temperamennya tampak berwibawa dan tak tersentuh seolah-olah dia berada di atas dunia fana.

Pria bernama Kuan itu tidak sempat menjawab ketika seorang wanita yang sangat cantik di sebelahnya berkata: "Kakak Pertama, kita masih belum menemukannya. Dan, Kaka..ee.. Saudara Kuan belum lama keluar. Saudara Kuan berkata bahwa sangat bermanfaat bagi kultivasinya untuk menjelajahi dunia. Ditambah lagi, kita hanya mendapatkan kesempatan ini sekali setiap 25 tahun. Jika kita kembali sebelum waktunya habis, bukankah itu terlalu disayangkan? Mungkin kita bisa menunggu sedikit lebih lama…."

"Tidak, baru-baru ini, Karang Darah muncul di Jiangnan. Benda ini sangat berharga bahkan di tempat kita. Itulah sebabnya di dunia fana, ada orang-orang Sekte Tersembunyi Luar di mana-mana. Jika kita tinggal di sini, kita mungkin ditemukan. Saudara Kuan bukan dari Sekte kita. Jika dia ingin tinggal, tentu saja aku tidak bisa mengatakan apa-apa." Yao Bing sebagai Kakak Pertama sangat lugas, jelas tidak setuju dengan kata-kata saudari keduanya itu.

Pria bernama Kuan Lin merasa canggung dan ragu sejenak sebelum berkata: "Saudari Bing, aku belum bisa kembali. Aku masih punya misi yang belum selesai. Kata-kata saudari Yifei juga menurutku masuk akal. Ditambah lagi, aku akan menjaganya. Lagipula, tidak mudah bagi kita untuk keluar."

Yao Bing  mengerutkan kening. Melihat Kuan Lin dan Yao Yifei saling berpandangan seperti itu, dia merasa tidak nyaman. Dia merasa karena saudari keduanya Yao Yifei memilih kultivasi biarawati, dia seharusnya tidak dekat dengan seseorang seperti Kuan Lin. Ditambah lagi, dia juga tidak memiliki kesan yang baik tentang Pria ini.

Namun Yao Bing  tidak mengatakan apa pun dan menoleh ke gadis termuda dan berkata: "Yui, apa pendapatmu?"

Yui berkata: "Kakak Pertama, aku merasa telah belajar banyak dalam dua bulan ini. Dan jika aku memiliki waktu 2 atau 3 bulan lagi, aku dapat menjelajahi perpustakaan Universitas Du An secara menyeluruh. Aku yakin dapat menemukannya. Namun, jika Kakak Pertama merasa bahwa kita harus kembali, aku akan mendengarkanmu."

Kuan Lin tersenyum dan berkata: "Saudari Bing, Yao Yui benar. Lebih baik memaksimalkan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan misi dari Sekte, begitu kita kembali, butuh waktu 25 tahun lagi agar pintu suci terbuka kembali. Jika saudari Bing ingin kembali terlebih dahulu, kembalilah, Aku akan menjaga Yifei dan Yui, jangan khawatir."

Yao Yui tersenyum tetapi tidak mengatakan apa-apa. Dia berpikir lain. Dia tidak membutuhkan Kuan Lin ini untuk menjaganya.

Yao Bing  menghela napas, "Baiklah, kita akan kembali hingga batas waktu terakhir dan bila misi Sekte selesai sebelum batas waktu, kami tetap harus segera kembali, untuk misi sektemu kami tidak ikut campur...

Yui, meskipun perkembangan kultivasimu sangat bagus, kamu tetap harus berhati-hati. Orang-orang Sekte Tersembunyi Luar memang lebih lemah, tapi mereka sangat licik, jangan sampai kita terjebak dalam rencana jahat mereka. Kamu harus bisa menjaga dirimu sendiri."

“Aku tahu, Kakak Pertama.” Yao Yui segera menjawab dengan polos sambil menjulurkan lidahnya. Setelah berpamitan Kuan Lin dan Yao Yifei segera pergi dari tempat pertemuan.

Melihat Kuan Lin dan Yao Yifei menghilang dengan sangat cepat, Yui menatap bingung ke arah Yao Bing  dan bertanya: "Kakak Pertama, mengapa kamu berubah pikiran? Itu tidak seperti dirimu."

Yao Bing  menghela napas melihat Yifei yang menghilang di kejauhan. Setelah beberapa lama, dia berkata: "Yui, apakah kamu menyadari sesuatu yang berbeda pada Yifei?"

"Um…Tidak? Kenapa, ada apa dengan Kakak Kedua?" Yao Yui bertanya dengan heran.

Yao Bing mengerutkan kening dan berkata: "Aku juga baru menyadarinya tadi. Yifei telah kehilangan keperawanannya. Jika dia kembali sekarang, Sekte akan menghukumnya dengan berat, jadi aku juga tidak tahu harus berbuat apa."

"Apa.....!" seru Yao Yui. Setelah beberapa saat dia berkata: "Apakah itu dengan Kuan Lin? Bagaimana mungkin?"

Yao Bing menghela napas dan berkata: "Seharusnya dia. Kuan Lin terlihat sangat menawan, tetapi menurutku dia tidak dapat diandalkan. Jika dia benar-benar mencintai Yifei, dia tidak akan mengambil keperawanannya sekarang. Huh, Yifei benar-benar tidak tahu menghargai diri sendiri."

Setelah berhenti sejenak, Yao Bing melanjutkan: "Sudah, yang sudah terjadi tak bisa diubah kembali, Jangan bicarakan itu lagi. Yui, kamu harus ingat untuk tidak mudah mempercayai siapa pun, terutama pria…

Mereka semua sangat licik, mulut mereka sangat manis, begitu mendapatkan apa yang mereka mau, mereka akan mencari bebagai alasan untuk menjauh. Kamu hanya perlu menyelesaikan tugasmu mencari di perpustakaan Universitas Du An. Jika terjadi sesuatu, kamu harus ingat untuk menghubungiku pada kesempatan pertama."

"Mhm, aku tahu. Bahkan jika Kakak tidak memberitahuku, aku tahu betapa buruknya orang-orang di luar sana. Aku juga baru saja bertemu dengan seseorang… Oh tidak, gawat..." Yao Yui sepertinya teringat sesuatu dan jantungnya lansung berdebar cemas. Dia tampak sangat khawatir.

“Ada apa?” Yao Bing menatap Yao Yui dengan panik dan bertanya.

Yao Yui segera berkata: "Eh... tidak apa-apa, aku ada urusan mendesak. Aku pergi dulu, Kakak Pertama. Jika aku sudah mendapatkannya aku akan langsung menghubungimu." Kemudian, Yao Yui berbalik dan pergi dengan cepat.

Dia benar-benar khawatir. Dia meninggalkan pria menyebalkan itu dengan Pedang Kayu Dai Hitam sebagai umpan untuk menarik hantu malam ini. Saat itu sudah hampir pukul 1 pagi tetapi dia malah melupakannya.

Mungkinkah Billy sudah benar-benar mati? Jika memang begitu, maka dialah yang membunuhnya. Meskipun pria itu sangat menyebalkan, jika dia mati, dirinya akan merasa sangat bersalah karena secara tak langsung dialah yang membunuhnya.

.....

[Apartemen Tepi Danau]

Ketika Chen Yu mencapai lantai 9, suara itu menghilang dan Chen Yu memindai indera spiritualnya, namun tidak ada apa pun di lantai 9. Tepat ketika Chen Yu hendak melihat dengan seksama, tampaknya ada dua bayangan yang berjalan melewati lantai 10. Setelah beberapa saat, suara langkah itu muncul di lantai 10. Chen Yu bahkan tidak banyak berpikir dan lansung menerobos ke lantai 10.

Lantai 10 sangat sunyi, tetapi indera spiritual Chen Yu memindai beberapa bayangan samar. Jika dia tidak memiliki indera spiritual, dia tidak akan bisa membedakannya.

Namun, beberapa sosok ini seperti boneka dan berdiri di sepanjang koridor tanpa bergerak sama sekali.

Chen Yu memindainya tetapi tidak menemukan apa pun. Dia yakin hantu-hantu ini tidak akan mampu mendorong Yui. Itu berarti ada sesuatu di atas. Chen Yu segera berjalan menuju lantai 11.

Namun, begitu Chen Yu akan naik ke lantai 11, indera spiritualnya menyadari bahwa hantu-hantu di lantai 10 itu mulai berjalan dan langkah kakinya sangat berat. Mungkinkah hantu-hantu ini terbelenggu? Berarti ada yang sengaja memelihara hantu-hantu ini.

Chen Yu lansung naik dan melihat beberapa hantu di lantai 11, tetapi mereka tampak lebih ganas. Ketika mereka melihat Chen Yu, mereka benar-benar menyerbu seolah-olah mereka ingin melahapnya. Sebelum mereka mencapai Chen Yu, ia melemparkan bola api.

Terdengar suara jeritan tajam dan hantu-hantu itu menghilang tanpa jejak. Meskipun mereka dibakar olehnya, Chen Yu tahu mereka jelas tidak sekuat yang ditemui Yui kemarin malam.

Chen Yu kemudian datang ke lantai 12. Dia sudah tahu bahwa hantu-hantu ini tidak alami. Jelas ada seseorang yang memelihara hantu-hantu ini. Di lantai 12, Chen Yu akhirnya menemukan bayangan hitam yang bertarung dengan Yui.

Bayangan hitam ini tampaknya tidak bereaksi terhadapnya dan Chen Yu juga tidak terburu-buru untuk menyerangnya. Dia memindai setiap sudut ruangan di lantai 12 dan segera menemukan satu sudut kamar tidur utama yang berbeda. Ada lemari pakaian, yang tidak bisa dipindai dengan indera spiritualnya.

Chen Yu berjalan mendekati lemari dan melemparkan bola api. Dia tidak memperdulikan dengan sosok bayangan hitam di tengah. Meskipun kuat, itu bukan apa-apa baginya. Orang lain tidak dapat melihatnya tetapi tidak ada tempat untuk bersembunyi dari indera spritualnya.

Wugh..Wugh..

Lemari yang mampu menahan indera spiritualnya pecah oleh 2 bola api dan seorang wanita yang mengenakan jubah merah besar muncul. Wajahnya pucat dan bibirnya membiru seolah-olah dia sudah mati.

Chen Yu mengerutkan kening, mencoba menerka. Siapa dia? Hantu atau manusia?.