Naga Hitam Dan 4 Selir

Han ciu mengangguk mendengar perkataan dari kim tay han, kakek yang sudah hampir 10 tahun bersamanya.

ke esokan harinya, Han ciu mendengar kakek angkatnya tertawa, terkejut dan ia tahu pertanda apa, jika mendengar suara tertawa mengelegar seperti yang ia dengar sekarang ini.

Dan itu pertanda latihan berat atau pukulan akan segera di mulai.

"Hai bocah, kemana kau..!!" Kim tay han berkata, memanggil Han ciu, tak lama kemudian Han ciu keluar dari dalam goa dan melihat, kakek angkatnya sudah membawa sebuah tali yang panjang.

"Buat apa tali itu ?" Han ciu berkata dalam hati.

Sebelum berpikir lebih lanjut, Kim tay han sudah melotot dan berkata, ''kesini kau !'' Han ciu akhirnya menghampiri, kakek angkatnya wajah beringas dan mata yang berputar liar itulah yang menakutkan buat Han ciu.

''Kau lihat tebing diatas sana,'' Kim tay han berkata sambil menunjuk ke arah tebing yang tampak tegak lurus dan berwarna hijau, akibat lumut yang menempel pada batu.

"Lihat kek," Han ciu berkata, sambil Han ciu menatap ke arah Kakeknya yang seperti sedang mengukur ukur panjang tali itu.

''Mari kita keatas..!'' Han ciu mengerutkan kening mendengar perkataan dari kakeknya.

''Apa lagi yang kau pikir ?'' Kim tay han berkata lalu meraih pinggang Han ciu dan langsung melesat ke arah dinding batu di pertengahan lembah yang berada di atas danau.

Whuuuuut...braaak.

Setelah sampai di atas, Kim tay han lansung menghantam dinding batu, dinding batu bolong dan bolong nya pas seukuran dengan tubuh Han ciu.

Lalu Kim tay han langsung melemparkan tubuh Han ciu ke lubang yang baru dibuatnya.

''Diam di situ sampai aku datang,'' lalu Kim tay han mengorek pinggiran dinding cadas itu, kemudian memberi tali di lubang yang telah berada Han ciu di dalamnya, jika aku datang tali ini robah atau putus, kepalamu ku bikin putus nanti, Kim tay han berkata sambil menatap tajam ke arah Han ciu, matanya bergerak liar dan tampak beringas, lalu Kim tay han turun dan tertawa keras, dan perlahan tawa itu hilang.

Kini tinggal Han ciu yang berdiam di lubang di atas telaga, dengan tali yang menjaganya, posisi yang tak mengenakan bagi Han ciu, karna ia hanya bisa duduk, dan tak bisa berdiri juga susah untuk bergerak ke kiri dan ke kanan.

"Apa maksud kakek menaruh ku di tempat seperti ini, jika penyakit kakek kambuh lagi, biasanya ia selalu melatihku dengang keras, pasti ada maksud dari semua ini !!''

Seiring nya waktu berjalan, senja mulai merambah di lembah tak bernama, dan cuaca bertambah dingin, Han ciu yang biasa tak berbaju dan hanya memakai celana yang terbuat dari kulit kulit kayu, mulai merasakan dingin yang amat sangat.

Han ciu yang hanya bisa duduk bersila, tanpa bisa berbuat apa apa, sambil menahan dingin, kemudian mulai melatih ilmu jubah emas, tahap kedua dari ilmu tenaga dalam jubah emas, yang bernama tameng emas sudah ia kuasai, tinggal yang ketiga, adalah baju emas, apa maksud dari baju emas ? Han ciu berkata dalam hati.

Karna hawa semakin dingin, apalagi diding batu yang agak basah, membuat semakin dingin di lubang tempat Han ciu berada.

Han ciu lalu memusatkan pikirannya, dan mulai melatih ilmu tenaga dalam jubah emas, dan mulai mengalirkan tenaga dalam yangbia miliki keseluruh tubuhnya, dan Han ciu mulai tenggelam dalam semedinya, tapi tak berlangsung lama, karna pikirannya tergannggu oleh hawa dingin, yang membuat wajah nya mulai agak pucat dengan bibir membiru dan badan sedikit menggigil.

Hari pertama Han ciu berada di atas lubang buatan Kim tay han sangat menyiksa pemuda itu, ia tak bisa tidur, dan hanya duduk bersila.

Malam berganti pagi, Han ciu merasa lega, karna hawa pagi yang segar, membuat tubuhnya yang sangat dingin mulai hangat kembali.

Tapi perlahan kehangatan itu berubah menjadi seperti neraka, ketika matahari mulai naik dan sinarnya yang panas, membuat tubuh Han ciu banjir keringat, apalagi dinding batu tempatnya juga ikut panas, belum lagi hawa uap air telaga yang naik semakin membuat Han ciu tersiksa.

Ada niatan dari anak muda itu untuk memutuskan tali yang menghalangi lubang tempatnya berdiam diri tapi setelah di pikir lagi, Han ciu akhirnya nya hanya bisa gelisah menahan panas yang membuat tubuhnya sangat tersiksa, belum lagi rasa lapar yang hebat.

Selama dua hari tubuh Han ciu terlihat kurus, dengan mata yang cekung dan garis hitam di sekitar bibir mata, yang menandakan lelah dan kurang tidur, membuat keadaan pemuda itu sangat mengkhawatirkan. dan sore harinya melayang sebuah paha ayam bakar, Han ciu tanpa bicara lagi, darimana asal dan siapa yang melempar paha ayam itu, langsung melahap paha ayam bakar itu tanpa sisa sedikitpun.

Malah harinya Han ciu seperti biasa kembali bersemedi, tapi kali ini ia berusaha untuk mengalirkan hawa tenaga dalam, tapi untuk mengahangatkan tubuh, dan Han ciu lalu mencoba, memanaskan hawa tenaga dalamnya yang berada di dalam tubuh, sekali gagal, kedua dan ketiga akhirnya usahanya berhasil, Han ciu langsung bersorak ketika usahany berhasil,

Akhirnya dalam beberapa hari dalam keadaan tersiksa, Han ciu berhasil membuka tahap ketiga dari ilmu tenaga dalam jubah emas, yaitu baju emas, dan memang maksud dari Kim tay han, menaruh Han ciu di sana untuk ia berpikir, bahwa, hawa panas dan dingin bisa diatasi dengan memakai baju yang bisa melindunginya dari cuaca, dan itulah tujuan dari ilmu jubah emas yang bernama baju emas, melindungi pemakainya dari panas dan dingin, akibat pukulan yang masuk ke dalam tubuh.

Latihan di dalam lubang buatan itu sangat membantu meningkatkan kekuatan tenaga dalam dari Han ciu, hampir 30 hari ia berdiam di dalam luban, sampai akhirnya Kakek kim tay han, datang dan membawanya turun.

Wajah dari kakek Kim terlihat tenang tanda ia dalam keadaan normal.

''Bagaimana dengan keadaanmu nak ?'' Kakek kim bertanya sambil menatap sayang kepada Han ciu.

Terima kasih atas bimbingan kakek, aku sudah mengerti tahap ketiga dari ilmu tenaga dalam jubah emas, Han ciu berkata.

''Anak pintar, anak pintar," Kim tay han berkata sambil mengelus elus kepala Han ciu yang semakin bertambah besar.

Sekarang kau tak usah gelisah lagi, kakek tak kan berubah lagi karna kakek sudah memutuskan untuk benar benar membimbingmu dan kakek sudah memutuskan urat urat di kepala yang membuat aku menjadi gila tapi akibat dari hal itu, umurku paling lama cuma bertahan 3 tahun saja.

Mendengar perkataan dari kakek angkatnya.

Han ciu terkejut dan langsung memeluk kakek angkatnya yang sekarang terlihat lebih tua.

"Nak..!!" semua pasti akan kembali, cuma kita belum tau kapan kita akan kembali, aku lebih baik seperti ini daripada hidup lama tapi bisa mencelakai orang lain dengan keadaan penyakit ku yang sering kambuh.

Dan kau harus giat berlatih, di hari perpisahan kita aku akan memberikan sesuatu yang istimewa untukmu, Kim tay han berkata.

Tak ada yang istimewa buatku selain bersama kakek Han ciu berkata.

Perjalanan waktu di pakai latihan jurus pukulan telapak Dewa dan melancarkan ilmu jurus Dewa pedang tak terrasa hampir mendekati 3 tahun, kakek Kim tay han terlihat lebih tua, dan sering batuk batuk.

''Nak, tahap ketiga dari ilmu jubah emas sudah kau kuasai, dan tahap ķe empat yang bernama Jiwa emas, harus perlahan kau pelajari nanti, yang harus kau ingat adalah satukan semua jiea raga mu dan tenaga dalam jubah emas, jika kau bisa menyatukannya, maka kau tak perlu lagi khawatir terhadap musuh musuhmu, Kim tay han berkata.

Pukulan telapak Dewa angin dan Dewa api, karna kau telah bisa tahap ketiga dari jubah emas, akan mempermudah kau mengeluarkan kedua ilmu itu, karna pada dasar nya kedua ilmu telapak Dewa adalah melebur dan memciptakan hawa tenaga seperti apa yang kita inginkan.

Jika Ilmu telapak Dewa api, kau tinggal mendidihkan hawa tenaga dalammu sebelum kau keluarkan, begitu pula jika ilmu telapak Dewa angin, dan aku lihat selama latihan kau sudah bisa mengeluarkan jurus itu dan mengerti apa yang ku maksudkan,'' Kim tay han berkata.

''Sedangkan ilmu Dewa pedang, kau hanya harus sering sering berlatih, walau hanya terdiri dari 3 jurus, tetapi setiap jurus bisa kau kembangkan sampai ratusan jurus tergantung dengan keadaan musuh yang kau hadapi."

"Baik kek" Han ciu berkata sambil mendengarkan perkataan dan nasehat dari kakeknya.

Hari hari terus mereka jalani, hingga tiga tahun waktu yang di janjikan oleh Kim tay han.

Han ciu tumbuh menjadi pemuda yang pendiam, sementara kesehatan Kim tay han makin buruk.

''Nak berbalik lah,'' Kim tay han berkata, Han ciu lalu berbalik, tak lama kemudian terdengar gerakan gerakan dr belakangnya, lalu punggung nya. terasa hangat dan seperti aliran sungai yang mengalir deras masuk kedalam tubuh.

Han ciu merasa terkejut, ketika ia berusaha untuk menolak, tapi tubuhnya bergetar karna tenaga dalam yang besar semakin banyak yang masuk.

Ketika sudah tak terasa lagi aliran tenaga dalam yang masuk, Han ciu berbalik melihat ke arah kim tay han.

Dan ketika melihat wajah pucat, dan tertunduk Han ciu langsung memegang badan Kim tay han yang sudah dingin.

Han ciu, ketika memeriksa Nadi dari Kim tay han yang telah tiada, kemudian berteriak sangat kencang, Han ciu mengucurkan air mata, dan sangat sedih ia kehilangan satu satunya keluarga yang ia miliki, ketika Han ciu merapikan tubuh Kakeknya yang mulai dingin terlihat sebuah tulisan yang terdapat di sebuah kain.

Nak, jika kau baca surat ini, itu tandanya aku telah pergi. aku hanya bisa memberikan tenaga dalam yang ku punya untukmu, sebagai hadiah perpisahan kita, aku sudah membuatkan jalan untuk mu melalui dinding dia atas telaga. injakan kaki itu yang bisa membuat kau sampai di atas puncak hitam.

Hati hati terhadap orang orang di dunia ini, percayai dirimu sendiri.

Kim Tay Han.

Han ciu menangis terisak membaca surat dari kakek angkatnya, jadi sesuatu yang istimewa adalah ini, Han ciu berkata.

Dua hari Han ciu berkabung setelah memakamkan kakeknya Kim tay han, dan Han ciu sampai sekarang hanya tau kakek angkatnya bernama Kim tay han, bukan Dewa gila, seorang tokoh yang sangat di takuti

Han ciu menatap tebing dengan tinggi di depannya, pemuda berkulit putih dan tampan itu, tidak memakai baju, dan hanya memakai celana dari kulit kayu.

Matanya terus menatap tebing, dan berkata dalam hati.

Inilah saatnya membuat kekacauan di dunia.

.