NovelToon NovelToon
Sistem Perlindungan Idol

Sistem Perlindungan Idol

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa Fantasi / Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Romansa / Light Novel
Popularitas:823
Nilai: 5
Nama Author: Rikazum

Novel ini bercerita tentang seorang siswa biasa bernama Reza yang secara mendadak mendapatkan teman-teman baru yang merupakan sekumpulan group Idol kesukannya.

Apa itu idol? idol adalah seseorang atau sekelompok orang yang dicintai dan diidolakan oleh para fansnya karena suatu hal.

Singkat cerita, Reza ingin melindungi senyuman para idol itu dan tidak ingin melihat mereka menangis.

Namun Impiannya punah, dia hanyalah pecundang yang tidak bisa melakukan apapun disaat idolanya membutuhkannya. Alhasil Reza menangis dengan kencang dan tanpa sadar iapun pingsan.

Saat bangun ia terkejut karena waktu terulang kembali ke saat dimana pertama kalinya idol yang ia cintai datang kesekolahnya, dan secara tiba-tiba juga sebuah sistem muncul di hadapannya.

"Sistem Perlindungan Idol"

Akhirnya kisah Seorang Reza sang pemeran utama pun dimulai...


P : Apakah hidup dengan mengidolakan seseorang adalah hal yang salah?

J : Tidak, itu tidak salah, malahan itu hal yang bagus

P : Alasannya?

J : ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rikazum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 : Meskipun Keberadaanku Tidak Ada -6-

..."Langit itu lebih cerah daripada langit biru di mana pun, Aku ingin mengenal arti kebebasan dengan tatapan lembut "...

^^^-SNK^^^

Tempat apa sebenarnya yang ditinggali oleh Reza? Kenapa seorang remaja rela mengorbankan harga dirinya demi Selembar uang? Dan mengapa seorang anak kecil dengan mirisnya mengemis dipinggir jalan?

Ini adalah Apex City, Sebuah kota besar dimana "UANG" dijadikan layaknya tuhan oleh sebagian penduduknya. Alasannya sebenarnya sangat mudah, Inflasi yang terjadi setiap tahun sebanyak 15% membuat harga barang naik setiap tahunnya. Hal itu menjadi neraka bagi orang-orang miskin.

Ada banyak alasan juga yang membuat ini menjadi neraka bagi orang-orang miskin, seperti korupsi yang sudah tidak tertolong lagi, instansi kepolisian yang juga tidak dipercaya karena pekerjaannnya yang buruk, dan juga pemerintah yang seringkali merampas hak rakyat.

Untuk bisa meraih kekayaan, para penduduknya hanya mempunyai dua cara saja, cara pertama yakni dengan bekerja mati-matian bahkan walaupun itu akan menghancurkan tulang rusukmu sekalipun. Namun ada cara kedua yang lebih mudah, jadilah penjilat dikalangan orang-orang kaya, dengan begitu kau dapat meraih kekayaan jauh lebih mudah. Dan cara seperti itu pula yang digunakan oleh Narisa sebelumnya

***

“Biarkan anak itu pergi!”

Saat preman itu hendak menyakiti gadis kecil itu, Suara yang dingin dan keras terdengar dari ujung gang kosong tempat mereka berada

Pria jelek dan seram itu melepaskan pandangan dari anak kecil itu dan lalu menoleh kearah kegelapan hanya untuk bertemu dengan fitur biasa pada wajah yang memancarkan jiwa seorang remaja yang baik. Kemudian dia mengamuk tanpa rasa takut seolah-olah dia dengan sadar benar-benar tak merasa berdosa. “Apa urusanmu, bocah? Ini anakku, jadi semuanya sesukaku mau melakukan apa saja, itu bukan urusanmu . Jadi jangan ikut campur dengan urusan orang lain, Bocah!“ Pria itu berkata dengan suara keras dan memelototi Reza.

“Haah rumit sekali yah... Aku bilang lepaskan dia!!!"

Reza menghembuskan nafas berat dan kemudian berteriak dengan dingin, matanya memancarkan aura dingin.

Tanpa terduga, orang berwatak kasar itu merasakan hawa dingin yang menusuk tulang, hawa dingin yang membuat Afro miliknya berdiri tegak. Dia seperti katak di bawah tatapan waspada dari ular berbisa, dia berjalan di tepi yang berbahaya. Tanpa sadar pria itu dengan gemetar dia mundur selangkah.

Saat dia dalam keadaan linglung, Reza mulai kehilangan ketenangannya, dan mulai bersiap mengeluarkan serangannya.

Reza segera membuat gerakan tendangan "T" dengan kaki kanannya yang dengan lurus menendang dada preman itu ketika kakinya melesat ke dadanya. Hingga akhirnya, Tubuh pria itu termundur kebelakang sekitar satu sampai dua langkah

"Aku pikir kau tadi akan membunuhku bocah" ucapnya sembari menepuk-nepuk kotoran yang melekat di pakaiannya akibat tendangan Reza. "

"Hahh....sudah kuduga akan jadi seperti ini" keluh Reza saat melihat serangannya tidak berefek pada seorang pria berandalan itu.

"Bodohnya aku karna merasa anak ingusan sepertimu itu berbahaya" Gangster itu menggeleng-gelengkan kepalanya karena merasa malu. "Waktunya mengakhiri nyawamu, bocah!" Pria itu mengeluarkan sebuah pisau lipat dari sakunya yang sebelumnya ia mainkan ketika awal datang.

Reza tidak sedikitpun merasa gugup, malahan dengan tanpa emosi ia berjalan mendekati pria itu.

"Hei nak, apa kau pikir aku hanya menggertak? Kau salah besar"

SEHEEETTTTTT!!!!!

Sayatan vertikal dilayangkan pria itu kepada Reza, namun tidak ada hasil fisik yang terlihat nyata. Yang ada malah kondisi fisik dan pakaian Reza baik-baik saja.

"Apa kau sudah puas?"

BAMM!!!!

Reza bertanya dengan dingin dan lalu dengan kepalan tangannya dia melayangkan pukulan kebagian tengkuk pria itu, dekat dari bagian yang cukup vital, yang sehingga seharusnya cukup untuk membuatnya pingsan.

Namun serangan itu tidak cukup kuat untuk membuatnya pingsan, Pria dengan penampilan mengerikan dan brutal itu hanya merasakan sedikit rasa sakit di bagian tengkuknya dan juga kepalanya yang katanya sering terasa pusing. Dia tidak punya waktu untuk melawan, berbagai serangan kepalan tangan menyapa wajahnya dan diikuti oleh rasa sakit luar biasa yang membanjiri kepalanya. Tubuhnya terlempar ke belakang tanpa daya, giginya berdarah dan darah segar mencuat dari mulutnya. Reza tidak berhenti memukulnya, ia lalu melompat ketubuh pria yang terbaring ditanah itu dan memukulnya.

Gadis kecil yang sedari tadi menonton mereka dari kejauhan sontak berteriak histeris.

Air matanya bukan jatuh demi pria yang menyakitinya sebelumnya, namun itu adalah air mata haru yang muncul setelah ia ditolong untuk yang kedua kalinya oleh orang yang sama., dia menatap kosong pada awalnya sebelum menangis, merasa sedih.

“Maaf, Apakah dia ayahmu?” tanya Sang Reza menunjuk ke seseorang yang terbaring ditanah dengan bagian kepala yang sudah ditutupi darah. Hatinya sedikit terasa sakit karena tidak tahu apakah ia ayah gadis itu atau bukan.

Sambil menggelengkan kepalanya, dia berkata, “Tidak. Dia bukan ayahku, dia orang jahat, kak..... Aku selalu disiksa olehnya dan dipaksa untuk mengemis. Tolong bawa dia kepenjara, kak..... Tolong bawa dia ke Damkar.....Katakan pada mereka untuk membawaku pergi. Aku ingin pulang, Aku ingin bertemu ayah dan ibuku....aku kangan mereka..., Hiiiksss.... ”

Dia menangis sepenuh hati, tubuhnya yang muda dan lembut naik-turun dengan setiap isakan dan nafasnya juga menjadi tersengal-sengal.

Reza segera mengerti dan hatinya juga merasa lega karena tidak menyakiti orang yang salah. Akhir-akhir ini tengah ramai berita perdagangan anak, dan Reza curiga kalau Gadis kecil itu diculik oleh pedagang manusia. Orang-orang ini secara brutal mematahkan kedua kakinya, dengan paksa mengubah orang yang sehat menjadi pengemis yang menderita dan cacat. Dia tidak lebih dari sapi perah bagi mereka, dilempar ke jalan untuk mengemis seperti seorang gelandangan.

Pada titik ini, pria itu bangkit dari tanah, meludahkan darah di mulutnya, dan mengeluarkan sebuah telephone lipat dari sakunya dan lalu menelpon seseorang.

"Haahhh...Haaaahhh...Tolong aku...." ucap pria itu dan lalu telephonenya mati.

"Tid--Tidak ada kehidupan yang menyenangkan setelah kau mencari masalah denganku, bocah"

Tepat setelah mengatakan satu kalimat itu, pria yang sebelumnya terlihat menakutkan akhirnya pingsan.

"Haahh...omong kosongnya banyak sekali" Ucap Reza dengan nafas berat yang berhembus.

"Kakak... Kamu harus pergi sekarang"

Anak yang sebelumnya menonton perkelahian Mereka berdua, sekarang meremas pakaian sekolah Reza yang tengah dipakai dan menyuruh Reza pergi dengan air mata yang mengalir.

"Tentu saja aku akan pergi, tempat ini membuatku ingin muntah"

Reza lalu berbalik namun dengan tangan kanan yang menggenggam tangan gadis itu. Tetapi ia tiba2 berhenti karena merasa ada yang salah.

"Kenapa kau mengeraskan tubuhmu? Apa kau tidak ingin ikut denganku?"

Reza berbalik hanya untuk mendapati gadis itu yang tidak mau bergerak dari tempatnya.

"Aku tidak ingin menyusahkan kakak lagi... Tolong kakak pergilah sekarang"

Gadis itu berteriak, ia melepaskan tangannya dari genggaman tangan Reza dan lalu mendorong punggung Reza untuk pergi menjauh darinya.

"Tunggu..Tunggu... Aku datang untuk menyelamatkanmu tahu, tapi kenapa kau malah menyuruhku pergi" ucap Reza yang kebingungan.

"Pokoknya kakak harus pergi...kalau tidak kakak akan celaka..." terang gadis itu dengan tatapan yang terlihat sangat berempati.

Melihat kepedulian dari gadis itu, Reza mencoba menghibur gadis itu dan menjelaskan situasi sekarang kepadanya.

"Dek, kamu tidak perlu khawatir lagi, setelah mengantarmu ke orang tuamu kau pasti akan aman, orang yang mengganggumu selama ini juga sudah terkulai lemas sekarang, jadi tidak perlu khawatir sekar---

"Tidak! Bukan begitu! Orang yang menyiksaku selama ini bukan hanya dia!!! Tapi masih ada lagi yang lebih seram!!!"

Gadis itu memotong perkataan Reza dan berkata dengan mata yang ketakutan dan tubuh yang gemetar.

"Siapa dia!" Tanya Reza memegang kedua pundak anak kecil itu dan menatap anak kecil itu dengan tatapan lurus.

"Dia Adalah---"

"Ada apa ini...! Siapa orang yang berani macam-macam dengan anak buahku!"

Seorang pria berbadan besar dengan bagian atas yang terbuka tanpa pakaian apapun dan tatto naga dipunggungnya datang dengan golok ditangannya dan sepuluh anak buah dibelakangnya. Dirinya terkejut saat melihat anak buahnya babak belur dan terkapar ditanah.

"Kau...! periksa kondisinya"

"Ya! Siap Boss!!"

Pria berbadan besar itu menyuruh seorang pria botak disampingnya untuk memeriksa tubuh orang yang terkapar itu.

"Apa yang terjadi dengan dia... Apakah dia telah mati" Tanya pria besar itu.

"Tidak bos, hanya saja kondisinya benar-benar parah hingga menyebabkan banyak luka lebam diwajahnya. Dan juga---"

"Dan juga kenapa!"

"Tidak kenapa Boss, hanya saja aku sedikit merasa penasaran, siapa orang yang berani mencari masalah dengan gang kita."

"Hanya hewan hina yang pantas diperlakukan seperti itu" Reza berjalan mendekati mereka dari kejauhan setelah menyuruh gadis kecil untuk menunggu sebentar, ia lalu mencibir tepat kelompok gang tepat didepan mereka disaat suasana hati mereka sedang buruk.

"Kau? Hanya seorang anak Sekolah menengah saja? Apa bocah sepertimu bahkan bisa memukul lalat? Hahah..." Pria itu mengejek Reza yang baru datang dan langsung menertawainya bersama anak buahnya.

"Benar juga yah... jadi apa darah ini bisa jadi buktinya"

Reza mengulurkan tangan kanannya yang berdarah kepada para preman itu yang membuat wajah para preman itu berubah Drastis.

"Nak, kau sangat berani juga menampakkan dirimu Dihadapanku, apa kau sudah siap untuk mati"

Setelah melihat Tangan Reza yang berdarah dan dilapisi darah, Boss mereka yang sedari tadi meremehkan Reza dalam sekejap matanya menjadi merah, amarahnya menjadi memuncak dan juga terlihat seperti mata seorang anjing pemburu.

Apa yang membuat Pria berbadan besar dan anak buahnya itu secara bersamaan kaget bukanlah semata karena darah segar milik temannya yang baru saja pingsan yang masih mengalir dari tangan reza, namun apa yang ada di atas telapak tangan Reza itulah yang bikin semuanya menjadi panik, itu adalah anting-anting yang biasanya dipakai oleh teman mereka yang terkulai lemas ditanah dengan darah yang memenuhi wajahnya.

"Aku mati atau tidak bukan kalian yang menentukan" Reza menjawab acuh tak acuh.

"Hahaha....bagus...bagus... Kalau begitu matilah" pria itu bertepuk tangan dan tertawa dengan keras. Namun kemudian ekspresinya berubah menjadi tatapan tajam.

Sepuluh golok yang tajam mengelilinginya dengan para anak buah orang besar itu yang menggenggamnya.

"Kakak...aku takut..." Gadis kecil yang sedari tadi bersembunyi disisi Reza, sekarang menarik baju Reza dan mencengkramnya dengan erat.

"Tenang saja...selama kau memelukku maka kau akan selamat" Ucap Reza drngan hangat sambil menyisiri rambut anak itu dengan telapak tangannya dan kemudian mengelus-elusnya. Dan gadis itu dengan tangan mungilnya memeluk Reza.

Memang seperti yang diharapkan dari gang jalanan, kekuatan bentrokan mereka sangat kuat dan gerakannnya juga sangat cepat. Namun tidak ada satu serangan merekapun yang bisa menggores baik Reza maupun gadis kecil yang berada dipelukan Reza itu

Mereka semua termundur kebelakang dan merasa sangat terkejut seolah-olah sedang melihat iblis.

"A--Apa kau itu I-IBLIS...!!!!" Seru salah satu preman itu.

Jadi bagaimana, apa cuman itu saja yang bisa kalian lakukan.

Para preman itu menggertakkan giginya karena merasa diremehkan namun sebagian merasa takut dengan fisik Reza yang kebal terhadap setiap serangan mereka.

Melihat kondisi mereka yang sudah putus asa, Reza mengalihkan tatapannya kepada bos mereka semua.

"Apa kau masih berani mengusikku" Tanya Reza dengan dingin kepada pria besar itu.

Dan benar saja, pria besar itu juga mengeluarkan keringat dingin, dan jari-jarinya juga gemetar saat memegang golok yang ia sandarkan di bahunya. Dia lantas mengganti tatapannya dari Reza menuju gadis kecil.

"Aku sedang dalam mood yang bagus bocah, jadi akan kumaafkan sikap kurang ajarmu itu dan membiarkan kau pergi dari sini. Tapi nak, kau harus membiarkan anak itu tetap disini. Aku mengeluarkan cukup banyak uang untuk membeli gadis itu" Ucapnya seraya menunjuk kearah gadis yang berada di pelukan Reza

"Aku tentu saja akan pergi dari sini kalau kalian tidak menggangguku, tapi aku juga akan membawa anak ini apapun yang terjadi, nyawaku bukan ditangan kalian, begitu juga dengannya" ucap Reza dengan tegas sambil menatap kebawah, melihat gadis yang menatap mata Reza dengan tatapan polos.

Pria itu memelototi Reza dengan kejam. “Nak, aku bilang sekali lagi! serahkan dia padaku sekarang, dan kita masih bisa membicarakan semuanya. Kalau kalau kau memang benar-benar keras kepala, aku akan membunuhmu dengan Golok yang kupegang ini! “

“Wah seram sekali...Aku benar-benar ingin tahu bagaimana kau akan membunuhku, apa kau masih belum puas melihat anggotamu menyerangku dan tidak membuahkan hasil sama sekali...?” Ejek Reza dengan santai.

...CIK!

Pria itu mendecakkan lidahnya.

"Apapun dan bagaimanapun caranya bunuh anak itu!!! tebas dia sampai mati" teriak pria berbadan besar itu kepada seluruh anak buahnya.

Merekapun melaksanakan perintah pria berbadan besar itu tanpa membangkang sedikitpun. Kali ini Reza tidak hanya diam menerima serangan mereka. Dia awalnya menyuruh gadis yang dipeluknya mundur kebelakang menjauh dari dirinya sekarang.

Dan ketika serangan datang, dengan tangan kanannya ia menahan golok salah satu preman itu dan merampasnya dengan menendang dada pria yang memegang pedang itu agar menjauh.

"Sekarang giliranku" ucap Reza dengan seringai tipis.

Ketika Reza memegang golok itu, dengan cekatan ia maju ke orang-orang itu dan menghantam ujung dagu mereka semua secara bergantian dengan bagian tumpul golok yang ia pegang supaya para preman itu pingsan.

Gulp.

Pria berbadan besar itu menelan ludahnya dengan susah payah, bertanya-tanya dari mana monster ini berasal. Anak sekecil itu saja bisa menakutinya.

“kau… Siapa kau sebenarnya..!”

Setelah mengucapkan kata-kata kasar Itu, dia melarikan diri dengan kekalahan dan ketidakpercayaan. Walaupun badannya besar, ia tidak yakin bisa melawan Reza.

Reza segera mengambil salah satu balok besar disekitarnya dan lalu melemparnya ke pria itu. Saat balok itu mengenai belakang lehernya, ia terjatuh dan pingsan.

“DING! Selamat Anda telah mendapatkan sepuluh ribu poin! ” Notifikasi sistem berbunyi.

Reza terlalu sibuk untuk memperhatikan. Dia mengumpulkan pandangannya dan menatap gadis kecil itu, menghiburnya saat dia menggigil. “Jangan takut. Ada kakak disini...Tenanglah...!”

“Iya...!” Gadis kecil itu mengangguk dan lalu menyeka air matanya dengan jarinya tanpa henti.

Setengah jam kemudian, Reza muncul bersama gadis kecil itu di kantor polisi.

“Tetaplah disini... Polisi akan membawamu pulang dan menemui kedua orang tuamu. Reza berkata sambil mengelus kepala gadis kecil itu. Saat ini hanya itu yang bisa dia lakukan, dan setelah sedikit melakukan bantuan kecil itu, diapun memutuskan untuk pergi meninggalkan gadis kecil itu.

“Kakak, terima kasih!” Gadis kecil itu sangat peka. Dia tahu bahwa dia telah bertemu orang yang baik, jika tidak, dia akan tetap menderita di tangan preman itu.

Reza hanya tersenyum padanya, lalu berjalan keluar dari kantor polisi, ditemani oleh seorang petugas polisi yang dua kali lebih tua darinya.

“Bagus nak, setelah ini kami akan mengirimnya kembali ke orang tua kandungnya. ”

"Terima kasih atas layanan Bapak!" ucap Reza.

“Ini tugas dan tanggung jawab kami sebagai polisi. Tidak ada masalah sama sekali. ”

Polisi yang mengantarnya keluar penuh senyum. Dia dengan sungguh-sungguh menjabat tangan Reza. “Saat ini, kami membutuhkan lebih banyak orang seperti dirimu, nak. Dengan bantuan darimu Akan ada lebih sedikit kejahatan! “

Reza tidak berkata apa-apa lagi. Dia hanya mengangguk dan berdiri untuk pergi.

Seorang polisi wanita sedang berjalan menuju mereka di dekat pintu masuk kantor polisi.

Dia pasti sedang terburu-buru, karena dia berjalan dengan cepat. Jika bukan karena respon cepat dari Reza, mereka berdua akan bertabrakan. Namun, walaupun sudah begitu, bahu mereka masih sedikit bersentuhan.

Polisi wanita itu berbalik, dan Reza juga melakukan hal yang sama.

Tatapan mereka bertemu di udara, yang pertama menggigil kemudian menjadi suasanan cair. Setelah tersenyum meminta maaf, Reza pergi tanpa melihat ke belakang.

“Bu Inspektur Hana!” Polisi yang mengantar Reza berjalan menyapa polisi wanita itu.

Dia menunjuk punggung Reza dan bertanya, “Siapa anak itu?”

Polisi itu menyeringai dan berkata, “Dia hanya anak yang baik. ”

“Apa? Anak yang baik?”

Polisi wanita itu bingung dengan kata-katanya. Saat tatapan mereka saling terkait, dia jelas merasakan hawa dingin yang mencekik yang membuatnya merinding. Ekspresi mata anak itu lebih tajam dan menakutkan daripada para pengedar narkoba yang pernah dia tangani sebelumnya.

Polisi itu mengangguk dan tersenyum, “ Anak itu menyelamatkan seorang gadis kecil dari seorang bawahan kriminal bawah tanah yang berspesialisasi dalam memperbudak anak-anak dengan cara mengemis, dia jelas anak yang baik. ”

“Baiklah!”

Kehati-hatian polisi wanita itu terhadap Reza langsung menghilang, dan dia mengalihkan pandangannya dari punggung Reza. Ngomong-ngomong, di mana gadis kecil itu?

“Dia ada di kantor. ”

“Baiklah, ini seharusnya menjadi pembukaan. Selama kita dengan hati-hati membukanya, kita bisa memusnahkan seluruh geng kriminal bawah tanah di kota Apex, yang memperbudak anak-anak karena mengemis. Mata polisi wanita itu menunjukkan kilatan kebencian yang ekstrim saat dia dengan cepat berjalan ke dalam gedung kantor polisi.

****

Kembali ke rumah kosnya, Reza melihat-lihat Toko dalam sistem. Dia sekarang memiliki total enam belas ribu poin. Setelah menebus kemampuan 'Above all, the God of Aikido, poinnya turun menjadi nol.

Untungnya, kemampuan ini berefek besar pada tubuh Reza walaupun awalnya ia merasa kepalanya terasa sangat sakit karena dimasuki berbagai ilmu dari bela diri Aikido didalamnya.

Reza secara pribadi mencari lebih dari selusin buku martial art dan menemukan bahwa tidak hanya dia dapat memahami semuanya, dia juga dapat dengan lancar mengulangi gerakan dalam buku.

“Kemampuan ini seharusnya bermanfaat dalam mencari pekerjaan!” Reza cukup puas, ia berharap bisa menjadi satpam atau security disuatu mal atau bank dengan umurnya yang sekarang.

RING!!!.

Itu adalah ponselnya.

Reza melihat ponselnya. Itu adalah kakak perempuannya, Anita, yang bekerja sebagai apoteker.

Begitu dia menekan tombol jawab, suara Anita bisa terdengar dari telepon. “Dek...ada masalah apa? Kamu kenapa keluar dari sekolah" ucapnya dengan nada sedih.

Reza merengut dan meneriaki nama Aikalin dalam pikirannya, "Apa dia tidak bisa tidak bermulut ember sekali saja" pikir Reza.

Didalam pikirannya ia seratus persen yakin kalau Aikalin adalah dalang yang melaporkan masalah ini ke Anita. Pasalnya Reza tidak pernah memberikan nomor kakaknya kepada sekolah.

“Hmm...” Reza menjawab dengan tidak jelas.

“Ada masalah apa dek, ayo coba cerita ke kakak. Kamu belum pernah seperti ini sebelumnya dan baru sekarang aja kamu berubah. Kalau ada masalah coba tolong katakan pada kakak!"

Reza tidak tahu harus berkata apa. Dengan merendahkan suaranya, dia berkata, “Kak, aku sudah dewasa, aku ambil keputusan ini dan aku sadar akan konsekuensinya, aku mohon biarkan aku mengambil keputusan ini. Apapun alasannya dimasa depan akan kutanggung sendiri ”

“Dek, aku kakakmu..tentu saja aku tidak akan membiarkanmu menanggungnya sendiri, kalau ada apa-apa kakak akan membantumu.

Anita seperti menahan tangis. “Jadi bagaimana rencanamu kedepan? Apa kau mau pindah sekolah atau ingin kerja ditempat kakak saja? Walaupun kamu masih muda kakak bisa bicarain sama atasan kok"

Reza menghembuskan nafas beratnya, " Kakak tidak perlu mengurus masalah itu, fokus saja dengan suami kakak, urusanku biar aku urus secara mandiri saja.

“Tidak. Kamu itu adikku satu-satunya diperantauan ini. Kebahagiaanmu itu penting bagiku. Saat ada waktu senggang nanti datanglah kerumah kakak. Dengan ayam bakar istimewa kesukaan kamu kakak akan buat kamu kenyang sampai perutmu penuh" Ucap Anita dengan tawa kecil

Anita tidak mendengar tanggapan Reza karena Reza tiba-tiba menutup telepon.

“Kakak...!”

Reza melemparkan telepon ke samping dengan ekspresi tak berdaya.

Secara diam-diam ia merindukan ayam bakar kesukaannya yang biasa dimasakkan oleh ibu dan kakak perempuannya.

1
Kholik Moh
Janda sebelah rumah gak tuh 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!