KETOS ALAY yang sedang mengincar murid baru disekolahnya, namu sitaf pria itu sangat dingin dan cuek, namun apakah dengan kealayannya dia bisa mendapatkan cinta Pria itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayinos SIANIPAR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERUBAH
KEPOIN DIA
“Des, ini lo kasih yah, makasih” Ujar hanifah menitip makanan nya kepada Desti
“Sama sama” uap Desti dengan nada yang sangat lembut.
“Bodoh lo Nif. Lo beri gue lampu ijo untuk dekati Farel” batin Desti dengan licik.
……..
“Nif, lo gak ke kelas Farel, ngasih dia bekal gitu?” Tanya sarah pada Hanifa. Hanifa menggelengkan kepalanya dan mengatakan “Nggak, gue nggak mau ngasih apa apa” ujarnya berbohong.
“Tumben” Ujar sarah bingun. Kesambet apa bestinya ini? Nifa tidak berniat menjawab. Mereka pun kekantin.
“Mang baksonya dua” pesan Nifa pada mang bakso. Yah Hanifa mulai jajan normal lagi, karena dia sudah pesimis untuk bisa menjadi pacar Farel. Dia memilih untuk menghabiskan uangnya karena perayaan ulang tahun Farel itu hanya khayalannya dulu.
“Nif, lo gak cemburu lihat Desti sama Farel” Tanya Sarah pada Hanifa. Desti terlihat memberi makanan dan minuman itu ke Farel, dan yup bahkan Farel memakannya di kantin, Dia gak malu tuh.
“Lumayan sih” Ujar Hanifa jujur ke Sarah, namun dia memilih tidak bertindak apa-apa. Toh juga dia yang nyuruh Desti.
“Tumben Nif lo gak ngasih Farel bekal dan tumben lu setenang ini?” Ujar sarah lagi-lagi dengan heran. Hanifa hanya menggelengkan kepalanya. Lagi banyak masalah yang dihadapinya, jadi dia nggak menghabiskan energinya.
“Kan dah ada yang ngasih” ucap Nifa dengan senang, tentu dia senang karena akhirnya dia melihat Farel memakan masakan miliknya, walau dia gak tau. Tapi dibalik senyumannya juga hatinya teriris. Kenapa harus orang lain? Sejijik itukah dia ke Hanifa?
“Lo gak ada niat buat lebih gencar dekatin Farel?, lima hari lagi loh?” Tanya Sarah menyemangati Hanifa. Dia senang melihat Hanifa nggak sealay dulu ngejar Farel. Namun dia juga sedih melihat Hanifa nggak seceria dulu.
“Gue tetap kok gencar untuk meluluhkan Farel, gue gak bakalan nyerah, tapi gue nggak mau menggenggam nya semakin kuat, karena sebuah telur yang digenggam kuat akan pecah” Ujarnya dengan kiasan kata yang penuh arti.
“Terus lo mau gimana?” Tanya sarah memastikan strategi sahabatnya itu. Hanifa tiba-tiba mendekat ke Farel. Entah apa yang dipikirkan gadis ini tiba-tiba.
“Entahlah, gue bingung harus bagaimana ke lo Rel, ajari gue buat lo luluh pada gue” Ujar Hanifa dihadapan farel.
“Lo pergi menjauh dari gue, karena lo itu bukan tipe gue, culun” ucap Farel hingga membuat Desti mendengarnya langsung tersenyum puas. Begitu juga teman-teman yang ada di kantin, namun banyak juga yang gak berani menertawakannya, karena dia merupakan ketua osis.
“Lo jahat banget sih sama Nifa” gerutu Sarah yang gemas mendengar kata kata pria yang sok oke itu.
“Kalau menjauh dari lo kayaknya susah deh Rel” ucap Nifa yang tersenyum. Mungkin hanya Sarah yang tau bahwa senyuman Nifa adalah senyuman kepedihan, senyum keterlukaan.
………
Istirahat tiba, wajah Nifa yang biasanya ceria kini semuanya hilang, dia hanya ingin diam di dalam kelas. Di Dalam keterpurukannya hanya ada Sarah yang mau menemani dia.
“Nif lo kenapa sih?” Tanya Sarah yang semakin sedih melihat sahabatnya.
“Menurut lo Farel suka sama Desti nggak?” Tanya Hanifa sedih
“Hmmm, menurut gue sih nggak” Ujar sarah asal-asalan.
“Kenapa menurut lo kayak gitu, lo gak lihat mereka berdua dekat banget, bahkan dia ngasih sebuah perhatian yang dalam” Ujar Hanifa memberi sudut pandangnya.
“Lo salah Nif, Farel bukan suka sama Desti melainkan adik tiri lo sendiri” Ujar Sarah ceplos, dia tau dari Agung dan menurut Sarah, Hanifa harus tau hal ini.
“Maksud lo Selvi?” Tanya Hanifa nggak percaya.
“Hmm, Agung yang nyeritain semuanya, dia bilang kalau dia, Silvi, Revan dan Farel satu SMP, dan Farel itu mantan Silvi” Ujar Sarah menjelaskan.
“Kenapa Silvi yang selalu sempurna di depan orang orang, kenapa saingan gue harus Silvi, kenapa juga gue harus jadi kakak tiri dia sih?” Ujar Hanifa kesal dan merasa dunia gak pernah berpihak ke dia.
“Gue tau rasanya seperti lo, tapi gue yakin semuanya ada hikmah nya Nif, menurut gue lo itu lebih cantik dari Silvi, mungkin luar lo aja kalah sama Silvi, tapi dalamnya masih lo Nif, hati lo tulus” Ujar sarah memuji sahabatnya itu.
Percuma hati gue baik, tapi laki laki itu ngelihatnya fisik. Gue benci mereka. Yah tuhan kuatkan lah hamba mu untuk menghadapi semuanya ini, beri hambamu satu kebahagiaan yang ada yah Tuhan. Yang ku inginkan hanyalah bahagia. Mah, kak, Nifa rindu kalian berdu. Nifa capek kayak gini terus, kenapa kalian tinggalkan Nifa secepat ini, Nifa kesepian mah, kak. Nifa rasa Nifa lemah saat ini, Nifa baru rasain yang seperti ini mah, Nifa gak pernah berpikir akan seperti ini untuk saat ini. Tapi yang Nifa tau Nifa sayang kalian.
“Nif mendingan lo move on aja yah” ucap Sarah yang memberi saran, walau gadis itu tau bahwa sahabatnya itu tidak akan memperdulikan perkataannya, namun dia selalu mencoba, dia yakin bahwa Nifa akan mundur secara perlahan lahan. Sarah sangat berharap akan hal itu terjadi. Akan hal yang selalu dinanti nanti Sarah. Sarah terlalu muak melihat sahabatnya di sakiti. Saatnya Sarah mengubah sifat sahabatnya itu, agar tidak seorang pun yang dapat menghinanya sedikitpun itu, tidak akan pernah.