season 1
Aku tau,kamu tau..
komunikasi adalah kunci terjalinnya suatu hubungan bagaimana jika kamu menikahi seorang pria yang sulit di ajak berkomunikasi?
Hubungan yang mulai membaik harus di hancurkan karena rahasia yang mulai terkuak.
Yuk ikuti kisah nisma dan zykra...
season 2
Apakah pelarian dan rahasia zera akan terungkap?
Bagaimana cara bagas menghadapi akibat dari tingkah lakunya di masa lalu ?
untuk menjawab tanda tanya itu yok baca season 2 dari delusi yang menceritakan kisah bagas dan mantan asistennya yang tiba-tiba menghilang membawa luka dan rahasia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Prameswari Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 28
Zykra di rawat di salah satu ruang vip yang terdapat di rumah sakit. Di ruangan itu terdapat bagas dan zera serta nisma yang dengan setia menunggu sang suami yang belum tersadar. Dia duduk dengan perasaan yang belum tenang sepenuhnya, nisma masih takut jika sang suami tidak membuka matanya lagi dia belum siap menjadi janda dan single parent dia tidak sanggup memikirkan itu semua.
" Dia tidak akan mati, dia juga masih berdosa padaku." ucap nya bergumam tidak sadar sambil menggelengkan kepala.
" seperti yang aku katakan tadi, kakak ku tidak akan mati hanya karena demam." bagas berkata setelah mendengar gumaman kakak iparnya.
" Ya.. Dia juga masih berhutang kata maaf padaku." nisma menghentikan ucapan nya untuk menarik napas dan membuang nya membuang napas lalu kembali berkata " takan ku biarkan dia pergi begitu saja." ucap nisma tanpa melepas pandanganya dari sang suami.
Bagas hanya mengangguk mendengar apa yang di katakan kakak iparnya, sedangkan zera hanya menyimak pembicaraan kedua orang itu dengan sambil memijat pangkal hidungnya lalu setelahnya dia pamit untuk membeli makanan dan mengambil baju ganti untuk nisma yang masih mengenakan baju tidur dia juga sekalian membawakan perlengkapan yang lainnya.
Dan tinggalah mereka bertiga yang ada di ruangan itu. Zykra yang masih menutup matanya dengan nisma yang senantiasa duduk di sampingnya, sedangkan bagas memeriksa berkas yang di kirim melalui email nya, bagas terpaksa harus bekerja dari sana atas perintahnya ibu nya, karena sang ibu masih di luar kota untuk menemani ayah nya. Sang ibu berpesan untuk menemani nisma menjaga bagas sampai sang ibu kembali.
Setelah satu jam pergi zera kembali membawa perlengkapan zykra dan juga nisma, tidak lupa dia juga membawa sarapan untuk mereka. Zera menghampiri nisma yang sedang termenung memandangi wajah pucat suaminya.
" sebaiknya kamu ganti pakaian dulu, lalu setelah itu makan." ucap zera sambil menyerahkan paper bag berisi pakaian nisma.
Mendengar itu nisma mengalihkan pandangan nya pada zera lalu berkata.
" Baiklah terimakasih." ucap nisma tersenyum sambil menerima paper bag yang di berikan oleh zera.
Nisma berdiri dari duduknya dan melangkah ke dalam kamar mandi. Sedangkan zera melangkah ke ruang makan yang terdapat di ruang vip itu, dia menyiapkan makanan untuk atasannya dan juga untuk nisma. Karena hari sudah memasuki makan siang, zera menghampiri bagas yang terlihat sibuk untuk menyuruhnya beristirahat dan makan siang, dengan ragu dia berkata.
" Tuan sebaiknya anda makan siang terlebih dahulu." ucap zera pada bagas yang sibuk dengan laptop di pangkuannya. Bagas tidak menjawab hanya menatap sekilas sang asisten lalu setelahnya dia bangkit dari duduk nya untuk melangkah ke meja makan.
Melihat sang atasan yang tidak protes karena dia berani mengganggu nya yang sedang bekerja, zera diam-diam bersyukur di dalam hati karena tidak mendapat makian dari bagas.
" mungkin dia sedang lapar." ucap zera dalam hati.
Baru saja dia tenang karena tidak mendengar mulut atasannya berbicara tiba-tiba bagas berteriak.
" Zera, kau salah meletakan sendok dan garpu." ucap bagas sambil berkacak pinggang.
Belum sempat menjawab nisma keluar dari arah kamar mandi dan berkata.
" jangan berteriak, suamiku sedang sakit dan ini rumah sakit." ucap nisma dengan tajam.
" aku tidak berteriak." bagas menjawab dengan entengnya.
Mendengar itu nisma memutar bola matanya malas, sambil melangkah dia bertanya pada zera.
" apa telingamu baik-baik saja." ucap nisma.
zera hanya menggeleng menjawab pertanyaan nisma karena dia takut untuk mengeluarkan suaranya, terlebih dia sedang di tatap tajam oleh bagas sang atasan.
Melihat bagas yang masih terus menatap nya membuat zera menyadari kesalahannya yang tadi, dia buru-buru menghampiri meja makan untuk membenarkan posisi sendok dan garpu yang salah.
" sudah saya benarkan." ucap zera sambil tersenyum canggung. Bagas hanya menatap wajah zera yang tertekan setelah nya dia duduk dan bersiap untuk makan tapi kemudian dia berkata.
" kenapa hanya ada dua porsi ?" ucap bagas sambil mengalihkan pandangannya pada zera.
" huh ..." Zera mengerjap bingung mendengar pertanyaan sang atasan tapi setelahnya dia berkata.
" oh itu aku sudah makan dan itu untukmu dan juga kak nisma." ucap zera masih dengan senyuman canggungnya.
Mendengar jawaban sang asisten bagas menatap lama wajah zera lalu setelahnya dia makan dengan tenang. Sedangkan yang di tatap hanya menunduk karena takut ketahuan berbohong, sebenarnya zera belum makan karena saat memesan makan tadi hanya tinggal 2 porsi karena takut kelamaan jika harus mencari makanan lain, zera memutuskan untuk memesannya dan dia hanya memakan roti untuk mengganjal perutnya.
" kenapa kamu tidak ikut makan?" nisma berkata setelah duduk di kursi.
" Saya sudah makan tadi." zera menjawab sambil tersenyum.
Nisma mengangguk dan memakan makanannya, dia makan dengan lahap karena tadi pagi dia hanya meminum susu ibu hamil dam tidak sempat makan karena panik dan alhasil sekarang perutnya sangat lapar. Setelah makan dia meminum vitamin nya , nisma bersyukur dan berterimakasih kepada zera karena telah menyiapkan dan membawakan kebutuhannya.
Karena ada rapat dengan klien yang sangat penting bagas dan zera harus meninggalkan nisma berdua dengan bagas. Untung saja lokasinya tidak jauh dari rumah sakit jadi bagas tidak terlalu khawatir meninggalkan kakak iparnya sendirian. Jadi tinggalah nisma sendiri menunggu sang suami membuka matanya.
Nisma menghembuskan napas dengan kesal karena sang suami tak kunjung sadarkan diri.
" kenapa dia tidak bangun." nisma bertanya pada dirinya sendiri.
" apa matanya tidak pegal menutup terus seperti itu."
Nisma terus berbicara sendiri agar tidak bosan dan juga khawatir, karena kelelahan dan pegal dia meletakan kepalanya di samping tempat tidur sang suami, dia kembali menghembuskan napas.
hufftt....
"kenapa lama sekali membuka mata." nisma berkata sambil berusaha menahan tangisannya.
" Aku sudah membuka mata."
Nisma mengangkat kepala kaget melihat sang suami sudah membuka mata dan berbicara. Dengan mata berkaca-kaca dia berkata.
" kamu masih hidup." dari sekian ungkapan yang ada di kepalanya nisma mengucapakan tiga kata itu 'kamu masih hidup' .
Mendengar apa yang di ucapkan istrinya membuat zykra tertawa. Melihat sang suami yang tertawa nisma jadi sangat kesal, dia mendengus dan berkata.
" jangan tertawa itu tidak lucu." ucap nisma sambil mendelikan matanya.
Zykra menghentikan tawanya, dan menatap dalam sang istri lalu berkata.
" maaf, maaf untuk semuanya." ucap zykra lirih.
Hati nisma berdetak kencang di tatap seperti itu oleh suaminya apa lagi setelah mendengar zykra kembali meminta maaf padanya. Jujur saja untuk memaafkan sang suami nisma masih enggan. Dia memilih untuk tidak menjawab dan berdiri untuk memencet tombol untuk memanggil dokter untuk memeriksa kondisi suaminya.
Tidak butuh waktu lama dokter datang dan memeriksa keadaan zykra. Dokter mengatakan keadaan zykra baik-baik saja, dan dia hanya di sarankan untuk menginap 2 malam saja untuk menaikan trombositnya yang masih rendah.
terimakasih...
salam hangat😘