Siapa bilang mertua selalu identik dengan kata menindas dan kejam pada menantu, serta tak pernah akur?
Ini tidak terjadi pada Embun, seorang wanita lembut dan berbakti pada mertua setelah menikah dengan laki-laki bernama Gio. Tapi sayang beribu sayang. Hidup tak pernah sempurna, bukan?
Embun mendapatkan mertua luar biasa yang banyak di impikan para menantu, sayangnya ia malah mendapatkan suami pengkhianat.
Untungnya, mertuanya lebih membela Embun sebagai menantu dan memberi pelajaran pada putra kandung mereka sendiri. Namun, kejutan dari sang mertua membuat Embun tak bisa berkata-kata. Kedua mertuanya malah menjodohkan Embun dengan pria pilihan mereka, padahal ketuk palu perceraian belum terlaksana.
Apa yang terjadi selanjutnya, apa Embun menerima kehadiran pria baru pilihan mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter - 24.
Melati duduk dengan wajah gelisah, dia tidak bisa kabur dari ruangan. Melody seperti bodyguard Mama Jasmin, terus mengintimidasi.
“Heh! Punya mulut kagak! Ngomong! Ibuku nanya tuh, kemana kamu bawa putri kandungnya?!“
“Kenapa tanya aku? Tanya saja mantan suami kamu!“ Melati menatap Mama Jasmin dengan pandangan kesal, namun ia kembali memalingkan wajah.
“Kamu masih nggak mau ngaku! Mas Bram bilang, saat kalian bercerai kamu cuuliik Nazwa! Dimana putriku?!!!“ Mama Jasmin tak tahan lagi, ia menarik baju Melati.
“Mah, tenang. Jaga emosi Mama,“ Melody takut penyakit jantung Mama Jasmin kambuh.
Embun menghampiri Mama Jasmin, ia harus mengatakan sesuatu. “Mah... jangan khawatir, Bang Raja sudah menemukan panti asuhan tempat Bu Melati buang anak Mama. Sebenarnya, beberapa hari lalu Bang Raja sudah melakukan tes DNA diantara kita. Tadinya Embun belum mau bilang ini sama Mama karena Bang Raja takut kalau Embun bukan putri kandung Mama dan Mama akan kecewa berat.“
“Embun? Kamu? K-kamu putri kandung Mama?“ Mama Jasmin memegang bahu Embun, menatap lamat-lamat mata putrinya yang telah lama hilang.
Embun mengangguk, “Selama sebulan ini, Bang Raja dan aku terus menyusuri jejak-jejak Bu Melati. Meski banyak kesulitan karena Bu Melati hidup berpindah-pindah dan sudah 4 kali menikah... tapi akhirnya kami menemukan panti asuhan yang dulu tempat Bu Melati membuang anak Mama dan panti itu adalah panti tempat Embun tinggal sejak bayi. Setelah yakin, dua hari lalu Bang Raja mengambil sikat gigi Mama dan melakukan tes. Karena hari ini sibuk, hasilnya belum diambil. Mama tunggu disini ya... Embun ambil sekarang.“
“Tidak perlu, aku sudah ambilkan. Tadi Mas Adam telepon, Tuan Raja meminta aku mengambilkan hasil tes DNA saat mendengar ada Bu Melati disini.“
Dokter Anggun masuk ke dalam ruangan, dia menyerahkan amplop tersegel berisikan hasil tes DNA antara Embun dan Mama Jasmin.
Dengan tangan gemetar, Mama Jasmin mengambil dan siap membukanya.
Melati semakin gelisah, dia takut dipenjara. Dengan perlahan, di saat semua orang terfokus pada Mama Jasmin membuka hasil tes, Melati berjalan ke luar ruangan tanpa seorangpun menyadarinya. Bahkan Melody tak menyadarinya, dia ikut deg-degan menunggu Mama Jasmin membuka hasil itu.
“Hasilnya positif, 99.99% Embun terbukti putriku. Hhhhh...“ Mama Jasmin sontak memeluk Embun, keduanya saling berpelukan erat dan menangis bersama-sama.
Mama Hana ikut menangis, bahkan Melody dan Anggun juga tak kuasa menahan isak tangis bahagia mereka.
“Putri Mama! Nazwa! Kamu sudah besar sayang! Mama bisa memelukmu... hiksss...“
“Mama...“ Embun hanya terisak dalam pelukan ibu kandungnya.
“Ini takdir, tenyata kita berputar-putar dengan orang-orang di sekeliling kita. Sebenarnya, Melati ingin membalas dendam pada kami, orang tua Gio. Sebagai akibatnya, Embun menjadi korban. Maafkan saya Jeng Jasmin...“
Mama Jasmin menarik Embun duduk, dia menoleh ke arah Mama Hana. “Dari cerita Mantan suami saya, Mas Bram. Melati menjadi pelakor karena sedang hamil anak pria lain tapi karena pria itu tak mau bertanggung jawab... Melati menjebak Mas Bram mengatakan anak itu anak Mas Bram. Dia marah Mas Bram menceraikan dia saat kebohongan nya terbongkar, lalu mengambil Embun dan ternyata wanita itu membuangnya di panti asuhan.“
“Pantas saja aku selalu merasa berdosa pada Embun, aku sangat menyayangi nya seperti putriku sendiri. Jika ditelaah lagi... sepertinya ada andilku disini. Sepertinya hidup Melati berantakan setelah dia gagal menikah dengan suamiku, dan akhirnya malah menjadi pelakor dalam rumah tanggamu Jeng Jasmin. Suamiku terlepas dari wanita licik macam Melati... tapi Ayah kandung Embun malah terjebak dan kalian jadi korbannya. Andaikan suamiku menikah dengan Melati, rumah tanggamu dengan mantan suamimu pasti masih langgeng tanpa adanya pelakor. Dan Embun tidak akan dibuang ke panti dan masih menjadi anak kalian yang mendapatkan kasih sayang sejak bayi dari orang tua kandungnya. Maafkan saya Jeng Jasmin...“
Mama Hana akhirnya mendapatkan jawaban kenapa dia selalu menyayangi Embun bahkan lebih membela Embun dibandingkan putranya sendiri. Ternyata ada hutang yang harus ia bayar pada Mama Jasmin melalui Embun.
Mama Jasmin terus memeluk Embun, dia mengusassap Baby bump Embun yang sudah berusia 3 bulan. “Ini cucu kandung Mama...“
Embun mengangguk sembari terisak.
Kebahagiaan pun terasa, bahkan mereka benar-benar melupakan ketidakhadiran Melati karena merasa wanita kejam itu sudah tak penting lagi setelah Embun ditemukan.
Raja dan Adam baru saja datang, keduanya berdiri di ambang pintu dan disuguhi pemandangan hangat ketika Embun masih berada dalam pelukan Mama Jasmin.
“Sayangnya perayaan kebahagian ini harus ditunda, keadaan Om Hendra masih dalam tinjauan.“ Adam menghela nafas berat, baginya Papa Hendra sudah seperti ayah kandungnya.
Drrrrrrttt.
Masuk panggilan ke ponsel Raja, “Ya?“
“Tuan, kami sudah menemukan tempat Melati menyekaap Pak Bram. Ada beberapa orang berjaga, apa kami harus bertindak?“
Mata Raja berkilat tajam, tindakan Melati sudah keterlaluan. Ia sudah mengetahui Bram mendatangi Melati di hari mereka berjanji untuk bertemu, namun setelah itu Bram malah menghilang dan Raja langsung mencurigai Melati. Selama ini ia tidak mengatakan prasangka nya kepada Embun tentang hilangnya Bram, ia takut Embun overthinking dan mengganggu kehamilan Embun.
“Eksekusi! Kalian harus berhasil mendapatkan Pak Bram!“
“Serahkan pada kami, Tuan.“
Panggilan dimatikan.
“Ada apa? Katamu... Pak Bram itu ayah kandung Embun, kan?“ Adam penasaran.
“Dia hilang sebulan lalu, hari ini anak buahku menemukan tempat dia disekaaap oleh Melati.“
“Dasar wanita keji! Tak henti-hentinya berbuat jahat pada orang lain!“ Adam menggertakkan giginya.
“Jaga mereka, aku akan mengurus masalah ini.“
Raja pun pergi tanpa berpamitan, ia tak ingin Embun mencemaskan keadaan Bram. Ia tahu, hati Embun begitu lembut. Meskipun Bram pernah mengkhianati Mama Jasmin, namun Embun sebagai anak pastinya akan memaafkan ayah kandungnya dan tak ingin sampai Bram kenapa-kenapa.
Karena gimanapun, Bram ayah kandung Embun kan? 😢