NovelToon NovelToon
Happiness

Happiness

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Romansa / Teman lama bertemu kembali / Office Romance
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Early Zee

Rasanya menjadi prioritas utama bagi seseorang adalah suatu keberuntungan. Canda tawa dan bahagia selalu membersamai mereka dalam hubungan yang sehat ini, hingga membuat keduanya tidak berhenti bersyukur.

Hari demi hari kita lalui dengan berbagai cerita. Saat itu, semua masih terasa baik-baik saja. Hingga tanpa kita sadari, satu persatu masalah mulai menghiasi hubungan ini.

Awalnya kita mampu bertahan di tengah badai yang sangat kuat. Tetapi nyatanya semakin kita kuat, badai itu semakin menggila. Kiranya kita akan bisa bertahan, ternyata kita salah.

Hubungan yang sudah kita jalin dengan baik dan banyak cerita bahagia di dalamnya, dengan sangat terpaksa kita akhiri. Badai itu benar-benar sangat dahsyat! Kita tidak mampu, kita menyerah sebab lelah.

Dan syukurlah tuhan tidak tidur, kebahagiaan yang di renggut paksa oleh seseorang kini telah di kembalikan. Kisah kita kembali terukir hingga menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya dalam ikatan pernikahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Early Zee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6

Dulu, sebelum Jeno hadir kembali di kehidupannya, Naureen biasa saja menjalani kesehariannya. Ia juga sangat menikmati kesendiriannya hingga tidak berpikir untuk memiliki pasangan se-segera mungkin.

Namun kali ini setelah Jeno benar-benar hadir kembali, pikirannya menjadi tidak karuan dan hatinya pun sering berdebar. Terlebih perasaannya terhadap Jeno yang masih bersembunyi, kini perlahan menunjukkan keberadaannya. Hatinya benar-benar kacau, ia tidak seperti Naureen yang santai seperti biasanya lagi.

"Kopi pagi mu." Kata Jeno menyapa Naureen yang tengah duduk santai di rooftop sambil membawa kopi dan roti lapis kesukaan Naureen.

"Buat aku? Kenapa repot-repot, aku bisa beli sendiri kok." Ucap Naureen yang saat itu bersama dengan Fey dan Sean seperti biasa.

"Aku butuh kafein, jadi sekalian aku beli buat kamu." Sahut Jeno dengan senyumannya yang tidak pernah terlepas selagi memandangi Naureen.

"Kamu enggak pernah minum kopi saat perut kosong. Kenapa tiba-tiba kopi?" Tanya Naureen.

"Kamu masih ingat itu?" Jeno terkejut sebab Naureen masih mengingat kebiasaannya sejak dulu. Jeno memang tidak pernah meminum kopi saat perutnya belum menyentuh makanan.

"Hm. Karena kamu juga sering bilang untuk aku enggak minum kopi sebelum makan." Sahut Naureen tersenyum.

"Aku enggak expect kalau kamu masih ingat hal itu." Kata Jeno.

"Jelas aku ingat, ka..."

"Ehem! Kopi buat kita enggak ada pak?" Seru Fey dengan nada sedikit tinggi menyela perkataan Naureen.

"Ah. Maaf saya lupa, ini buat kalian." Jeno yang terkejut langsung memberikan kopi yang juga sengaja ia beli untuk Fey dan Sean.

"Lo lancang banget Fey, enggak sopan menyela pembicaraan orang di tambah lo malah malak ketua departemen. Parah lo." Celetuk Sean si mulut rombeng yang enggak perduli temannya akan marah atau tidak.

"Heh! Lo ngatain gue tapi tangan lo tetep ya enggak bisa pura-pura enggak lihat ada makanan." Sahut Fey yang akhirnya mereka bertengkar seperti biasa.

"Tapi kan tetap, lo salah!" Kata Sean tidak mau kalah.

"Ya lo lihat sendiri kan tadi mereka berdua sweet-sweet gitu bahas masalalu sampai lupa ada kita disini." Jelas Fey membuat Naureen dan Jeno tersenyum malu.

"Iya juga ya. Nih masih temenan aja udah sweet kayak gini. Gimana nanti kalau beneran pacaran?" Ucap Sean semakin membuat Naureen dan Jeno salah tingkah.

"Masih pagi udah enggak jelas lo ya." Ucap Naureen dengan wajah yang memerah.

"Menurut kamu gimana Sean, kalau kita beneran pacaran akan seperti apa nanti?" Kata Jeno dengan begitu jelas dan senyum yang merekah.

Naureen, Fey dan Sean masing-masing memandangi Jeno dengan mata yang membulat. Mereka benar-benar terkejut dengan ucapan Jeno yang entah bercanda atau mungkin punya maksud lain. Terutama Naureen, ia terdiam dan berusaha dengan keras mengartikan situasi tersebut. Pipinya semakin merah, matanya pun tak tentu arah, Naureen benar-benar salah tingkah.

...***...

Akhir pekan telah tiba, setiap orang memilih untuk berolahraga atau melakukan hal lain untuk mengisi hari libur ini. Berbeda dengan Naureen yang selalu mengurung diri di kamar tanpa melakukan hal apa pun. Ia sudah terbiasa memaku pandangannya pada layar ponsel selama akhir pekan.

Hari ini pun Naureen sudah berbaring di ranjangnya dengan jari jemari yang sibuk menggulirkan layar ponselnya. Dan ketika sedang asyik bermain ponsel, tiba-tiba sang adik mengetuk pintu kamarnya.

"Kenapa?" Tanya Naureen saat membuka pintu dan hanya memperlihatkan kepalanya saja.

"Ada kak Jeno." Sahut Nico yang kemudian pergi meninggalkan Naureen yang terdiam di ambang pintu.

Jeno si suka tiba-tiba, dia enggak mungkin lupa ini hari libur kan? kenapa dia kesini?

Setelah bergumam dalam hati, Naureen pun turun ke lantai satu untuk menemui Jeno.

"Akhir pekan kok malah ngurung diri di kamar. Yuk keluar." Sapa Jeno kepada Naureen yang baru saja tiba di ruang tamu.

"Udah biasa kayak gini tiap weekend. Lagi pula mau kemana, Fey sama Sean pasti lagi pacaran, teman-teman ku yang lain juga pasti sibuk. Jadi, mau ngapain lagi kalau bukan malas-malasan dirumah." Sahut Naureen kemudian duduk di samping Jeno.

"Ya sudah, sekarang siap-siap. Ikut aku." Kata Jeno.

"Mau kemana?"

"Hm. Kamu siap-siap aja dulu, sana." Perintah Jeno dan Naureen pun menurutinya.

Tidak lama kemudian, Naureen dan Jeno sudah berada di mobil yang sama. Entah kemana Jeno akan membawanya, Naureen tampak terlihat pasrah dan tidak banyak komentar. Setelah sekian lama akhirnya Naureen bisa menikmati akhir pekan, berkat Jeno tentunya.

Membahas setiap hal kecil dan mengulas kisah lucu semasa kuliah dulu, membangkitkan kembali kenangan yang Naureen hampir melupakannya. Dan di balik Jeno yang sangat senang membahas kejadian di masalalu, ada Naureen yang merasa beruntung sebab Jeno selalu ada bersamanya sejak dulu.

Karena cerita yang terlalu menyenangkan, Naureen dan Jeno sampai tidak sadar kalau mereka sudah sampai di tempat tujuan.

"Kamu mau makan sekarang atau kita nonton dulu?" Tanya Jeno yang ternyata membawa Naureen ke sebuah Mall.

"Eh, nonton dulu juga boleh." Sahut Naureen yang memang sangat pasrah sejak Jeno membawanya pergi. Naureen sepertinya sangat nyaman ada bersama Jeno hingga hanya bisa menuruti perintah pria dewasa itu saja.

"Kamu kenapa enggak pernah nolak dan cuma ikut arahan aku aja sih? se malas itu kah kamu sampai pasrah mau di bawa kemana aja." Tanya Jeno menghentikan langkahnya dan menatap Naureen yang hari itu cantiknya lebih dari biasanya.

"Enggak gitu, karena perginya sama kamu jadi aku nyaman aja dan ya udah mau kemana pun aku enggak akan protes." Sahut Naureen. Sadar atau tidak sadar dan sengaja atau pun tidak, ia seperti sedang mengungkapkan perasaannya. Dan tentu saja hal itu membuat Jeno tercengang.

Jeno membisu dan hanya menatap Naureen lebih dalam. Ia turut merasakan getaran yang sama seperti biasanya, ya ia memang selalu berdebar saat sedang bersama Naureen. Dan kali ini pun ia sampai kehilangan fokus, hingga salah seorang pengunjung mall tidak sengaja menyenggolnya dan saat itu lah ia kembali tersadar dari lamunannya.

"Eh. Aku tiba-tiba enggak fokus. Mungkin karena laper, gimana kalau kita makan dulu?" Ucap Jeno dengan keringat yang mulai bercucuran.

"Hm. Ok." Sahut Naureen mengangguk setuju dan mereka pun segera menuju ke salah satu restauran yang saat itu tidak terlalu ramai dan masih banyak meja yang kosong. Tetapi kenapa Jeno malah berjalan ke arah private room?

"Di sana masih banyak meja kosong, kenapa kesini?" Tanya Naureen kebingungan.

Jeno hanya tersenyum dan terus saja masuk ke ruangan yang sudah di pesannya kemarin.

Memasuki private room dengan dekorasi yang terkesan romantis itu menarik perhatian Naureen. Ia terus mengamati ruangan dengan hanya ada satu meja dan dua kursi didalamnya. Dekorasi dengan dasar warna putih itu sangat cantik dan mengindahkan mata yang memandangnya.

Tetapi di balik rasa kagum Naureen akan ruangan tersebut, tersimpan rasa penasaran yang begitu besar.

Kenapa tiba-tiba private room?

Kenapa juga dekorasinya se-cantik ini?

Jeno salah masuk ruangan kayaknya. Tapi kenapa dia santai banget, malah senyum-senyum gitu. Kan jadi tambah....

"Nauu..." Suara Jeno menyadarkan Naureen dari gumamannya.

"Hah? Iya, kenapa?" Sahut Naureen kikuk.

"Kamu melamun?" Kata Jeno sambil tersenyum.

"Eng, enggak." Naureen mengelak dan ekspresinya sangat menggemaskan.

Jeno kembali tersenyum lalu ia merapihkan posisi duduknya serta menggulung lengan baju hingga ke sikunya. Urat-urat yang terlihat di lengannya menarik perhatian Naureen.

Sekarang apa lagi? Naikin lengan baju sampai kelihatan urat-uratnya gitu buat apa?

Hatinya berdebar sangat tidak beraturan, saat ini Naureen benar-benar sulit mengendalikan fokusnya. Ia pun mengedarkan pandangannya untuk menghindari hal-hal yang semakin membuatnya tidak karuan.

"Nauu."

...***...

1
Vanni Sr
bru up kk?
Vanni Sr
masa cm 1 up ny😩
anggita
👌oke Thor, terus berkarya semoga novelnya sukses banyak pembaca.
anggita
like👍utk Naureen, Jeno. ☝iklan utk Author.
anggita
hari senin kerjo maneh... pancen males🥴
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!