NovelToon NovelToon
SUAMIKU DOKTER DINGIN

SUAMIKU DOKTER DINGIN

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:14.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Karena permintaan kakeknya , Ellena dan Luis terpaksa menikah dan hidup bersama tanpa cinta dalam pernikahan mereka. Akankah Ellena mampu bertahan dalam pernikahan itu, atau justru memilih untuk pergi? Hanya waktu yang mampu menjawabnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dokter Juga Manusia Biasa

Siang hari yang cerah menyinari kota Beijing, memberikan cahaya hangat yang menembus jendela-jendela besar butik Ellena. Di dalam butik yang elegan, Ellena berdiri di tengah ruangan, dikelilingi oleh kain-kain indah dan sketsa-sketsa gaun pengantin. Kedua sahabatnya, Selly dan Choa, berdiri di dekatnya, sibuk membantu mengatur segala sesuatu untuk rencana besar mereka.

"Butik ini sudah berjalan dengan baik," kata Selly, sambil memeriksa beberapa kain sutra yang baru tiba. "Tapi rancangan musim panas ini harus menjadi puncaknya."

Ellena mengangguk sambil menatap sketsa di tangannya. "Aku ingin gaun ini menjadi sesuatu yang istimewa. Gaun pengantin musim panas yang elegan dan anggun."

Choa yang sedang memotong kain dengan cermat, menambahkan, "Dengan desain yang kita punya, aku yakin kita bisa membuat sesuatu yang benar-benar memukau. Kita telah merintis butik ini dari nol, dan setiap rancangan adalah bagian dari perjalanan kita."

Ellena tersenyum, mengingat perjuangan mereka dari awal. "Kita telah melalui banyak hal bersama. Dari pertama kali membuka butik ini hingga sekarang, kita selalu bekerja keras dan saling mendukung."

Selly meletakkan kain yang telah dia periksa dan beralih membantu Choa. "Ya, kita harus terus berinovasi dan memberikan yang terbaik untuk klien kita. Gaun pengantin ini harus menjadi yang terbaik yang pernah kita buat."

Ellena mengangguk. "Benar. Kita harus membuat sesuatu yang tidak hanya cantik tapi juga bermakna. Setiap detail harus sempurna."

Ketiganya bekerja dengan penuh konsentrasi. Ellena menggambar detail rancangannya, menambahkan sentuhan terakhir pada sketsa. Selly dan Choa sibuk memotong dan menjahit kain, mengikuti arahan Ellena dengan cermat. Mereka bekerja dalam sinkronisasi yang sempurna, seolah-olah mereka telah melakukan ini selama bertahun-tahun—yang memang benar adanya.

"Selly, bagaimana dengan renda ini?" tanya Ellena sambil menunjukkan sepotong kain renda yang elegan.

Selly mengamati renda itu dengan teliti. "Ini sempurna, Ellena. Renda ini akan menambah sentuhan romantis pada gaunnya."

Choa mengangguk setuju. "Ya, dan dengan tambahan berlian kecil di sekitar leher, itu akan menjadi gaun yang luar biasa."

Ellena tersenyum puas. "Baiklah, ayo kita lanjutkan. Kita harus memastikan semuanya selesai tepat waktu."

Mereka bertiga melanjutkan pekerjaan mereka dengan semangat. Setiap jahitan, setiap potongan kain, dilakukan dengan hati-hati dan penuh perhatian. Mereka tahu bahwa gaun ini tidak hanya merupakan karya seni, tetapi juga simbol dari kerja keras dan mimpi mereka bersama.

Butik itu bukan hanya tempat kerja; itu adalah simbol dari impian mereka yang menjadi kenyataan, dan setiap gaun yang mereka buat adalah bukti dari dedikasi dan cinta mereka terhadap seni dan kecantikan.

***

Siang itu, kantin rumah sakit penuh dengan suara riuh para staf medis yang sedang menikmati waktu istirahat mereka. Di sudut kantin, Luis dan Adelia duduk berhadapan di sebuah meja, menikmati makan siang mereka. Luis, dengan sikap dinginnya, tetap fokus pada makanannya, sementara Adelia sesekali meliriknya, mencoba mencari topik untuk memulai percakapan.

"Luis, bagaimana operasi tadi pagi?" tanya Adelia, berusaha mencairkan suasana.

"Berjalan sesuai yang diharapkan," jawab Luis singkat tanpa mengangkat kepalanya dari makanannya.

Adelia mengangguk pelan, lalu mencoba bertanya lagi. "Aku dengar kau berhasil menangani kasus yang cukup sulit minggu lalu. Banyak yang memujimu."

Luis hanya mengangguk tanpa berkata apa-apa. Ia mengulurkan tangannya untuk mengambil minumannya yang berada di sebelah ponsel milik Adelia. Dalam sekejap, Adelia dengan cepat mengambil ponselnya dan menyembunyikannya di pangkuannya. Gerakannya yang tiba-tiba membuat Luis berhenti sejenak dan menatapnya.

"Kau...apa yang kau lakukan?" tanya Luis dengan nada datar, tapi tatapannya tajam.

Adelia tersenyum gugup, mencoba menyembunyikan kegugupannya. "Oh, tidak ada. Hanya mengecek pesan sebentar," jawabnya dengan nada yang terdengar canggung.

Luis tak bereaksi lebih lanjut, hanya menatap Adelia dengan pandangan yang sulit diartikan sebelum kembali fokus pada makanannya. Suasana di antara mereka menjadi semakin canggung, dengan keheningan yang terasa berat.

Adelia mencoba mengalihkan topik. "Luis, bagaimana kalau kita makan malam bersama nanti? Aku pikir kita bisa..."

"Sibuk," potong Luis singkat. "Banyak pekerjaan yang harus diselesaikan."

Adelia menghela napas, jelas kecewa. "Baiklah. Kalau begitu, lain kali mungkin."

Luis tak menanggapi, tetap fokus pada makanannya. Adelia merasa semakin canggung dan gelisah, seolah-olah ada sesuatu yang ingin dia katakan tapi takut untuk mengungkapkannya.

Ketika mereka hampir selesai makan, Adelia memberanikan diri untuk bicara lagi. "Luis, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu. Mungkin nanti setelah kerja?"

Luis mengangkat alisnya sedikit, menatap Adelia dengan tatapan penuh tanya. "Apa itu?"

Adelia menggeleng, tersenyum tipis. "Nanti saja. Sekarang, nikmati makan siangmu."

Luis menatapnya sejenak, lalu mengangguk pelan. "Baiklah."

Mereka melanjutkan makan dalam keheningan, masing-masing tenggelam dalam pikirannya sendiri. Adelia tampak semakin gelisah, sementara Luis tetap tenang seperti biasanya. Meski suasana di antara mereka canggung, ada perasaan tak terungkap yang menggantung di udara, seolah-olah ada sesuatu yang besar dan penting yang sedang tersembunyi di balik tatapan canggung Adelia.

***

Luis akhirnya tiba di rumah setelah satu hari yang melelahkan di rumah sakit. Ia merasa penat, baik secara fisik maupun mental. Saat membuka pintu depan, keheningan menyambutnya. Luis dan berjalan pelan menuju ruang keluarga, tempat ia mendengar suara televisi.

Ellena sedang duduk di sofa, asyik menonton drama China kolosal favoritnya. Ketika Luis masuk, ia terkejut melihat suaminya dengan perban lebar di alis yang masih terlihat ada bekas darah.

"Luis! Apa yang terjadi padamu?" Ellena segera bangkit dari sofa, wajahnya penuh kekhawatiran.

Luis hanya mengangkat bahu sedikit dan menjawab singkat, "Terjadi sedikit insiden di rumah sakit. Tidak perlu khawatir."

Ellena menatapnya dengan cemas, tetapi Luis tidak memberi kesempatan untuk bertanya lebih lanjut. Ia berjalan menuju tangga dan naik ke lantai dua, menuju kamarnya.

.

.

Selang lima belas menit kemudian, Luis kembali turun. Kini ia mengenakan celana panjang hitam dan singlet putih yang menonjolkan bentuk tubuh atletisnya.

Ellena, yang sedang duduk kembali di sofa, tertegun melihat suaminya yang tidak seperti biasanya. Selain pada bentuk badannya. Matanya juga tertuju pada tribal tatto yang menghiasi dada Luis yang menyembul dari balik kaos singletnya, menjorok ke bawah lalu menuju tangan kiri. Bahkan di punggungnya terlihat sebagian tatto besar yang terhalang oleh kain itu.

Ellena terpana dan bertanya, "Luis, bagaimana bisa seorang dokter memiliki tatto seperti gangster?"

Luis menatapnya sejenak dengan tatapan datar. "Dokter juga manusia biasa, Ellena. Tidak ada hubungannya antara tatto dan profesi."

Ellena masih terpesona, mengamati tatto yang begitu artistik dan detail. "Tapi... itu benar-benar tidak terduga."

Luis hanya mengangguk sedikit, tanpa menambahkan penjelasan apapun. Ia berjalan ke dapur untuk mengambil segelas air, sementara Ellena masih duduk terpaku, mencerna apa yang baru saja ia lihat dan dengar.

"Aku tidak pernah tau tentang tatto itu sebelumnya," kata Ellena pelan, lebih kepada dirinya sendiri.

Luis mendengar tetapi tidak memberikan reaksi apapun. Ia minum airnya perlahan, kemudian berjalan kembali ke ruang keluarga dan duduk di sofa, tidak jauh dari Ellena. Mereka berdua terdiam, tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Ellena merasa ada begitu banyak hal yang belum ia ketahui tentang suaminya yang dingin dan misterius itu. Namun, di balik sikap dingin dan tatapan datarnya, ada sesuatu yang menarik yang membuatnya ingin tahu lebih dalam.

"Luis," panggil Ellena akhirnya, memecah keheningan. "Terima kasih telah pulang lebih awal hari ini."

Luis hanya mengangguk pelan, tanpa kata-kata. Keduanya duduk dalam diam, menikmati kebersamaan yang langka, meski dengan perasaan yang berbeda di hati mereka masing-masing.

***

Bersambung

1
Ryani
ceritanya bagus. tapi terlalu banyak pengulangan kalimat.
Puspa Trimulyani
ikut bahagia bacanya....jadi senyum senyum sendiri... sepertinya aku yg jadi ellena.... hehehe...maaf kak author...aku baper😍🙏🙏
Puspa Trimulyani
terima kasih kak sudah banyak up...❤️❤️❤️❤️❤️🙏🙏🙏🙏🙏🙏
Puspa Trimulyani: ditunggu karya berikutnya ya kak 🙏🤗
Ellnara: Ini akan segara aku ending kan kak, emang rencananya singkat no novel
total 2 replies
Puspa Trimulyani
aku sukaaaaaaa......tegas....Luis is the best...😍😍😍😍😍
Puspa Trimulyani
kursus memasak saja ellena......
agar bisa menyenangkan suamimu...❤️❤️
Bunda HB
Aku yg gemes sama elle,gk bisa msk sll ingin msk.tpi sll buat masalah.mending bli online.suami aja mngerti,knpa sll ngeyel dibilangi suami.klo gk ada org udh kebakar semua rmh.
Bunda HB: Aamiin ya allah pya suami ngertian kak thor.klo ibu mertua ku klo bukan aku yg masak dia gk selera mkn.jre masakan gk enk..😃😃
smpe saya bawa mertua ku ikut saya.sbb udah tua,biarlah mengabiskan wkt tua dgn saya,wlo sya mantu tpi sya gk membeda2kan itu nasehat dri alm ibu ku.tabur tue perbuat lah yg baik.gk usah jahat sama mertua.aku sukses doa dri org tua/mertua.😁😁👍👍👌💪💪
Ellnara: Alhamdulillah, sekarang bund udah jago bund. untungnya suamiku sabar orangnya, malah dia yang sering masak sedangkan aku cuma bisa lihat sambil diajarin sama dia 🤣🤣
total 4 replies
Puspa Trimulyani
terima kasih kak author...cayo..💪💪💪💪
Puspa Trimulyani
pada saat seperti ini... harus nya Adelia melihatnya...agar tidak berharap lagi untuk menjadi kekasih Luis
Puspa Trimulyani
jangan sampai Adelia jadi pelakor
Puspa Trimulyani
ah.. senangnya..💃💃💃💃💃 akhirnya elena dan Luis saling jatuh cinta 🤭❤️
Puspa Trimulyani
semoga bukan halusinasi nya Luis 😅
Puspa Trimulyani
kejar Luis...elena...dia suamimu....ga ada salahnya kamu mengejarnya 🤭❤️❤️❤️
sella surya amanda
lanjut kak
sahabat pena
hadeuh terlalu serakah menyukai 2 lelaki. klo sdh mencintai roni lepas kan luis
Puspa Trimulyani
maaf kak kalau dugaan ku salah..🤭
Ellnara: Insyaallah, gak salah kok kak e
total 1 replies
Puspa Trimulyani
sepertinya Luis memiliki profesi ganda yg bertolak belakang...sebagai dokter dan sebagai mafia..... sekarang ketahuan kenapa dia banyak tato nya...ternyata dibalik profesi mulia nya ada profesi yang lain yg menyeramkan..🙊🙊
Puspa Trimulyani: aku juga kak,suka type yg begitu ❤️❤️❤️
Ellnara: Sepertinya begitu kak, tapi bagus kan lebih menantang 🤣🤣 Soalnya aku sebagai penulis sangat suka sama pemeran utama yang ganas dan kejam tapi penyayang dan cukup dengan satu wanita
total 2 replies
Puspa Trimulyani
cemburu..... mudah mudahan cepat bucin
Ellnara: Aminnn, teriak paling keras 🤣🤣
total 1 replies
Puspa Trimulyani
si Adelia itu ya.... nyebelin banget 😡sdh pacaran sama Roni masih saja mengejar Luis,si Roni juga seperti ga ada harga dirinya...diduakan di depan matanya...oke oke saja
Ellnara: Namanya juga bucin kak, sedikit koreksi ya. namanya Rion bukan Roni 🤣🤣🤣
total 1 replies
Puspa Trimulyani
apakah itu Luis???
Ellnara: Kemungkinan iya
total 1 replies
Puspa Trimulyani
syukurlah kalau Adelia sdh punya pacar....jadi tidak akan menggangu rumah tangga Luis
Ellnara: Iya dong, author juga gak mau Luis sama yang lain 🤣🤣🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!