NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Clareance

Takdir Cinta Clareance

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Angst / Romansa
Popularitas:58.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Budi Asih

Sejak kecil Rea seorang anak tunggal terlalu bergantung pada Jayden. Laki-laki sok jagoan yang selalu ingin melindunginya. Meskipun sok jagoan dan kadang menyebalkan, tapi Jayden adalah orang yang tidak pernah meninggalkan Rea dalam keadaan apapun. Jayden selalu ada di kehidupan Rea. Hingga saat Altan Bagaskara tidak datang di hari pernikahannya dengan Rea, Jayden dengan jiwa heroiknya tiba-tiba menawarkan diri untuk menjadi pengganti mempelai pria. Lalu, mampukah mereka berdua mempertahankan biduk rumah tangga, di saat orang-orang dari masa lalu hadir dan mengusik pernikahan mereka?



Selamat Membaca ya!


Semoga suka. 🤩🤩🤩

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Budi Asih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 15

"Jayden ...." Rea memajukan tubuhnya, menatap pria yang sudah bersahabat dengannya itu dengan sorot mata penuh arti.

"Makasih, ya."

"Makasih? Untuk apa?"

"Untuk semua yang sudah kamu lakuin buat aku, termasuk ciuman itu," Batin Rea.

Kedua alis Jayden terangkat samar. Perlahan, ia melepaskan kedua tangannya yang terlipat dan membalas tatapan Rea dengan tatapan sendu.

"You did everything for me, Jayden. Thank you."

Jayden meraih tangan Rea yang terkulai di atas meja dan meremasnya pelan, tatapannya belum lepas dari wajah manis di hadapannya. Pria itu masih bungkam, antara terkejut dan tak mengerti dengan maksud ucapan Rea yang tiba-tiba berubah mengharukan. Mungkinkah gadis itu berubah pikiran?

"Kamu ingat, siapa yang selalu belain aku di sekolah waktu beberapa teman ngebully aku dulu? Kamu kan? Cuma kamu yang mau temanan sama aku."

Senyum Jayden terbit samar saat mengingat masa-masa itu. Masa di mana Rea hanya bersandar padanya. Jayden yang menjadi pahlawan kala itu. Menjadi satu-satunya pria yang bisa diandalkan olehnya. Tidak ada yang lain. Hanya Jayden seorang.

Namun sekarang, semua sudah berubah. Bukan hanya Jayden yang bisa membuat Rea tersenyum lebar. Juga bukan hanya Jayden yang bisa menjaga Rea. Ada Altan, calon suami yang bulan depan akan menikahi gadis itu.

"Kamu sudah melakukan banyak hal untukku, Jayden. Padahal, cowok ganteng sepopuler kamu biasanya jahat dan suka nge-bully. Tapi, kamu beda. Kamu pria paling baik yang pernah kutemui, Jayden."

"Tapi bukan pria yang kamu pilih untuk menjadi pendampingmu, Rea." Batin Jayden.

"Kuharap, kamu juga segera menemukan gadis baik yang bisa selalu ada di sisimu."

Napas Jayden tercekat, perlahan pria itu menarik tangannya dari genggaman Rea.

"Maksud kamu?"

"Mungkin ... setelah ini kita nggak bisa selalu bisa sering bertemu, Jayden," ucapnya berat.

"Aku harus fokus pada persiapan pernikahan. Dan jujur, Altan agak cemburu kalau aku masih dekat dengan pria lain. Meskipun aku sudah ngejelasin tentang hubungan kita yang nggak lebih dari sekedar teman."

Teman? Ah, yang benar saja. Mana ada teman yang saling bertukar saliva dan menikmatinya.

"Dia melarangmu bertemu denganku?" Tanya Jayden dengan rahang mengeras.

"Aku harus menghargai perasaannya, Jayden. Dia calon suamiku."

"Tapi, bagaimana dengan perasaanku, Rea?" Protes Jayden dalam hati.

÷÷÷÷÷

"Rea mana?" Tanya Benyamin Handoko Aldinaya pada istrinya yang sudah duduk cantik di depan meja rias.

Wanita paruh baya dengan wajah glowing itu, sedang mengoles krim mahal seharga ratusan ribu ke wajahnya yang halus dan minim kerutan akibat perawatan rutinnya di klinik. Tentu saja dengan dokter spesialis kecantikan ternama. Bahkan, wanita itu rela mengeluarkan uang puluhan juta untuk menyingkirkan garis kerut yang seharusnya sudah menghiasi wajahnya.

"Belum pulang," sahutnya, usai menepuk-nepuk ringan pipinya yang lembab.

"Pergi sama Altan?"

"Kayaknya sih enggak."

"Sendirian?"

"Sama supir."

"Bukan itu maksudku. Dia bertemu siapa malam-malam begini sendirian?"

"Mungkin Jayden."

"Jayden?"

"Memang ada berapa Jayden yang menjadi temannya Rea?" Selena menoleh kesal. Lalu berjalan anggun menghampiri suaminya yang sudah lebih dulu duduk di ranjang, memangku laptop dengan punggung menempel pada sandaran tempat tidur.

"Aku curiga mereka pernah pacaran."

"Enggak pernah."

"Kamu yakin?"

"Sudah kupastikan berkali-kali. Rea sendiri yang bilang. Katanya Jayden nggak nafsu sama dia." Selena menutup mulutnya sendiri setelah menyadari ucapannya terlalu vulgar. Seharusnya dia tidak bicara begitu mengenai putrinya, Benyamin Handoko Aldinaya yang over protect itu pasti akan marah besar.

"Maksud kamu apa?" Tuh, kan baru dibilang.

"Mereka nggak ada hubungan apa-apa selain pertemanan. Kalau mereka saling mencintai, pasti sejak lama mereka menjalin hubungan asmara. Iya, kan?"

"Hm, sayang sekali," gumam Benyamin Handoko Aldinaya dengan desah yang terdengar kecewa.

"Kamu masih berharap kalau Jayden yang menjadi menantu di keluarga kita?"

Pria tua itu tak menjawab hanya menghela napas panjang dan menutup layar laptopnya yang masih menyala.

"Sudahlah, Altan juga tak kalah baik dari Jayden. Dia itu calon menantu yang sempurna. Altan dan Rea pasti bisa hidup bahagia," ucap Selena, menenangkan semburat kegelisahan di mata suaminya.

"Kuharap juga begitu."

"Jangan khawatir. Rea pantas mendapatkan pria sebaik Altan. Aku yakin dia pasti bisa menjaga putri kita dengan baik."

"Menurutmu begitu?"

Selena mengangguk antusias, lalu sedikit bergeser untuk memeluk tubuh suaminya. Tapi, tetap saja dia harus menjaga jarak agar wajahnya yang sudah di oles krim dan serum mahal tidak bersentuhan dengan piama Benyamin Handoko Aldinaya.

"Selama ini, aku selalu mengagumi sifat Jayden. Dia seorang pria yang baik. Dia menjaga Rea sejak masih sekolah. Aku harap, Altan bisa melakukan hal yang sama."

"Hm, kuharap juga begitu. Lagipula, aku senang akhirnya Rea bisa menemukan pria yang baik. Asal kamu tahu saja, selama ini mantan pacarnya adalah pria-pria brengsek tukang selingkuh," geram Selena dengan mata memicing.

Diam-diam Benyamin Handoko Aldinaya menelan ludah, menyadari emosi yang menjalar dari tubuh istrinya.

"Awas saja kalau nanti Altan berani macam-macam pada Rea, biar ku adukan ke Pedro Bagaskara, ayahnya."

Benyamin Handoko Aldinaya mengulum senyum. Namun jauh di dalam hatinya, pria itu pun merasa khawatir. Entah kenapa, perasaannya selalu nggak enak tiap kali dia melihat Altan Bagaskara.

Sorot mata pria tampan itu tak bisa berbohong, dia seperti menyembunyikan rahasia besar dari semua orang. Hanya saja Benyamin tak tahu apa yang telah disembunyikan dan di rencanakan oleh calon menantunya itu di belakangnya. Dia hanya tahu bahwa Rea begitu tergila-gila pada Altan sejak pertama kali bertemu. Bahkan putrinya tak berpikir dua kali saat Altan melamarnya beberapa hari lalu. Haruskah dia menyelidiki perilaku calon menantunya itu? Tapi, bagaimana kalau Rea tahu, gadis cantik dan manis itu pasti akan marah dan mengira kalau Papinya terlalu ikut campur dengan urusan asmaranya.

Ah, apa yang sebaiknya dia lakukan?

÷÷÷÷÷

Usai menemui Jayden malam itu, Rea tak langsung pulang ke rumah. Pikirannya benar-benar kacau. Memutuskan hubungan sementara dan menjauh dari Jayden bukanlah hal yang mudah.

Setelah bertahun-tahun mereka bersama, tentu saja sulit bagi Rea kalau harus menghindari pria yang sudah sejak kecil menjadi sahabatnya. Juga peran Jayden dalam setiap fase kehidupannya benar-benar tak mudah ia lupakan.

Namun, Rea tak punya pilihan lain. Dia mencintai Altan. Lelaki tampan dengan sejuta pesona itu akan menjadi suaminya, dan tak ada alasan lagi bagi Rea untuk menolak permintaan Altan, bahwa mulai sekarang dia harus menjauh dari Jayden.

Apalagi, setelah kejadian di balkon sore itu, jujur saja hati Rea berubah gamang. Dan ini tak boleh terjadi. Rea tak mau terjebak pada pesona Jayden yang telah sejak lama ia hindari. Hanya karna ciuman itu, Rea kembali merasakan debaran yang dulu diam-diam ia simpan sendiri.

Rea tak ingin mengkhianati Altan. Karna di matanya, Altan adalah pria yang sempurna. Sosok laki-laki setia yang akan mendampinginya menuju bahtera rumah tangga yang bahagia.

Perempuan itu mengusap hidungnya yang kemerahan karna mabuk, matanya yang tadi berbinar terang kini redup karna pengaruh minuman keras di dalam tubuhnya. Ia mengantuk, tapi pikirannya masih tertuju pada Jayden. Nyatanya menegak beberapa gelas minuman keras tak lantas membuatnya lupa pada pria tampan yang sudah menjadi sahabatnya itu.

Perlahan Rea turun dari bar stool dengan tubuh terhuyung, perutnya mual. Beberapa kali ia mengedarkan pandangan, tak juga ia menemukan supir yang mengantarnya tadi. Padahal Rea sudah mewanti-wanti agar supir itu tidak menunggu di tempat yang terlalu jauh dari tempat duduknya.

"Ah, sial," geramnya, kening Rea mengernyit saat merasakan pening di kepala. Kedua matanya memejam, namun kakinya tetap melangkah maju. Hingga tak sengaja ....

"Oh, shit! Punya mata nggak sih, kamu?!" Teriakan perempuan bergaun malam yang sengaja ia tabrak, membelalakkan matanya.

Seketika Rea mundur beberapa langkah. Bibirnya tergigit kuat saat ia melihat gaun pendek seseorang itu basah karna minumannya tumpah. Mungkin tersenggol saat Rea berjalan tadi.

Beberapa orang di sekitar segera berkerumun. Menyadari salah seorang dari mereka seorang public figur, beberapa orang diantaranya langsung menyalakan vidio untuk mulai merekam.

1
EMBER/FIGHT
Hormat senior /Smirk/
Dewi_risman25: semoga suka dan menghibur, jangan sampai di skip/loncat babnya ya, selamat membaca 😊
total 1 replies
Dewi_risman25
Semoga Suka jangan di lompat-lompat baca Babnya ya, dan ikuti terus ceritanya hingga tamat 😘🙂
Renesme
Bagus ceritanya bisa menghibur 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!