NovelToon NovelToon
Tergila-gila Padamu

Tergila-gila Padamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: dochi_19

Benarkah mereka saling tergila-tergila satu sama lain?

Safira Halim, gadis kaya raya yang selalu mendambakan kehidupan orang biasa. Ia sangat menggilai kekasihnya- Gavin. Pujaan hati semua orang. Dan ia selalu percaya pria itu juga sama sepertinya.

...

Cerita ini murni imajinasiku aja. Kalau ada kesamaan nama, tempat, atau cerita, aku minta maaf. Kalau isinya sangat tidak masuk akal, harap maklum. Nikmati aja ya temen-temen

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dochi_19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Teman

"Gavin, Mama masuk, ya." Mama Gavin pun membuka pintu lalu masuk.

Gavin sedang duduk di depan meja belajar dengan ponsel di tangannya. Mamanya menghampiri.

"Safira, ya?" tanya sang Mama dengan senyum lebar.

"Bukan urusan Mama." Gavin meletakkan ponselnya dengan posisi terbalik.

"E-eh?" Mamanya tersentak dengan nada bicara sang anak yang menjadi dingin. "Kamu masih marah sama Papa?"

Gavin tidak menjawab. Melainkan mengambil buku dan membukanya.

Mamanya mengusap kepala Gavin dengan lembut. "Mama minta maaf atas nama Papa. Kami pasti sangat menyusahkan kamu, ya. Kamu juga pasti tertekan karna harus belajar bisnis dan ujian sekolah bersamaan. Andai keluarga kita baik-baik saja."

"Mama tidak perlu meminta maaf untuk Papa. Dan lagi ujian masih lama jadi aku punya waktu untuk belajar bisnis. Tidak usah khawatir."

"Kamu sudah naik ke kelas 3, mana bisa disebut sebentar. Ujian akhir ini sangat penting buat kamu."

"Mama lupa ya, kalau aku itu pintar?"

Mamanya tersenyum lebar. "Ah, benar juga. Anak super pintar ini kan anak Mama."

Gavin terdiam begitu pun Mamanya.

"Masalah Safira–"

"Kami baik-baik saja. Tidak perlu khawatir."

"Tentu saja. Sudah tengah malam sebaiknya kamu tidur."

"Ya."

Mamanya mengecup puncak kepala Gavin setelah itu keluar dari kamar.

.

.

Pagi ini SMA Harapan dihebohkan oleh kedatangan para murid baru yang berhasil diterima untuk pendaftaran ulang dan pengukuran seragam. Dan ada satu orang yang paling menggemparkan seisi sekolah. Yaitu sosok Safira si anak kepala yayasan sekaligus penyebab kenapa Gavin terlarang bagi para perempuan di sekolah.

Gavin yang selama ini membawa motor ke sekolah, sekarang datang dengan Audi-nya. Apalagi saat Gavin membukakan pintu untuk sang pujaan hati, kabar tersebut sontak memenuhi seluruh penjuru sekolah. Menyebar secepat kilat.

"Kenapa mereka lihatin gitu? Emang aku aneh, ya?" tanya Safira merasa risih dengan tatapan para murid sepanjang jalan yang mereka lalui.

"Jangan pedulikan mereka. Kamu cantik kok," jawab Gavin lalu merangkul pundak Safira.

Gavin dan Safira terus berjalan melewati murid-murid yang sengaja berdiri di depan ruang kelas menonton mereka. Bak sepasang artis terkenal, mereka kini jadi pusat perhatian. Gavin membawa Safira ke arah belakang, melewati bangunan ruang kelas bahkan bangunan ruang guru. Mereka pun sampai di depan ruangan terpisah yang beberapa meter dekat kantin. Jauh dari murid-murid yang sebelumnya menonton mereka.

Safira bingung. "Kenapa ke sini? Bukannya di aula?"

"Ibu kamu sengaja membuat ruangan ini. Khusus kamu seorang." Gavin mengeluarkan kunci dari saku celananya lalu membuka pintu.

Gavin menyalakan lampu. Safira tercengang dengan apa yang ada di dalamnya. Ada cermin besar di sudut kanan, meja belajar di sampingnya, toilet di sisi kiri, dan sofa di tengah ruangan. Tak lupa rak berisi buku yang belum pernah ia baca. Dan seragam dengan name tag miliknya tergantung di pintu lemari yang ada di dekat toilet.

"Bagaimana? Kamu suka?"

Safira tidak tahu harus bereaksi seperti apa. "Aku gak tahu."

Gavin menautkan alis. "Kenapa?"

"Rasanya percuma punya ruangan sendiri kalau ujung-ujungnya harus belajar lagi."

"Jangan merasa terbebani seperti itu. Kamu santai saja, tidak usaha memikirkannya. Toh, ini kan ruang pribadi kamu."

"Emangnya gak ada cctv di sini?"

"Clear." Gavin tersenyum lebar membuat Safira semringah.

"Yassh!" Safira bersorak kecil.

"Aku sengaja membujuk Ibumu untuk tidak bersikap berlebihan."

"Makasih." Safira menghempaskan tubuh mungilnya ke sofa.

Gavin pun ikut duduk di sana. Ia menatap Safira khawatir. "Kamu yakin bisa bertahan di sekolah ini? Jangan terlalu memaksakan diri!"

"Ya, aku tahu. Di SMA ini super ketat dan jarang ada libur. Kalau pun ada murid yang ingin libur, itu dianggap cuti dan harus mengejar ketertinggalan nilai. Seperti sekarang, tidak ada liburan naik kelas. Dan SMA ini juga memperhatikan perilaku, total kehadiran, aktif organisasi, dan aktif perlombaan. Nilai kelulusan tergantung kesempurnaan itu semua, selain akademis. Aku paham, tenang saja."

"Wah, anak ketua yayasan memang luar biasa." Gavin bertepuk tangan.

"Udah deh, ngeledeknya." Safira cemberut.

"Sebagai ketua OSIS yang akan berakhir masa tugasnya, saya memberitahukan bahwa nona Safira Halim diwajibkan tidak mengikuti masa orientasi." Gavin berkata dengan nada yang dibuat-buat seformal mungkin.

"Yah, gak asyik. Curang banget. Buat apa sekolah kalau gak ada serunya."

"Sabar ya, sayang. Aku janji akan membuat hari sekolah kamu 'seru'."

Safira memicingkan matanya curiga. Apalagi raut wajah Gavin yang menyeringai itu.

"Hahaha. Sudah dulu ya. Kamu bersenang-senang di sini nanti aku kembali." Gavin mengacak rambut Safira setelah itu keluar dari sana.

"Bersenang-senang apanya? Baca buku?"

.

.

Sudah satu jam Safira menunggu dan ia mulai bosan. Ia pun memutuskan untuk pergi ke luar sekalian berkeliling.

Ternyata SMA milik keluarga besarnya ini sangat luas. Dan baru kali ini ia menyaksikannya secara langsung. Banyak sekali gedung. Bukan hanya ruang kelas tapi hampir tiap cabang kegiatan punya gedung masing-masing. Basket, renang, tenis, perpustakaan besar, lapangan bola, dan lainnya. Jantungnya tidak akan mungkin sanggup kalau harus terus mengelilingi semuanya. Maka berakhirlah ia di tempat basket.

Ada sekelompok siswa yang sedang bermain di sana. Dan ia melihat ada murid yang tidak berseragam di jajaran bangku penonton. Ia pun berjalan mendekatinya.

"Murid baru juga, ya?" tanya Safira dengan senyum manisnya.

"E-eh, iya," jawabnya pelan.

"Boleh duduk bareng gak?"

Gadis itu mengangguk. Safira pun menjatuhkan pantatnya di sampingnya.

"K-kamu Safira 'kan?"

"Loh, kok, bisa tahu?"

"Aku dengar dari beberapa murid tadi."

"Oh..."

"Namaku Lisa." Lisa mengulurkan tangannya sambil tersenyum.

Safira mengamati Lisa. Rambutnya panjang, gadis yang baik meskipun pembawaannya agak kaku di awal. Dan dia bisa merasakan Lisa akan sangat berguna untuknya. Diam-diam ia tersenyum tipis.

Safira menjabat tangan itu. "Semoga kita bisa berteman baik."

"Tentu saja. Apa kamu menunggu seseorang?"

"Iya. Kalau kamu?"

"Aku juga. Oh iya, maaf kalau pertanyaanku tidak sopan. Apa benar kamu putri kepala yayasan?" Lisa menatap Safira takut-takut.

"Iya benar. Apa semua murid di aula membicarakanku?"

Lisa tergagap. "B-bagaimana kamu tahu?"

"Sudah kuduga. Mereka pasti berpikir aku masuk gara-gara kepala yayasan. Hah, merepotkan sekali." Safira membuang napas kesal.

"Tapi aku tidak berpikir begitu."

Safira menatap Lisa dengan seksama. "Benarkah?"

"Tentu. Pacarku bilang kalau kamu belajar sangat giat. Dan aku juga tahu kondisi kesehatanmu." Lisa berucap pelan.

"Pacar? Kenapa pacarmu tahu tentangku? Jangan bilang kak Gavin! Astaga!" Safira melotot.

"E-eh, bukan. Pacarku Reza temannya kak Gavin." Lisa menjelaskan. Sebenarnya ia agak takut dengan Safira.

"Oh, maaf aku salah sangka. Wah, kebetulan yang bagus. Kita bisa kencan bersama nanti," ujar Safira penuh antusias.

"Ide bagus. Pasti seru sekali. Apalagi kita satu kelas di A."

"Sungguh takdir yang tidak disangka-sangka, ya." Safira tersenyum.

"Iya, aku senang. Ngomong-ngomong kenapa dia belum datang juga, ya? Lama banget." Lisa celingukan mencari keberadaan Reza.

"Aku juga belum dapat kabar dari kak Gavin."

"Kalau aku gak bicara formal sama kamu boleh 'kan?"

Safira mengangguk tidak mempermasalahkan.

"Makasih, ya."

.

.

Gavin baru saja selesai membantu anggota OSIS mengatur murid baru yang melakukan daftar ulang sekaligus mengukur seragam mereka. Masih tersisa beberapa orang lagi. Ia melirik jam di pergelangan tangannya. Sudah empat jam berlalu dan ia lupa mengabari Safira. Tadi ia terlalu sibuk, belum lagi ada beberapa anggota yang tidak bekerja dengan baik, jadi terpaksa ia harus menanganinya.

"Gavin, kerja bagus untuk hari ini. Karena murid terakhir sudah selesai, kamu pergilah. Saya dengar putri Bu Kepala ada di sini," kata Pak Pembina sambil menepuk pundak Gavin kemudian pergi dari aula.

"Semuanya, terima kasih sudah bekerja keras hari ini. Maaf ya tidak bisa menemani kalian beres-beres. Aku sudah memesan makanan untuk kalian semua di kantin. Aku yang traktir!" seru Gavin dengan lantang.

Semua anggota OSIS di sana bersorak dan mengucapkan terima kasih. Gavin tersenyum lebar melihatnya. Ia memutuskan untuk membuka ponsel dan tidak mendapati satupun pesan dari Safira. Dan ada beberapa obrolan di grup. Ia pun membacanya.

Aditya : weh, tadi itu beneran Safira?

Reza : aku gak lihat, sibuk di lab

Aditya : dih, gak asyik lo 😠

Reza : kenapa gak tanya sama cewe tukang gosip?

Aditya : emangnya gue emak-emak yang suka kepo urusan tetangga 😡

Reza : emang tadi bukan kepo? 🤷‍♂️

Aditya : beda lah goblok

Reza : eh, dilarang berkata kasar ya

Aditya : ini junior minta diracun lama² ☕

Reza : dit, itu kopi bukan racun

Aditya : gue kasih sianida biar lo mampus 😇

Reza : untung gak suka kopi 😄

Aditya : 💣🪓🪚

Reza : eh, Lisa katanya lagi di kantin sama Safira

Aditya : siapa Lisa?

Reza : pacar

Aditya : SEJAK KAPAN LO PUNYA PACAR, HAH? TEGA YA LO SAMA GUE

Reza : itu capslock jebol

Aditya : gak sopan tau melangkahi senior dalam hal asmara 😫

Reza : aku ke kantin duluan ya. Kamu sama Gavin nyusul aja

Aditya : terus gue jomblo sendiri dong 😭

Gavin tersenyum membaca obrolan kawannya yang ngawur. Lalu ia mengirim pesan pada Safira.

GavinP : lagi di mana?

Tidak lama Safira menjawab.

SafHalim : di kantin

Gavin merasa seperti ada sesuatu yang aneh tapi ia abaikan. Ia pun bergegas ke kantin menyusul Safira.

.

.

TBC

1
hayalan indah🍂
bagus
Dochi19_new: makasih kak, pantengin terus ya kak 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!