NovelToon NovelToon
Kanza (Bukan Inginku)

Kanza (Bukan Inginku)

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil
Popularitas:15.8k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

Kanza Odelia terpaksa meninggalkan kekasihnya Adrian Miguel di altar sebab sehari sebelum pernikahan Kanza kehilangan kesuciannya karena jebakan dari kakak tirinya.

Bukan hanya itu, buah dari jebakan kakak tirinya itu Kanza akhirnya hamil, lalu terusir dari keluarganya sebab telah membuat malu karena hamil di luar nikah.

Kanza kira penderitaannya akan berakhir saat dia keluar dari rumah dan tak berurusan lagi dengan kakak tirinya. Namun sekali lagi Kanza harus berjuang demi bayi yang dia lahirkan yang ternyata tak sempurna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Imp0ten?

"Senang bisa melihat mantan calon suami, huh?"

Kanza tertegun dengan tatapan Daegan yang tajam. Mata pria itu seolah menampilkan kemarahan yang membara.

Kenapa pria itu menatapnya seperti itu?

Melihat Daegan, Kanza jadi teringat apa yang pria itu lakukan padanya tadi pagi. Bagaimana dengan ganasnya pria itu menciumnya.

Kanza berdehem lalu berdiri dari duduknya. "Selamat datang, Tuan."

"Terimakasih karena Tuan mau memaafkan aku," ucap Kanza dengan membungkukkan tubuhnya.

Daegan mendengus lalu pergi dengan santai diikuti Tarran di belakangnya.

Kanza menghela nafasnya lalu kembali duduk.

....

Di pagi hari Kanza di kejutkan dengan kedatangan Olivia dan Amy. Keduanya datang masih dengan surat pernyataan putus hubungan. Kali ini mereka datang dengan apa yang Kanza minta. Yaitu sertifikat kelulusan Kanza.

"Lalu barang milik ibuku?" tanya Kanza saat dia hanya mendapat sertifikat kelulusannya dan beberapa benda miliknya saja.

"Itu ... sudah kubilang, itu sudah di buang," ucap Amy.

Kanza mengerutkan keningnya dengan marah. "Sudah ku bilang aku hanya akan menandatanganinya jika kalian membawa apa yang aku minta."

Olivia menatap tajam. "Dengar Kanza, aku sudah berbaik hati padamu, kan. Jangan jadi tidak tahu diri!"

Kanza mendengus. "Sebenarnya siapa yang tidak tahu diri, kamu sendiri yang tahu, Olivia. Siapa disini yang ingin aku putus hubungan dengan ayah hanya karena hartanya?" wajah Olivia menjadi marah, namun sebelum Olivia melampiaskan amarahnya, Amy menahan tubuh Olivia.

"Kami akan berikan. Karena itu di pegang suamiku. Jadi membutuhkan waktu untuk mengambilnya."

"Suamimu adalah ayahku," ucap Kanza.

"Dan sebentar lagi kalian akan putus hubungan," ejek Olivia.

Kanza menghela nafasnya. "Baiklah, tapi jangan lupa untuk memberikan semua barang ibuku!" Kanza menandatangani surat tersebut di saksikan senyum lebar dari Olivia dan Amy. "Kalau kalian tidak memberikan itu padaku, jangan harap aku akan menepati janjiku." Kanza menyerahkan surat tersebut dengan kasar.

Olivia mendengus dengan senyum sombongnya. "Terserah." Setelah itu keduanya pergi dengan gembira.

Kanza menatap kepergian Olivia dan Amy dengan hati yang sedih. Setelah ini dia dan Jhon benar-benar tak memiliki hubungan lagi.

Kanza menoleh dan menemukan Mia yang menatap kasihan. "Sudah, kan? Setidaknya setelah ini aku bisa mencari pekerjaan." ucap Kanza dengan tersenyum sebisa mungkin Kanza menyembunyikan rasa sedihnya.

Mia mengangguk. "Setidaknya setelah ini penderitaanmu berakhir, dan jangan sampai bertemu mereka lagi."

"Ya, dan aku akan mulai berusaha." Kanza membuka surat kelulusannya. Setelah ini akan mudah, kan?

Kanza harap setelah ini dia bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dengan sertifikat kelulusan yang dia miliki.

.....

Namun ternyata mencari pekerjaan tetap tak semudah itu. Nilai yang bagus juga bukan patokan untuk dapat di terima dengan mudah.

Kanza sudah memasukan CVnya ke berbagai perusahaan di luar kota, namun tetap saja dia tak mendapatkan pekerjaan.

Setidaknya Kanza juga tidak menganggur dia masih tetap bekerja di klub William.

Terhitung sudah satu bulan dan ini saatnya Kanza menerima gaji pertamanya.

Kanza tersenyum melihat rekeningnya terisi, "Baiklah, waktunya melihatmu." Kanza mengusap perutnya. Sejak Kanza tahu dirinya hamil, dia belum pernah memeriksakan kondisi bayinya. Jadi saat ini adalah saat yang tepat mengingat jika dia baru saja memiliki uang.

Esok harinya Kanza benar-benar pergi ke dokter untuk memeriksakan dirinya. Meski seorang diri tapi Kanza tetap bersemangat.

Awalnya Mia ingin menemani Kanza, namun mengingat jika dia harus bekerja Kanza tak ingin merepotkan dan memilih pergi seorang diri.

Dengan langkah ringan Kanza memasuki poli obgyn dan dengan segera menuliskan daftar namanya, namun gerakan Kanza terhenti saat melihat nama suami atau ayah si bayi yang harus dia isi.

Harus diisi dengan apa?

Kanza menatap kosong, wajahnya berubah menjadi sedih saat mencoret kolom tersebut menandakan jika dia tak memiliki suami.

Kanza melipat bibirnya dan dengan segera menyodorkan kertas pendaftarannya pada perawat yang bertugas.

"Silakan tunggu di sebelah sana, Nona," tunjuk si perawat pada ruang tunggu.

"Ya, terimakasih." Kanza segera pergi ke arah ruang tunggu yang di tunjuk si perawat.

Kanza melihat sekelilingnya dimana semua ibu di antar pasangan masing-masing. Sementara dirinya hanya sendiri.

Kanza menyentuh perutnya yang mulai membuncit dengan tersenyum. "Semua akan baik- baik saja," gumamnya.

"Meski tidak ada sosok ayah, kamu akan baik- baik saja." Kanza terus mensugesti dirinya sendiri. Bagaimana pun kondisinya dia yang ingin mempertahankan bayi ini. Jadi, apapun resikonya akan dia jalani. Meskipun dia juga harus menanggung malu dan ejekan dari orang sekitar sebab memiliki anak tanpa menikah.

Kanza bukan tak mendengar perkataan orang-orang tentangnya. Perutnya yang semakin membesar membuat banyak pertanyaan bagi para tetangga rumah Mia. Apalagi dirinya yang bekerja di klub malam, hingga banyak orang yang mencemoohnya dan mengatakan jika dia memang gadis murahan. Hanya saja Kanza menutup telinganya dan berpura-pura tak peduli. Karena itu Kanza berharap dia bisa mendapatkan pekerjaan di luar kota agar dia segera pindah dan tidak membuat Mia malu karena kehadirannya. Juga untuk hidup baru dan identitas baru jika dia meninggalkan kota ini, setidaknya tidak akan ada yang tahu siapa dirinya.

Kanza mengepalkan tangannya membulatkan tekad jika semua akan baik- baik saja. Beberapa orang sudah di panggil kini dia menunggu gilirannya, hingga seorang wanita berpenampilan mewah duduk di sebelahnya.

"Sialan bukan. Gosip itu membuatku frustasi. Bagaimana bisa aku memiliki anaknya jika dia juga tidak pernah menyentuhku." Wanita itu berbicara lewat telepon.

Ada jeda sebentar mungkin orang di seberang sana sedang bicara.

"Kau gila? Aku bisa saja mencari pria lain untuk menghamiliku. Tapi, bagaimana untuk membuatnya mengakui jika anak itu miliknya."

Kanza menipiskan bibirnya saat mendengar perkataan wanita di sebelahnya. Kanza bahkan menahan dirinya karena salah tingkah. Bagaimana bisa ada orang yang bicara begitu fulgar di depan umum, meski hanya ada dia disana tetap saja dia juga manusia.

"Kau lupa terakhir kali aku menjebaknya dia justru pergi ke kamar lain, entah dengan siapa dia menghabiskan malam."

"Dan sialnya mertuaku justru memintaku terus memeriksakan diri."

"Nona Kanza silakan masuk."

Di saat yang sama Kanza mendengar namanya di panggil hingga dia segera berdiri. Sangat beruntung saat Kanza semakin tidak nyaman saat mendengar ucapan wanita itu.

"Aku rasa gosip itu benar, Daegan memang impoten." Baru saja akan mencapai pintu Kanza mengehentikan langkahnya saat mendengar nama itu di sebut.

Daegan?

Kanza menoleh lagi pada wanita tersebut dan melihat dengan sedikit penasaran. Wanita itu nampak berkelas dengan penampilan mewah. Wajahnya cantik dengan bentuk tubuh yang tinggi kecil sudah seperti anggota girl band.

Daegan sudah menikah?

Tapi pria bernama Daegan tidak hanya satu, bukan?

Tapi kenapa dari kata- kata wanita itu Kanza merasa Daegan ini adalah orang yang sama. Apalagi tentang isu yang mengatakan jika Daegan itu pria impoten.

"Nona Kanza!" Kanza berjengit saat mendengar perawat memanggilnya kembali. "Silakan masuk," ucapnya lagi.

"Oh, baik." Kanza menghela nafasnya, kenapa dia memikirkan hal yang bukan urusannya. Meski sejak saat itu Kanza jadi memikirkan tentang isu ke perkasaan pria itu yang menurut orang lain Daegan adalah pria impoten, padahal pria itu bisa menciumnya dengan ganas dan Kanza yakin jika dia tak mengatakan jika dia sedang hamil, maka Daegan akan terus melanjutkan aksinya meski dia terus berontak.

1
Nna Rina 💖
sejauh ini bagus
Saadah Rangkuti
waaahhh...dasarrr congakk kau daegan!! ntar nyesel lo
Eris Fitriana
Semoga wajah Bill plek ketiplek wajah Daegan...
Daneen
Sekalinya anak sendiri,dasar si deeegan
Jingga Pelangi
lagi donk..Jeung nenah ajaa
Daneen
Tenang Khanza,daegan yg tanggung
Eris Fitriana
Untuk tau siapa yg udah merenggut kesucian mu berarti tinggal menunggu Kanza kembali bercinta dengan Daegan... Gmna yaa reaksi Kanza saat liat punggung Daegan...😁😁
Jingga Pelangi: maraahhhh
total 1 replies
Jingga Pelangi
ucull bgtt ya ampun.lgi yaa kk aku beri vote
mbu ne
hahahahaha...
berantem2 yg manis..🤭
Saadah Rangkuti
Daegan sangat menginginkannya,hingga tidak bisa menunggu akhir nifas Khanza
Daneen
Astaga daegan,ga sabaran banget
Erna Wati
makin..makin seru
Daneen
Mantap Khanza
Andika Irda
lanjut thor...
semangat💪🏻
makin seru aja bikin penasaran kelanjutanya🥰
Daneen
Nyelekit banget daegannnn
Daneen
Yang kuat ya Khanza
Siti Dede
Sangat layak untuk dibaca pokoknya mah
Ceu Nah
kenapa jadi blouse harusnya blues ajegile ada aje typo🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
Ceu Nah: harusnya pake koma ya🤣 malah di sambung lagi jadi blues ajegile🙄
Siti Dede: Varian baru ceu? Blues ajegile
total 2 replies
Saadah Rangkuti
astagaa ...jika bayinya tiada,bagaimana Daegan tau kalau itu anaknya?🥺🥺
Daneen
Kemana thor ga up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!