Zavier Jonathan Prawira adalah anak tunggal dari seorang pengusaha terkenal di daerah ibukota Jakarta yaitu Farhat Prawira dan Astri Ivanka. laki-laki bertubuh tinggi, berkulit putih, memiliki rahang yang tegas, hidung mancung serta bibir merah muda yang sedikit tebal itu juga merupakan ketua geng yang cukup disegani oleh masyarakat, yakni Skanetra yang memiliki 100 anggota dengan 5 anggota inti yaitu Zavier Jonathan Prawira (Ketua), Bara Pradipta Putra (Wakil), Bagas Aditya Pramana, Rian Laskara Langit, Raga Bramantyo Nugroho. selain itu, mereka juga cukup terkenal di lingkungan sekolahnya, SMA Taruna Nusantara. tak jarang siswi disekolah itu memuja-muja ketampanan yang mereka miliki.
Zavier memiliki sifat yang dingin, cuek, irit bicara dan anti berurusan dengan wanita-wanita, itu disebabkan karena ibunya yang menorehkan trauma pada dirinya. namun pada suatu hari ada gadis cantik yang tiba-tiba masuk ke dalam hidupnya. ia bernama Kanaya Johanna Gantari karena tantangan dari temannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 5
Waktu menunjukkan pukul 12 malam, dan para anggota Skanetra sedang berada di markas mereka. anggota inti Skanetra sedang bermain kartu uno.
"Uno!" Raga memegang satu kartu uno yang tersisa.
"Anjir cepet banget, gue aja masih banyak" Bara mendumel. karena hanya Bara lah yang kartunya masih banyak.
"Hahaha, main mobile legend noob, kartu uno juga sama, udahlah mending lo main kelereng aja" Raga tertawa.
"Bacot lo!" Ketus Bara.
Detik-detik terakhir permainan selesai, tiba-tiba pintu markas terbuka oleh dua orang anggota Skanetra dan dua orang wanita yang tak lain adalah Kanaya dan Erika.
Brakkkk
"Kanaya, Erika" Ucap Bagas setelah melihat dua orang wanita itu.
Keempat temannya segara mengalihkan pandangannya setelah mendengar nama itu disebut.
Kanaya dan Erika pun langsung menghampiri kelima cowo tersebut.
Raga menatap kedua wanita itu dengan tatapan bingung. pasalnya, sudah tengah malam namun mereka berdua malah masih berada diluaran.
"Kalian ngapain?" Tanya Raga.
-Flashback onn-
"Woi keluar lo!" Ucap laki-laki itu sambil mengetuk kaca mobil Erika.
"Keluar atau gue pecahin nih kaca?" Ancam teman laki-laki itu.
"Aduh nay, gimana ini? kita diem aja atau keluar" Tanya Erika panik.
"Gue takut er, tapi kalo kita gak keluar nanti kaca mobil lo di hancurin" Sama halnya dengan Erika, Kanaya pun ketakutan dan panik.
"Mana sepi banget nih jalan" Gerutu Erika.
Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk keluar karena laki-laki itu semakin brutal mengetuk kaca mobilnya.
"Mau apa kalian?" Bentak Kanaya dengan raut wajah yang ia buat setenang mungkin supaya tidak terlihat panik.
"Berani juga ya ngebentak, gue suka nih yang kaya begini" Ucap salah satu laki-laki itu sambil mencolek dagu Kanaya.
Kanaya menepis kasar tangan laki-laki itu. "Jangan macem-macem ya, atau gue teriak biar lo digebukin warga" Ancam Kanaya dengan penuh keberanian yang dibuat-buat.
"Percuma teriak, disini kan sepi, iya kan cantik? sepi kan" Jawab laki-laki sambil mengelus rambut panjang Kanaya.
"Gue laporin ke om gue yang polisi nih, biar lo pada di penjara" Ancam Erika.
"Mau di laporin katanya bro, hahaha" Ejek salah satu laki-laki itu.
"Udah lah, langsung sikat aja" Kata temannya.
Dua laki-laki itupun menarik tangan Kanaya dan Erika supaya mau ikut dengannya.
"Lepasin bangsat" Amuk Erika.
"Tolong, tolong!" Teriak Kanaya dengan kencang, berharap ada orang yang menolongnya.
Tak lama dari itu, dua pengendara motor lain menghampiri mereka.
"Woi banci, beraninya sama cewek lo" Ucap salah satunya. ternyata itu adalah dua orang anggota Skanetra.
Erland menggeram marah karena ejekan dari musuhnya itu. ya, orang yang mengganggu Kanaya dan Erika adalah Erland dan dua temannya.
Radioz memang suka menghadang jalan pengendara motor lain, jika mangsanya laki-laki maka akan dimintai barang berharganya, dan jika mangsanya perempuan maka akan dibawa ke markas untuk dijadikan bahan senang-senang mereka.
Tanpa aba-aba, Erland pun menyerang dua orang anggota Skanetra tanpa memberikan celah untuk musuhanya melawan.
"Bugh!"
"Bugh!"
"Bugh!"
"Bugh!"
Erika melihat sebatang kayu. ia memukul bahu Erland menggunakan kayu tersebut sehingga Erland terjatuh dan itu dijadikan kesempatan untuk anggota Skanetra memukul Erland habis-habisan.
Setelah beberapa menit pertarungan antara Radioz dan Skanetra dilakukan, kini Erland dan dua temannya tergeletak tak berdaya di aspal.
Kedua anggota Skanetra pun berjalan mendekati Kanaya dan Erika.
"Kalian gapapa?" Tanya salah satu laki-laki itu.
"Gapapa kok, makasih ya udah nolongin" Kanaya berterimakasih kepada dua orang yang menolongnya.
"Santai aja, kalian langsung balik jangan kemana-mana dulu udah malem ini" Ucap salah satu temannya.
"Nah itu masalahnya, mobil gue mogok" Jawab Erika. Erika berharap ia diantar pulang oleh cogan, apalagi anggota Skanetra.
"Yaudah ke markas aja dulu, besok gue panggil orang buat benerin mobil lo" Tawar laki-laki itu.
Tanpa ragu dan bimbang Erika langsung menyetujuinya. "Boleh" Jawabnya.
Akhirnya Kanaya dan Erika dibonceng oleh dua orang anggota Skanetra menuju markas.
-Flashback off-
Rahang Zavier mengeras menahan emosi setelah mendengar cerita dari dua anggota Skanetra. entah kenapa Zavier merasa tidak rela jika terjadi sesuatu kepada kekasihnya.
"Si Erland emang bangsat!" Geram Rian yang teramat sangat geram dengan kelakuan Erland yang seenaknya.
"Gak ada kapoknya tuh orang bikin onar mulu" Timpal Bagas yang sama geramnya.
"Gue anter lo pulang, ayo" Zavier menarik tangan Kanaya.
"Terus gue pulang sama siapa?" Tanya Erika memelas.
"Gas, anterin Erika pulang!" Perintah Zavier.
"Siap bos dengan senang hati, ayo tuan putri" Ucap Bagas.
Erika tersipu malu atas perlakuan Bagas terhadapnya.
Setelah itu Zavier dan Kanaya melenggang pergi.
*****
(Di dalam perjalanan)
"Abis darimana? kok jam segini baru pulang?" Tanya Zavier dibalik helm full face nya.
"Di rumah Riana" Jawab Kanaya meninggikan suaranya supaya terdengar jelas.
"Ngapain aja kok sampe larut?" Tanya Zavier lagi.
"Kepo banget sih, ini urusan cewek" Jawab Kanaya.
Zavier diam saja tidak menjawab perkataan Kanaya.
"Itu didepan berhenti ya kak, gue mau beli jajanan yang masih buka" Pinta Kanaya.
"Males gue" Tolak Zavier karena ia sangat malas jika harus mampir-mampir.
"Kalo gak mau, gue bakal teriak biar orang nyangka gue diculik sama lo" Ancam Kanaya.
Zavier mengalah. "Ck, yaudah jangan lama-lama" Decak Zavier sedikit kesal.
Kanaya turun untuk membeli jajanan, namun ia tak langsung menghampiri jajanan apa yang ia mau.
"Apalagi?" Tanya Zavier.
"Dompet gue ketinggalan di mobil Erika, dan gue gak ada uang buat belinya" Kanaya memelas dan berharap Zavier mau meminjamkan uangnya.
Zavier kesal. "Ribet banget sih!". Kemudian Zavier mengeluarkan dua lembar uang limapuluh ribu. "Nih!" Ucap Zavier sambil menyerahkan uangnya.
Mata Kanaya berbinar. "Makasih kak, gue ganti dirumah ya" Ucap Kanaya sebelum pergi.
Kanaya berjalan menghampiri penjual gulali dan roti bakar.
Setelah selesai, mereka pun melanjutkan perjalanannya menuju rumah Kanaya.
*****
(Depan rumah Kanaya)
"Turun!" Perintah Zavier setelah sampai didepan rumah Kanaya dan Kanaya pun menurutinya.
"Tunggu sebentar kak, gue mau ambil uang dulu" Kanaya hendak melangkah masuk, namun tangannya dicekal Zavier.
"Gak usah, gue balik dulu, lo langsung tidur jangan begadang!" Perintah Zavier.
"Siap bos!" Jawab Kanaya seraya mengangkat tangannya seolah sedang hormat.
Tanpa sadar, Zavier mengulurkan tangannya untuk mengacak pucuk rambut Kanaya dan ia juga tersenyum dibalik helm full face nya.
Setelah Zavier menghilang dari pandangannya, Kanaya pun segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.
