NovelToon NovelToon
Happiness

Happiness

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Fajarina

Aruna Gabriella, gadis sederhana yang mampu mengobati rasa sakit Fahri terhadap ibunya yang telah meninggalkan Fahri demi pria lain.

Mereka berdua sudah bersama sejak masih anak-anak, bahkan tanpa Fahri sadari Aruna diam-diam memiliki perasaan terhadapnya.

Akankah Fahri menyadari perasaan Aruna terhadapnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajarina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

arsyad

“Mau ngapain ke sini?” tanya Fahri

Fahri sibuk memerhatikan sekeliling toko ikan hias itu. Dia baru tahu ada tempat seperti itu di daerah sini.

“Mau lihat-lihat doang.” jawab Aruna menarik tali tasnya. Memerhatikan kumpulan ikan hias di salah satu aquarium.

“Gak mau beli?” tanya pria itu lagi.

“Kalau ada yang bagus ya aku beli.” Aruna tersenyum manis kembali melanjutkan acara lihat-lihat ikan hias di toko itu.

“Eh Fahri lihat! Lihat! Ikannya mirip sama kamu kalau lagi makan!” teriak Aruna histeris pada salah satu ikan hias yang berada di botol aquarium mini sendirian.

“Mana?”

Fahri mendekati Aruna untuk melihat ikan yang dimaksud oleh cewek itu. Dia melihat ikan hias itu mengembang-kempiskan pipinya yang terlihat chubby.

“Mirip ‘kan sama kamu!”

Aruna tertawa lalu meniru apa yang ikan hias itu lakukan. Gerakan pipinya seolah seperti pipi Fahri yang sedang mengunyah.

“Gak mirip ah,” komentar cowok itu tidak terima. Padahal Fahri sendiri bertanya-tanya apa benar dia terlihat seperti itu jika sedang makan?

“Mirip tahu!” sahut Aruna lagi.

Aruna memegangi perutnya karena terlalu tak kuasa menahan tawanya. Apalagi ketika melihat ikan hias itu menatap pada Fahri dan cowok itu bereaksi dengan mengerutkan keningnya heran.

“Apa kamu lihat-lihat? Kita gak mirip ya!” tunjuk Fahri pada ikan itu. Membuat ikan hias itu berenang menjauh ke sisi aquarium yang lain.

“Lah kok kamu marah? Ngerasa mirip ya?” celetuk Aruna menaikan sebelah alisnya menahan tawa.

“Gak. Siapa yang ngerasa mirip?” tanya Fahri kesal.

“Barusan maksudnya apa?” ujar Aruna lagi.

“Gak kenapa-kenapa,” jawab cowok itu mencoba terlihat biasa-biasa saja sembari memerhatikan ikan hias itu.

“Yaudah ayo pergi aku mau beli pita rambut di toko langganan aku.” ajak Aruna.

“Kamu gak beli ikan hiasnya?” seru Fahri memerhatikan Aruna yang mulai berjalan ke depan pintu keluar toko.

“Gak ah mahal.” jawab Aruna.

Fahri memerhatikan gantungan harga pada botol aquarium mini ikan hias yang katanya mirip dia tadi. Harganya memang cukup mahal bagi Aruna.

Fahri akhirnya beranjak pergi mengikuti langkah kaki Aruna. Mereka lalu pergi ke toko penjual pita dan Aruna membeli beberapa pita rambut.

Aruna dari dulu sangat menyukai pita rambut dan anehnya Aruna hanya mau beli pita rambut di toko itu. Toko yang katanya tempat dimana ibunya membelikan pita rambut untuk Aruna dulu.

Saat Aruna selesai membantu ibunya menyapu halaman belakang Aruna memutuskan untuk mandi karena sudah sore hari.

Saat mengambil handuk di kamar. Aruna heran melihat botol aquarium mini yang berisikan ikan yang mirip Fahri ketika makan tadi di atas meja belajarnya. Kenapa bisa ikan itu di sana?

Aruna akhirnya mendekati botol aquarium mini itu untuk melihat lebih jelas ikan hias itu. Dia melihat ada surat di bawah sana.

Aruna mengambil dan membuka isi surat itu. Hanya pesan singkat yang membuat Aruna tersenyum bahagia.

Aku beliin buat kamu biar pas makan sendirian di sini kamu ada temannya Kata kamu dia mirip aku kalau lagi makan.

********

Saat ini seperti biasa Aruna sedang membaca buku di perpustakaan ketika jam istirahat pertama. Dia hanyut dalam bacaannya hingga duduk seseorang di sampingnya.

Awalnya Aruna hanya menoleh sesaat pada orang itu. Hingga dia menyadari siapa orang yang sedang berada di sampingnya saat ini.

Aruna melirik pada orang di sampingnya takut-takut. Kenapa Arsyad duduk di sampingnya?

Mungkin itu sesuatu hal yang biasa. Tapi mengingat kejadian kemarin. Jelas itu membuat Aruna merasa tidak nyaman. Apa dia harus pergi?

Saat Aruna akan beranjak dari duduknya. Tiba-tiba Arsyad menahan bahunya dan menyuruh Aruna untuk duduk kembali.

“Udah duduk di sini aja. Mau pergi kemana sih?”

Aruna semakin ketakutan. Jelas ada maksud tertentu alasan Arsyad melakukan ini. Dia menoleh pada Arsyad. Cowok itu balas menatapnya.

Aruna menelan ludahnya pelan. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Kenapa juga dia harus menghadapi situasi ini? Tiara, gara-gara cewek itu Aruna harus berurusan dengan Arsyad.

“Aku gak mau ngapain-ngapain kamu kok. Aku Cuma mau tanya sesuatu ke kamu.”

Aruna mengedipkan matanya beberapa kali gugup. “Tanya apa?”

“Kamu bantuin Tiara deketin Fahri ya?” tanya pria itu.

“Gak kok! Aku sama sekali gak bantuin dia deketin Fahri!” terang Aruna menggelangkan kepalanya.

“Kamu jawab jujur ‘kan?”

Arsyad meremas bahu Aruna serta menatap tajam pada cewek itu. Membuat Aruna tambah ketakutan dan balas mengangguk pelan.

“Bagus deh. Sekarang kamu lanjutin aja baca bukunya.”

Arsyad kini mengalihkan perhatiannya pada buku yang tadi dia bawa. Aruna menghela napas pelan. Dia melirik pada sosok di sampingnya.

Kenapa cowok itu tidak pergi? Bukanya dia sudah

selesai dengan urusannya? Dia ke sini ‘kan hanya datang untuk bertanya padanya. Heran Aruna tidak fokus pada bacaannya.

“Gak usah heran gitu. Aku sekarang emang mau baca buku ini. Kamu kira aku alasan doang bawa buku ini buat tanya sesuatu ke kamu?”

Bisa saja Arsyad menebak isi pikiran cewek itu. Akhirnya Aruna mencoba untuk kembali fokus pada buku yang tadi dia baca.

Diam-diam Aruna melihat bacaan Arsyad. Aruna sedikit terkejut. Buku yang dibaca cowok itu adalah buku kelas tiga. Padahal mereka masih duduk di bangku kelas dua.

Jadi ini rahasia dari seorang yang memiliki nilai tertinggi satu angkatan? Pantas saja pikir Aruna dia tidak pernah bisa menang dari Arsyad dan selalu berada diperingkat di bawah cowok itu.

Tanpa terasa waktu istirahat pertama berakhir. Aruna beranjak dari tempat duduknya. Dia melihat Arsyad masih fokus membaca buku.

“Kamu gak mau masuk?” tanya Aruna pelan masih takut-takut berbicara dengan cowok itu.

“Bentar lagi. Kamu duluan aja.”

Aruna akhirnya berjalan meninggalkan Arsyad di sana. Saat dalam perjalanan menuju kelas Aruna mendapat notifikasi sebuah pesan masuk.

Saat mengecek pesan dari Fahri Aruna kaget bukan main. Cowok itu mengirimkan sebuah foto dirinya dan Arsyad yang sedang duduk berdampingan membaca buku.

Fahri menuliskan pesan di bawahnya. ‘Cie siapa tuh’ dengan emoji tertawa sepanjang satu baris penuh.

Aruna terheran-heran. Darimana Fahri mendapatkan foto itu? Aruna yakin bukan cowok itu sendiri yang mengambil foto itu. Karena saat ini kelas Fahri sedang praktek lari di luar sekolah.

Dia tidak menyangka bisa-bisanya seseorang mengambil fotonya saat sedang berada di perpustakaan dan mengirimnya pada Fahri.

1
Jihat Purnamasari
Biasa
Jihat Purnamasari
Buruk
Anonymous
.
Yuri Lowell
Bersemangat membaca lagi! 💪
🦩NEYRA 🐚
Thor, kamu membuatku tak sabar untuk membaca seri selanjutnya
Valito.C
Dahsyat!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!