NovelToon NovelToon
COLD WORDS

COLD WORDS

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / trauma masa lalu / Office Romance
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Kisah seorang pria yang tidak lagi mau mengenal cinta, karena bayang masa lalu yang terlalu menyakitinya. Begitu banyak cinta yang datang dan mencoba mengetuk.
akankah ada sosok perempuan yang mampu mengubah kehendaknya?
adakah perempuan yang akan mampu mencuri perhatiannya?
ikuti kisahnya dalam cerita author "COLD WORD"
kisah ini hanya berdasarkan imajinasi author saja. jika ada kesamaan nama tokoh, ataupun latar, merupakan suatu kebetulan yang dibetul-betulkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

COLD WORD------6

Tama menggertakkan gigi-giginya.... Kedua matanya membulat sempurna. selama beberapa detik, ia terdiam, berusaha menguasai dirinya.

Miko kaget dengan bentakan Tama, langsung berlari memeluk Berta dan menyembunyikan wajahnya di dada sang kakak. Berta yang juga kaget dengan suara keras Tama, tampak terdiam menyambut pelukan adiknya dengan kedua mata yang berkaca-kaca.

"Ah,maafkan aku,Maaf ya." Tama menghampiri kedua ponakannya lalu jongkok untuk memeluk mereka dalam penyesalan yang sangat dalam. "Om tak bermaksud membentak. Hanya Om agak kaget tadi."

Miko berbalik memeluk Tama, Berta pun melakukan hal yang sama.

"Om jangan marah-marah lagi. Om sangat menakutkan kalau marah." kalimat polos Miko, sambil menyembunyikan wajahnya dalam pelukan Tama.

"Iya, om janji. Maaf kan om Tama ya." penyesalan besar benar-benar sedang dihadapi Tama.

"Lanjutkan om pakai bajunya. Kita nanti terlambat." keluh Berta sedikit cemberut.

"Baiklah. Kalian tunggu di depan. Om akan menyusul segera."

Pagi ini, semua kembali membaik berkat kepolosan dan rasa kasih yang tulus dari dua bocah untuk Tama.

Acara mengantar sekolah pun terlaksana dengan baik dan aman. Meski perlahan,namun Tama berhasil menguasai diri lagi. Begitu yang terlihat dari senyumnya, namun entah bagaimana dengan hati dan isi kepalanya.

"Om, adek mau sekolah hari ini, kalau adek nggk nangis, nanti mau dikasih hadiah apa?" pertanyaan polos Miko ketika berpamitan di depan gerbang sekolah.

"Hmmm.... Apa ya? Rahasia deh. Nanti biar jadi kejutan." jawab Tama dengan senyum yang menyejukkan.

"Kakak hari ini juga ada ulangan matematika. Nanti kalau nilai 100, kakak juga mau hadiah dari om Tama." Berta tak mau kalah dengan adiknya.

"Kalian ini,,, mulai saja belum sudah nodong hadiah." sahut Marlina, ibu dari kedua bocah itu.

"Hahahaha....." Jun hanya menanggapi tertawa, melihat kelakuan kedua anaknya.

"iya, om Tama janji akan ada hadiah kejutan untuk kalian. Tapi janji dulu, harus patuh dengan mamah, dan Bu guru." kata Tama sambil jongkok merapikan seragam kedua ponakannya.

"Asiiik!!!" seru dua bocah kompak.

Berta dan Miko berpamitan, melambaikan tangan dan segera masuk areal sekolah, diikuti Marlina untuk mendampingi Miko sekolah, karena ini hari pertamanya.

Sementara itu, Tama kembali pulang bersama Jun, Abang iparnya.

"Mau mampir mencari sesuatu nggak?" bang Jun membuka percakapan sambil mengendalikan kemudinya.

"Hmm... Apa ya? Nggak ada kayaknya." jawab Tama.

"Kamu baik-baik saja?" bang Jun terlihat khawatir.

"Hmmm... " Tama kembali merasa sangat malas berbincang.

"Hari ini kamu banyak pekerjaan?" Bang Jun menyadari turunnya mood Tama, dan segera mengubah topik perbincangan.

"Lumayan. Ada beberapa pekerjaan keluar juga. Kenapa bang?"

Ekspresi wajah Tama kembali segar, saat ditanya soal pekerjaan. Kalimat jawabannya pun terdengar sangat ringan, dan akan selalu ada senyuman tipis tersungging di ujung bibir Tama.

"Ah, aku pikir bisa menyempatkan waktu menjemput Berta." kata Jun. "Aku bisa menjemput Miko dan mamahnya di jam 11, tapi jam pulang Berta jam 3 sore, aku ada meeting diluar juga." keluh Jun.

"Jam 3 sore? Sebentar..." Tama membuka ponselnya, melihat jadwal pekerjaannya hari ini. Beberapa saat ia berfikir. "Bia aku jemput nanti."

"Jangan dipaksa kalau tidak bisa. Biar aku minta tolong papah, atau Marlina bisa pinjem mobilnya papah." Jun begitu mengerti adik iparnya.

"Bisa bang. nanti bisa aku jemput." kata Tama meyakinkan Abang iparnya.

"Kamu yakin?" tanya Jun lagi. Meski selalu percaya pada adik iparnya, hanya sekedar basa-basi sebagai bahan perbincangan.

"Yakin bang. Nanti ada kerjaan sedikit di deket sekolah Berta, bisa sekalian aku mampir." jawab Tama dengan ekspresi meyakinkan.

"Baguslah kalau begitu. terimakasih kasih ya." Kata Jun.

"Iya, bang."

"Ah, gara-gara kesalahan assembling, harus sedikit memutar otak, untuk mencari jalan keluar. "keluh Jun. "kamu ada saran kah?"

"Murni kesalahan ada di assembly kah?" Tama mulai tertarik dengan arah perbincangan itu.

"Bukan, kesalahanpahaman sample sejak awal. Hahahaha..."

"Eeissshh... Berapa produk sudah launching? Hahahah.." Tama ikut terbahak mendengar keluhan Abang iparnya.

"Dua sudah masuk papan iklan. Dan baru ketahuan disana ada yang tidak sesuai." jelas Jun sambil memarkir mobilnya di halaman rumah.

"Lah... Bagaimana bisa semua tidak menyadari sejak awal?" senyum Tama merekah begitu bersemangat dengan topik.

"Ketua Tim assembly sementara yang menggantikan ketua tim assembly yang sedang dirawat karena kecelakaan, memberikan laporan tes produk di saat CEO sedang di luar negri."

"CEO tidak membaca ulasan proses dan hasil produk dengan benar, asal acc. Pasti begitu." sela Tama.

"Nah, itu masalahnya." sahut Jun.

"CEO melimpahkan proses ulang pada timnya Abang dengan syarat tak mau banyak merugi, harus bisa menjelaskan kesalahan produk pada audience, harus mengambil hati promotor, mendaur ulang progja, menjadi penengah kalau ada komplain dan keluhan dari produk yang sudah launching, menangani penarikan produk dan mencari jalan keluar harus diapakan produk gagal itu." Tama begitu bersemangat.

"Makananmu sehari-hari. Hahahaha...." kelakar Jun.

"Nggak sering juga sih, bang. Tapi beberapa kali. Siapa yang berbuat, siapa yang harus dibuat kalang kabut. Hahahaha..." tawa renyah dan ekspresi penuh semangat terlihat di wajah Tama.

"Ayo sarapan. Aku tadi belum sempat sarapan." ajak Jun.

"Aku kerumah aja bang. Mamah juga sudah menungguku sarapan pasti." Tama berpamitan.

.

.

.

Sementara itu, ada obrolan di rumah pak Badi, ketika Tama pergi ikut mengantar ponakannya ke sekolah.

"Bapak tahu, kenapa tadi Tama seperti itu?" tanya Bu Yani.

"Aku menemukannya sudah pucat di pinggir jalan mah, untung tadi kamu nyuruh beli sapu. Kalau tidak, entah bagaimana Tama." jelas pak Badi.

"Apa wanita itu berani menemuinya lagi ya pah?" rasa khawatir begitu melekat di wajah Bu Yani.

"Aku juga takut hal itu. Tapi aku belum berani bertanya pada Tama." ekspresi pak Badi tak jauh beda dengan Bu Yani.

"Apa yang harus kita lakukan ya pah? Susah payah anak kita bisa kembali membaik, tapi hari ini..." Bu Yani menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Air mata menari-nari bebas di kedua pipi Bu Yani. Orang tua mana yang tidak akan merasa khawatir, ketika anak-anak kesayangannya mengalami hal yang tidak menyenangkan.

"Nanti kalau Tama sudah kembali segar, kita dekati perlahan, kita tanya apa yang terjadi pagi tadi." pak Badi mengusap kepala Bu Yani.

Bu Yani mengangguk setuju dengan kalimat suaminya. Meski harus menunggu agak lama, namun biasanya Tama akan mudah diajak berbicara, saat moodnya sedang baik.

"Maaah... !" seru Tama memasuki rumah.

"Nah, itu Tama sudah kembali, cepat cuci muka, jangan sampai dia lihat kamu sedih begini." kata pak Badi lembut.

Bu Yani masuk kamar mandi dengan segera. Sedangkan pak Badi menyambut putranya.

"Oh, bagaimana tadi miko rewel tak?"

"Enggak. Tapi minta upah hadiah." jawab Tama dengan senyum khasnya. "Mamah dimana pah?"

"Baru di kamar mandi." jawab pak Badi sambil duduk di sofa tak jauh dari putranya.

"Aaaaah..... Tolong....!"

Terdengar teriakan Bu Yani dari dalam kamar mandi. Pak Badi dan Tama pun bergegas bangkit menuju Bu Yani.

...****************...

To be continue....

1
Marlina Bachtiar
nah loh ketemu lg sama Tama,jodoh tuh 🤣
Marlina Bachtiar
apa itu adiknya Tyas🤔
Marlina Bachtiar
pasti Tama tuh yg lg jalan, ketahuan kl Siska bukan pacarnya 🤭
Marlina Bachtiar
waduh takut Tyas cemburu ya 🤣🤣
Marlina Bachtiar
jangan lihat luarnya yg penting rasanya 👍
Marlina Bachtiar
pasti ngarep di anterin Tama 🤣🤣
Marlina Bachtiar
ternyata bapak" jg baca ya 🤭
HARTINMARLIN
bagaimana jalan kehidupan mereka berdua?.... akankah mereka berdua kejenjang pacaran 🤔🤔
HARTINMARLIN
lanjut lagi
HARTINMARLIN
sepertinya Tama mulai ada rasa suka kepada Tyas
HARTINMARLIN
hati-hati
HARTINMARLIN: iya typo nya 🤭🤭
𝒀𝑶𝑺𝑯: 😁😁😁 typo bunda
total 2 replies
HARTINMARLIN
semoga aja Tama bilang pacarnya 🤭🤭
🍁𝕬𝙮ͨ𝙚ͥ𝙨ꙵ𝙝ⷮ𝙖ⷽ❤ͽ֟֯͜᷍ꮴ❣️🔵
terpesona kah kamu "tama
Marlina Bachtiar
jgn balikan lg deh 😣
Marlina Bachtiar
temenan aja,jgn minta lebih 🤭
Marlina Bachtiar
waduh 🤣
Marlina Bachtiar
mimpi 🤣
Marlina Bachtiar
pura" tidur aja Tyas 🤫
HARTINMARLIN
lanjut lagi
Kustri
jgn lebay" thor, agak males baca'a
𝒀𝑶𝑺𝑯: beda genre boz, terlalu lebay ya? nggk dapet feel-nya memang.🙏😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!