NovelToon NovelToon
Kepingan Puzzle

Kepingan Puzzle

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Menyembunyikan Identitas / Trauma masa lalu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Khabar

"Lima bersaudara dengan kedua orang tuanya adalah sebuah keluarga bahagia tenang dan damai, ibarat puzzle yang sudah sempurna sudah dipecahkan. Namun, insiden yang mengerikan terjadi, keluarga itu menjadi kelam karena ulah oknum yang jahat.

Tiga potongan puzzle hilang di tumpukan puzzle yang berbeda. Aku Glantea Albar berusaha menemukan tiga potongan puzzle itu. Tapi, takdir berkata lain aku tidak pernah menemukan tiga puzzle itu. Aku memutuskan menggantikan puzzle lain yang bentuknya sama dan jelas tidak pernah bisa sama dengan warna dari puzzle sebelum nya."

Kata Glantea di sebuah alat perekam kakinya mengalami patah karena insiden jatuh dari helikopter. setalah itu ada seorang yang membuka gubuk tua dimana dia berada sekarang lalu tiba-tiba dia bangkit tanpa peduli rasa sakit itu menghampiri seseorang dibalik pintu sambil menangis memegangi tangan orang tersebut.

"Hiks... Hiks... ayahhh..... " Kata itu keluar dengan begitu tulus mengenali orang itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khabar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jala Ikan

Musim hujan tanggal 23 september, yang dimana si cumulonimbus akan selalu ada tanpa bisa melihat warna biru langit yang sedang dia sembunyikan, saat ini burung-burung akan terbang sedikit lebih rendah dari bisanya juga genangan air mulai banyak ditemui dijalanan.

Jamur yang mulai subur karena kelembapan yang tinggi membuatnya bisa berkembangbiak lebih cepat, air turun dari langit jatuh ke daun perlahan mengalir dan akhirnya menetes ketanah membuat genangan air disana.

Terlihat seorang anak seperti biasa dia sering keluar memancing disiang hari yang berangkat dari panti asuhan, dia sekarang sedang pergi kegudang untuk mengambil bambu yang dipasangkan tali senar dan kail diujung tali itu dengan sopan-santunnya menemui seseorang untuk mendapatkan izin berpergian ke sungai.

“Bunda... Albar pergi dulu ya!... mau mancing ikan kayak kemaren!” katanya mendekat dan memeluknya sambil tersenyum memperlihat deretan giginya.

“Iya... hati-hati ya nak” sahut ibu ina sambil mengusap kepalanya, dan senyum yang sedikit dipaksakan. Hati ibu ina hancur dan sedih karena dia tidak mampu memberi makan anak-anak panti lagi, ekonominya sekarang semakin menipis dengan terpaksa menghemat pengeluaran sehari-hari dan mengizinkan Albar memancing untuk menu laut nanti malam.

“Albar perginya sama siapa?”

“Sama Kaiyan, Syira, Casy, dan sama Gata.. bunda!”

“Kalau gitu hati-hati ya... ingat ya Albar... jangan terlalu dekat dengan tepi sungai nanti jatuh kesungai!” ucapnya dengan telunjuk yang menunjuk ke langit lalu pindah menyentuh ujung hidungnya Albar sebagai peringatan yang sangat lembut dari seorang ibu ina yang sangat menyayangi anak-anak.

Ibu ina atau kerap disapa dengan panggilan bunda oleh anak-anak panti, adalah seorang yang ditinggal pergi oleh suaminya tanpa sempat memiliki buah hati dan dia sekarang menjadi ibu dari anak-anak yatim-piatu karena di vonis mandul.

Sangat di sayangkan dia tidak punya penghasilan tetap dan lagi-lagi dengan terpaksanya ia mengizinkan sebagian anak-anak itu bekerja agar mereka bisa makan enak.

Di usianya sekitar 40 tahun di membesarkan dari sebagian besar anak-anak yang dia asuh, umur mereka tidak lebih dari 15 tahun dan hanya Farel Bardazain yang umurnya 18 tahun. Dia sekarang berprofesi sebagai tentara dan tentunya gajinya bulanannya hanya cukup untuk biaya sekolah anak-anak panti dan tidak cukup merenovasi panti asuhan yang mereka tinggali dan juga makanan mereka sehari-hari.

Dan dalam masa penugasannya dia tidak bisa kembali ke panti menjenguk adik-adiknya juga tidak bisa membantu mereka secara finansial karena belum ada gaji yang belum cukup untuk makanan enak adik-adik pantinya.

Panti asuhan itu, sekarang hampir tidak layak dihuni. Pagar kayu rumah yang ditumbuhi ilalang dan jamur disekelilingnya, pamplet yang hampir copot, cat tembok rumah yang terkelupas, dan bahkan atap rumah yang bocor dimana-mana.

Tapi semua itu tidak menjadi masalah, mereka terus bertahan tanpa mengeluh dan tentunya mereka pasrah dengan keadaan ini, itu semua dia perjuangkan demi masa depan anak-anak yang bahkan bukan darah dangingnya, dan juga dia perjuangkan hanya demi melihat mereka terseyum bahagia dia rela mengorbankan segalanya.

Lima anak itu pergi ke sungai yang dekat dengan bedungan mereka melihat air yang amat keruh dan berbagai dahan pohon kecil dan ranting yang terbawa arus, itu tidak cocok untuk pancingan bambu yang mereka bawa, dan itu hanya akan membuat pancingan mereka patah atau mata kailnya tersangkut.

Karena tidak mau mata kail tersangkut atau pancingan mereka patah, mereka pindah lokasi ke sungai desa sebelah timur (Uten Kebong). Sesamapainya disana mereka melihat sungai yang sedikit keruh, tapi bersih dari dahan dan ranting dan juga arusnya berjalan sangat pelan dan sangat tenang, padahal musim hujan biasanya akan membuat arus sungai 2 kali lebih deras karena volume airnya bertambah.

Mereka langsung mencari tempat yang cocok untuk memancing, ketika mereka mencari tempat mereka kaget melihat ikan yang terapung-apung seolah ada yang meracuni mereka.

“Kakak Albar lihat ikan disana.... kenapa semuanya mati ya?” tanya Syira dengan nada penasarannya dan wajah polosnya.

“Kaka juga tidak tau!?” sahut Albar yang sama tidak taunya,

“Lihat kak ikan tadi baru saja hidup lagi, padahal tadi seperti sudah mati tadi!” tunjuk kayian kaget melihat seolah ikan tadi berpura-pura mati,

“Sepertinya ikan-ikan itu pingsan, ayo kita tangkap mereka semua sebelum mereka sadar” katanya sambil mempersiapkan jala atau penangkap ikan pancing, alat yang terdapat gagang kayu yang panjang dan ujungnya terdapat besi berbentuk lingkaran yang terpasang jaring membentuk kerucut.

Mereka tidak tau apa yang sebenarnya terjadi dengan ikan-ikan itu, ikan itu baru bisa bergerak setelah beberapa menit terapung. disisi lain dari dalam air terdapat sebuah predator yang sedang mengintai mereka.

Nama latinnya Electrophorus electricus, predator itu memiliki bentuk slinder dengan kepala agak pipih dan mulut yang besar, tubuhnya seperti ular yang dapat tumbuh hingga 2,5 meter dan tidak memiliki ekor.

Ikan yang pingsan itu adalah ulah dari predator itu dia mengeluarkan listrik menyengat mangsanya karena terlalu kuat dia membuat semua ikan pingsan. Dia sekarang berhenti bergerak untuk mengisi daya listrik yang sudah dia habiskan.

“Kakak keranjangnya sudah penuh... ayo kita pulang saja...!” kata Adelia mengusulkan.

“Ayo kita pulang... ehh kaka ngak pulang!? Kenapa masih duduk?” tanya Sogata heran melihat Albar masih duduk memancing dari tadi sembari mereka mengangkat ikan dengan jala.

“Aku tidak puas Gata.... Cuma mengangkat ikan yang pingsan... kalian pulang saja dulu aku mau mancing satu ikan saja nanti aku nyusul kalian!” jawab Albar, dia duduk dipapan sambil menatap pelampung kail pancingannya menunggu ikan menyambar.

“Ngak apa-apa kok... kalian pulang aja dulu!” tambah Albar meyakinkan mereka.

“Tidak apa-apakan... kalau gitu....” jawab syira.

“Kami pulang duluan ya kak.... Dadah!!!! (barengan)” mereka akhirnya pergi meninggalkan Albar yang masih duduk disana, mereka pulang dengan wajah yang senang bahagia mendapatkan banyak ikan yang ditangkap.

...֎֎֎...

1
Scorpion's Caesar
folback kak
Khabar: iya aku follow back
total 1 replies
Hana
double up kak
Khabar: maskudnya?
total 1 replies
ッoff♪
udah dibaca dari awal
semangat
Khabar: mantap, salut abangku
total 1 replies
ッoff♪
ayo senyumlah
/Facepalm/
Khabar: /Grin/
total 1 replies
Sena Widuri
engkau punya cerita sungguh memotivasi sekali
Khabar: makasih /Smile/
total 1 replies
Sena Widuri
tari ape hal engkau kena culik /Sob/
Sena Widuri
bagian ketidak percayaan lupa awak spasi, perbaiki dulu biar perfect
Khabar: iya ngak papa makasih juga aku jadi bisa belajar lagi /Smile/
Sena Widuri: lah betol lah /Grin/ berarti saya yang silap
total 3 replies
Sena Widuri
berpendar itu apa? awak agak tanda tanya bagian ini
Khabar: pernah liat cahaya seperti yang tampak pada lendir kelemayar atau pada permukaan laut pada malam hari kayak gitu lah cahaya bergerak gerak
total 1 replies
Sena Widuri
wahh fantasi rupanya
Sena Widuri
yang bagian ini typo, awak tulis mengis, seharusnya menangis, keren 💪🏻
Khabar: makasih saran nya
total 1 replies
Sena Widuri
/Sob//Sob//Sob//Sob/ I'm feeling blue
Sena Widuri
engkau punya cerita walau banyak typo tapi buat tense aku naik lah, andrenalin ku meningkat /Sob/ seru sekali
Khabar: begitu kah, makasih lo btw klau ada typonya langsung kritik aja ngak masalah
total 1 replies
Sena Widuri
engkau punya typo di baris ni, semangat 💪🏻
Khabar: oohh makasih
Sena Widuri: paragraf ke dua bagian beubah
total 4 replies
Amelia
salam kenal ❤️🙏
Khabar: iya salken juga /Smile/
total 1 replies
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿
hadir thorrrr
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: okey/Applaud/
Khabar: iya, semangat juga ya bacanya 👍
total 4 replies
ッoff♪
semangat terus ya
Khabar: iya nanti aku mampir lagi
ッoff♪: sama² jangan lupa like lagi di novel ku
🙏
total 3 replies
Bening
2 kopi meluncur..
jangan blokir aku..
jangan bales gift ku balik..
besok ku lanjut lagi baca nya..
ッoff♪
semangat terus ya
Khabar: iya makasih
total 1 replies
Kia Shoji
Keren banget kak
Khabar: coba dilanjutkan siapa tau suka nanti
Khabar: makasih ya 😄
total 2 replies
ッoff♪
wkwkwkw
/Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!