NovelToon NovelToon
Cinta Demi Tuhan

Cinta Demi Tuhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintamanis / Cinta Terlarang / Teen School/College
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Purnamanisa

"Apakah cinta pernah salah memilih sasaran? Mengapa cinta tercipta diantara kita yang berbeda? Bolehkah aku marah pada Tuhan karena telah menumbuhkan cinta di hatiku untuk mu?"

Potongan sajak tulisan Renata menggambarkan luka hatinya karena kisah cintanya yang rumit. Perasaannya terhadap Gilang berkembang menjadi cinta yang tak pernah Renata sadari sejak kapan.

Kemunculan Renata yang tiba-tiba di kehidupan Gilang, membuat Ainun jadi sering memikirkan Gilang.

Kepada siapakah hati Gilang akan berlabuh? Kepada Renata yang berbeda keyakinan? Atau Ainun?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purnamanisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terima atau Tolak?

"Ting... Tong..." bel pintu berbunyi. Renata segera berlari menuju pintu depan. Sebelum membuka pintu, Renata kembali merapihkan rambut dan bajunya.

"Eh?"

"Hai,"

"Hai,"

Renata kehabisan kata-kata begitu melihat senyuman Gilang sedekat itu.

"Tadi aku telepon mama kamu. Dasternya ada yang ketinggalan," kata Gilang sambil menyodorkan tas plastik.

"Eh? Oh... Tadi aku yang angkat telepon," kata Renata akhirnya.

"Eh? Iya kah? Suara kamu mirip suara mama kamu," kata Gilang salah tingkah.

"Nomer aku juga," kata Renata sambil sedikit tersipu.

"O ya? Jadi Ibuk nyimpen nomer kamu?"

'Eh, jadi tadi itu nomer ibunya?'

"Eh? Mama kebiasaan ngasih nomer ku kalo ditanya nomer hp,"

"Ooo gitu..."

"Eh, masuk dulu?"

"Nggak usah. Keburu ditungguin,"

"Oh,"

'Ditungguin siapa? Ibunya kah?' batin Renata penasaran.

"Udah ya. Sampein maaf aku ke mama, nggak teliti masukin barangnya," kata Gilang.

"Iya. Ntar aku sampein. Makasih ya udah dianter," kata Renata sambil mencoba tersenyum lebar, meski hati rasanya kecewa tidak bisa berlama-lama ngobrol dengan Gilang.

"Aku pamit dulu," pamit Gilang, sedikit canggung, karena biasa mengucap salam sebelum pergi.

"Iya. Ati-ati," kata Renata sambil melambaikan tangannya sedikit.

Renata menatap Gilang yang berjalan menuju sebuah mobil yang terparkir di depan rumahnya. Senyum yang sedari tadi menggantung di wajah Renata hilang, seiring mobil yang dikendarai Gilang melaju menjauh dari rumahnya.

Kekecewaan Renata berlipat-lipat. Pertama, nomer yang meneleponnya ternyata bukan nomer Gilang. Kedua, Gilang langsung pamit pulang dan sudah ada yang menunggunya. Siapa yang menunggu Gilang?

'Pasti ibunya. Siapa lagi? Tapi kenapa dia nggak bilang kalo baru ditunggu ibunya di mobil? Pacar? Bisa jadi! Kenapa selama ini aku mikir dia jomblo? Bodoh!'

"Tamunya siapa, Ren?" tanya mama Renata yang sudah muncul di ruang tamu.

"Anu, Ma. Gilang, anaknya Bu Siti, nganterin daster. Katanya ada yang belum masuk plastik tadi," kata Renata yang kaget mendengar suara mamanya.

"Oh ya? Masa'? Mama belum buka plastiknya. Oalaaah... Dianterin kesini? Kok tau rumah kita?" tanya Bu Maria heran.

"Tadi telepon Renata, minta alamat mau anterin daster yang ketinggalan," jelas Renata.

"Oalaaaah... Iya, iya... Mama kasih nomer kamu tadi pas tuker-tukeran nomer sama Mbak Ainun sama Bu Siti juga," kata Bu Maria dengan tawa kecil, tidak merasa bersalah atau berdosa karena telah sembarang membagikan nomer ponsel anaknya ke orang-orang.

'Hah? Ke Mbak-mbak yang pake kerudung tadi juga?'

"Duuuh... Mama... Kenapa mama nggak coba hafalin nomer mama sendiri sih? Kan Rena yang repot tiap kali ada nomer asing telepon," keluh Renata sambil berjalan masuk ke ruang santai.

"Maklum lah, Kaaak... Faktor U," kata Theressa yang mendengar keluhan kakaknya.

"Mama aja yang males ngapalin, Re. Kalo niat pasti juga hafal. Usia nggak ngaruh," kata Renata kesal.

"Maaf, deh, maaf... Lagian biasanya kamu nggak repot gini kalo ada yang nelpon ke nomer kamu nyariin mama," kata Bu Maria heran.

"Lagi dapet kali, Ma," sahut Theressa.

"Tauk!" Renata kemudian masuk ke kamar dan melemparkan tubuhnya ke kasur lagi.

Entah mengapa Renata jadi uring-uringan nggak karuan. Mungkin karena rasa cemburu dan kecewa yang bercampur jadi satu, membuat perasaan aneh di dalam hatinya. Entah.

Renata mengambil ponselnya. Dilihatnya nomer yang tadinya disimpan dengan nama Gilang.

'Hapus aja lah. Ngapain juga nyimpen nomer ibuknya,' batin Renata kesal.

Jempolnya sudah akan menekan tombol konfirmasi menghapus kontak, ketika sebuah ide melintas di otaknya.

'Siapa tau kan, bisa lebih deket sama Gilang?'

***

"Eh, Lang. Ini putrinya Bu Maria chat ibuk katanya pengen jadi reseller. Kamu kemarin nawarin dia pas mampir anter daster?" tanya Bu Siti yang heran kenapa putri Bu Maria tiba-tiba ingin jadi reseller.

"Nggak tuh, Buk," jawab Gilang sambil menurunkan barang-barang dagangan Bu Siti dari mobil.

"Ya udah sih, Buk. Kan jadi tambah pintu rejeki. Kenapa Ibuk malah jadi bingung?" tanya Gilang pada ibunya yang terlihat bingung.

"Gimana nggak bingung. Barang ibuk kan kebanyakan baju muslim, Lang. Daster juga nggak nyetok banyak," kata Bu Siti.

"Ooh~ lagian kan dia juga pasti punya temen muslim kan, Buk? Atau kalo nggak ibuk tawarin buat resell daster aja, kan jadi ibuk juga bisa nyetok banyak kalo ada yang bantu jualin," saran Gilang.

"Gitu aja kali ya? Kok nggak malu ya anak orang kaya jualan online?" kata Bu Siti sambil membalas chat dari Renata.

"Ya bagus dong, Buk. Berarti dia nggak tergantung sama harta orang tua. Pengen mandiri. Lagian dia juga mahasiswa tingkat akhir sama kek Gilang, kalo misal nggak beruntung dapet kerja kantoran kan bisa lanjut bisnis online aja," kata Gilang yang sudah rampung menurunkan barang dagangan ibunya dari mobil.

"Iya, padahal keliatannya orangnya kek belum dewasa gitu putri-putrinya Bu Maria," komentar Bu Siti sambil tertawa kecil.

"Buk, jangan nilai orang dari penampilannya. Kan Ibuk selalu bilang gitu. Udah ya, Buk, Gilang berangkat ngampus. Assalamu'alaikum..." pamit Gilang sambil mencium tangan ibunya.

"Wa'alaikumsalam... Ati-ati,"

Gilang melajukan mobil Avanza hitam milik ibunya ke kampus. Biasanya Gilang naik motor, tapi hari ini, Gilang harus mampir ke tempat supplier ibunya untuk mengambil barang yang sudah dipesan. Jadilah Gilang ke kampus naik mobil hari ini.

Jalanan tak begitu ramai. Mungkin karena sekarang sudah hampir jam delapan. Hari ini agenda Gilang di kampus hanya konsultasi proposal penelitian untuk skripsinya. Dosbing (dosen pembimbing) Gilang juga sudah mengabari akan punya waktu luang setelah dzuhur, jadi dia tidak terlalu buru-buru untuk sampai kampus. Sebaliknya, dia akan menuju tempat supplier ibunya dulu baru ke kampus.

Mata Gilang yang fokus melihat jalanan menangkap sosok yang dikenalnya tengah duduk di sebuah halte. Gilang memutuskan untuk menepikan mobilnya di dekat halte dan turun dari mobil.

"Nungguin siapa?" tanya Gilang pada Renata yang sibuk melihat layar ponselnya. Renata yang sedari tadi fokus dengan ponselnya seketika menoleh mendengar suara yang sangat familiar, yang membuat jantungnya berdegup tak menentu.

"Eh? Nunggu bus," kata Renata ketika menoleh dan mendapati Gilang berdiri di sampingnya.

"Bareng?" tawar Gilang sambil menunjuk mobilnya yang terparkir tak jauh dari halte.

"Kamu kan nyampe kampus duluan, kampus ku masih setengah jalan lagi dari kampus kamu," kata Renata mencoba sedikit jual mahal.

"Aku mau ke arah kampus mu dulu. Mau ngambil barang deket sana," kata Gilang.

"Kamu nggak ngampus hari ini?" tanya Renata penasaran.

"Ngampus. Siang. Yuk!" ajak Gilang lagi. Renata ragu-ragu harus langsung menerima tawaran Gilang atau tidak. Dalam hatinya Renata sangat ingin segera masuk ke mobil Gilang. Tapi, pikirannya menyuruhnya untuk menolak.

'Duuuh naik nggak ya?'

***

1
dwi ka
Haduh ainun napa ngasi saran gtu sih..
Klo aku jd renata mah bkl jwb gini "coba mbak ainun duluan yg ungkapin, aku tar stelah mba ainun" 🤣 Plingan ainun jg gabakal mau ungkapin tuh 🤣 Nyuruh org lain emang pling gampang deh 😂
Emg dikira segampang itu nembak cwo apa 😏
dwi ka
Dah gilang pacarin aja dua2nya 🤣🤣
Sebutannya poligami sebelum nikah 🤣

Gregetan bgt deh sama tipe cwo kyk gilang ckck 😏😮‍💨
Sriza Juniarti
jangan menjauh 🥰💕💕
Ai-chan
terjebak perangkap bang reza ya lang? huhuhu
dwi ka
Nah bener nih yg dicaption joy..
Tipe cwo kyk gilang itu mang paling sukses bkin cwe2 kebaperan 😂

Klo tar punya pasangan yg sensian, gampang cemburuan, posesif,, Gak akan kuat deh..
Pasti bakal makan ati mulu tiap hari 🤣🤣
Ai-chan: iya ini bener... temen ku dulu pernah ada yang kek gini... masih jomblo juga sampe sekarang /Sweat//Sweat/
total 1 replies
dwi ka
Awalnya setuju renata sama gilang, tp makin kesini kyk banting setir deh..
Gilang keknya tipe cowo friendly gtu 🤣 jd kesannya suka tebar pesona ke cwe2, tipe gtu biasanya bkin mkn ati, bkin srg cembokur 😂

Yodahlah mending gilang sama ainun aja..
tuh nun ambil sono gilang 🤣🤣
Ai-chan
mulutnya udah ga bisa dikontrol ya, Nun? 😅😅
Ai-chan
Gilang keknya lebih santai kalo ngobrol sama Renata
Ai-chan
Ainun mulai sadar akan kehadiran Gilang gegara ada Renata
dwi ka
Klo tar endingnya gilang & ainun,
aku jd keinget film Ayat Ayat Cinta, kisahnya Maria, Fahri & Aisyah..
Agak mirip 😅
Nabila hasir
mau baca tapi takut endingnya.soalnya yg beda pasti sad ending.
tapi dak baca kepo ma penasaran ma critanya kk author
Purnamanisa: terimakasih sudah mampir😊😊
total 1 replies
Ai-chan
eh, bang reza, coba deh tuh tebar pesona ke renata, kan bang reza spesialis beda server 😅😅
dwi ka
Klo dari judulnya sih, hrsnya pemeran utama cewenya itu renata ya..
Aku sbnrnya lebih suka gilang sama renata.. Klo sama ainun kyknya gimana gtu susah jelasin..
Tp terserah author lah endingnya tar gmn 😁
Purnamanisa: terimakasih sudah setia menyimak Cinta Demi Tuhan 🙏🙏 semoga reader nggak bosen dengan alur ceritanya 😊😊
total 1 replies
Ai-chan
duh... ga kebayang gimana jadi renata
Ai-chan
keren ceritanya
Ai-chan
duh lang, jangan ngasih-ngasih harapan ke renata
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!