NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Mr Billionare

Jerat Cinta Mr Billionare

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / CEO / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:21.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ika Dw

"Jangan terlalu berlebihan Alya, ingat pernikahan kita ini hanya pura-pura. Kita menikah bukan karena keinginan kita, jalani saja sewajarnya. Jangan berharap aku akan menjamahmu!"

Alya Adelia Wijaya. Gadis muda yang statusnya masih pelajar, harus merelakan masa mudanya untuk menikah dengan seorang pria yang menjadi pilihan orang tuanya.

Tanpa sepengetahuannya, orang tuanya sudah menjodohkannya semenjak mereka masih kecil dan Alya sendiri tidak pernah tahu kalau dirinya ternyata sudah dijodohkan.

Setelah menikah, ia merasakan kehidupannya berubah drastis. Awalnya dimanja oleh orang tuanya, kini harus mengabdikan hidupnya pada suaminya yang selalu bersikap dingin dan jutek.

Mampukah Alya membuat pria jutek itu berubah sikap dan bisa menerimanya dengan baik?

Atau mungkin dia putuskan untuk meninggalkan pria yang tidak pernah menganggapnya sebagai pasangan?

Cover: free licence, freepik.com

Edit : sampul buku written by Ika Dw.



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 06. Aku tak Sudi Dimadu

Rivaldo menghentakkan pinggulnya di kursi plastik yang tidak jauh dari Alya berdiri. Dia menyulutkan sebatang rokok dan membuang asapnya ke udara.

"Memangnya dosa apa yang sudah kuperbuat padamu? Aku tidak pernah menindasmu. Kau saja yang kebaperan. Dinasehati juga ngelunjak terus, siapapun bakalan jengkel."

"Kau tidak sadar dengan apa yang sudah kau perbuat padaku? Kau sering membuatku sakit hati. Kau selalu meremehkanku. Dan baru saja kau bilang, aku meracuniku. Apa kau tidak sadar itu sudah bagian dari fitnah? Dari mana aku dapat racun untuk menaruhnya dimakananmu. Aku bahkan  tidak pernah kau izinkan buat keluar. Terkecuali kalau kau sendiri yang menaruh racun itu di dalam makananmu!"

Rivaldo tak menggubris ocehan Alya. Dia menganggapnya angin lewat. Tapi cukup menghibur juga, biasanya rumah selalu sepi macam kuburan, tapi setelah kedatangan Alya, ada sedikit warna dirumahnya, lebih lagi ada yang diajaknya berdebat.

"Sudah, nggak usah mengomel. Lebih baik belajar masak yang benar. Jangan sampai keasinan. Aku tidak suka makanan yang asin," tegur Rivaldo dengan menghisap rokoknya yang tinggal separuh dengan tatapannya tak lepas sedikitpun dari Alya.

"Ck! Tapi kan aku masih belajar Om! Nggak tau juga nanti hasilnya seperti apa. Seenggaknya hargailah jerih payahku, aku tulus membuatkan makanan untukmu."

Ini pengalaman pertama baginya berkutat di dapur. Pasti masakan buatannya masih minim, tapi seenggaknya masih bisa dinikmati dengan baik.

"Aku bisa menghargai siapa saja yang membuatkan makanan untukku. Tapi seenggaknya jangan sampai membuatku kecewa saja."

Tak ingin disalahkan, Alya langsung menarik tangan Rivaldo ke depan penggorengan, di mana dia tengah memasukkan bahan makanan ke penggorengan.

"Kalau begitu bantulah aku untuk membuat masakan ini. Aku tidak ingin masakan yang aku buat ini nanti terbuang sia-sia karena rasanya yang tidak sesuai dengan harapanmu. Aku bukan koki, dan aku juga tidak pernah masuk dapur untuk memasak."

Alya memberikan spatula pada Rivaldo yang terbengong menatapnya.

"Kok aku yang disuruh masak sih, terus apa gunanya aku menikah? Menikah bukan hanya dibuat pajangan, tapi harus bisa melakukan segalanya, baik itu memasak, melahirkan anak, dan juga mempercantik penampilan."

Alya menyedekapkan tangannya. "Harus sesempurna itu? Bagaimana jika aku tidak bisa melakukan apa yang kau inginkan? Bagaimana jika aku tidak bisa memberimu keturunan? Apa kau akan menceraikanku?"

"Kau itu bicara apa sih. Belum juga dipakai udah bilang nggak bisa punya anak. Ingat, ucapan itu adalah doa. Berdoalah yang baik, jangan mengkliem dirimu dengan buruk."

Rivaldo mengayunkan spatula di penggorengan yang berisi sayur sayuran.

"Ini apa yang tengah kau masak ?" tanya Rivaldo yang tidak tahu makanan apa yang tengah dibuat oleh istrinya.

"Ini capcay. Tapi aku belum mahir memasaknya. Aku tadi lihat di YouTube, seperti ini cara membuatnya. Kalaupun nanti masakannya tidak enak, kau jangan terlalu menyalahkanku ya? Namanya juga Aku masih belajar, pasti akan banyak minimnya."

Rivaldo terkekeh meledeknya. "Mau makan aja kok ribet. Tutorial di YouTube, belum tentu membuat makananmu menjadi enak. Bahkan kau akan mencampurkan semua bahan makanan yang membuat rasa menjadi hambar," omel Rivaldo.

"Ya terus gimana? Di sini bahkan tidak ada seorangpun yang bantuin aku. Semua orang tidak ada yang berlalu lalang, atau kau jangan-jangan sudah menyembunyikan mereka agar tidak ada yang peduli padaku?"

"Sudah kubilang kalau bibi sedang pulang kampung. Masih juga nggak percaya!"

"Ya bukannya nggak percaya, tapi masa iya semua orang pulang kampung. Aneh aja!"

Rivaldo mulai memasukkan bumbu ke dalam sayuran yang hampir matang. Alya hanya melihatnya. Dia tak yakin kalau suaminya bisa memasak. Laki-laki dingin itu, bisanya hanya mengatur-atur dan marah-marah saja. Untuk urusan dapur, ia tak yakin bisa melakukannya.

"Memangnya kau bisa memasak, Om?" tanya Alya menatap tangan Rivaldo yang lihai mengayunkan spatula di penggorengan tengah meratakan bumbu di sayuran yang hampir matang.

"Sekali lagi kau bilang Om, padaku. Bukan hanya kentang saja yang aku masak, tapi mulutmu juga," jawab Rivaldo mengancam.

Walaupun ia jauh lebih tua dari istrinya, sangatlah tidak nyaman jika ia dipanggil om oleh istrinya. Umur 25 tahun baginya masih sangat muda dan berkarisma. Bahkan masih banyak lelaki yang berumur 40 tahun tapi memutuskan untuk hidup sendiri dan tidak buru-buru menikah.

"Ck! Udah tua masih juga nggak mau dipanggil om. Adik dari Papaku saja yang umurnya beda tipis sama aku, dia mau kupanggil om. Kenapa kau yang jauh lebih tua, tidak mau dipanggil om."

Alya tersenyum mengejek Rivaldo yang menatapnya dingin, tak ada rasa sedikitpun rasa takut mendapatkan tatapan dingin suaminya.

"Tapi masalahnya Aku bukan Om kamu. Aku bukan adik dari Papa kamu. Jadi kau juga harus menghormatiku sebagai suamimu," cercah Rivaldo marah.

Rivaldo keburu kesal, dia pun langsung mematikan kompor dan meminta area untuk membereskan semuanya yang sudah berantakan di dapur. Makanannya juga sudah jadi dan siap untuk disajikan.

"Huh! Gitu aja emosi. Awas aja darah tinggi, bisa kena stroke lo!"

Alya memang suka memancing-mancing masalah dengan suaminya. Dengan Rivaldo yang selalu marah-marah padanya ia akan berakhir diceraikan.

"Terserah kau saja, kau mau mengataiku apa! Tapi yang jelas aku paling tidak suka dipanggil om oleh istriku, terkecuali kalau keponakanku tidak masalah memanggilku dengan sebutan Om. Harusnya kau bisa menghargaiku sebagai suami, karena suamimu ini bukan orang sembarangan. Aku memiliki banyak teman bisnis bagaimana tanggapan temanku jika istriku memanggilku dengan sebutan Om, sangatlah tidak sopan. Bahkan mereka bisa menertawakanku dan meremehkanku, menganggapku tidak bisa mendidikmu dengan baik. jika saja kau tidak bisa merubah sikapmu dengan baik, maka jangan salahkan aku jika aku memiliki keinginan untuk menikah kembali dengan wanita yang lebih dewasa dan sopan."

Seketika bola mata Alya melotot. Belum genap sebulan menikah, suaminya sudah berniat untuk mencari yang lain.

"Apa kau bilang! Kau ingin menikahi gadis lain? Bisa-bisanya  kau mengatakan semua itu. Bahkan pernikahan kita belum genap seminggu!"

Walaupun ia ingin sekali bebas dari Rivaldo, tapi tidak seperti itu juga caranya. Dengan begitu, orang tuanya pasti bakalan stres memikirkan nasibnya yang akan menjadi janda muda.

"Iya, tentu saja. Apa salahnya jika aku menikah lagi. Bukannya laki-laki itu bebas untuk menikah dengan banyak wanita? Jadi kau juga tidak bisa menghalangiku dan melarangku mencari perempuan lain untuk kujadikan istri keduaku."

Dalam hati Rivaldo ingin sekali tertawa melihat ekspresi wajah Alya yang menunjukkan kekesalannya.

Alya mendengus dengan mukanya manyun. Ia mengumpat dalam hati. Jika suaminya benar-benar akan menikah lagi, saat itu juga ia ingin meminta cerai darinya, tak Sudi dijadikan istri pertama, walaupun Rivaldo memiliki kekayaan yang tidak ada habisnya.

"Aku nggak nyangka pikiranmu begitu sempit. Kalau kau ingin menikah lagi, lebih baik ceraikan aku dulu. Aku tidak sudi kau jadikan istri pertamamu. Aku juga tak sudi berbagi suami dengan siapapun."

Atmosfer perdebatan mereka kian memanas, tentunya yang panas hati Alya, merasa sudah dizolimi oleh suaminya.

"Apa kau sadar sudah menikahi gadis yang masih belia, masih duduk di bangku sekolah? Sekarang kau sudah menyakiti perasaan gadis yang kau nikahi dengan berencana untuk memadunya."

Berkali-kali Alya menghela napas, mengomel dengan menaruh wadah kotor di wastafel untuk dibersihkan.

"Tidak! Aku tidak mau dimadu. Sampai kapanpun aku tidak mau dipoligami. Kau tidak akan pernah mengerti betapa menderitanya seorang wanita jika diduakan. Daripada aku harus hidup berbagi suami dengan perempuan lain, lebih baik ... Ceraikan saja aku!"

1
Ika Dw
oke👍
Gabutz
lanjuut
muna aprilia
lnjutt
muna aprilia
lnjut
weny aptini
semangat Alya.. /Kiss/
Ika Dw: haha ... makasih kak, 🤭😊 🥰
total 1 replies
Ika Dw
thank you ☺️☺️
Ika Dw
thanks kak🙏🤗
Ika Dw
haha .. bener 😁
Kanaya yasmine
Pedofil lebih tepat nya 😂😂
Kanaya yasmine
Anjaaayyy… applause 👏 buat loee
Kanaya yasmine
Deggg…bar bar jg loe alya🤭😆..gue suka gaya loe 💃🏻💃🏻
Ika Dw
tunggu sebentar kak, masih diketik 🙏🤗
Mustafik
lanjutannya mana tor
Isma Hany
episode nya gantung,gak ada sambungan nya
Yuno
Cerita ini keren banget, susah move on!
Ika Dw: terimakasih sudah mampir kak, selamat membaca🙏🤗
total 1 replies
Stefhany Anhai Rivera Maco
Karakter keren! 😍
Ika Dw: terimakasih sudah mampir kak, selamat membaca🙏🤗
total 1 replies
Ika Dw
Bab Awal sudah panas dingin, bagaimana kedepannya ya?? jadi penasaran, jangan takut sama suami galakmu Alya!! /Bye-Bye/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!