NovelToon NovelToon
Hurt Be A Love

Hurt Be A Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:157.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: fieThaa

Mati-matian Balqis Lalita Wiguna membela lelaki yang dia sayangi, ternyata hanya menimbulkan luka yang begitu dalam. Di mana bukan dia yang bersanding di pelaminan, melainkan wanita lain yang tidak dia kenal.

Dia kira cinta pertamanya akan mengajarkan banyak hal. Nyatanya, hanya meninggalkan luka dan sulit untuk disembuhkan.

Akankah ada seseorang yang berhasil menjadi obat penawar dari luka tak kasat mata yang Balqis derita? Dan bisa membuatnya kembali merasakan cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Tergores dan Menganga

Sikap Aqis yang masih sering membela Faza membuat Rio tidak suka. Itulah alasan kenapa Rio mulai kembali ke setelan pabrik. Dia bukan ragu, tapi dia sedang menguji hati Aqis.

Kembali bersikap dingin. itulah yang Rio lakukan. Dia rela mengganti mobil hanya untuk memantau Aqis dari kejauhan. Sengaja dia lakukan itu karena dia ingin tahu perasaan Aqis kepadanya.

Baru saja melanjutkan pekerjaannya setelah memastikan Aqis sampai di kosan, ponsel Rio hidup dan nama Aqis yang tertera di sana. Rio yang memang sengaja tidak mengaktifkan centang biru di aplikasi pesan tersenyum melihat pesan yang dikirim Aqis. Namun, Rio mengabaikan. Kembali fokus pada pekerjaannya.

Satu jam kemudian, ponselnya bergetar kembali. Senyumnya mengembang dengan lebar karena Aqis menghubunginya. Bukannya dijawab, dia malah mengabaikan.

"Gantian," gumam Rio.

Dia berhenti dari pekerjaannya sejenak. Lalu, menutup laptop dan meraih kunci mobil dengan senyum yang masih mengembang. Dia masuk ke dalam mobil dan langsung melajukan mobilnya.

Rio sudah menghentikan mobilnya di depan pintu pagar kosan. Dia menyandarkan tubuhnya sambil menghela napas berat. Untungnya dia membawa baju ganti. Rio pun mengganti pakaiannya dan juga menggunakan jaket berwarna hitam.

Ponselnya berdering ketika dia tertatih menggunakan jaket untuk melapisi baju lengan panjang yang sudah dia gunakan. Bibir Rio melengkung dan segera turun dari mobil. Pihak keamanan kosan menunduk sopan kepada Rio.

Panggilan dari Aqis baru Rio jawab ketika dia sudah berada di depan pintu kamar.

"Gua di depan kamar kosan lu."

Rio segera merubah mimik wajahnya. Lengkungan senyum di bibir Rio menghilang begitu saja. Ketika pintu kamar terbuka, dia melihat wajah Aqis yang begitu terkejut.

"Kenapa? Kangen?"

Sengaja Rio menjadi manusia menyebalkan kembali. Sontak Aqis menekuk wajahnya. Membalikkan tubuhnya dan hendak menutup pintu kamar kosan. Namun, mampu Rio tahan dan menerobos masuk ke kamar Aqis tanpa ijin. Aqis pun berdecak kesal.

"Makin ngeselin," ucap Aqis di dalam hati.

Rio sudah mendudukkan tubuhnya di kasur dan menyandarkan tubuhnya di dinding.

"Boleh minta teh manis anget gak?"

Aqis mengerutkan dahi ketika mendengar kalimat yang keluar dari mulut Rio. Tidak biasanya Rio seperti itu. Aqis mengangguk dan segera membuatkan teh manis hangat untuk duda menyebalkan karena wajah Rio yang terlihat begitu kelelahan.

Aqis menatap Rio kasihan. Di mana dia melihat Rio yang memejamkan mata sambil duduk bersandar di dinding. Aqis menghampiri Rio dengan pelan. Dia mendudukkan tubuhnya di samping Rio dan menyentuh lengan Rio. Mata Rio mulai terbuka. Aqis menyodorkan teh manis hangat yang diminta.

"Makasih."

Aqis terus menatap wajah Rio yang tengah meneguk teh manis hangat buatan Aqis. Terlihat wajah Rio sedikit berbeda.

"Kak Iyo baik-baik aja kan?"

Rio segera menatap ke arah Aqis. Dia tersenyum sembari mengusap lembut ujung kepala Aqis.

"Hug me, please!"

Ada sesuatu yang mendorong Aqis untuk segera memeluk tubuh Rio dari samping. Senyum melengkung di wajah Rio karena Aqis langsung mengabulkan permintaannya. Namun, wajah Rio sedikit meringis ketika tangan Aqis menyentuh perutnya sebelah kiri.

Ha

.

"Jangan biarkan Papi melihat kabar terkini."

Restu begitu panik ketika melihat berita kecelakaan mobil yang dia kenali. Abang Er masuk ke ruang kerja sang ayah tanpa mengetuk pintu.

"Uncle, Pi!"

Restu menoleh ke arah sang putra dengan ponsel yang menempel di telinga.

"Nas, berita kecelakaan--"

"Itu menang mobil Pak Rio. Tapi, sudah hampir seminggu ini Bapak tidak pakai mobil itu."

Restu menghela napas begitu lega. Melihat mimik sang ayah yang berubah, Abang Er menyimpulkan jika sang paman baik-baik saja.

Restu segera melacak semuanya. Tiba-tiba sang putra memberikan informasi terkini dan itu membuat wajah Restu emosi.

"Ini terjadi gak jauh dari kosan yang dihuni Kikis."

Restu segera menghubungi Rio, tapi panggilannya teralihkan karena Rio sedang berada di panggilan lain. Pria garang itupun mengerang kesal.

"Ini bukan pengawal Kikis. Ini orang lain yang melakukannya."

Abang Er seperti kaki tangan sang papi. Selalu membantu Restu untuk menyelidiki masalah yang menimpa keluarga besarnya.

Selang sepuluh menit, Restu mendapat sebuah laporan dan itu membuat wajah Restu memerah.

"Bang, ke rumah Opa dan Oma. Jaga mereka dan jangan biarkan mereka melihat ponsel atau televisi. Biarkan Opa istirahat."

Abang Er mengangguk dan segera menjalankan perintah sang ayah. Sedangkan Restu menuju sebuah rumah besar. Dia masuk dengan langkah lebar dan segera menuju ruang kerja.

"Uncle!"

Daddy Aksa tersenyum tipis ke arah Restu. Dia tahu apa yang akan Restu katakan.

"Rio terlalu berani," ucap Daddy Aksa dengan senyum tipis.

"Gua akui dia sangat amat gentle dan genius," lanjutnya lagi.

Restu menyerahkan video perkelahian yang Abang berikan. Daddy Aksa meresponnya dengan seulas senyum.

"Rio sudah mengawasi orang itu." Dahi Restu mengkerut mendengarnya.

"Sudah tiga hari ini orang itu mengikuti Aqis. Dan tepat malam ini, Rio bertemu langsung dengan orang itu dan lu pasti tahu apa yang terjadi."

"Rio memang sayang sungguhan sama Aqis," balas Restu.

"Itulah kenapa gua memuji dia. Dia udah membuktikan keseriusannya dengan cara ini."

Restu menghela napas kasar. Yang dia khawatirkan adalah kondisi papinya. Musuh seakan mengambil sebuah kesempatan yang cukup baik karena bisa menjatuhkan dua orang sekaligus. Papi dan juga Rio.

"Teruslah berada di garda terdepan untuk keluarga."

Sebuah pesan yang Daddy Aksa berikan. Dia tahu beban Restu sekarang ini begitu berat. Di mana dia harus menyelesaikan masalah secepatnya.

"Gua akan kirimkan--"

"Makasih, Uncle. Untuk sekarang jangan dulu. Aku masih bisa mengatasinya sendiri."

Anggukan penuh kebanggaan terpancar di wajah daddy Aksa. itulah alasan kenapa Daddy Aksa langsung merestui Restu dan tak kena ospek karena Restu tidak seperti lelaki pada umumnya.

.

Dahi Aqis mengkerut ketika ponselnya bergetar tepat di samping Rio yang sudah tertidur di atas kasur miliknya. Segera dia ambil karena takut mengganggu Rio yang terlihat begitu kelelahan.

"Iya, Ahjussi."

Suara Aqis begitu pelan. Dia juga melirik ke arah Rio takut Rio terbangun.

"Coba cek perut bagian kiri Rio."

"Hah?"

"Gua tahu Rio ada di tempat lu. Dan tolong lakuin apa yang gua perintahkan."

Aqis nampak kebingungan. Dia melihat Rio yang tidur sambil menahan rasa sakit.

"Emang kenapa?" tanya Aqis pelan.

Memberanikan diri mendekat ke arah Rio. Duduk di samping Rio yang sudah terlelap. Perlahan, Aqis meraih ujung jaket yang Rio gunakan. Tubuh Rio bergerak dan itu membuat Aqis sedikit panik.

Melanjutkan apa yang diperintahkan Restu. Pelan-pelan dan penuh kehati-hatian Aqis mencoba menaikkan jaket serta baju yang Rio gunakan. Terlihat ada bercak darah. Aqis menaikkan kembali baju dan jaket yang digunakan oleh Rio dan matanya melebar ketika melihat ada goresan yang cukup panjang dengan kulit menganga.

"Qis--"

Air mata Aqis menetes sambil menatap Rio. Duda itu mencoba untuk duduk sambil menahan sakit.

"Gua gak apa-apa," ucap pelan Rio.

"Ini hanya luka biasa," lanjutnya lagi.

Rio mengusap wajah Aqis yang basah. Dia mencoba menenangkan Aqis.

"Ke rumah sakit, ya." Aqis membujuk Rio. Namun, gelengan menjadi jawaban.

"Kalau Kak Iyo Sayang Aqis, kita ke rumah sakit sekarang. Kita tutup lukanya." Aqis sudah menarik tangan Rio. Namun, Rio tak kunjung bangkit.

"Kak Iyo!" bentak Aqis dengan tangis kembali pecah.

"Aqis mohon, Aqis gak mau Kak Iyo terluka seperti ini. Aqis gak mau Kak Iyo kenapa-kenapa." Telapak tangan Aqis sudah mengusap lembut wajah Rio yang sudah memucat.

"Aqis ... sayang Kak Iyo."

...***To Be Continue***...

Boleh minta komennya? Banyakin boleh enggak?

1
zzzzzzzzzzzzzz
hayuu nikahaan, udh siap kondangan onlen kasi bunga nii
Wiwin Winarsih
kokop terus.. jangan kasih kendor...🤣🤣🤣
Tanti Retno Wati
ya ampun iyoo
Tanti Retno Wati
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rahmawati Abdillah
🤣🤣🤣🤣 gak sabar banget dah 3 hari lagi lahhhh
Nining Dwi Astuti
bahasaY Lo "kokop mengkokop" emang dah author satu ini sesuatu sm kata2Y🤣🤣🤣🤣🤣
🌹@tiksp💐💐
wah duda karatan ma papinya bener2 ya ...masa melamar anak orang pakai ancaman gitu ...😀😀😀😀
ria sufi
lanjutkan
Ida Farida
waduh
Noey Aprilia
Laahhh...
aku mlh salfok sm kt kokopan....ga ngrti artinya apaan,mau bka mbah gugel nanggung.....
Eeehhh...tnyta tu y artinya.....🤣🤣🤣
nrlsm
/Good//Good//Good/
Ike Wul32
sabar donk ... jgn coba ngokop kl ga kuat iman 😂😂😂
N I A 🌺🌻🌹
brp karat kis? ratusan😂😂😂😂
Salim S
bibir Aqis sudah ngga perawan lagi...kalau ketahuan ketiga abang nya habis kamu Yo....bisa gagal nikah/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ida Lestari
bang duda satu ini uda gk tahan aja....uda lama sih jdi dudanya hehehehhe
lnjut trus thor
semangat
makin ksni makin seru critanya
Anii_SN
duda karatan gak tuh... 🤣🤣🤣🤣🤣
Rani Kamila
haaaaaahaaaaa
Lovita BM
👍🏼👍🏼👍🏼
sum mia
akhirnya kata keramat keluar juga dari mulut Aqis . " DASAR DUDA KARATAN " wkwkwkwk 🤣🤣🤣🤣 sabar Iyo.... efek lama menduda sekali ngokop jadi gak mau berhenti aja pak duda . awas lho kalau kebablasan bakal diamuk sama segerombolan singa galak . emang siap babak belur ya .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Lusi Hariyani
ya ampun bahasa y kak fie....he...he....salfok sm judul ternyata ulah duda karatan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!