"Ra, lo liat sahabat lo sakit Ra.. dia kehilangan lo disisinya. Gue nggak tahu kehidupan Gema di hari berikutnya tanpa lo di sisinya... Dia akan menjadi manusia versi apa, gue tahu lo capek, lo sakit, lo menderita dan lo pilih pergi dari neraka ini, keputusan lo tepat ra.."
"Tapi bagi Gema itu semua nggak tepat, dia akan jauh lebih sakit ketika lo nggak ada di sisinya lagi. Gue berharap Gema bisa menjalani hari - hari selanjutnya tanpa lo walaupun itu mustahil, dan gue berharap lo disana bahagia Ra... Dan sering - sering untuk datang ke mimpinya Gema Ra"
" Selamat tinggal Tiara Arabella.."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonya_860, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 08
"Eughh.." lenguhan dari seorang gadis yang mulai kembali membuka matanya menatap dunia,
"A- air.." lirih nya.
"Sayang akhirnya kamu bangun juga nak, ini minum dulu nak" seseorang membantu nya meminum air di dalam gelas dengan lembut,
"Pelan - pelan sayang,"
"Jadi sekarang gue benar - benar transmigrasi?? Dan ini bundanya Ara em namanya em bunda, bunda Va Vania iya bunda Vania! Dan sekarang jadi bundanya gue juga kan!?" batin nya menatap wajah cantik wanita paruh baya di depannya.
Yaps, dia adalah Tiara Arabella yang mengalami kejadian aneh, dan sulit di percaya dan di cerna oleh otak secara logika manusia! Dimana dirinya mengalami perpindahan jiwa atau bisa di sebut dengan transmigrasi. Dimana dirinya menempati raga orang lain bahkan dia tak kenal sama sekali dengan raga yang dirinya tempati,
Saquenna Arabella tubuh atau raga yang di tempati oleh jiwa Tiara Arabella, nama belakang yang sama namun beda sifat, beda orang, beda kehidupan.
Oke kita panggil Tiara Arabella yang menempati raga Saqueenna Arabella dengan nama panggilan Ara atau Queena.
"Udah bunda, terima kasih" lirih Ara canggung,
"Sayang, bunda tahu kamu hilang ingatan kita perkenalan lagi yah? Ini bunda Vania Salsabilla bundanya Ara, nama kamu Saqueenna Arabella. Ara kalau tidak inggat jangan memaksakan untuk mengingat ya nak nanti kamu akan kembali kesakitan, bunda nggak kuat liat kamu kesakitan," ucap bunda dengan lembut,
"Lebih tepatnya bukan hilang ingatan sih tapi bener - bener nggak tahu" batin Ara,
"Maaf bunda Ara nggak inget,"
"Nggak papa sayang, jangan di paksa... Bunda seneng akhirnya kamu kembali lagi kepelukan bunda nak,"
Bunda memeluk tubuh Ara dengan erat, melepas rasa kangennya yang beberapa hari berbaring di ranjang, "Jangan tinggalin bunda lagi sayang"
Ara mematung, matanya berkaca - kaca, "Jadi gini rasanya di peluk oleh sosok ibu?? Sangat nyaman," Ara tak kalah erat memeluk tubuh bundanya erat.
"Iya bunda, Ara janji nggak akan ninggalin bunda lagi" ucap nya
"Bunda percaya sama Ara" bunda melepaskan pelukannya walaupun Ara tak ikhlas pelukannya terlepas.
"Bunda... Ara mau pulang..?" Jujur berada di rumah sakit membuat dirinya sakit mata, bahkan di kehidupannya dulu mau dirinya luka sebesar apapun dia tidak akan pergi ke rumah sakit, paling jauh ya ke puskesmas itu pun terpaksa.
"Sayang, kamu baru sadar satu minggu lagi yah?" ucap bunda lembut,
"Ara udah nggak papa bunda, Ara udah sehat, Ara mau pulang bundaa, Ara nggak mau di sini..." Rengek Ara. Jujur ini pertama kalinya dia bersifat manja dan merengek ke sosok ibu ah lebih tepatnya bundanya yang sekarang.
"Iya iya nanti kita tanya dokter ya? Sekarang Ara makan dulu"
"No! Ara mau sekarang! Kalau enggak Ara nggak mau makan" Ara mengeleng brutal,
"Oke oke, bunda ke ruangan dokter dulu, tapi ingat kalau dokternya belum ngizinin maka Ara nggak boleh protes, mengerti sayang?"
Ara terdiam beberapa saat sebelum menganggukkan kepalanya menyetujui permintaan bundanya.
"Yaudah bunda ke luar dulu, kamu jangan kemana - mana?"
"Iya" Ara memandang kepergian bundanya dengan tersenyum getir.
"Jadi gini rasanya mendapatkan perhatian dari seorang ibu? Terima kasih Ra, berkat lo gue bisa ngerasaan kasih sayang seorang ibu walaupun dari sosok yang berbeda.. Dan terima kasih juga karena lo udah ngizinin gue nempati raga lo, gue janji bakal jaga bunda dengan baik..."
"Dan semoga lo di sana tenang, huft... Gue jadi kangen sama Gema, gimana ya keadaan dia sekarang?? Pasti sedih banget di tambah lagi motornya yang gue pakek kemaren rusak parah mana itu motor kesayangan Gema lagi, gue belum sempet traktir dia... Ck ini semua salah orang yang dorong body motor gue gara - gara dia gue jadi telepor ke tubuh orang asing!"
"Tapi ada untungnya juga, gue bebas dari neraka jahanam! Hoho.. Pasti mereka berdua sekarang udah kaya orang depresi. Ya gimana nggak depresi coba orang alat yang di jadikan uang udah koit, mereka pasti misuh - misuh,"
Tak lama bunda datang dengan seorang dokter yang sebelumnya dia lihat saat pertama kali sadar.
"Silahkan periksa anak saya dok," dokter menganggukan kepalanya dan berjalan mendekati ranjang rumah sakit.
"Aa... Tunggu dulu dok! Dokter nggak akan suntik saya lagi kan dok?" ucap Ara memandang sang dokter dengan waspada.
"Tentu saja—"
