NovelToon NovelToon
Dari Benci Jadi Suami

Dari Benci Jadi Suami

Status: tamat
Genre:Tamat / Berbaikan / Ibu Pengganti / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: nichi.raitaa

Tolong bantu support dan jangan lompat bab saat membaca ya, terima kasih 💗

Delilah Atmaja—seorang perempuan—yang sama sekali tak berkeinginan menikah, terpaksa menuruti kemauan sang ayah. Justru bertemu kembali dengan Ananda Dirgantara—musuh semasa SMA—dan justru berakhir di pelaminan. Tak berhenti sampai di sana, Rakanda Dirgantara—mantan cinta pertama Delilah—menjadi sang kakak ipar. Hadir juga hari dimana Raka menerima bantuan dari si jelita, Delilah. Membuat keruh hubungan rumah tangga Nanda dan Delilah yang telah menjadi seorang istri.

Dapatkah mereka akan melewati drama pernikahan dan pergulatan hati masing-masing? Akankah mereka berdamai dengan keadaan dan menemukan akhir yang bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nichi.raitaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 16

Tak mau menambah daftar hal menyebalkan, Delilah memilih menyingkir dari kamar. Dia berdecak sebelum meninggalkan tempat dan turun menuju taman belakang. Memilih duduk sendirian di bangku taman menikmati semilir angin malam. Berusaha mendinginkan kepulan asap di ujung kepala. Tak ingin mengkhianati hari baik yang terjadi. Meski sederetan omelan pedas masih bergemuruh di ruang hati si jelita.

Di sisi lain, Nanda menghempaskan tubuh ke sofa dengan mata terpejam. Masih terusik oleh bayangan kesalahan yang dia lakukan sendiri. Terus terperosok jatuh ke kubangan lumpur yang terbentuk oleh pikiran si dokter utama hari ini. Masih terus mengucap maaf berulang kali, entah ditujukan untuk orang lain atau diri sendiri. Manik legam yang terus bersembunyi tadi mengerjap, meloloskan satu butir air mata dan tak terasa kian membanjir.

Bulan semakin meninggi, tak terasa detik jam berlalu pergi. Delilah kembali ke kamar dan mendapati Nanda telah terbuai di alam mimpi. Sedikit kesal dia mematikan lampu dan bergelung di dalam selimut tanpa menghiraukan Nanda lagi.

“Lihat saja, aku akan mengguyur dengan air jika kau tak segera bangun besok pagi, huh!” Delilah menggerutu di balik selimut lalu memejamkan mata.

Hingga suara gemericik air membangunkan si jelita dari alam mimpi. Tak terasa, matahari sudah meninggi. Netra si jelita mengerjap berulang mendapati tubuh tegap sang suami sudah berada di balkon luar dengan pakaian santai. Dia menyusul si pemilik punggung kekar dan memukul kesal. Nanda berbalik mendapati wajah sang istri berkerut dengan bibir seperti bebek.

“Ah, selamat pagi. Kau mau teh?” Nanda menyapa seceria mungkin.

Cih, bahkan dia sudah lupa perbuatan kemarin. Pria sialan! hati Delilah berbisik.

“Kenapa kau masih disini? Tidak bekerja, pergi sana!”

“Kau tidak suka aku dirumah?”

“Untuk apa? Mendengarkanku saja tidak, sana pasienmu menunggu.” Delilah memukul lengan Nanda kemudian berlalu.

Dia berhenti melangkah ketika menyadari Nanda bergeming dengan kepala tertunduk dalam. “Nanda, kau sudah terlambat. Ayo!” Suara Delilah lantang memaksa netra si pria menatap.

Namun, kepala Nanda sekarang justru menggeleng lemah. “Aku … akan berhenti. Aku tidak pantas, Delilah.”

Delilah memiringkan kepala tak paham, “jangan membual, ini masih pagi. Ayo bergegaslah!” Delilah kini menyeret lengan Nanda gemas.

“Apa kau tidak dengar? Aku akan berhenti, jadi jangan menyuruhku bergegas lagi!” Nanda melepaskan kaitan tangan Delilah kasar.

“Omong kosong apa itu? Lakukan tugasmu dulu, baru mengeluh nanti, mengerti?” Delilah masih bersikeras.

“Bisa kau jelaskan tugasku?” Suara Nanda meninggi.

“Nanda, kau bodoh? Kau seorang dokter—”

PRANG! Seketika bola mata Delilah membulat penuh, suara si jelita tercekat tak mampu melanjutkan kalimat. Netra Delilah membelalak melihat tetesan darah dari tangan Nanda yang memporakporandakan kaca di meja rias.

“Iya, seperti yang kau bilang. Aku bodoh! Jadi hentikan ocehanmu! Jika kau tahu aku bodoh! Jangan menyuruhku untuk pergi lagi!” Nanda membelakangi sang istri yang terkejut dengan napas tersengal.

Tak ada suara setelah itu, hening. Nanda bergeming sedang sibuk mengatur emosi, Delilah juga tak beranjak. Pecahan kaca ada di sekeliling mereka. Pantulan bayangan di sana berantakan, seperti hati masing-masing. Delilah sama sekali tak paham.

“Nanda—”

“Pergilah! Selamatkan dirimu, Delilah.” Suara Nanda melemah, “aku … hanya seorang pembunuh. Kau benar, aku tak berguna.” Kalimat susulan membuat bulu di seluruh tubuh Delilah meremang, tetapi urung dia bergerak.

“Bagaimana jika aku memilih untuk bertahan?” Delilah justru membuat pertanyaan tambahan.

Sialan, mana bisa aku meninggalkanmu sendirian begini, dasar bodoh! bisik hati Delilah getir.

“Apa sekarang kau juga ikut bodoh! Kau tidak melihat, bagaimana orang tuaku berakhir dan orang yang harusnya kuselamatkan justru ada di pemakaman, hah?!” Nanda berbalik dan menatap Delilah dengan mata merah.

Apa? Apa yang sebenarnya terjadi, bukankah mereka meninggal karena kecelakaan? hati Delilah tak bisa berhenti menelisik.

“Aku yakin kau sudah berusaha untuk menyelamatkannya, Nanda.” Delilah mengingat sang suami memiliki jadwal operasi kemarin.

“Tidak, aku membunuhnya, Delilah. Aku membunuh mereka!” Nanda meremas kaca yang berada di tangan.

“Lalu apa kau mau melawan pemilik semesta? Apa kau mau menantang-Nya? Apa kau tidak ingat berapa nyawa yang telah kau selamatkan, Dokter. Kumohon, berhenti menyakiti tanganmu!” Delilah hampir jatuh ke lantai, dia memohon pada Nanda.

Keributan di kamar tak kunjung berakhir, mereka masih berada di tengah pecahan kaca. Darah mengalir dari tangan Nanda. Masih berusaha meluluhkan hati sang suami.

“Nanda, lepaskan pecahan kaca di tanganmu. Kau bukan pembunuh, kau seorang dokter. Tapi, kau juga manusia.” Delilah melangkah perlahan ke arah Nanda, “semua yang kita miliki bersifat terbatas, lawan mu kemarin bukan penyakit. Tapi, ketetapan Tuhan.” Delilah meraih tangan berdarah Nanda, mencoba melepas kaca yang masih di genggam.

Berhasil, si jelita meletakkan pecahan kaca di sisi meja rias. Dia menatap lagi sang suami yang masih hening dan bergeming. Barangkali, sudah tertahan sejak lama. Satu tetes air mata lolos dari pelupuk mata sayu Nanda. Terjun bebas begitu saja tanpa terkendali, menyeret tetesan lain membanjir.

“Dasar, lemah!” Delilah menarik kepala Nanda masuk ke ceruk di bahu mungilnya.

Nanda harus rela menundukkan kepala hingga sedikit mencondongkan tubuh agar menyeimbangkan tinggi mereka. Membiarkan Delilah menepuk pelan punggung bahkan sesekali mengelus kepala si pria yang sedang terguncang karena isakan pelan. Baru kali ini dia menyuruh seseorang pergi, tetapi dia memilih untuk bertahan.

Setelah beberapa lama bertahan di posisi tersebut. Nanda mulai menarik diri perlahan, tentu saja wajahnya sembab dan masih terdapat sisa air mata. Napas si pria masih sedikit tersengal, tak jauh berbeda Delilah ternyata juga ikut larut dalam kesedihan.

“Ah, Delilah. Kau menangis?” Nanda terkesiap menatap sang istri, tangan kanan si pria bergerak hendak menghapus air mata si jelita. Akan tetapi, tertahan di udara.

“Ck, kau jadi tidak bisa menghapus air mataku, ‘kan? Dasar pria sumbu pendek!” Delilah kesal memukul dada Nanda bertubi-tubi.

“Maaf—” Kalimat Nanda tak selesai, telunjuk Delilah berada di bibirnya.

“Tidak perlu, kau tidak bersalah. Hanya saja, kau tidak bisa mengaturku. Aku akan pergi jika aku mau dan satu lagi. Kau seorang dokter, aku percaya. Kau pasti telah mengupayakan yang terbaik, oke?” Delilah menangkupkan sebelah tangan disisi wajah Nanda, memaksa si pria menatap. “Nanda, berdamai dengan diri sendiri memang tidak mudah. Tapi, ayo kita coba bersama, ya?” Kalimat tambahan Delilah terdengar seperti bujukan.

Bersama, sungguh? hati Nanda justru sibuk ganti berbisik.

Manik keduanya saling mengunci, menatap dalam satu sama lain. Saling menelisik luka batin masing-masing. Entah seberapa dalam dan banyak goresan yang berusaha mereka tutupi sendirian selama ini. Mungkin waktu akan mengikis keras hati Delilah, hingga melunakan hati si jelita. Sama seperti Nanda yang perlahan mengungkap sisi lemah pada sang istri.

“Nanda.” Delilah memukul pelan sisi wajah sang suami karena tak ada jawaban.

Netra si pria memejam kemudian mengangguk pelan. “Delilah, terima kasih.”

Manik legam sang pria tertuju pada bibir ranum milik sang istri. Jarak mereka begitu dekat, tubuh mereka bahkan hampir melekat. Desir angin sepoi masuk melalui jendela besar yang terbuka, membelai lembut mahkota Delilah yang terurai. Nanda menarik masuk pinggang mungil sang istri dan semakin mendekatkan wajah pada si jelita.

***

Yash, support author terus yaa ... Klik like dan tinggalkan jejak kalian di kolom komentar, see you 💗

1
Ripah Ajha
sungguh keren kata2mu Thor, aku jadi terhura eh terharu maksutnya🥰
nichi.raitaa: aw, terima kasih ya kakak juga sudah baca sampai akhir ... aku meleyot nihh 🫣🫠😘
total 1 replies
Krismargianti Andrean
lanjut thor nunggu nih ampe tambah es teh jumbo 5kali
nichi.raitaa: waduh kak ... apa nggak kembung 🤧 btw timamaciw sdh mampir, nih aku kasih 2 hati akuh 💗💗🫦
total 1 replies
Zee✨
hay kak nicki, aku mampir hehe semangattttt💪💪
nichi.raitaa: nyehehhee okidoki kak 💗 aku telhalu loh😵‍💫🫠
Zee✨: sama², nanti ye mau ngepel dulu😂😂
total 3 replies
Zee✨
dih kepedean amat bang😏
Zee✨: pantesan aku cari² nggak kelihatan, taunya di sana toh🤭
nichi.raitaa: 🤧😶‍🌫️ aku ampe ngumpet dibalik awan kakk
total 2 replies
Ripah Ajha
like Thor, tetep semangat update ya🥰
nichi.raitaa: terima kasih supportnya kak, wait ya 💗😘
total 1 replies
Ripah Ajha
gitu tu, kalok oasangan suami istri blom prnah mp, bawaannya emosi teros🤣
nichi.raitaa: aw ... si kk tau ajah 🤧🫣
total 1 replies
Ripah Ajha
keren karyamu thor
nichi.raitaa: terima kasih sdh membaca kak, semoga betah ya 💗
total 1 replies
·Laius Wytte🔮·
Kisahnya bikin baper, jadi terlarut sama ceritanya.
nichi.raitaa: terima kasih sudah membaca, Kak 💗 teruskan lagi yuk kakk 🥰
total 1 replies
Sandy
Seru banget, gak bisa berhenti baca😍
nichi.raitaa: terima kasih, sudah membaca kak 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!