NovelToon NovelToon
Tangan Kasar Suamiku

Tangan Kasar Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Selingkuh / Pelakor
Popularitas:397.4k
Nilai: 5
Nama Author: Linda Pransiska Manalu

Laura, adalah seorang menantu yang harus menerima perlakuan kasar dari suami dan mertuanya.

Suaminya, Andre, kerap bertangan kasar padanya setiap kali ada masalah dalam rumah tangganya, yang dipicu oleh ulah mertua dan adik iparnya.

Hingga disuatu waktu kesabarannya habis. Laura membalaskan sakit hatinya akibat diselingkuhi oleh Andre. Laura menjual rumah mereka dan beberapa lahan tanah yang surat- suratnya dia temukan secara kebetulan di dalam laci. Lalu laura minggat bersama anak tunggalnya, Bobby.

Bagaimana kisah Laura di tempat baru? Juga Andre dan Ibunya sepeninggal Laura?

Yuk, kupas abis kisahnya dalam novel ini.
Selamat membaca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda Pransiska Manalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab, 6. Pukulan telak Laura.

"Ketika hatimu telah mendua, ada hati lain yang terluka. Luka yang terpaksa tersimpan sendiri. Tangis yang diredam, agar tak bersuara."

Laura memeriksa kembali beberapa foto, yang tadi dia ambil. Dengan hati yang tersayat, dan hancur berkeping. Laura menelisik satu persatu adegan yang tercetak didalam foto.

Seperti slide film, kenangan lima tahun silam terputar kembali di benak Laura. Pernikahannya akibat perjodohan kedua orang tuanya dengan putra sahabat orang tuanya.

Persahabatan yang telah terjalin lama antara ayahnya dan ayah Andre lah, yang menggiring mereka menikah. Meskipun belum kenal siapa calon suaminya, Laura hanya bisa patuh, karena ingin berbakti pada kedua orang tuanya.

Karena sebagai putri tunggal, Laura tidak kuasa menolak keinginan orang tuanya. Dalam benaknya tidak mungkin orang tuanya mencarikannya jodoh yang tidak baik.

Soal, dia tidak mencintai Andre, Laura pikir, setelah menikah perasaan itu akan tumbuh seiring waktu.

Ternyata apa yang dia dengar dulu, kalau Andre sempat menolak menikah dengannya, bukanlah isapan jempol.

Katanya, calon suaminya telah memiliki pacar dan terpaksa putus karena harus menikah dengannya. Seharusnya waktu itu dia juga menolak, tapi entahlah karena ingin berbakti kepada orang tuanya, Laura mengorbankan kebahagiannya sendiri.

Sekarang, apa yang telah diikat lima tahun lalu ikatannya ternyata sudah lapuk. Terlebih karena tali pengikatnya terlalu rapuh. Ketika bebagai cobaan datang bukannya mengukuhkan ikatan itu.

Malah, menghancurkannya karena kerapuhan hati.

Selama ini, Laura hanya berjuang sendiri agar ikatan itu tetap kuat. Tapi saast melihat kenyataan yang ada, sepertinya kekuatannya telah lenyap.

Tinggal menunggu robohnya, mahligai rumah tangga yang dibina selama ini.

Laura tidak ingin hancur sendiri, dia harus menyiapkan kekuatannya sendir, jika sewaktu-waktu perahu yang dia tumpangi hancur atau tenggelam saat badai menghantam.

"Kamu mencari apa?" ucap Andre saat memergoki Laura menggeledah isi lemari pakaian.

"Tidak ada, aku cuma mau memilah pakaian lama yang sudah tak terpakai."

"Malam-malam begini kamu bongkar- bongkar, seperti tidak ada hari besok saja." gerutu Andre. Dia kesal dari karena Laura belum tidur juga. Karena malam ini dia sudah janji mau tidur dikamar Irina.

Laura bukan tidak tau keresahan suaminya. Tadi, dia sempat mengintip ponsel suaminya yang tergeletak diatas nakas, saat Andre mandi.

Sebuah notif masuk, dari Irina. Mengingatkan suaminya agar tidak lupa janji malam ini.

"Sayang jangan lupa malam ini, ya."

Laura buru-buru meng screenshoot pesan itu dan meng share ke ponselnya sendiri. Lalu menghapusnya agar tidak meninggalkan jejak.

Laura sengaja membongkar pakaian dari lemari, dengan dalih mau merapikan pakaian, hanya untuk membuatnya tetap terjaga.

Jika hanya untuk melepaskan hasrat, kenapa harus dirumah ini. Dasar lelaki tak bermodal, atau takut akan kepergok orang lain. Bila pergi ke hotel atau tempat lainnya. Monolog hati Laura, saat melihat Andre gelisah tak menentu di ranjang.

Dengan ekor matanya, Laura melirik kalau suaminya sibuk membalas chat, yang pastinya itu dari Irina.

Laura pura-pura tidak tau, masih betah saja melipat kain.

"Dek, kamu masih lama gak sih," ucap Andre berusaha meredam rasa kesalnya.

"Memang abang terganggu? Aku gak berisik, kok." sahut Laura heran.

"Bukan soal berisik, masalahnya ini sudah larut malam. Apa tidak bisa dilanjut besok?"

"Baiklah, bang. Aku juga sudah ngantuk," ucap Laura lalu naik ke tempat tidur. Dan berpura-pura tidur.

Setengah jam berikutnya, Laura merasakan tempat tidur bergoyang. Lalu suara pintu dibuka perlahan.

Seperti yang dia duga, Andre pergi menyelinap ke kamar, Irina.

Dasar suami laknat, beraninya! Sungguh tega bermain api dibawah hidung istrinya sendiri. Pengecut!

Setelah memastikan kalau semuanya sudah aman, Laura juga keluar dari kamar. Tidak lupa dia mengaktifkan alat perekam di ponselnya. Untuk dia jadikan bukti atas perselingkuhan suaminya.

Suara-suara rintihan itu, terekam jelas membuat Laura merasa mual. Laura hanya sebentar merekam, karena itu sudah cukup untuk dia jadikan bukti penghianatan suaminya.

Laura kembali ke kamarnya, rebahan sambil bermain hape. Dia akan menunggu suaminya. Laura sudah tak sabar melihat ekspresi suaminya saat melihatnya masih terjaga dan menunggunya.

Setelah dini hari, Andre, baru masuk kembali kekamarnya. Alangkah terkejutnya Andre saat melihat istrinya masih terjaga dan sedang menunggunya.

Laura tersenyum melihat suaminya. Sementara wajah Andre pucat pias, tidak berani membalas tatapan Laura.

"Abang dari mana sih?"

"Eh, abang habis merokok diluar dek. Kamu 'kan tidak suka asap rokok, setiap kali abang merokok."

"Oh, begitu ya. Sejak kapan abang merokok di kamar Irina!" tohok Laura telak, dengan sorot mata dingin. "Ternyata selama ini abang membodohi aku. Ibu undang perempuan jalang itu, untuk berbuat maksiat dirumah ini. Astaga, betapa bodohnya aku telah ditipu mentah-mentah olehmu dan,ç ibumu, bang!" sembur Laura dengan emosi yang meletup-letup.

"Laura dengar dulu dek, penjelasanku. Abang masuk kekamar Irina, karena bola lampu dikamarnya mati, jadi abang membetulkannya."

"Oh, ini yang abang maksud membetulkan, bola lampu, ya? Yang benar saja bang, kamu itu suami laknat. Kamu jadikan rumah ini tempat maksiat! Mulai besok, aku tidak ingin melihat wajah wanita jalang itu dirumahku. Juga adik dan ibumu. Aku jijik melihat kalian." Laura memperdengarkan rekaman di ponselnya. Wajah Andre diam membeku.

"Cukup, Laura. Hentikan bicaramu. Sekarang kamu sudah tau jelas 'kan. Kalau aku tidak pernah bisa kau miliki. Persetan dengan rumah ini, aku juga akan pergi dari sini!"

"Oke, silahkan pergi. Bawa pergi perempuan jalang mu itu dari rumah ini. Malam ini juga!" tantang Laura. Membuat hati Andre ciut.

Dia tau Laura tidak main-main. Bisa saja perempuan itu akan menghancurkan dirinya. Jika itu sampai terjadi, dia akan jadi gelandangan di jalan bersama ibu dan adiknya.

Karena, bila mereka bercerai, dia tidak akan dapatkan apa-apa. Perjanjian itu telah ia tandatangani dulu saat mertuanya memberikan suntikan modal untuk usaha kafenya.

Dia harus bisa meredakan kemarahan istrinya. Dia tau Laura sangat mencintainya. Tentu, dia akan bisa diluluhkan bila dirinya mengaku khilaf dan meminta maaf.

"Maafkan aku dek. Aku khilaf," Andre bersimpuh di kaki Laura, membuat Laura sangat muak, melihat perubahan sikap suaminya

Beberapa menit lalu masih bersuara garang. Sekarang seperti sapi digiring kepejagalan, lesu tak bergairah.

Kemana perginya keangkuhan suaminya selama ini.

"Jangan kira bang, aku percaya dengan semua ucapanmu. Kamu itu sungguh busuk seperti bangkai."

"Maafkan abang dek, abang janji tidak akan berbuat itu lagi. Apapun permintaanmu, akan abang patuhi."

"Hem, benarkah? Abang akan penuhi apapun yang akan aku minta?"

"Iya dek, abang janji."

"Dasar pecundang! Aku jijik dan muak melihatmu, bang. Abang pikir aku bisa percaya begitu saja? Hatiku sakit, selam ini tidak pernah kau anggap dirumah ini. Perlakuan kalian padaku sudah sangat keterlaluan. Aku benci kamu, benci!" teriak Laura, mendorong Andre yang yang terus bersimpuh di depannya.

Andre jatuh kejengkang karena dorongan itu.

Laura tak kuasa menahan tangisnya. Tapi hanya sesaat, setelahnya Laura mengusap air mata dipipinya.

"Baiklah, aku terima tawaranmu bang. Sejak saat ini aku akan ikut campur mengurus kafe. kembalikan hak aku mengendalikan keuangan dirumah ini." ucap Laura dingin. Laura telah menyusun rencana dihatinya.

Sementara Andre juga terpaksa menuruti ucapan istrinya, agar bisa menyusun ulang rencananya. *****

1
Doike Sia
Luar biasa
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
hwaiting
Nurhasanah
Luar biasa
Anna Wong
Lumayan
Anna Wong
Luar biasa
Katherina Ajawaila
kasihan luna, semoga bertobat ya lun, biar yg lalu du buang jauh 2 . hidup baru.
Katherina Ajawaila
kasihan luna,
Katherina Ajawaila
pasti di Terima kalau ingin berubah ya thour🤗🤗🤗
Katherina Ajawaila
ya nasip seseorang yg tau hanya yg kuasa 🤔🤔🤔
Katherina Ajawaila
semoga Ryan, mau berbagi dgn luka ya thour 🤭🤭🤭🤭
Katherina Ajawaila
cepat sembuh Thour, ceritanya bagus, sukses selalu
Katherina Ajawaila
bertobat Luna, biar Tuhan jamah doa mu
Katherina Ajawaila
bagus juga sih bu maya msh punya harga diri, walau sdh terpuruk. luna tuh suruh kerja ya wajar. buat utus ortu. jgn nge jablai. aja. 🤫🤫🤫
Katherina Ajawaila
pecat aja, pak umar, itu mafia jelas teri modal lendir doank
Katherina Ajawaila
bego mark ms ngk berasa itu ulah pelacur, liat HP istri mu donk siapa yg tlp,
Katherina Ajawaila
dasar pembantu lacur. mark si h tutup cerita dr suami
Katherina Ajawaila
org hamil di ksh obat tidur, pengaruh ngk thour sm baby nya🤭🤭🤭
Katherina Ajawaila
jadi PSK aja kalau mau dpt duit banyak dan hanya jual apem basi kan🙄🙄🙄
Katherina Ajawaila
dasar belatung nangka ngk tau diri, murahan. biar tau rasa di pecat dgn tidak hormat😫😫😫😫
Katherina Ajawaila
Ratih ngk tau diri juga, dulu di usir dr tmp kerja karna godain majikan, skrng mau coba lg, mmg dasar ngk tau diri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!