Terlahir dari keluarga kaya raya dan terpandang, anak bontot yang seharusnya selalu mendapat kasih sayang, namun itu tidak berlaku bagi Rangga Guitama.
Rangga Anak bungsu dari tiga bersaudara, namun tidak pernah mendapat kasih sayang dari orang tuanya, karena Rangga tidak jenius seperti kakak kakaknya, dia tak mampu menyamai akademis sang kakak, dia anggap bodoh oleh keluarganya, menurut keluarga nya Rangga hanya anak pembawa sial.
Mau tau ceritanya yukkk ikuti...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
"Sah....."
Terdengar suara orang orang di dalam kantor KUA tersebut mengucapkan kata Sah, saat Rangga membaca ijab kabul.
Suasana haru biru itu di rasakan oleh sepasang pengantin muda tersebut, di mana di hari pernikahan mereka tidak di dampingi oleh para orang tua mereka.
Rania memang sudah tidak mempunyai orang tua lagi, sementara paman dan bibinya tidak sudi menghadiri pernikahan mereka, sedang kan Rangga masih mempunyai keluarga lengkap, namun sayang seribu sayang keluarganya tidak ingin ikut campur urusan Rangga.
Bersyukurnya Rangga dan Rania mempunyai teman teman yang baik dengan suka rela membantu acara pernikahan sederhana mereka yang di adakan di KUA setempat.
"Akhirnya Sah juga bro" semoga bahagia selamanya.
"Makasih Bro..." ujar Rangga dan Rania.
"Senang kita lihat kalian bersatu, semoga kalian SAMAWA ya"
"Langeng terus"
Banyak untaian Do'a yang di panjatkan oleh teman teman Rangga dan Rania.
"Yang.... mau ganti baju di sini apa di rumah?" tanya Rangga.
"Di rumah aja kakak, ribet klau buka di sini" ujar Rania.
"Ya sudah, kita naik mobil bang Gilang aja" putus Rangga, tidak mungkin dia membawa sang istri dengan menaiki motor ninja.
"Trus motor kakak gimana?" ujar Rania.
"Biar di bawa sama Albi" ujar Rangga membantu sang istri berjalan, karena memakai kebaya dan songket yang lumayan ketat, tentu jalan Zahra tidak leluasa apa lagi memakai hills yang lumayan tinggi.
"Dasar gatal, kecil kecil sudah menikah saja kau, kenapa kau menikah? hamidun ya!" tuduh sang bibi dengan mulut lemesnya itu, maklum anak perempuan sudah umur 25 th belum mendapatkan jodoh.
"Ya ampun... bu Lia, mulutnya ya ngak ada rem nya, tega bangat menuduh ponakan sendiri seperti itu" ujar Bu Tanti.
"Halah... ngak usah di belain deh bu, emang kenyataan kaya gitu, klau ngak, ngak mungkin sudah menikah, pasti dia melanjutkan kuliah sampai tamat, buktinya anak saya aja belum nikah" sinis Bi Lia.
"Si Desi belum nikah, karena ngak ada yang mau bu, siapa yang mau sama anak ibu yang mulut ngak ada filter gitu, mana pakainnya ngak bener pula kaya yang lagi menjajakan apem tengah malam" ujar Bu Ruly yang terkenal dengan mulut pedesnya dikomplek tersebut.
"Haiii.... Bu, jangan sembarangan ngomong ibu, jaga bicara ibu!!" kesal Bu Lia tidak terima anaknya di katai.
"Heh... Bu saya ngak sembarangan ngomong kok, nyatanya memang begitu" ujar Bi Ruly santai.
"Kenapa sih, kalian belain anak sialan itu, harusnya kalian ini sebagai teman belain aku!" omel Bu Lia, yang memang berteman dalam arisan komplek dengan ibu ibu di sana.
"Saya mah, bela mana yang benar bu, masa teman salah saya membenarkan, ya ngak bisa dong" ujar Bu Ruly.
"Hiss... kalian menyebalkan!" kesal Bu Lia menghentak hentakan kakinya dan meninggalkan rumah Rania.
"Dasar bibi ngak punya hati, bukan di bantuin ponakan nikahan, malah di tuduh yang ngak ngak!" kesal Bu Ruly memang bu Ruly dekat dengan Rania, karena Bundanya Rania teman akrabnya Bu Ruly dulunya.
"Sudah bude biarin aja, sudah biasa mah dia klau ngomong suka kasar" ujar Rania.
"Sabar ya sayang, kamu jangan takut ada kami dan suamimu sekarang yang menjaga kamu" ujar Bu Ruly.
"Iya Bude" ujar Rania.
"Ayo masuk... Bu" ajak Rangga yang sudah pegel berdiri dari tadi, gara gara drama dari Bi Lia.
"Astaga kita masih di depan pintu, ayo ayo masuk" kekeh Bu Ruly menyuruh ke dua pengantin tersebut masuk ke dalam rumah.
"Loh... kok banyak makanan, perasaan aku ngak pesan deh" ujar Rania bingung.
"Kami yang masak di rumah masing masing, pas kamu ke KUA bu rt sama yang lain datang kemari untuk membawa makanan ini, masa orang nikah ngak ada makan makannya, sudah sana, mau ganti baju apa kaya gini dulu aja, soalnya pak rt lagi nunggu pak ustadz mau ke sini untuk memanjatkan do'a selamat sayang" ujar Bu Tanti
"Ya allah bu, jadi merepotkan" ujar Rania berkaca kaca, dia tidak menyangka masih banyak yang peduli kepadanya.
"Merepotkan apa! kamu ini ada ada saja, anak anak kami setiap malam mengganggu istirahat kamu untuk bikin pr" ujar Bu Sri.
"Makasih banyak ya bu" ujar Rania dan Rangga ikut terharu.
Bersambung...