Apakah masih ada cinta sejati di dunia ini?
Mengingat hidup itu tak cuma butuh modal cinta saja. Tapi juga butuh harta.
Lalu apa jadinya, jika ternyata harta justru mengalahkan rasa cinta yang telah dibangun cukup lama?
Memilih bertahan atau berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ipah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Makan siang
Seminggu sudah Mala di rawat di rumah sakit. Yang katanya ibu mertuanya mau merawat dia dengan baik, ternyata tidak terbukti sedikit pun ucapannya.
Semua keperluan Mala, bibi lah yang menyiapkan. Meskipun begitu, Mala memakluminya. Karena wanita itu menyadari jika ibu mertuanya pasti juga capek menunggunya.
Dia hanya menemani Mala selama 2 hari saja. Karena ia mengeluh sakit. Dengan ikhlas Mala memberinya ijin. Toh masih ada bibi yang menemani.
Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan ulang, kondisi Mala sudah membaik. Dan hari ini ia sudah diijinkan pulang.
Mala dan bibinya saling berpelukan mendengar kabar baik itu.
"Oh iya dok, boleh saya minta tolong. Untuk menanyakan pada bagian administrasi. Berapa total yang harus saya bayar?" tanya Mala ketika ia dan bibi telah mengurai pelukan.
"Semuanya sudah lunas nona." balas dokter dengan senyum sumringah.
"Lunas?" ulang Mala sambil mengernyitkan dahi.
"Tapi, saya belum membayar sepeser pun dok. Siapa yang melunasi?"
"Em, maaf saya tidak bisa memberi tahu siapa orangnya. Karena saya diminta untuk merahasiakan hal ini. Tapi yang jelas, dia adalah orang terdekat anda."
"Orang terdekat ku?" gumam Mala semakin penasaran.
"Ya sudah, saya permisi dulu nona. Jangan lupa untuk rutin check up ya."
"Eh, iya dok. Terima kasih." Mala tersenyum simpul pada dokter dan perawat yang telah menanganinya selama ini."
Setelah kepergian dokter dan perawat, bibi membereskan semua perlengkapan majikannya. Sedangkan Mala menghubungi suaminya. Namun berkali-kali ia mencoba menghubungi, tetap tak di angkat.
**
Sementara itu, di sebuah restoran mewah, seorang laki-laki tengah duduk berhadapan dengan seorang perempuan yang cukup cantik. Dan memiliki bentuk tubuh yang indah.
"Lhoh, kenapa kamu tidak mengangkat teleponnya mas? Siapa tahu penting." ucap wanita itu sambil mengernyitkan dahi.
"Paling cuma karyawan ku saja." dusta si lelaki sambil tersenyum simpul.
"Hem, ternyata kamu cukup akrab ya dengan karyawan mu?"
"Yah begitulah, sebagai seorang bos kita harus tetap merendah."
"Wow, hebat sekali. Aku suka dengan tipe lelaki seperti mu mas." wanita itu bertepuk tangan sambil tersenyum mendengar bualan laki-laki dihadapannya. Dan semakin di sanjung, semakin membuat laki-laki itu jumawa.
"Pasti istrimu sangat bersyukur memiliki suami seperti mu." ceplos wanita dihadapannya. Membuat wajah laki-laki dihadapannya langsung berubah 180 derajat.
"Lhoh, kamu kenapa mas?" tanya wanita itu merasa tak enak.
Laki-laki itu terdiam sekian detik sambil berpikir cara mengelabui wanita dihadapannya. Dan tak lama kemudian, ia memasang wajah sedih.
"Dia, keadaannya sungguh memprihatinkan. Wajahnya semakin hancur, dan kondisi kakinya tidak bisa berjalan. Alias lumpuh seumur hidup. Setiap hari setelah aku pulang kerja, aku selalu memandikannya, mengobati luka di wajahnya, menyuapinya makan. Hingga badan ini rasanya remuk redam tidak karuan."
Dia menghirup nafas dalam-dalam. Lalu kembali bercerita. Dan wanita di depannya terlihat serius mendengarkan.
"Aku hanya bisa pasrah menjalani semua ini. Untung saja aku ini anak orang kaya, jadi bisa membiayai biaya rumah sakit yang tidak sedikit itu."
Wanita yang ada dihadapannya membulatkan matanya mendengar pengakuan dari laki-laki dihadapannya yang mengaku kaya. Apalagi dia juga adalah seorang bos yang baik pada karyawannya.
Hal itu membuat wanita itu berandai-andai jika bisa menjadi ratu di hati lelaki dihadapannya.
"Aku turut prihatin atas musibah yang menimpa mu itu mas. Semoga istrimu cepat sembuh ya."
Tangan wanita itu bergerak lembut mengusap tangan lelaki yang ada dihadapannya. Sehingga membuat desir aneh di dada sang lelaki.
Apa yang dikatakan oleh wanita itu tidak seratus persen sama dengan isi hatinya. Karena hatinya justru menginginkan istri lelaki dihadapannya itu mati sekalian. Agar dirinya bisa dengan mudah mendekati lelaki yang diam-diam mencuri hatinya.
Ya, wanita itu adalah wanita yang memiliki nama akun Sweetie girl. Dan laki-laki dihadapannya adalah Doni.
Keduanya selama seminggu terakhir ini memang sangat rutin berbalas pesan. Dan puncaknya adalah pada siang hari itu keduanya berkencan untuk pertama kalinya.
Di tengah suasana yang sengaja di setting dramatis itu, handphone Doni kembali berdering.
"Di angkat dulu saja mas teleponnya. Mungkin penting."
Doni mengangguk lalu berjalan sedikit menjauh sambil mengangkat teleponnya.
"Hallo." sapa Doni singkat.
"Hallo mas, aku telepon kok tidak segera di angkat? ini aku sedang bersiap-siap pulang. Bisa minta tolong di jemput sekarang?" ucap Mala di seberang sana.
"Eh maaf sayang. Aku sedang ada rapat, jadi tidak bisa menjemputmu."
"Oh ya sudah tidak apa-apa. Kalau begitu aku pulang di jemput sama pak sopir saja. Oh iya mas, terima kasih ya semua total biaya rumah sakitnya sudah di lunasi."
"Iya sama-sama sayang. Ya sudah aku lanjut ikut rapat ya."
"Iya mas." panggilan pun berakhir.
. y.. benar si kata Mahes klo pun hamidun lg kan ada suami yg tanggung jawab,... 😀😀😀
alhmdulilah akhirnya, Doni dan Siska bisa bersatu, nie berkat mbak ipah jg Doni dan Siska menyatu... d tunggu hari bahagianya... 🥰🥰🥰👍👍👍
tebar terus kebaikanmu... Siska, bu Mirna dan Doni syng padamu, apalagi Allah yg menyukai hambanya selalu bersyukur... 😘😘😘😘
nie yg akhirnya d tunggu, masya Allah kamu benar 2 sudah beetaubat nasuha, dan kini kamu bahkan membiayai perobatan bu Mirna dan jg menjaganya... tetaplah istiqomah Siska... 👍👍👍😘😘😘