Farel Stuart Alfredo harus merelakan wanita yang dicintainya secara diam-diam yaitu Salmafina bertunangan dengan kekasihnya.
Nada Maura Hermawan juga baru saja patah hati diputuskan oleh pria yang dipacarinya selama Lima tahun.
Keduanya bertemu di pesta pertunangan Salma dan berakhir di atas ranjang dengan sama-sama tidak menggunakan pakaian.
Sebulan kemudian Nada hamil dan Farel yang mengetahui hal itu langsung berinisiatif untuk bertanggung jawab.
"Ayo kita nikah, aku akan bertanggung jawab!" ucap Farel.
Nada masih tidak percaya jika dirinya hamil oleh pria asing yang baru ditemuinya dipesta sahabat baiknya itu.
Akankah Nada dan Farel bisa mempertahankan pernikahan mereka yang begitu tiba-tiba karena adanya anak di antara mereka, padahal keduanya sama-sama memiliki cinta lain yang sulit dilupakan.
Apakah cinta akan hadir, ataukah mereka memilih berpisah setelah Nada melahirkan?
Yuk ikuti kisah mereka, jangan lupa subscribe like dan kasih gift yang banyak ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bali
Happy Reading.
Sebulan kemudian.
Nada menatap sekitar, ruangan Hotel itu memang sangat luas, terdapat ruang tamu dan di sebelahnya ada ruang keluarga dan TV.
Nada harus menabung berbulan-bulan untuk bisa menyewa kamar yang harga sewa semalamnya bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Untung saja kali ini dia dapat gratisan dari Salmafina. Nada berlibur ke Bali bertiga dengan Salma dan juga Ferry, di ruangan itu terdapat dua kamar. Intinya itu adalah kamar VVIP dengan double room.
Rencananya malam ini Nada akan pergi nonton bersama Salma dan juga Ferry, dia tahu kalau nanti pasti dia akan menjadi obat nyamuk, secara dia jomblo sekarang.
Tapi hal itu sudah biasa bagi Nada selama sebulan ini, semenjak diputus oleh Surya Nada biasa jalan bersama dengan Salma ataupun Lia.
Lagi pula Salma yang mengajak Nada untuk ikut, dia sudah menolak, tetapi Nada juga merasa butuh pengalih perhatian mengingat dia masih saja memikirkan soal Surya.
Sayangnya sejak berada di pesawat, Nada merasa tidak enak badan, beberapa hari terakhir dia memang mudah sekali lelah, tetapi kali ini semakin parah, Nada merasakan mual dan pusing.
"Lu pucat banget, Nad?" ucap Salma khawatir.
"Mungkin kecapean, gue juga masih jetlag!"
"Jetlag? Ya ampun, Nad! ini cuma ke Bali loh, masa bisa jetlag?"
"Tenang aja, gue nggak papa mungkin gue cuman butuh istirahat," jawab Nada lemah.
Salma berbaring di ranjangnya sementara nada berada di ranjang sebelah mereka memiliki ranjang nya masing-masing.
"Lo beneran gak apa-apa?" Tanya Salma kembali. Iya benar-benar merasa tidak enak meninggalkan Nada di hotel sendirian nanti malam.
"Iya, lo tenang aja, gue bisa kok tinggal sendiri," jawab Nada meyakinkan.
Tiba-tiba Nada berdiri dan berjalan menuju wastafel yang ada di kamar mandi, dia menyalakan keran air dan mengeluarkan semua isi perutnya.
Salma yang melihat itu pun jadi panik, dia melihat Nada yang muntah mengeluarkan cairan bening dari mulutnya.
"Lihat! lu nggak baik-baik aja, Nad!"
"Gue beneran nggak apa-apa, udah sana! jangan gara-gara gue kalian nggak jadi nonton, padahal kan ini udah lo tunggu-tunggu dari seminggu yang lalu!" ucap Nada mengambil tisu kemudian mengelap bibirnya.
Salma terlihat berpikir, "tapi lo nggak boleh sendirian, gue inget kalau gue punya temen di sini, dia pasti mau juga lo," Salma langsung bangkit dan keluar dari dalam kamar.
"Eh, Sal! gue bukan anak kecil kali minta ditungguin!!" seru Nada yang sudah tidak didengar oleh Salma.
***
Salma menghubungi Farel, dalam beberapa detik panggilan itupun diangkat.
"Baby, ada apa?"
"Farel, gue bukan bayi!"
"Tapi bagi gue, lo tetep ngegemesin kek bayo, jadi pengen cium-cium deh," seperti biasa, Farel selalu gombal.
"Nyium aja tuh tembok, pasti mau tuh kalau lo cium!" Salma terdengar tertawa.
Farel bangkit dan melangkah menuju kaca jendela itu. Dia menatap keluar ke arah gedung-gedung perkotaan, percakapan mereka terputus meski sambungan telepon masih terhubung.
"Rel, lo masih di sana 'kan?"
"Iya, Say,"
"Stop Farel, Ferry ada di samping gue!"
Kini berganti Farel yang tertawa.
"Biarin, biar dia cemburu terus mutusin elo, biar jadi sama-sama jomblo kek gue."
"Enak aja, sekarang gue ada di Ubud, bisa kita ketemu sekarang?"
Farel tersenyum sambil mengangguk.
"Tentu, sayang, gue kesana sekarang!"
****
Farel dan Salma sedang duduk di salah satu restoran yang ada di Ubud, Bali. Di depan mereka sudah ada beberapa minuman dan mereka berbincang tepat di samping kaca pembatas yang menampakkan pemandangan kota.
Farel menaikkan sebelah alisnya. "Gila sih, lo manggil gue buat jadi perawat?"
"Please Rel, temen gue lagi sakit, gue nggak mungkin ninggalin dia sendiri, lagian gue sama Ferry mau nonton film twilight, Lo tau 'kan kalau gue suka banget sama film itu, dan hari ini rilis," Salma tampak memelas.
Farel berdecak, "lu suruh Ferry aja yang nemenin temen lo itu, biar nanti gue yang nemenin lu nonton."
"Enak aja, gue mau sekalian nge-date, mumpung lagi di Bali, temen gue ini cantik loh," Farel tersenyum, dia menatap Salma dengan intens.
Tidak peduli secantik apa wanita itu, bagi Farel hanya Salma satu-satunya wanita yang bisa membuatnya melakukan apapun.
Salma menuang minuman dan menenggaknya sekali teguk. "Bilang aja kalau lo nggak mau bantu!" Salma langsung berdiri.
"Eeits, bercanda sayang!"
Mata Salma berbinar dan bibirnya melengkung ke atas.
"Nah gitu dong itu baru namanya teman"
"Teman hidup 'kan"
"Ya iyalah masa temen mati, dikira gue setan apa,"
Farel tersenyum tipis, dia selamanya akan tetap menjadi teman bagi Salma tidak lebih.
Sebulan setelah acara pertunangan Salma dan one night stand dengan wanita asing itu, Farel memutuskan kembali ke Bali karena wanita itu tidak menginginkan pertanggungjawaban darinya.
"Oke, apa sih yang gak buat lo, Sal!"
Bersambung.
sungguh mantap sekali 👍👍
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘