Dorongan menikah karena sudah mencapai usia 32 tahun demi menghilangkan cap perawan tua, Alena dijodohkan dengan Mahendra yang seorang duda, anak dari sahabat Ibunya.
Setelah pernikahan, ia menemukan suaminya diduga pecinta sesama jenis.
✅️UPDATE SETIAP HARI
🩴NO BOOM LIKE 🥰🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Digital, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15:
Tidak berselang lama, Ahen muncul.
"Aku keluar dulu."
"Mau kemana?" tanya Alena.
"Ada pekerjaan."
"Bos mu?" tanya Alena lagi.
Ahen menggeleng.
"Bukan. Aku mau ke toko ku, disana sedang penataan ulang, aku harus sambil mengawasinya karena cctv nya masih belum di pasang." jawab Ahen.
Alena tidak punya hal lain selain mengizinkannya.
"Oke."
"Mungkin aku larut malam pulangnya. Pintunya kamu kunci aja." ujar Ahen.
"Iya."
Alena bangkit berdiri dan mencium punggung tangan Ahen, Ahen pun mencium kening Alena. Setelah itu ia mencium punggung tangan Mertunya.
"Hati-hati ya, Nak." ucap Ibu Alena.
"Iya, Ma." Ahen tersenyum.
Alena mengantar Ahen sampai masuk ke dalam mobil, ia melambaikan tangan saat mobil yang dikendari Ahen keluar dari pagar rumah.
Alena terdiam dan terpikir sesuatu.
"Jangan-jangan Ahen nggak ke toko untuk kerjaan, tapi buat ketemu sama cowok itu?!" tebak Alena.
"Bisa jadi cowok itu salah satu orang di toko itu."
"Lagian ngapain di toko sampek larut, walaupun mungkin ada tapi itu upahnya pasti gede, sedangkan toko Ahen baru di bangun dan pasti modalnya gede."
"Len..." panggil Ibunya.
"Iya, Ma."
"Ngapain lama di luar?"
"Iya ini masuk, kok."
Alena langsung masuk ke dalam rumah dan menutup pintu.
"Kamu nggak masakin suamimu?" tanya Ibu Alena.
"Ngapain? Kan masih ada makanan tadi. Nanti tinggal angetin."
"Iya sih, tapi kan suamimu kerjanya double hari ini. Baiknya kamu masakin makanan kesukaan dia, buat suamimu senang."
Alena menghela napas. Ibu Alena berdiri disamping Alena.
"Penuhi tiga kebutuhan suamimu. Pertama, matanya. Kedua, perutnya. Ketiga, dibawah perutnya. Kalau ketiganya di penuhi, suamimu akan selalu merasa senang dan cintanya awet."
"Paham nggak?" tanya Ibu Alena.
Alena hanya mengangguk malas.
"Yang pertama tadi matanya, suamimu itu laki-laki yang matanya selalu melihatmu. Buat dia melihat keindahanmu, kecantikanmu, penampilan rapi. Terus yang perut, buat dia kenyang. Walaupun bukan kewajibanmu di dapur, tapi membuat makanan untuk suamimu itu bernilai pahala dan suamimu akan merasa kamu peduli. Terakhir dibawah perut. Layani dia di kamar sebaik mungkin hingga ia tidak mau mencoba wanita lain selain dirimu. Buat dia kencanduan terhadapmu. Itu pahala buat kamu."
Alena menarik napas lalu menghembuskannya perlahan.
"Mama, Alena nggak bisa kayak gitu tuh yang poin ketiga. Masa Alena harus centil, kan laki-laki sukanya cewek centil."
"Loh jangan salah, centilnya istri itu pahala besar loh."
Alena menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Buang sifat kakumu di depannya. Belajar manja dan centil." suruh Ibu Alena, kemudian ia pergi meninggalkan Alena yang masih berdiri di ruang tamu.
"Apa? Aku centil ke Ahen? Males." gumam Alena sambil memainkan ujung rambutny dengan ekspresi jijik.
Alena pergi ke kamar dan membaringkan tubuhnya. Tiba-tiba ia kembali teringat pada laki-laki yang ada di dalam foto itu. Alena pun mengambil HP dan menelpon Ahen.
"Halo?"
"Iya, kenapa?" sahut Ahen di seberang telpon, terdengar juga suara berisik.
"Dimana?" tanya Alena lagi.
"Di toko. Kan tadi sudah ku bilang."
"Mana coba? Vc. Nanti ku rekam mu ku tunjukin ke Mama."
Panggilan suara itu pun beralih menjadi panggilan Video. Dan benar saja Ahen ada di toko. Alena melihat ada Banner toko Ahen disandarkan di tembok.
Setelah itu Alena menutup panggilan, Alena bangkit dan segera mengambil kunci mobil. Berbekal screenshoot banner di VC tadi Alena nekat pergi ke toko Ahen.
"Pasti cowok itu ada di tokonya Ahen."
Alena pergi tanpa pamit pada Ibunya dan mengunci pintu dari luar. Saat di pertengahan jalan Alena melihat ada mobil Ahen keluar dari warung, ia pun mengikuti mobil Ahen yang melaju kembali.
Ahen tampak berhenti di sebuah bangunan belum jadi di tepi jalan, ia keluar dari mobil dan terlihat tidak jauh dari sana ada Toko Ahen yang sedang di benahi. Alena pun ikut turun dari mobil dan mengikuti Ahen dari belakang. Jantungnya berdegup kencang, berharap Alena bisa bertemu dengan laki-laki di foto itu.
Dengan kondisi malam hari dan lampu jalan yang redup, Alena terlalu berfokus pada Ahen dan tidak fokus pada jalan yang dilaluinya, Alena tidak menyadari ada lubang kecil di trotoar itu dan Alena tersandung hingga ia terjatuh ke pinggir jalan.
Bersamaan dengan itu ada sebuah motor yang melaju dengan kencang, di jam seperti ini kendaraan jarang berlalu-lalang, hanya ada sedikit dan itu dengan kecepatan tinggi.
"Kyaaa!" teriak Alena saat motor itu menyerempet dirinya hingg tangannya pun menempel di mesin motor yang sangat panas.
Mendengar suara ribut di belakang, Ahen pun spontan menoleh dan terkejut melihat Alena dan sebuah motor yang sudah rebahan di jalan, pengendara motor itu pun terlihat marah pada Alena.
Ahen berlari dan segera membantu Alena berdiri.
"Jangan bentak-bentak!" bentak Ahen pada laki-laki yang membentak Alena.
"Dia yang salah! Bikin saya jatuh, motor saya lecet."
"Berapa ganti ruginya?"
"Jangan sok deh."
Alena panik melihat Ahen dan laki-laki itu mulai saling meluapkan emosi.
"Maaf, Mas. Saya nggak sengaja, tadi saya kesandung." ucap Alena.
"Lain kali jalan pakek mata!"
"Jalan pakek kaki lah, kocak." balas Alena.
Laki-laki itu pun bersiap menghantam Alena dengan pukulan namun Ahen menarik Alena agar berdiri di belakangnya.
"Dia udah minta maaf. Mau apa lagi? Berapa ganti ruginya?"
"Sok pahlawan. Ganti rugi sejuta!"
Ahen mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan uang pecahan 100.000 sebanyak 20 lembar.
"Ini. 2 juta."
Laki-laki itu langsung menyambar uang di tangan Ahen lalu mendirikan motornya kembali dan pergi.
"Kacau." bathin Alena.
Ahen membalikkan badan dan berkacak pinggang. Alena hanya menunduk dan terdiam.
"Bisa jalan?" tanya Ahen.
Alena mengangguk.
"Tadi bawa apa ke sini?"
"Nggak bawa apa-apa." jawab Alena dengan santai.
Ahen menghela napas.
"Maksudnya kamu naik apa kesini?"
"Oh. Naik mobil." jawab Alena.
"Pulanglah sekarang, sebelum orang toko kesini."
Alena mengangguk.
Alena mengambil tas kecilnya yang masih tergeletak di jalan, ia membalikkan badan dan mulai berjalan dengan pincang.
"Aww! Sakit banget kakiku." ucapnya dengan suara pelan.
Melihat Alena memegangi kaki kanannya dan jalannya yang tidak seimbang membuat Ahen merasa kasihan. Ahen lalu menggendong tubuh Alena, Alena tentu merasa terkejut saat tubuhnya tiba-tiba terangkat. Alena melihat wajah Ahen yang terus menatap ke depan.
Ahen membantu Alena duduk di kursi penumpang depan, kemudian ia ikut masuk dan duduk di kursi kemudi.
"Mau kemana?" tanya Alena.
"Ke Rumah Sakit."
"Ngapain?" Alena bingung.
Ahen tidak menjawab apapun. Sesampainya di rumah sakit, Alena di tangani, selain diberikan pertolongan pertama saat kaki keseleo, luka bakar di tangan dan luka baret di tangan lainnya juga di obati.
"Tahan ya, mbak." ucap perawat sambil memberikan obat di lukanya.
Alena mengangguk sambil menahan perih. Setelah selesai, Ahen pergi membayar. Setelah itu mereka kembali masuk ke mobil.
"Aku antar pulang. Kakimu belum pulih."
"Terus kamu kerjaannya gimana?" tanya Alena.
"Gampang, ada ojek." jawab Ahen santai.
Suami istri ❎
Tom n Jerry✅
prosotan pake kumis geli dong🤣🤣🤣🤣🤦🏻♀️