NovelToon NovelToon
Rahasia Antara Kita

Rahasia Antara Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Arip

"Rahasia di Antara Kita" mengisahkan tentang seorang suami yang merasa bahagia dengan pernikahannya, namun kedatangan sahabat masa kecilnya yang masih memiliki ikatan emosional kuat membuat situasi menjadi rumit. Sahabat masa kecilnya itu mulai mendekatinya dengan cara yang tidak biasa, membuat suami tersebut merasa tidak nyaman. Sementara itu, istrinya yang selalu menuntut uang dan perhatian membuatnya merasa terjebak dalam pernikahannya. Bagaimana suami tersebut akan menghadapi situasi ini? Dan apa yang akan terjadi jika rahasia sahabat masa kecilnya dan perasaannya terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Arip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Aku mencoba untuk tetap fokus pada rutinitas pagi, tapi pikiranku terus-menerus kembali ke kejadian kemarin. Aku tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar kesalahpahaman antara aku dan Sarah. Aku ingin tahu apa yang sebenarnya dia pikirkan, tapi dia masih tidak mau berbicara.

Anak-anak mulai bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah, dan aku membantu mereka dengan sarapan dan menyiapkan tas mereka. Sementara itu, Sarah masih diam, hanya memperhatikan anak-anak dengan ekspresi yang tidak bisa kubaca.

Setelah anak-anak berangkat, aku kembali mencoba untuk berbicara dengan Sarah. "Sarah, aku tahu kamu masih kesal, tapi aku ingin kita bisa berbicara tentang apa yang terjadi kemarin. Aku tidak ingin ketegangan ini terus-menerus ada di antara kita," kataku dengan lembut.

Sarah memandangku, tapi masih tidak berbicara. Aku bisa melihat ada sesuatu yang berat di dalam pikirannya, tapi aku tidak tahu apa itu. Aku berharap bahwa suatu hari nanti dia akan terbuka dan kita bisa menyelesaikan masalah ini bersama-sama.

Hari itu berlalu dengan sangat lambat. Aku mencoba untuk tetap sibuk dengan pekerjaan rumah tangga, tapi pikiranku terus-menerus kembali ke Sarah dan ketegangan antara kami. Aku ingin tahu apa yang bisa aku lakukan untuk memperbaiki situasi ini, tapi aku tidak tahu harus memulai dari mana.

Saat sore hari, aku memutuskan untuk membuatkan Sarah secangkir teh hangat dan membawanya ke ruang tamu. Aku berharap bahwa teh hangat itu bisa membuatnya merasa lebih baik dan mungkin bisa membuka percakapan antara kami.

Ketika aku memasuki ruang tamu, Sarah masih duduk di sofa, memandang keluar jendela dengan ekspresi yang kosong. Aku meletakkan teh hangat di depannya dan duduk di sebelahnya.

"Sarah, aku peduli tentang kamu," kataku dengan lembut. "Aku ingin tahu apa yang kamu pikirkan dan apa yang bisa aku lakukan untuk membuat kamu merasa lebih baik."

Sarah memandangku, dan untuk pertama kalinya hari itu, aku melihat sedikit ekspresi di wajahnya. Tapi dia masih tidak berbicara. Aku bisa melihat bahwa dia masih memikirkan sesuatu yang berat, dan aku tidak tahu apa itu.

Sarah memandangku dengan mata yang sedikit merah, seperti dia telah menangis. Aku bisa melihat bahwa dia sedang berusaha untuk menahan perasaannya. Aku merasa bersalah karena tidak bisa memahami apa yang sedang dia alami.

"Aku... aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan," kataku dengan suara yang lembut. "Aku ingin membantu kamu, tapi aku tidak tahu bagaimana."

Sarah mengambil napas dalam-dalam, dan untuk pertama kalinya hari itu, dia berbicara. "Kamu tidak bisa membantu aku," katanya dengan suara yang rendah. "Aku hanya perlu waktu untuk memikirkan beberapa hal."

Aku mengangguk, meskipun aku tidak yakin apa yang dia maksudkan. Aku ingin tahu apa yang sedang dia pikirkan, tapi aku tidak ingin memaksanya untuk berbicara jika dia tidak siap.

"Kamu bisa bicara denganku kapan saja kamu siap," kataku. "Aku ada di sini untuk kamu."

Sarah memandangku, dan untuk sejenak, aku melihat kilas senyum di wajahnya. Tapi kemudian ekspresi itu hilang, dan dia kembali memandang keluar jendela.

Aku memutuskan untuk memberinya ruang, berharap bahwa suatu hari nanti dia akan terbuka dan kita bisa berbicara tentang apa yang sedang terjadi.

Hari-hari berikutnya berlalu dengan sangat lambat. Sarah masih terlihat sedih dan tidak seperti biasanya. Aku mencoba untuk memberinya ruang, tapi aku juga ingin membantu dia. Aku tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan, tapi aku bisa melihat bahwa dia sedang mengalami kesulitan.

Suatu hari, ketika aku sedang memasak makan malam, Sarah masuk ke dapur dan duduk di meja. Aku bisa melihat bahwa dia sedang memikirkan sesuatu.

"Aku ingin bicara," katanya dengan suara yang lembut.

Aku berhenti memasak dan mendekatinya. "Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanyaku dengan suara yang lembut.

Sarah memandangku, dan aku bisa melihat bahwa dia sedang berusaha untuk mengatakan sesuatu yang berat. "Aku merasa... aku merasa bahwa kita tidak seperti biasanya," katanya. "Aku merasa bahwa kita semakin jauh."

Aku merasa terenyuh ketika mendengar kata-katanya. Aku tahu bahwa aku telah membuat kesalahan, dan aku ingin memperbaikinya.

"Aku juga merasa seperti itu," kataku. "Aku ingin kita bisa berbicara tentang apa yang sedang terjadi dan mencari solusi bersama-sama."

Sarah memandangku, dan aku bisa melihat bahwa dia sedang mempertimbangkan apa yang aku katakan.

Sarah mengambil napas dalam-dalam sebelum memulai ceritanya. "Aku ingin memberitahu kamu tentang sesuatu," katanya dengan suara yang lembut. "Tentang laki-laki tua yang datang beberapa hari yang lalu."

Aku mengangguk, penasaran tentang apa yang akan dia katakan. "Apa tentang dia?" tanyaku.

Sarah memandang ke bawah, seperti dia sedang mencari kata-kata yang tepat. "Dia... dia adalah ayahku," katanya dengan suara yang hampir tidak terdengar.

Aku terkejut mendengar kata-katanya. "Ayahmu?" tanyaku, mencoba untuk memahami.

Sarah mengangguk, tapi aku bisa melihat bahwa dia sedang merasa malu. "Aku tidak tahu bagaimana memberitahu kamu tentang ini," katanya. "Aku merasa seperti aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya."

Aku memahami bahwa ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar cerita tentang ayahnya. "Apa yang sebenarnya terjadi?" tanyaku dengan lembut.

Sarah memandangku, dan aku bisa melihat bahwa dia sedang berusaha untuk mengatakan sesuatu yang sulit. "Aku... aku adalah anak pungut," katanya dengan suara yang lembut. "Aku tidak tahu siapa orang tuaku yang sebenarnya, tapi laki-laki tua itu... dia adalah orang yang mengasuhku ketika aku masih kecil."

Aku merasa terenyuh mendengar kata-katanya. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya jika Sarah harus menghadapi situasi seperti itu. Aku ingin memberinya pelukan dan memberitahu dia bahwa aku ada di sini untuknya.

"Sarah, aku tidak peduli tentang masa lalumu," kataku dengan lembut. "Aku peduli tentang kamu sekarang, dan aku ingin membantu kamu menghadapi apa pun yang terjadi."

Sarah memandangku, dan aku bisa melihat bahwa dia sedang merasa lega. "Terima kasih," katanya dengan suara yang lembut. "Aku merasa seperti aku bisa bernapas lega sekarang."

Aku memeluknya, dan dia membalas pelukan itu. Aku bisa merasakan bahwa dia sedang merasa lebih baik, dan aku ingin memberinya dukungan sebanyak mungkin.

Ketika kami berpelukan, aku bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang berubah di antara kami. Aku merasa bahwa kami semakin dekat, dan aku ingin menjaga hubungan kami tetap kuat.

Setelah beberapa saat, kami berpisah dan memandang satu sama lain. "Aku ingin tahu lebih banyak tentang kamu," kataku. "Tentang masa lalumu, tentang apa yang kamu inginkan untuk masa depanmu."

Sarah memandangku, dan aku bisa melihat bahwa dia sedang mempertimbangkan apa yang aku katakan. "Aku juga ingin tahu lebih banyak tentang kamu," katanya dengan senyum.

Sarah memandang ke bawah, seperti dia sedang merasa malu. "Aku memiliki sesuatu yang ingin aku katakan," katanya dengan suara yang lembut. "Sesuatu yang aku tidak pernah berani katakan sebelumnya."

Aku mengangguk, penasaran tentang apa yang akan dia katakan. "Apa itu?" tanyaku dengan lembut.

Sarah mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Aku merasa malu ketika aku menikah denganmu," katanya. "Aku tidak pernah memberitahu kamu tentang masa laluku, tentang status keluargaku yang tidak jelas."

Aku merasa terkejut mendengar kata-katanya. "Apa yang kamu maksudkan?" tanyaku.

Sarah memandangku, dan aku bisa melihat bahwa dia sedang merasa sedih. "Aku mengaku hidup sendirian ketika aku menikah denganmu," katanya. "Aku tidak berani memberitahu kamu tentang masa laluku, tentang ayahku yang tidak jelas."

Aku memahami sekarang. Aku bisa melihat bahwa Sarah telah merasa malu dan tidak percaya diri tentang masa lalunya. Tapi aku tidak peduli tentang itu. Aku peduli tentang dia sekarang, dan aku ingin memberinya dukungan.

"Sarah, aku tidak peduli tentang masa lalumu," kataku dengan lembut. "Aku peduli tentang kamu sekarang, dan aku ingin memberimu dukungan. Kamu tidak perlu merasa malu tentang apa pun."

Sarah memandangku, dan aku bisa melihat bahwa dia sedang merasa lega. "Terima kasih," katanya dengan suara yang lembut.

Aku menjawab telepon, "Halo, Lidya?"

Lidya berbicara dengan nada yang terdengar sedikit tergesa-gesa, "Rendy, aku perlu bicara denganmu tentang sesuatu yang penting. Bisa kita ketemu hari ini?"

Aku merasa penasaran tentang apa yang ingin Lidya bicarakan. "Tentu, apa yang terjadi?" tanyaku.

"Aku lebih suka membahasnya secara langsung," jawab Lidya. "Bisakah kita ketemu di kafe yang biasa kita kunjungi?"

Aku memandang Sarah, yang sedang memperhatikan aku dengan rasa penasaran. "Baiklah, aku akan ke sana setelah aku selesai dengan beberapa hal di rumah," kataku.

Lidya menyetujui dan kami sepakat untuk bertemu dalam beberapa jam. Setelah aku menutup telepon, Sarah bertanya, "Siapa itu?"

"Lidya," jawabku. "Dia ingin membahas sesuatu yang penting."

Sarah mengangguk, tapi aku bisa melihat bahwa dia sedang merasa sedikit khawatir. "Apa kamu yakin semuanya baik-baik saja?" tanyanya.

Aku memandang Sarah dan mencoba memberinya kepastian. "Aku akan tahu setelah aku bertemu dengannya," kataku. "Jangan khawatir, aku akan memberitahu kamu jika ada sesuatu yang penting."

1
Amilawati
jelek ceritanya, dialog di ulang2 terus bikin pusing bacahya.. penulis pengen banyak bab tpw ndk materi mnkin jadinya dialog ya di ulang2 tetus
Amilawati
dialog yg jelk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!