"Aku hanya jadi seorang pemeran pembantu! tidak... aku maunya jadi pemeran utama yang cantik bukan wanita dengan muka yang mengerikan ini. "
Mei Yi yang seorang dokter jenius tiba-tiba mendapati dirinya berada di dalam cerita Wattpad yang sedang di bacanya. Ia menjadi Luo Yi Seorang anak jendral yang tak di anggap dan di kucilkan karena penampilannya.
Karena kebiasaannya, yang tak pernah membaca dengan teliti dan suka men skip bagian adegan pentingnya Mei Yi kebingungan dengan jalan cerita Wattpad itu. Ia harus bisa menentukan nasipnya sendiri , dan tak ia sadari bahwa dalam cerita Wattpad itu banyak adegan berbahaya yang bisa mengancam nyawanya.
Akankah Mei Yi bisa melewati adegan berbahaya itu dan berakhir bahagia?
Mau tau kelanjutan ceritanya? jangan lupa baca sampai akhir ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18-Hari pernikahan
Permaisuri segera melemparkan sulaman yang ada di tangannya, tiba-tiba matanya memerah.
"Lancang! kamu berani mengancamku ha... " Suara permaisuri menggema dalam ruangan.
Mei Na segera bersujud, ia menundukkan kepalanya.
"Bukan maksut saya untuk mengancam Yang Mulia Permaisuri, namun saya hanya ingin Permaisuri membantu saya."
"Heh... aku bisa saja melenyapkan kamu dan ibumu itu! itu sangat mudah buatku, jadi jangan berani macam-macam kalian... " Kedua tangan permaisuri Gui Fei mengepal erat.
Mei Na mendongak. "Saya yakin Permaisuri tidak akan melakukannya, karena Permaisuri masih membutuhkan saya untuk menemukan barang bukti itu. Kalau Permaisuri membantu saya, saya akan menemukan bukti yang di simpan ibu Yang Zi. Dengan begitu posisi Permaisuri bisa aman. "
Tatapan permaisuri dingin membeku, ia mencoba mencerna semua perkataan Mei Na. Ia menghela nafas panjang.
"Baiklah aku akan melakukannya, tapi ingat jika kamu tidak bisa menemukan bukti itu maka aku tidak akan segan pada kalian berdua. "
Mei Na tersenyum puas. "Terima kasih Yang Mulia. "
Mei Na kembali sujud. "Namun ada satu lagi masalah Permaisuri. "
Permaisuri Gui Fei kembali menatap tajam ke arah Mei Na. "Apa lagi, sekarang? "
"Mohon Yang Mulia bantu saya, jika kelak ada masalah kedepannya, saya mohon Yang Mulia untuk membantu saya dan mendukung saya. "
Permaisuri Gui Fei melambaikan tangannya memintanya bangkit. "Baiklah, baiklah, bangun... "
Mei Na segera bangun dari sujudnya.
"Kalian akan segera menikah kan, aku berharap kamu yang akan menjadi menantuku, karena aku tak ingin anakku menikahi wanita buruk rupa itu. Kalian harus mempersiapkan semuanya, karena dalam beberapa hari lagi pernikahan kalian akan di laksanakan. "
Mei Na mengangguk, saat menunduk senyuman licik lolos dari bibirnya, tak ada satu orang pun yang menyadari akan hal itu.
Sementara dayang yang mengikuti Mei Na melaporkan jika Mei Na memasuki istana, hal itu semakin membuat Luo Yi penasaran. Rencana apa lagi yang akan Mei Na lakukan untuknya.
.
.
Hari yang ditakutkan sekaligus dinantikan akhirnya tiba. Di kamarnya, Luo Yi tengah berdandan. Hanfu pernikahan berwarna merah menyala, dihiasi sulaman emas yang berkilauan, membalut tubuhnya dengan anggun.
Rambutnya disanggul rapi, dihiasi jepit rambut emas yang berkilau. Kecantikan Luo Yi memancar, menawan hati. Namun, di balik kecantikan itu, sebuah cadar tipis menutupi wajahnya.
Kereta kuda dari istana sudah menanti mereka di luar, Hui segera memasang penutup kepala berwarna merah pada Luo Yi. Penutup itu akan di buka pada malam pertama saat pangeran masuk ke kamar pengantin.
Hui menuntun Luo Yi untuk keluar kamar, Luo Yi dan Mei Na menghadap ayah mereka sebelum pergi ke istana. Jendral Luo Zhi memeluk mereka secara bergantian melepas kepergian mereka.
Jenderal Luo Zhi memimpin rombongan menuju kereta kuda yang dihias meriah dengan warna merah menyala. Kemewahan kereta itu mencuri perhatian, menarik tatapan kagum dari kerumunan yang berjejer di sepanjang jalan. Langkah kaki mereka disaksikan oleh banyak pasang mata, sementara para prajurit berbaris rapi di belakang, membentuk barisan pengawal yang gagah menuju istana. Suasana meriah dan khidmat bercampur aduk.
Kereta kuda berjalan perlahan meninggalkan kediaman Luo, jendral Luo Zhi menatap nanar kepergian kedua putrinya. Luo Yi hanya bisa berharap cemas dengan takdir hidupnya kelak, kematian semakin membayanginya.
"Apa aku tetap akan mati konyol dalam istana, kenapa sangat susah merubah cerita ini. " Ia bergumam sendiri, tangannya saling bertaut erat.
Akhirnya, kereta berhenti di depan gerbang istana yang megah. Istana dihiasi meriah, seakan bermandikan cahaya keemasan yang menyambut kedatangan kedua mempelai. Raja dan Ratu berdiri tegak di depan istana utama, dikelilingi para pejabat tinggi kerajaan, bangsawan, dan tamu negara dari berbagai penjuru dunia.
Pernikahan ini bukan sekadar perayaan, melainkan sebuah peristiwa monumental, pernikahan termegah yang pernah disaksikan kerajaan, menandai dimulainya babak baru bagi kedua pangeran.
Luo Yi dan Mei Na keluar dari dalam kereta di bantu dayang mereka. Mereka di tuntun untuk menaiki anak tangga menuju ke istana. Kedua pangeran sudah menanti mereka, namun raut wajah kesal amat nampak pada mereka.
Sepasang pengantin saling berdiri berdampingan.
"Pengantin memberi hormat pada leluhur... "
Kedua tangan saling bertaut hormat pada leluhur.
"Kedua pengantin memberikan penghormatan pada Yang Mulia Raja dan Ratu... "
Mereka memberikan hormat pada Raja dan Ratu.
"Kedua pengantin saling memberikan hormat pada pasangan masing-masing... "
Mereka saling menghadap dan menunduk memberikan hormat.
"Penghormatan selesai... "
Dengan seruan itu mereka resmi menjadi sepasang suami istri, semua orang berseru gembira. Namun tidak dengan kedua pangeran.
Setelah prosesi selesai Luo Yi dan Mei Na di antar ke tempat kamar pengantin. Sedang kedua pangeran masih menyambut tamu yang ada, namun pangeran Xiao Ming memilih untuk meninggalkan pesta di ikuti jin Ling.
Para putri bangsawan saling berbisik saat melihat pangeran Xiao Ming.
"Jadi itu pangeran ke dua, tampan sih, tapi aku dengar dia memiliki gangguan jiwa. " Ucap salah seorang dari mereka.
Seseorang berseru. "Iya aku juga dengar kabar itu. Kasihan wanita yang menikah dengannya. ya? biarpun anak Raja aku juga gak bakalan mau."
Xiao Ming tak menghiraukan perkataan mereka ia tetap berjalan meninggalkan aula utama. Raja hanya bisa menggeleng melihat kepergian Xiao Ming, ia pun tak bisa mencegahnya.
Xiao Ming berjalan bersama Jin Ling menuju paviliunnya, ia tak menghampiri istrinya melainkan pergi ke ruang baca. Tak ada keinginan untuk menemui wanita yang kini sudah menjadi istrinya itu.
Luo Yi yang tengah duduk seorang diri di ranjang kamar terlihat cemas, ia terus melihat ke arah kedua tangannya, tangannya lembab karena keringat. Samar-samar ia melihat ke arah pintu dari balik penutup wajahnya.
Pintu masih tertutup rapat, tak ada tanda-tanda pangeran masuk ke dalam kamar. Ia memainkan kedua kakinya maju mundur untuk menghilangkan rasa bosannya.
Matahari mulai terbenam, namun pangeran belum juga masuk ke dalam kamar. Ia menarik kasar penutup kepalanya, membuangnya di atas kasur.
"Sialan, dia benar-benar mempermainkan aku! awas aja ya, dia kira aku akan takut padanya. " ia meremas kain bajunya.
Luo Yi yang kesal segera bangkit, ia berjalan menuju pintu. Saat hendak membuka pintu tiba-tiba pintu terbuka dari luar hingga membuatnya tak seimbang dan terdorong ke belakang. Tubuhnya terhuyung, namun tangan kuat menopang pinggangnya.
Mata Luo Yi membulat sempurna saat menatap pemilik tangan itu. Sesaat mata mereka saling menatap dalam, Luo Yi terpaku melihat ketampanan sesosok yang ada di depan matanya. Mata, hidung dan bibir yang begitu indah, dia tampak berbeda saat berdandan layaknya seorang pangeran.
"Mau sampai kapan kamu menatapku seperti itu!" Ucapnya ketus.
Xiao Ming segera menarik tangannya hingga membuat Luo Yi hampir terjatuh.
"Jadi... kamu seorang pangeran? "
lanjut Thor 💪💪💪😘😘😘