NovelToon NovelToon
Pengasuh Idaman

Pengasuh Idaman

Status: tamat
Genre:Tamat / Anak Genius / Romansa
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Tie tik

Menjadi seorang pengasuh bukanlah mimpi seorang gadis bernama Fina. Apalagi anak yang diasuhnya memiliki tingkah yang berbeda dari anak yang lain. Kesabaran dan ketelatenan Fina dalam merawat anak laki-laki berusia tiga tahun bernama Elza itu, ternyata mampu membuat Benny yang tak lain adalah ayah dari Elza tertarik kepadanya.

Mungkinkah mereka berdua bisa bersatu untuk mengarungi bahtera pernikahan? Atau justru Fina memiliki perasaan kepada pria lain? Lalu bagaimana peran Elza dalam hal ini?

🌹"Jika kamu menolaknya maka hanya ada satu hati yang terluka, tetapi jika kamu menerimanya maka ada dua hati yang terluka, yaitu aku dan anakku." ~Benny Candra Suherman~🌹

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tie tik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ibu-ibu Julid,

"Kita makan di depan yuk!" ajak Fina setelah membawa mangkuk berisi sarapan untuk Elza. Menu pagi ini adalah soto ayam kampung dengan topping telur puyuh. Menurut dewi ini adalah menu favorit Elza.

Setelah drama yang sempat terjadi, akhirnya Elza turun dari gendongan Fina. Dia lebih tenang setelah Fina memberinya pengertian. Tentu ini bukanlah hal yang mudah. Kesabaran pengasuh cantik itu terus diuji oleh Elza.

Awalnya mereka berdua berada di halaman rumah, akan tetapi semakin lama Elza semakin bergerak menuju pagar hitam itu hingga dia keluar ke bahu jalan. Fina membiarkan apa yang sedang dilakukan oleh Elza, dia hanya berjalan mengikuti langkah bocah kecil itu sambil membawa mangkuk berisi makanan yang masih ada.

"Elza, stop!" ujar Fina karena mereka sudah melangkah terlalu jauh, "makan dulu, yuk!" Fina meraih tangan Elza dan segera menyuapkan satu sendok makanan.

"Aku mau ke sana," tunjuk Elza pada kerumunan anak-anak seusianya yang sedang berkumpul bersama ibunya.

"Oke. Tapi makan sekali lagi ya," bujuk Fina sambil tersenyum manis. Elza pun segera membuka mulut saat Fina mengarahkan sendok makan itu ke mulutnya.

Mereka berdua akhirnya berjalan menghampiri anak-anak yang sedang bermain bersama ibunya di depan salah satu rumah tanpa pagar. Namun, baru saja mereka berdua sampai di sana, Fina dikejutkan dengan sikap anak-anak yang ada di sana ketika melihat Elza datang. Mereka menjauh dan bersembunyi di balik badan ibu masing-masing.

"Duh. Ini anak kenapa keluar dari rumah." Ada salah satu wanita yang bergumam lirih. Dia seperti kesal karena kehadiran Elza di sana.

"Mama, aku takut ada Eza," celetuk salah satu anak laki-laki yang bersembunyi di belakang ibunya.

Perasaan tidak nyaman mulai dirasakan Fina ketika melihat tatapan sinis beberapa wanita yang ada di sana, dia tidak enak hati karena sepertinya kehadirannya dan Elza tidak di harapkan di sana.

"Mbak ini siapanya Elza?" tanya wanita yang sedang mengangkat tubuh putranya karena terus merengek ketakutan.

"Saya pengasuh barunya, Bu. Kemarin saya baru datang," jawab Fina dengan ramah.

"Oh, pantesan bocah ini kok tumben keluar dari kandangnya, pengasuhnya baru sih," sahut wanita yang lain. Tatapan terlihat sinis ketika menatap ke arah Elza.

"Memangnya kenapa ya, Bu?" Fina semakin bingung setelah kata-kata pedas dari mereka.

"Elza ini biasanya dikurung di rumah karena pengasuhnya gak sanggup jika mengawasi bocah aneh ini di luar rumah. Lihat saja anak-anak kami langsung takut ketika melihat kehadiran Elza. Mereka semua adalah korban kenakalannya Elza." Wanita tersebut menunjuk beberapa anak yang ada di sana.

Elza menatap tidak suka ke arah wanita yang baru saja berbicara dengan nada sinis kepada Fina. Bocah berusia tiga tahun itu berubah ekspresi dan pada akhirnya tanpa diduga semua orang, Elza memukul paha wanita tersebut dengan keras.

"Aww! Aduh!"

"Elza!" teriak Fina setelah melihat bagaimana Elza bertindak, "gak boleh seperti itu, El!" ujar Fina sambil membungkukkan tubuh dan menatap mata putra Benny itu.

"Maaf ya, Bu. Maaf sekali." Fina tidak enak hati kepada wanita tersebut. Dia hanya bisa minta maaf atas kesalahan Elza.

"Jangan minta maaf! Dia kan jahat Mbak Fina!" sahut Elza seraya menatap Fina.

"Tuh kan! Ini anak emang bikin emosi. Udah sana, bawa pulang jangan diajak kumpul sama anak-anak kami. Dasar bocah nakal!" Wanita yang memiliki rambut keriting itu tega menghardik Elza dengan kata-kata kasar seperti itu.

"Permisi," pamit Fina sebelum membawa Elza pergi dari sana.

Gadis berjilbab itu segera mengangkat tubuh Elza ke dalam gendongannya. Sementara tangan kanannya membawa mangkuk berisi sarapan yang belum habis. Ini adalah yang pertama bagi Fina dihardik oleh orang lain di depan umum. Bukan dia yang dituju oleh wanita berambut keriting tadi, tetapi entah mengapa rasanya begitu sakit, apalagi saat menatap wajah polos Elza yang sedang mengamatinya.

"Jangan menangis," ucap bocah kecil itu.

"Aku mau pukul dia. Tulunkan aku!" ujarnya sambil meronta-ronta dalam dekapan Fina.

"Sudah ya, lebih baik kita pulang saja. Elza gak boleh memukul orang ataupun anak yang lain. Nanti Elza gak punya teman," ucap Fina dengan suara yang bergetar.

"Gak papa. Aku suka sendili," jawab Elza dengan entengnya.

Fina tidak mau melanjutkan pembahasan itu lagi karena dia tidak sanggup untuk berbicara. Jiwa melankolis tengah mempengaruhi perasaannya saat ini. Ada rasa iba ketika melihat wajah tak berdosa yang sangat dekat dengannya itu, karena Fina tahu Elza hanya anak kecil yang belum mengerti kebenaran. Dia hanya belum paham cara bersosial karena belum diajarkan cara yang tepat.

"Papa ...." Elza berteriak setelah sampai di halaman rumah dan melihat Benny tengah meregangkan otot-otot tubuh di teras rumah.

Fina segera menurunkan Elza ketika bocah kecil itu meronta ingin turun. Fina segera mengusap sisa air mata yang menggenang di pelupuk mata. Dia tidak boleh terlihat cengeng di hadapan majikannya karena takut jika Benny tiba-tiba saja memecatnya karena tidak butuh pengasuh cengeng.

"Papa ... Mbak Fina menangis!" Elza mengadu kepada Benny sambil menunjuk Fina yang masih berdiri di halaman rumah.

"Kenapa bisa begitu?" tanya Benny setelah duduk di lantai teras rumah agar sejajar dengan putranya. Dia khawatir jika Fina menangis karena ulah putranya.

"Tadi di sana ada yang malah-malah sama Mbak Fina." Pengakuan Elza berhasil membuat Benny mengalihkan pandangan ke arah Fina.

"Benar begitu, Fin?" tanya Benny dengan tatapan yang tak lepas dari Fina.

"Iya, Pak." Fina mengangguk pelan.

"Apa alasannya?" tanya Benny lagi.

"Papa, tadi orangnya sudah aku pukul kalena jahat. Sepelti ini." Elza memperagakan bagaimana dia memukul ibu-ibu julid yang sempat menghardiknya.

Benny mendesis pelan setelah merasakan pukulan dari putranya sendiri. Kini dia mengerti apa yang membuat Fina menangis. Sebagai orang tua tentu Benny pun tidak terima jika ada orang lain menghardik putranya, tetapi dia pun menyadari bagaimana putranya saat bersosial bersama anak-anak tetangga. Dia pernah melihat sendiri bagaimana Elza memukul teman sebayanya.

"Sebaiknya kamu tidak membawa Elza keluar rumah dan bersosial dengan teman-temannya," ucap Benny sambil menatap Fina, "main di dalam saja lebih aman. Ada beberapa fasilitas yang sudah saya sediakan di rumah ini untuk Elza. Sekarang lebih baik bawa Elza ke dalam." Benny menatap Fina penuh arti.

"Baik, Pak," ucap Fina sambil menganggukkan kepala dengan hormat. Lantas dia segera mengajak Elza masuk ke dalam rumah seperti perintah dari Benny.

Tentu cara didik yang diajarkan Benny sangat bertolak belakang dengan apa yang ada dalam pikiran Fina, karena menurutnya, anak seusia Elza memang harus sering beraktivitas dengan teman sebayanya. Bukan terkurung di dalam rumah dengan handphone canggih yang bisa mempengaruhi pola pikirnya.

"Ya Allah, kenapa rasanya sakit begini sih. Padahal dia bukan siapa-siapa ku, tetapi melihat dia dibentak orang lain kenapa rasanya aku tidak terima," batin Fina saat berjalan di belakang Elza.

...🌹To Be Continue 🌹...

1
Rose Niawati
tambah seru
Fera Nono
mdh" an Fina dan beni segera sehat..sembuh seperti biasa ..dan BS secepat nya bikin adonan baru/Scream/
Fera Nono
ya Allah..ujian nya berar sekali
Fera Nono
pangeran cabul..ga tau tempat..
Fera Nono
mulai unjuk gigi si gadis imut
Fera Nono
dasar duda karatan
Fera Nono
lato lato mas beni pecicilan..ga BS diem..pengen nya main mulu
Fera Nono
kamu hrs banyak belajar Fin...bahkan harus lebih menguasai ranjang..biar si duren makin klepek"/Facepalm/
Fera Nono
/Joyful/
Fera Nono
hahaha..kesandung meja yg kaki nya tumpul
Fera Nono
gagal deh...
Fera Nono
dasar duda...tauu aja trik nya
Fera Nono
pasti ada mau nya tuh
Fera Nono
Aris kalah telak
Fera Nono
waduhh...
Fera Nono
Luar biasa
Fera Nono
El pasti kamu BS meraih simpati calon ibu baru mu
Fera Nono
dilema
Fera Nono
eng ing eng...apa yg akan terjadi??
Fera Nono
maju terus pak Ben
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!