NovelToon NovelToon
MAAFKAN AKU, ISTRIKU

MAAFKAN AKU, ISTRIKU

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Perjodohan / Patahhati / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst
Popularitas:14.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: nazwa talita

Perjuangan Abimanyu untuk mendapatkan kembali cinta Renata, sang istri yang telah berulang kali disakitinya.

Tidak mencintai gadis yang menjadi wasiat terakhir ibunya membuat Abimanyu seringkali menyiksa dan menyakiti hati Renata hingga berkali-kali.

Akankah Bima bisa kembali mendapatkan cinta istrinya? Sementara hati Renata telah mati rasa akibat perbuatan Abimanyu yang telah menyebabkan buah hati dan ibunya meninggal dunia.

"Mas Bima-"

"Panggil aku Tuan seperti biasanya, karena kau hanyalah seorang pembantu di sini!"

"Ta-tapi Mas, kata Nyonya-"

"Ibuku sudah meninggal. Aku menikahimu karena keinginan ibuku, jadi kau jangan berharap dan bermimpi kalau aku akan menuruti keinginan ibuku untuk menjagamu!"

"I-iya, Tu-Tuan ...."

Yuk! Ikutin ceritanya, jangan lupa siapin tisu karena novel ini banyak mengandung bawang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nazwa talita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 MENYURUH IBU PULANG

Setelah insiden Shinta yang merasa mual setelah makan malam, Bima mendatangi Bi Yati dan Renata.

Pria itu menatap tajam ke arah dua orang pembantu yang sebenarnya adalah istri dan mertuanya itu.

"Maafkan saya, Tuan. Saya tidak tahu kalau Nona Shinta tidak menyukai-"

"Sebaiknya besok ibu pulang kampung dan beristirahat di sana."

"Tu-Tuan ...." Bi Yati menatap tak percaya pada Bima.

"Maafkan saya, Bu. Bukan maksud saya mengusir ibu." Laki-laki itu menuntun Bi Yati agar perempuan itu duduk di sofa.

"Usia ibu sudah tidak muda lagi, tenaga ibu juga sudah berkurang, saya ingin ibu menikmati masa tua ibu di kampung, bersama anak-anak ibu yang lain." Suara Bima terdengar lembut, pria yang biasanya memanggil Bi Yati dengan sebutan Bibi itu kini memanggil Bi Yati dengan sebutan Ibu.

"Baiklah! Kalau itu memang maunya Tuan Bima." Tanpa berpikir panjang, Bi Yati langsung mengiyakan kemauan Bima.

Sementara Renata terlihat begitu kaget. Bima memang sudah membahas untuk menyuruh ibunya pulang kampung, tetapi Renata sungguh tidak menduga akan secepat ini.

Dia juga tidak menyangka kalau Bima akan dengan terang-terangan menyuruh ibunya pulang tanpa memedulikan perasaan sang ibu.

"Tapi sebelum pergi, ibu punya satu permintaan sama Tuan Bima-"

"Jangan panggil aku Tuan. Apa ibu lupa kalau saat ini aku adalah ...."

Kata-kata Bima tersangkut di tenggorokan saat dia ingin menyebutkan kalau dirinya adalah suami Renata dan Bi Yati adalah ibu mertuanya.

"Jangan dipaksakan, Nak. Ibu tahu, kamu belum bisa menerima pernikahan ini. Apalagi, ibu dan Renata juga tahu kalau Tu-"

"Bima, Bu," sela Bima.

"Kalau Bima sangat mencintai Nona Shinta," lanjut Bi Yati sambil menatap menantunya itu.

Sementara Bima tertunduk. Tidak tahu apa yang harus dia katakan.

"Tapi kamu dan Renata sudah menikah. Aku harap, kamu tidak mengingkari janjimu pada nyonya besar untuk menjaga Renata." Kedua netra tua Bi Yati masih menatap Bima.

"Ibu mohon, perlakukan Renata dengan baik. Dia juga tidak bersalah. Putriku tidak pernah tahu kalau nyonya besar akan menikahkan dia dengan kamu."

Bima sekuat tenaga menahan amarahnya. Walaupun sebenarnya dia ingin sekali berteriak saat itu juga.

Bima tidak mau rencananya gagal. Kalau Bi Yati sudah pulang kampung, dia akan dengan leluasa menikahi Shinta tanpa harus memikirkan reaksi perempuan paruh baya di depannya ini.

"Tolong jaga Renata, ibu mohon ...." Suara Bi Yati kembali terdengar.

"Ibu ...." Renata tidak kuat melihat sang ibu memohon.

"Jika kamu tidak sanggup menjaganya dan hanya bisa menyakiti dia, kamu bisa mengembalikan Renata pada ibu. Ibu akan menerima putri ibu dengan lapang dada seandainya itu terjadi."

Bima menelan saliva sambil menarik napas dalam-dalam.

Menjaga Renata? Jawabannya adalah tidak!

Mana mungkin di menjaga perempuan yang tiba-tiba masuk ke dalam hidupnya dan merusak semua rencananya?

"Aku akan menjaga Renata sesuai keinginan ibu dan juga wasiat terakhir ibuku," jawab Bima meyakinkan Bi Yati, membuat Renata yang mendengarnya sangat terkejut.

Padahal, tepat di hari pernikahan mereka, pria itu mengatakan kalau dirinya tidak akan memenuhi janjinya pada mendiang nyonya besar.

Pria itu bahkan mengatakan akan menikahi Shinta secepatnya. Namun kini, di hadapan Bi Yati, sang ibu, pria itu mengatakan kalau dirinya akan memenuhi janjinya.

Apa maksudmu sebenarnya Tuan Bima? Apa saat ini kau sedang membohongi ibuku dan memberikan harapan palsu padanya?

Renata masih memperhatikan interaksi antara ibunya dan Bima. Dia ingin tahu, apa yang akan dikatakan Bima di depan ibunya.

"Kalau kamu memang ingin memenuhi permintaan terakhir ibumu, maukah kau meninggalkan Nona Shinta demi bersama Renata sesuai kemauan ibumu?"

Bima tersentak kaget saat dia mendengar ucapan Bi Yati.

Apa-apaan dia ini? Dia menyuruhku meninggalkan Shinta demi perempuan sialan itu?

Bima mengumpat dalam hati.

"Aku akan meninggalkan Shinta secepatnya."

Kedua bola mata Renata membola. Sementara wajah Bi Yati tampak terkejut.

Mereka berdua tidak menyangka mendengar ucapan Bima.

"Tapi untuk sekarang ini, beri aku waktu untuk menjelaskan padanya. Aku dan Shinta saling mencintai. Tidak mudah bagiku dan Shinta melupakan hubungan kami yang sudah terjalin selama bertahun-tahun," jelas Bima menyindir.

"Maafkan ibu. Ibu tidak bermaksud ...." Bi Yati tidak melanjutkan ucapannya.

"Kalau kamu memang tidak bisa, ibu tidak memaksa. Kamu bisa menceraikan Renata dan mengembalikan dia pada ibu."

"Ibu!" seru Renata dan Bima bersamaan.

Bi Yati menghela napas panjang.

"Aku tidak mau mengingkari janjiku pada nyonya besar, Bu. Aku tidak bisa melupakan sorot mata nyonya besar saat dia memintaku memenuhi janjinya."

"Jangan membuatku merasa berdosa dan menyesal karena tidak bisa memenuhi permintaan terakhir nyonya besar, Bu. Aku tidak mau nyonya penasaran di alam sana karena aku mengingkari janjiku padanya."

Bima menatap gadis di depannya itu dengan tatapan tak terbaca.

Semua yang dikatakan gadis itu memang benar. Bima juga tidak mau arwah sang ibu penasaran di alam sana karena dia tidak bisa memenuhi janjinya pada sang ibu.

Namun, Bima juga tidak mau meninggalkan Shinta karena dia sangat mencintai perempuan itu.

Apalagi, saat ini Shinta sedang mengandung calon anaknya, bukti dari buah cinta mereka berdua.

"Aku tidak mungkin meninggalkan Shinta secepatnya, Bu. Aku perlu waktu menjelaskan padanya tentang pernikahan ini."

"Shinta orangnya nekad. Perempuan itu bisa saja menghabisi nyawanya sendiri kalau aku tiba-tiba meninggalkannya." Bima mendramatisir, membuat kedua orang di depannya itu kembali terkejut.

Bi Yati kembali menarik napas panjang. Mereka bertiga terdiam, tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Renata masih sangat penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh Bima.

"Besok aku akan menyuruh orang untuk mengantarkan ibu sampai ke kampung." Kedua netra Bima menatap perempuan paruh baya itu dengan seksama.

Ada rasa tidak dalam hatinya. Apalagi, Bi Yati adalah asisten rumah tangganya dari semenjak dia kecil. Namun, demi kelancaran hubungannya dengan Shinta, dia terpaksa melakukannya.

Meskipun Bi Yati merasa terkejut karena tidak menyangka kalau menantunya akan menyuruhnya pulang secepat itu.

Namun, Bi Yati akhirnya mengangguk membuat Bima tersenyum lega.

"Maafkan aku, Bu. Setelah ibu pulang, aku akan mencari orang untuk menggantikan ibu. Biar Renata tidak lelah mengurus rumah besar ini sendirian." Bima menatap Renata yang masih terdiam.

Bima yakin, perempuan itu sekarang sudah tahu kalau dia sedang membohongi ibunya, karena dia sudah dari awal sudah memberitahu Renata kalau ia akan menikahi Shinta secepatnya.

"Kamu setuju kan, jika aku menyuruh seseorang untuk menggantikan ibu di sini? Aku tidak mau kamu kelelahan karena mengurus semua pekerjaan rumah sendirian."

"Terserah Tuan saja."

"Ren?"

"Maaf, terserah Mas Bima saja." Renata meralat ucapannya. Dia lupa perjanjian tidak tertulis yang sudah ia sepakati bersama pria itu.

Bersambung ....

1
Norma Koelima
milikmu... hahahaha..
Borahe 🍉🧡
EGOISSSSSSS GILA LO
Borahe 🍉🧡
kta seumuran Dok.
Borahe 🍉🧡
aku padamu Aldrian.
Borahe 🍉🧡
Bohong Shin. dia mau ketemu istri pertama nya hohoho
Borahe 🍉🧡
ihh kok gw geli dgn si Bima ini, pen kutabok
Borahe 🍉🧡
ini termasuk talak gak Sih
Borahe 🍉🧡
Gila si Bima
Julia Juliawati
ngelunjak itu namanya udh dimaafkan minta kembali bersama setelah membuat luka yg sangat kejam.
Julia Juliawati
bonyok2 tuh muka si bima
Julia Juliawati
aduh aq gedek banget sm si kepala batu. dia g tau bahasa manusia x ya ngeyel banget
Julia Juliawati
pingin aku tampil kepala, si bima pake palu biar g keras kepalanya. udh tau salah msh ngeselin. dasar kepala batu
Julia Juliawati
Luar biasa
Julia Juliawati
klo udh cerai sm bima jgn smpe rujuk lg ya thor. biarkan renata bahagia bersama pria yg mencintainya
desember
hahahaha lucu sekali kamu bima
Rahman Padaka
ok lanjud
Mom Nazriel
hadehhh,,sama aja ternyata cewe nya sok berani tp mudah d jebak juga,,emang udh bodoh dr awal si renata ttp aja bodoh🤣🤣🤣
Elmi Yunas
penasaran gimana kelanjutan hubungan bian dan renata,pengennya sih bian berhasil meluluhkan hati renata yang telah dibuat bian teramat sakit.
Vitha Vivi
Luar biasa
annethewie
banyak emang sampah yg ga bisa didaur ulang dikasih nyawa ya si sintul ini satunya..mbak di rumah dr umur 13 sampai tua dan akhirnya dipanggil Mak jenab ga pernah kita asal panggil..malah kita takutan ma dia kalau misal taruh baju sembarangan🤪🤪 dan dia yg nentuin menu makan tiap hari dirumah..suka suka dia..kebiasaan dia yg kita paling paham nonton sinetron sembari seterika baju
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!