NovelToon NovelToon
Bringing Back, My Wife

Bringing Back, My Wife

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Penyesalan Suami
Popularitas:7.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lunoxs

Karena satu kesalahannya, Azam harus kehilangan semua yang ia miliki, istri dan keluarga besarnya.

Azam melakukan segala cara untuk kembali meraih apa yang sudah terlepas. Meski jalan yang ia lalui tidak mudah.

Bisakah Azam mendapat semuanya kembali? cinta sang istri dan keutuhan keluarga Malik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BBMW BAB 6 - Sebuah Tawaran

Tiga hari di negara Prancis akhirnya kini Azam kembali ke Indonesia.

Sampai di Jakarta ia disambut dengan para wartawan yang ingin mengulik informasi tentang perceraiannya dengan Bella.

Ben bahkan bersusah payah menghalau para wartawan agar ia dan Azam bisa lewat.

Tuan, bagaimana tanggapan anda tentang gugatan cerai yang diajukan oleh nona Bella?

Tuan, apa rencana anda selanjutnya? apa anda akan menikahi nona Raya?

Tuan, tidakkah anda berusaha rujuk dengan nyonya Bella?

Dan masih banyak lagi pertanyaan yang membuat Azam pusing.

Tuan, kami mohon sedikit saja berikan tanggapan! teriak seorang wartawan.

Namun Azam tetap teguh pada diamnya, ia terus berjalan bersama Ben hingga masuk ke dalam taksi dan pergi dari sana.

Para wartawan tentu saja kecewa usahanya tidak membuahkan hasil. Karena sepatah katapun tidak keluar dari mulut Azam.

Namun mereka tak pantang menyerah, ia terus memburu Azam sebagai bahan berita hangat. Apalagi kini Azam tidak memiliki perlindungan dari Adam.

Maka mereka bebas memberitakan apapun tanpa takut pada sang penguasa, Adam Malik.

Azam dan Ben berpisah di tengah jalan, Ben pulang ke rumahnya sementara Azam pulang ke Bar milik Arnold.

Bar yang kini menjadi rumah untuknya.

Dan betapa terkejutnya Azam saat sampai di Bar sana, dia melihat ada sang ibu, duduk disalah satu kursi Bar.

Sesaat Azam terpaku di tempatnya berdiri. Dan setelahnya ia menghampiri sang ibu dan segera bersimpuh dihadapannya.

"Ibu," lirih Azam, ia menangis di atas pangkuan ibunya, sementara kedua lututnya sudah bertumpu pada lantai.

Hati ibu mana yang tega melihat anaknya luntang lantung sendirian seperti ini. Tak ada satupun keluarga yang mendampingi.

Haura pun merasakan kepedihan yang teramat.

Sama seperti Azam, rasanya kini pun Haura hanya berjalan menggunakan satu kaki. Ia tak sempurna saat anak dan suami bersitegang.

"Sudah Zam, hentikan tangis mu," ucap Haura dengan suaranya yang bergetar.

Ia datang kesini bukan untuk memaafkan Azam ataupun meminta Azam untuk kembali ke rumah mereka.

Haura kesini atas perintah Adam untuk menyampaikan sebuah kesepakatan.

"Bu, aku mohon maafkan aku," ucap Azam lagi, air matanya membuat baju sang ibu sampai basah.

Ingin sekali rasanya Haura memeluk Azam, namun niat itu ia urungkan saat bayangin wajah suaminya terlintas.

"Bangunlah, ada yang ingin ibu bicarakan," balas Haura, ia memegang kedua bahu anaknya dan membantu Azam untuk bangkit. Diam-diam Haura memeluk pelan anaknya, mengobati kerinduan yang belum bisa ia utarakan.

Mendengar ibunya ingin bicara, Azam malah merasa takut. Seolah sesuatu yang lebih buruk dari semuanya akan segera terjadi.

"Dengarkan ibu," kata Haura setelah mereka sama-sama duduk di kursi, duduk saling berhadapan dengan meja bundar sebagai pembatas.

"Ayah Adam memberimu 2 pilihan. Ceraikan Bella baik-baik dan kamu akan kembali memiliki nama Malik, atau tetap menahan Bella jadi istrimu tapi kamu akan melawan ayah Adam dan papa Agra," jelas Haura.

Memang itulah yang ingin ia sampaikan kepada Azam. Adam dilanda kebingungan yang begitu hebat.

Hubungan antara mereka dan keluarga Agra pun semakin merenggang setiap harinya. Andaikan Azam dan Bella berpisah secara baik-baik, mungkin keutuhan keluarga mereka bisa kembali terjalin.

Namun mendengar ucapan sang ibu, Azam seperti tersambar petir. Kenapa seolah-olah di dunia ini semua orang menginginkan ia dan Bella berpisah.

Kenapa ya Allah? kenapa? batin Azam dengan keputusasaan yang terus melanda.

"Kesalahanmu pada Bella adalah kesalahan fatal Zam, bahkan ibu pun tidak bisa memaafkannya, apalagi Bella," jelas Haura lagi, karena Azam hanya diam seribu bahasa.

"Biarkan Bella bahagia tanpa terbayang-bayang sakit yang kamu buat Zam, ceraikan Bella. Lalu setelah itu kita semua bisa kembali berkumpul."

Azam menggelengkan kepalanya saat mendengar ucapan itu. Sampai kapanpun ia tidak akan pernah menceraikan Bella.

"Maaf Bu, aku tidak bisa. Aku tidak akan menceraikan Bella, bahkan jika harus melawan ayah dan papa Agra sekalipun," jawab Azam akhirnya dengan suara yang begitu yakin.

Bella sudah menjadi poros hidupnya, bahkan kini Azam pun rela melepaskan nama Malik demi sang istri.

"Zam, pikirkanlah baik-baik. Apa yang terbaik untukmu, untuk Bella dan keluarga kita."

Hening.

Setelah Haura berucap itu tak ada kata lagi diantara anak dan ibu ini. Keduanya seolah sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Sampai akhirnya Haura pamit untuk pulang. Azam mengantarkan sang ibu hingga masuk ke dalam mobil.

Ibunya memang sudah pergi namun semua ucapan Haura terus terngiang di kepala Azam. Haura pun meminta kepada Azam untuk langsung menyetujui perceraian itu di sidang pertama besok.

Mengingat itu Azam terus menggelengkan kepalanya.

"Tidak, tidak akan, aku tidak akan menceraikan Bella," gumam Azam.

Ia lalu berlari menuju lantai 3 dan masuk ke dalam ruangannya. Tanpa mengistirahatkan tubuhnya dari perjalanan 21 jam di udara ia langsung berkutat di depan komputer.

Menerjemahkan sebanyak-banyaknya buku yang ia bisa untuk mengumpulkan uang yang lebih banyak.

Azam mati matian mengumpulkan uang itu untuk menyewa pengacara sekelas pengacara keluarga Malik, Hotman.

Demi memenangkan sidang yang akan dijalaninya kelak.

Jam tidur Azam berkurang, selain menerjemahkan buku di perpustakaan secara online. Azam juga menjadi penerjemah secara virtual saat ada pertemuan di kedutaan negara Australia.

Azam hanya keluar dari dalam ruangannya saat ia dan Ben pergi ke Malaysia untuk menghadiri pertemuan antar negara di kedutaan Malaysia.

Keahlian bahasa asing Azam langsung menyebar di kalangan atas dengan sangat cepat. Bahkan tak sampai 2 minggu namanya sudah terdengar harum di semua negara.

Bayaran yang diterima Azam pun semakin mahal meski ia hanya menjadi penerjemah bahasa di perjamuan makan malam.

Sampai akhirnya hari yang paling ia benci akan tiba, besok sidang pertama perceraiannya dengan Bella akan di gelar di Pengadilan Agama.

"Aku sangat berharap kamu datang Bell," gumam Azam, lagi... ia melihat kearah dinding kaca di ruangannya, menatap nanar keluar sana seolah melihat Bella.

1
Mutia Sari
bagus
Woro Wardani
Luar biasa
andi hastutty
Bahagia slalu
andi hastutty
Alhamdulillah
andi hastutty
Cie edward lamaran
andi hastutty
Syukurlah raya sadar diri dan meminta maaf
andi hastutty
Ali Playboy turunan dari Amang yuda😂😂😜😜😂
andi hastutty
Hahhaha
andi hastutty
Hamil 1 saja udah was was apalagi klo kembar 3 tidak bisa di pungkiri rasa gelisah yg ada
andi hastutty
Bgi2lah kodrat perempuan harus ikut suami
andi hastutty
Sabar edward
andi hastutty
Ah Ben gercep kali belah duren nya 😂😝🤪😘
andi hastutty
Hahaha jangan menunda Ben meskipun capek hahhaha
andi hastutty
😂😂😂😝😝😝🤪
andi hastutty
Alhamdulillah sah Ben dan fhia
andi hastutty
Cantiknya lampu2nya
andi hastutty
Lama 2 tahun orang sudah kebelet yah edward
andi hastutty
Modus
andi hastutty
Arnold syukur masih punya rem 😂🤭
andi hastutty
Arnold gercep tapi tunggu 2 tahun abang hahhaha
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!