Banyak orang menyatakan cinta itu indah. Apakah cinta LDR-an itu juga indah? Lalu bagaimana jadi nya, jika cinta LDR-an itu tumbuh subur.
Namun akan semakin menyakitkan. Karena realita nya cinta LDR-an tak selama nya indah dan berjalan mulus. Akan banyak batu sandungan dengan kerikil tajam yang menghampiri tuk menguji seberapa besar dan kuat cinta itu bersemayam di hati dua insan yang kini terpisah jarak yang terbentang.
"Tak ada alasan mengapa aku begitu mencintai nya. Tapi yang pasti aku hanya ingin selalu berada di dekat nya dan menjadi bagian dari cerita hidup nya"
Ini lah kisah dan cerita cinta hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Camelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Si Kebo dan Si Mentok
Hai kawan semua... Selamat datang yang baru mampir di rumah Aliyah. Ikuti terus kisah nya ya dan yang sudah mengikuti kisah nya jangan bosen ya.. Semoga tetap suka dan terhibur dengan cerita remehan biskuit ini..
Happy reading kawan..
🍁🍁🍁
"Dasar si kaki jerapah langkah nya cepat banget. Ke mana tuh anak menghilang?." celetuk Riris si bibir sexy dan montok ini.
"Kata nya mau ngajak makan bareng-bareng di kantin, yang pasti mau traktir. Eh malah ngilang duluan bak di telan ombak terdampar di pulau sebrang. Semprull tuh si Aliyah." ucap Riris berapi-api.
"ohh, Aliyah mau traktir kita toh. Waduh rugi besar ini kalau enggak jadi, lumayan irit uang saku nyokap. Harus segera di temukan tuh bocah!." Labibah si gadis yang paling doyan makan di antara empat sekawan menimpali ucapan Riris.
"Huu, si kebo! kalau dengar kata traktir atau barang gratis langsung semangat maju duluan. Hadeeh." sungut Riris lagi.
Doni hanya bisa terkekeh melihat si duo racun sahabat nya, yang sedari tadi beradu mulut. Cuap-cuap saling bersautan enggak ada yang mau mengalah.
"Ayo cepat, kita cari tuh anak! laper nih perut!." pekik Labibah sambil menarik tangan Riris supaya cepat jalan nya.
Sedangkan Doni melenggang santai di belakang duo racun yang tergopoh-gopoh mencari keberadaan si Aliyah.
🍁🍁🍁
Hampir putus asa di tengah jalan si tiga serangkai tiba-tiba terdengar suara krucuk krucuk..
Riris mencari asal suara yang berdendang dangdutan kian kencang. Ia menoleh pada gadis yang bersandar di dinding sambil memegangi perut nya.
"Napa perut kamu, kenceng amat tuh suara." teriak Riris tanpa mengecilkan volume suara nya, sehingga menjadi pusat perhatian mahasiswi yang berpapasan dengan nya.
"Hai, tuh suara bisa pelan dikit kagak sih? Malu di lihatin orang lewat!." omel Labibah sembari melotot ke arah Riris.
"Kenapa?! Kenapa, emang nya malu apa malu-maluin. Salahin noh perut kamu yang enggak bisa di ajak kompromi." kata Riris segera menghampiri Labibah yang cemberut.
Labibah terus aja mengerucut kan bibir nya dan berkacak pinggang.
"Dasar mentok, nyebelin!." sungut Labibah pelan. Namun masih aja bisa terdengar oleh si Riris.
"Eh.. Eh.. kamu bilang apa barusan?! mentok? kamu harus tau ya, aku ini montok dan sexy ya! enak aja di bilang mentok. Dasar kamu tuh yang kebo!." balas Riris enggak trima.
"Sudah-sudah dari tadi aku perhatian kan kalian berdua bencanda muluh." celetuk Doni dengan muka yang tak bersalah.
"What??." teriak Riris dan Labibah kompakan.
"Becanda pala mu peyang, kamu minta di jedotin ke tembok dulu apa, biar sadar." timpal Riris cepat.
Sorry, aku kira kalian becanda, eh.. ternyata lagi genjatan senjata toh." potong Doni sambil lari kabur dari si duo racun, si kebo dan si mentok.
🍁🍁🍁
Setelah ke sana ke mari tidak membuahkan hasil untuk menemukan juga si Aliyah. Akhirnya ketiga sahabat nya itu mengarahkan kaki nya menuju resto siap saji yang berada di sebrang jalan di depan kampus.
Aliyah sedikit tersentak kaget dari lamunan panjang nya, karena gangguan suara berisik obrolan absurd dari tiga serangkai yang langsung menyerbu ke arah Aliyah duduk dengan manis.
Untung aja Aliyah sempat melihat kedatangan ke tiga nya. Sehingga, Aliyah dapat segera menghapus sisa-sisa airmata yang keluar di sudut kedua mata. Tak ingin ke tiga serangkai yang super cerewet tersebut mengetahui kegalauan hati nya saat ini.
Doni menatap intens ke wajah cantik Aliyah yang membuat nya tersenyum. Ada makanan yang masih menempel di ujung bibir Aliyah. Refleks Doni hendak mengusap dengan ibu jarinya. Namun, segera di tepis oleh Aliyah dan mengkaget kan Doni.
"Kamu ngapain, Don?." tanya Aliyah mendelik ke arah Doni karena sikapnya barusan.
"Ada tamu di ujung bibir kamu, tidak di persilakan masuk. Maka nya biar aku bantu menyambut nya." ucap Doni membela diri.
Kening Aliyah langsung berkerut menampilkan garis lurus di kening nya yang mulus tanpa celah. Lalu ia tertawa lepas.
"Ahh, kamu ada-ada saja, Don. Hahahaha. Mana ada tamu di ujung bibirku, yang ada entar jari kamu yang tak mau melepaskan. Jangan bersikap sok manis sama aku. Nanti cewek yang naksir kamu jadi salah faham lho sama kelakuan kamu barusan. Dan aku tidak mau jadi badut korban nya. Cukup perempuan brengsek itu aja yang tega mengorbankan aku." ucap Aliyah menggantung, menimbulkan tanda tanya besar ketiga serangkai sahabat nya.
"Jadi badut? Korban, maksud kamu apa Aliyah?." tanya Riris yang paling penasaran dengan ucapan Aliyah barusan.
"Tak apa-apa, sudah tak usah di bahas lagi. Percuma juga di perpanjangan, itu sudah masa lalu tak usah di ungkit lagi." elak Aliyah yang tak mau meneruskan.
Sebenarnya bukan rahasia umum lagi. Jika Aliyah telah menjadi korban penghianatan yang sadis oleh teman baik nya sendiri di waktu masih duduk di sekolah menengah umum. Persahabatan yang dimulai sejak SMP dan beranggotakan empat cewek, satu cowok tulak lunak yaitu Aliyah, Riris, Labibah, Mia, dan Doni. Namun, di tengah perjalanan Mia malah menikung cowok Aliyah. Mia yang telah menjadi tempat curhatan bagi Aliyah, jika ada masalah dengan cowoknya. Malah berbalik menjelek-jelekkan Aliyah di depan cowok nya, hanya karena sudah sejak lama Mia telah mencintai cowok Aliyah dalam diam.
"Bagaimana perasaanmu, jika temen baik kamu mengambil paksa kekasih kamu? membuat drama kolosal yang lucu untuk di tonton?." tanya Aliyah pada ke tiga sahabat nya.
"Emang masih ada drama kolosal di zaman modern gini?." celetuk Labibah dengan mulut yang masih mengunyah burger.
"Kenapa enggak drama Korea gitu, biar keren dikit." tambah nya lagi.
"Enggak ada masalah, selama kekasih ku tidak membalas perasaan orang yang menyukai dia. Apalagi dengan dalil menjelekkan atau menjatuhkan aku di hadapan kekasih ku." jawab Riris terkekeh.
"Picik aja pikiran cewek itu, katanya temen baik. Kok main embat kekasih temannya." timpal Doni cepat.
"Kan banyak sekarang, Doni. Menikung di perempatan jalan dengan kedok mencintai dalam diam. Walaupun tak kau balas cintaku tak masalah asalkan kau selalu ada di sampingku. Aku sudah merasa bahagia." ujar Aliyah menerawang jauh, mengingat lagi sakit yang telah di torehkan teman nya itu.
"Udahan ah, Enggak usah di ingat lagi si Mia tengil itu. Jadi muak, mengganggu mood makanku." sambar Labibah.
"Apaan enggak mood makan, dari tadi sudah apa aja yang masuk di dalam magic com kamu itu, Labibah." ledek Riris. "Dasar kebo, sudah habis burger, kentang, ice cream, kebab, satu gelas lemon tea masih aja bilang enggak mood makan lah. Enggak berselera lah, aku timpuk bakiak baru sadar kamu." ujar Riris panjang lebar.
Aliyah tidak pernah menyangka aja, jika ia akan menjadi korban drama kolosal cinta dalam diam Mia pada kekasih nya. Selama beberapa minggu Mia berdalih akan pindah sekolah lah, ingin ikut papa nya pindah tugaskan. Ternyata, di balik semua alasan itu, Mia sengaja menjauhi Aliyah hanya ingin merebut kekasih nya, dengan berbagai cara mulai memberikan no WA nya kepada kekasih nya dan seabrek kata-kata yang menjatuhkan Aliyah di depan kekasih nya.
🍁🍁🍁
bersambung...
Bijaklah dalam bertutur kata. Karena apa yang keluar dari mulut kita, akan memperlihatkan sifat pribadi diri kita.
Terimakasih tetap jaga kesehatan. Jangan lupa cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak. Tapi jangan lupa like, komen, rate bintang lima dan favorit buat penambah semangat author nya. 🙏🙏🤗
terus semangat ya u berkarya
God bless always🙏🤗❤️