"Ra, lo liat sahabat lo sakit Ra.. dia kehilangan lo disisinya. Gue nggak tahu kehidupan Gema di hari berikutnya tanpa lo di sisinya... Dia akan menjadi manusia versi apa, gue tahu lo capek, lo sakit, lo menderita dan lo pilih pergi dari neraka ini, keputusan lo tepat ra.."
"Tapi bagi Gema itu semua nggak tepat, dia akan jauh lebih sakit ketika lo nggak ada di sisinya lagi. Gue berharap Gema bisa menjalani hari - hari selanjutnya tanpa lo walaupun itu mustahil, dan gue berharap lo disana bahagia Ra... Dan sering - sering untuk datang ke mimpinya Gema Ra"
" Selamat tinggal Tiara Arabella.."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonya_860, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 05
Ceklek,
Setelah sekian lama menunggu akhirnya pintu ruangan tersebut terbuka, dan menampilkan dokter serta perawat yang keluar dari rungan.
Gema dan temannya langsung berjalan mendekati dokter tersebut.
"Dok, gimana kondisi sahabat saya dok? Dia baik - baik aja kan?" cerca Gema.
Dokter memandang Gema lama hingga menghembuskan nafasnya kasar.
"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan nyawa pasien, namun pasien atas nama Tiara tidak bisa kami selamatkan. Pasien kekurangan banyak darah dan lagi penyakit leukemia yang di derita sudah masuk tahap akhir. Dengan berat hati pasien atas nama Tiara telah meninggal pada hari Selasa, 21 November 2024 jam 20.55 WIB."
"Me— meninggal?? leukemia?? Hahaha dokter lagi bercanda ya? Nggk lucu bercandanya dok! Dokter pasti bohong kan? Jawab dok!!"
Sang dokter hanya mengelengkan kepalanya berulang kali,
Gema mengelengkan kepalanya tak percaya, dirinya langsung menerobos masuk kedalam ruangan Tiara. Hal yang pertama kali dirinya lihat adalah sahabatnya yang terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan wajah pucat pasi.
Dengan langkah yang terasa berat seperti menahan bongkahan batu basar, Gema berjalan mendekati ranjang Tiara. Setelah sampai di sisi Tiara dia langsung mengenggam tanggan Tiara erat.
Dingin,
Satu kata saat tanggan mengenggam tangan kecil Tiara.
"Ra.. Lo denger gue kan Ra??" Gema terisak kecil dengan mata memandang wajah Tiara yang menutup matanya.
"Ra ayo buktiin kalau yang di bilang dokter itu bohong Ra, Ayo bangun Ra!"
"Lo udah janji nggak bakal ninggalin gue Ra! Sekarang gue tagih janji itu Ra! Ayo bangun hiks.."
"Ah gue tahu lo lagi bohongkan? gue kan karena besok gue ulang tahun?? Iya kan Ra?"
"Ra? Kenapa lo bohong sama gue? Kenapa lo nggak kasih tahu gue kalau lo punya penyakit leukemia Ra? KENAPA?!"
"Gue ngangep elo sebagai sahabat dan adik gue Ra! Tapi kenapa lo sembunyiin ini semua dari gue Ra hiks.. Jadi ini alasan kenapa lo sering pucat dan lelah Ra? Leukemia!! Hiks.. Hiks.. Gue kaya orang bodoh Ra, gue sahabat yang bodoh Ra! Gue nggak tau hal sebesar ini hiks..."
"Dra, Tiara masih hidup kan Dra? Dokter tadi bohongin kita kan?!"
"Gem, yang sabar" lirih Andra menatap Gema sendu, dia juga sedih kehilangan teman perempuannya.
Dan Gema?
Dia jauh lebih sedih karena dia kehilangan sahabat terbaik dan adiknya, yang selalu ada disaat dirinya membutuhkan.
“Ihh Gema!! Balikin es krim gue! Itu punya gue!”
“Ini punya lo? Tapi sorry sekang ini es krim punya gue, ”
“Jangan lari lo Gema!! Gue pukul lo lama - lama ngeselin banget sih!”
"Arghh Gema... Gue kangen banget sama lo tahu!"
“Ra! Biasa aja donk meluk nya sesek ini gue!”
“Ya sorry nama nya juga kangen, gimana lo bawain gue oleh - oleh nggak?”
"Oleh - oleh mulu pikiran lo Ra,"
“Ck, dasar Gema pelit!!”
“Ngapain itu bibir di majuin kek bebek gitu?”
“Tau ah Gema ngeselin!”
“Gema jelek kek monyet!”
“GEMA RARA KANGEN...”
Pelukan, senyuman, rengekan, wajah marah Tiara semuanya ada di dalam bayang - bayang kepala Gema semua nya seperti kaset rusak,
Mereka bilang persahabatan antara laki - laki dan perempuan tidak ada yang abadi, namun Tiara dan Gema?
Mereka sahabat sejati dari kecil hingga mereka dewasa, tidak ada yang menaruh rasa di antara keduanya. Mereka saling menyayangi bagaikan sahabat, keluarga dan adik kakak.
Mungkin di rumah Tiara tidak sepesial dia hanya anak untuk menghasilkan uang, namun di keluarga Gema, Tiara adalah anak perempuan yang kuat.
" Ra lo masih denger gue kan! Ayo bangun!!"
"Nggak usah bercanda Tiara ayo bangun!! Becanda lo nggak lucu!!"
"Tadi lo bilang mau tidur Tiara tapi kenapa lo nggak bangun - bangun? Ayo bangun! Gue nggak ngizinin lo buat tidur selamanya Tiara!" teriak Gema
"Gem, gue mohon ikhlasin Tiara.. Dia udah nggak capek lagi, dia udah nggak ngerasain sakit lagi. Dia udah bebas Gema.." lirih Andra memandang sendu Gema yang frustasi.
"Ra, lo liat sahabat lo sakit Ra.. dia kehilangan lo disisinya. Gue nggak tahu kehidupan Gema di hari berikutnya tanpa lo di sisinya... Dia akan menjadi manusia versi apa, gue tahu lo capek, lo sakit, lo menderita dan lo pilih pergi dari neraka ini keputusan lo tepat ra.." Batin Andra
"Tapi bagi Gema itu semua nggak tepat, dia akan jauh lebih sakit ketika lo nggak ada di sisinya lagi. Gue berharap Gema bisa menjalani hari - hari selanjutnya tanpa lo walaupun itu mustahil, dan gue berharap lo disana bahagia Ra... Dan sering - sering untuk datang ke mimpinya Gema Ra" lanjut Andra
" Selamat tinggal Tiara Arabella.." lirih Andra memandang sendu jasad Tiara dengan air mata yang menetes.
"GUE NGGAK IZININ LO NINGGALIN GUE RA! GUE NGGAK IZININ!!"
"BANGUN TIARA ARABELLA!!"
"GUE BENCI LO TIARA! GUE BENCI LO hiks...."
"Lo jahat Tiara!" Gema berteriak frustasi kepada Tiara, air matanya tambah mengalir dengan deras.
Dia tak rela sahabatnya meninggalkan dirinya secepat ini. Ini semua seperti mimpi, fatamorgana, semu...
Dia berharap dia segera bangun dari mimpi buruk ini,
"ARGGHHH!!!!"
Kini sahabat yang diri nya sudah anggap seperti adik nya sendiri kini pergi meninggalkan nya seorang diri dengan luka yang mendalam,
...See you.. Tiara Arabella,...
Datang tanpa di undang pulang tanpa pamit, kisah kehidupan yang pahit dan akhir dari kata persahabatan, Tiara memang tak lagi merasakan sakit namun Gema yang merasakan kehilangan..