NovelToon NovelToon
Sang Penyelamat

Sang Penyelamat

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyelamat / Dokter Genius
Popularitas:45.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Irsyad mendapat tugas sulit menjadikan Bandung Medical Center sebagai rumah sakit pusat trauma di Bandung Timur.

Kondisi rumah sakit yang nyaris bangkrut, sistem yang carut marut dan kurangnya SDM membuat Irsyad harus berjuang ekstra keras menyelesaikan tugasnya.

Belum lagi dia harus berhadapan dengan Handaru, dokter bedah senior yang pernah memiliki sejarah buruk dengannya.

Bersama dengan Emir, Irsyad menjadi garda terdepan menangani pasien di Instalasi Gawat Darurat.

Terkadang mereka harus memilih, antara nyawa pasien atau tunduk dengan sistem yang bobrok.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Code Blue

Keduanya melangkahkan kaki mendekati gedung rumah sakit. Mereka memilih masuk melalui IGD, karena di tempat itu keduanya akan bertugas. Namun sebelum memasuki IGD, lebih dulu Irsyad menuju bangunan lain yang tepat berada di samping IGD. Bangunan tersebut masih dalam tahap pembangunan akhir.

Sejatinya bangunan ini akan menjadi bagian IGD. Proyek perluasan IGD sudah direncanakan sejak setahun yang lalu. Namun sejak kasus korupsi besar-besaran di rumah sakit ini, membuat proyek pembangunan terhenti. Baru sebulan yang lalu pembangunan dilanjutkan setelah yayasan Qurota’ayyun mengucurkan investasi pada rumah sakit ini.

“Pak Dodi,” panggil Irsyad pada mandor proyek. Dia sudah mengenal mandor tersebut. Tenaganya memang sering digunakan untuk proyek yang berkaitan dengan yayasan Qurota’ayyun.

“Dokter Irsyad. Kok di sini?”

“Saya bertugas di sini sekarang. Bagaimana pembangunannya? Apa ada masalah dengan material yang digunakan sebelumnya?”

“Tidak ada, dok. Saya sudah memeriksa semuanya. Semua bahan yang digunakan sesuai dengan standar, tidak ada yang dikurangi.”

“Syukurlah. Kira-kira kapan bangunan ini selesai?”

“Ketika kami datang, pembangunan memang sudah selesai 60%. Kami hanya tinggal meneruskan saja. Kalau tidak ada halangan, bulan depan bangunan sudah siap digunakan. Tiga hari lagi kami akan membobol tembok, membuat jalan penghubung dengan IGD.”

“Oke, Pak. Saya masuk dulu.”

Kepala Dodi hanya mengangguk saja. Selesai berbicara dengan pria itu, Irsyad dan Emir melanjutkan langkahnya memasuki IGD. Suasana di IGD bisa dibilang cukup sepi. Hanya ada satu pasien saja yang tengah mendapatkan penanganan. Mata Irsyad mengedar, seolah tengah memindai apa saja yang ada di IGD ini.

Sebuah nurse station berada tak jauh dari pintu masuk. Kemudian di sisi kiri terdapat enam ranjang pemeriksaan yang dibatasi oleh tirai. Lalu di bagian depan Irsyad sampai ke sisi kanan terdapat lima ruang tindakan. Dinding depan dan pintu ruang tindakan terbuat dari kaca. Pintu yang digunakan adalah pintu geser.

Kemudian di sana juga terdapat ruangan yang berisi peralatan medis yang diperlukan di IGD. Satu ruangan lagi adalah tempat penyimpanan obat.

Tidak ada yang curiga dengan kedatangan Irsyad dan Emir, mereka hanya menganggap kalau kedua pria tampan itu hanyalah pengunjung rumah sakit.

Irsyad mengeluarkan ponselnya ketika merasakan benda pipih persegi itu bergetar. Sebuah pesan dari Dadvar masuk.

[Seragam dan ID buat Abang, Emir dan Ekon sudah ada di loker masing-masing.]

[Oke.]

[Sebentar lagi korban kecelakaan di tol Purbaleunyi akan masuk.]

Setelah membaca pesan terakhir, Irsyad segera mengajak Emir menuju ruang ganti. Sambil berjalan Irsyad mengatakan kabar yang diberikan adiknya.

“Kapan Ekon akan bergabung?” tanya Emir sambil memakai baju jaga atau scrub.

Scrub atau baju jaga adalah seragam yang digunakan oleh petugas medis. Seragam ini juga sering disebut dengan istilah baju OKA. Baju yang dikenakan terdiri dari atasan dan bawahan dengan model simple, agar penggunanya nyaman ketika sedang bergerak.

"Besok bersama dokter magang dan koas."

Dalam waktu singkat baju jaga warna biru muda sudah melekat di tubuh keduanya. Bergegas mereka menuju IGD.

Sementara itu di IGD, suster kepala IGD, suster Farah baru saja menerima panggilan. Sejumlah korban kecelakaan di ruas tol Purbaleunyi akan dibawa ke Bandung Medical Center.

“Korban kecelakaan ruas tol Purbaleunyi sedang dalam perjalanan kemari. Total korban ada 35 orang dan semuanya dibawa ke sini.”

Suster Farah memberikan pengumuman dan sontak membuat terkejut semua petugas medis di IGD. Semuanya langsung bersiap menyambut pasien. Lima ruang tindakan segera dipersiapkan. Pasien yang tadi mendapat perawatan dipulangkan karena kondisinya sudah stabil. Semua ranjang pemeriksaan dikosongkan untuk menyambut kedatangan pasien.

Perawat dari bagian lain dipanggil ke IGD karena jumlah pasien yang datang cukup banyak. Bukan itu saja, dokter yang saat itu bertugas juga bergegas menuju IGD. Mereka menunggu di depan pintu IGD. Irsyad dan Emir pun sudah sampai di IGD dan langsung bergabung dengan yang lain.

“Korban kecelakaan rombongan dari mana?” tanya Nayraya pada Farah.

Nayraya termasuk perawat senior di BMC, walau usianya sekarang baru 26 tahun. Sejak lulus sekolah perawat, Nayraya langsung bekerja di BMC. Selain bekerja, dia juga kuliah keperawatan melalui jalur beasiswa yang diterima dari BMC. Usai mendapatkan sarjana keperawatan, Nayraya kembali menjalani pendidkan profesi perawat selama setahun. Total dia sudah bekerja di BMC selama delapan tahun.

“Rombongan study tour.”

“Bukannya di Jawa Barat sudah ada larangan study tour?”

“Ini rombongan sekolah dari Tangerang.”

Perbincangan Farah dan Nayraya sempat terdengar oleh Irsyad dan menarik perhatian pria itu. Bergegas pria itu mendekati Farah.

“Suster Farah!” panggil Irsyad.

“Ya,” pandangan Farah langsung tertuju pada nametag yang tergantung di seragam Irsyad. Dia memang sudah diberitahu kalau IGD akan kedatangan dokter baru hari ini. Wanita itu langsung menebak kalau Irsyad adalah dokter tersebut.

“Irsyad,” Irsyad segera memperkenalkan diri.

“Selamat datang dokter Irsyad.”

“Tolong kumpulkan semua personil. Ada yang mau saya sampaikan.”

“Baik, dok.”

Dengan cepat Farah mengumpulkan semua petugas medis yang sudah berkumpul di IGD. Irsyad harus memperkenalkan diri dan membagi tugas dengan cepat karena pasien akan datang sebentar lagi.

“Saya Irsyad, dokter bedah trauma yang mulai bertugas di sini hari ini. Dan untuk hari ini, saya yang akan mengambil alih kendali di sini.”

Semuanya saling pandang satu sama lain. Sebelumnya mereka tidak pernah mendengar kalau rumah sakit akan kedatangan personil baru.

“Siapa penanggung jawab IGD sebelumnya?”

“Dokter Ilham. Tapi sekarang dokter Ilham sedang menjalani perawatan. Sementara IGD berada di bawah tanggung jawab Gusti.”

“Gusti, R4 spesialis emergensi,” dokter bernama Gusti mendekat lalu memperkenalkan diri.

“Kamu berjaga di dekat pintu masuk. Semua korban dibawa ke sini dan kita kekurangan personil juga tempat untuk menampung pasien. Aku mau kamu melakukan triase. Pasien dengan luka berat langsung dibawa ke ruang tindakan. Pasien dengan cedera sedang, dia ranjang, sementara cedera ringan bisa ditempatkan di lorong. Untuk yang lain, siapkan semua peralatan yang diperlukan. Dan bersiap menerima pasien.”

“Baik, dok,” jawab semuanya.

“Go.. Go.. Go..!!”

Semuanya langsung bergerak mengikuti arahan Irsyad. Gusti berdiri di dekat pintu masuk. Bersiap melakukan tugasnya, memilah pasien yang datang sesuai dengan cedera yang dialami.

Tak berselang lama, lima buah ambulans masuk berturut-turut ke pelataran rumah sakit. Berturut-turut pasien diturunkan. Petugas medis yang mengevakuasi mendorong masuk brankar sambil mengatakan kondisi pasien.

Lima pasien yang datang mengalami luka berat dan langsung diarahkan ke ruang tindakan. Irsyad mengalungkan stetoskop di lehernya kemudian menuju ruang tindakan. Di belakangnya Emir menyusul. Pria itu menuju ruang tindakan lain. Sementara Gusti mulai melakukan triase dibantu dokter lain.

Suasana IGD yang semula tenang, langsung menjadi riuh. Farah dan Nayraya tak henti bergerak untuk menangani pasien. Farah mengarahkan Nayraya menuju ruang tindakan untuk membantu Irsyad. Ketika masuk, pria itu tengah menangani pasien yang mengalami luka di memar di bagian dada.

“Siapa nama mu?” tanya Irsyad pada anak berusia tiga belas tahun yang berbaring di ranjang.

“Gama.”

“Apa yang kamu rasakan, Gama?”

“Dada ku, sakit. aku terbentur kursi saat bus terguling.”

“Apa kamu masih bisa bernafas dengan normal?”

“Sedikit.”

Irsyad mengangkat kaos Gama kemudian memeriksa dada anak itu dengan stetoskop. Dia memegang dada Gama, anak itu nampak meringis ketika Irsyad menekan pelan dadanya.

“Kemungkinan dia mengalami pnemothorax. Segera lakuan CT dan bawa kembali ke sini.”

Nayraya segera membawa pasien untuk dilakukan pindai CT. Irsyad kembali berpindah ke ruang tindakan nomor dua. Di sana, Reynand, dokter residen internis tahun ketiga sedang menangani pasien.

“Bagaimana status pasien?”

“Pasien berusia tiga belas tahun. Mengalami luka robekan di paha dan juga samping perutnya. Robekan di sisi perut tidak terlalu dalam, hanya luka di paha yang cukup parah. Sudah diberikan cairan IV dan juga transfusi darah.”

“Hai, siapa nama mu?” tanya Irsyad.

“Naura.”

“Naura, nama yang cantik seperti orangnya.”

“Aku takut.”

“Jangan takut, oke.”

Irsyad memperlihatkan senyum manisnya, membuat anak bernama Naura itu ikut tersenyum Irsyad segera memakai maskernya lalu memeriksa luka di bagian paha. Pria itu menutup dengan perban yang diikat dengan turniket. Kemudian memeriksa luka di bagian sisi perut.

“Naura, di mana kamu tinggal?”

“Ciputat.”

“Apa orang tua mu sudah tahu kalau kamu mengalami kecelakaan?”

“Tidak tahu.”

“Dia harus segera dioperasi. Segera siapkan ruang operasi dan minta dokter anestesi bersiap,” Irsyad berbicara dengan suster yang membantunya.

“Baik, dok.”

“Segera hubungi orang tua Naura dan minta persetujuannya untuk operasi.”

“Baik, dok.”

Sambil menunggu persiapan untuk operasi Naura, Irsyad bermaksud keluar dari ruangan, namun tangan Naura menahannya.

“Dokter, jangan pergi.”

“Aku harus memeriksa teman-teman mu yang lain. Nanti aku kembali ke sini.”

“Dokter Irsyad harus memeriksa teman-teman mu. Aku yang akan menemani mu di sini, oke?” bujuk Reynand.

Kepala Naura mengangguk pelan. Irsyad segera keluar dari ruang tindakan dua. Saat akan menuju ruang nomor tiga, terdengar teriakan dari ruangan lima.

“Code blue!!”

***

Code Blue itu kode di rumah sakit untuk pasien yang mengalami darurat medis seperti henti jantung atau henti nafas. Saat code Blue diaktifkan, petugas medis akan datang dengan membawa peralatan yang digunakan untuk memberikan pertolongan pada pasien. Demikian sekilas info.

BTW besok aku libur🤗

1
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Emang bisa 🤪
Paula Abdul
weww..... semoga op nya lancar ga ada kesalahan, kekeliruan, kecerobohan dari dokter Handaru, dah cukup pasien yg meninggal karenanya biar julukan hodadnya ga melekat abadi
Paula Abdul
wkwkwkwkwk....
yg ada pasien bedah kecantikan malah jadi pasien bedah jantung n jadi pasien kejiwaan gegara liat pasien lain yg masuk IGD dengan kondisinya beneran gawat n darurat juga bikin yg liat stress 😂😂
tehNci
Hampir nahan nafas saat menghadapi ketegangan di ruang IGD. Untung akutuh bukan tenang medis,.jadi kekacauan dan ketegangan seperti tadi tidak akan kualami.. Alhamdulillah 😅
Miroh Jasseem
😍😍😍😍😍😍
Nabila hasir
tegang padahal cuman baca. tapi situasi di igd ikut terbayangkan betapa riweh dan rame ruangan igd.
Nabila hasir
wes lihat dengan matamu sentanu🤣🤣
Nabila hasir
waduh handaru kok lagi masuk ruang operasi. ntar ada yg di salahkan lagi lho ya
dewi rofiqoh
Handaru mau ikut mengoperasi pasien lagi? Semoga tidak ter apa-apa 🤲🤲
choowie
hahahah...makanya mikir sebelum mengambil keputusan
choowie
nah gini baru benar
Nabila hasir
handaru ma sentanu kamu berhadapan ma turunan keluarga hikmat dan Ramadan
Safitri Agus
hodad turun tangan juga akhirnya semoga saja lancar operasinya,
Safitri Agus
haduh lemes aku gak kuat lihat darah 😵‍💫
Safitri Agus
Innalillahi
Safitri Agus
tau gini gak usah kerja sama dgn Sentanu🤦
☠ᵏᵋᶜᶟAnnelieseᵇᵃˢᵉ
si sentanu baru sadar setelah melihat keadaan IGD sebenarnya klo kedatangan pasien banyak ya,nah Handaru kembali ke meja operasi lgi apa akan ada yg menghentikan nya atau ada insiden lain ya
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
awas gagal lagi/Frown//Frown/
@☘𝓡𝓳IႶძiჁმ
haben nagen ge yakin lah bakal kalah kamu mah ...gk kuat lawan Irsyad 😏
Teti Usmayanti
waduh Handaru masuk ruangan operasi lg, jgn2 nanti pasien mati lg secara Khan km suka malpraktek.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!