Jian Wuyou adalah"Jenius Seribu Tahun"yang dielu-elukan,hingga sebuah pengkhianatan keji dari sekte dan sahabat terdekatnya merenggut segalanya. Dituduh mencuri artefak suci, ia dihina di depan umum, kehilangan lengan kanan andalannya, dan dilempar ke Jurang Pembuangan untuk membusuk.
Namun, di kedalaman jurang, keputusasaan Wuyou mengkristal menjadi dendam yang membara. Dengan satu tangan yang tersisa dan ditemani pedang karatan yang memalukan, ia melakukan hal yang mustahil: memindahkan inti Dantian ke lengan kirinya, terlahir kembali sebagai kultivator di Tahap Penyatuan Roh.
Kini, dengan wajah renta, tekad baja, dan julukan barunya yang mematikan,'Hantu Pedang',Wuyou memulai perjalanan balas dendamnya. Dunia kultivasi akan segera mengetahui bahwa seorang Dewa Pedang tidak membutuhkan kedua tangan untuk menebas langit.
Ikuti kisah Jian Wuyou saat ia mengungkap konspirasi besar di balik pengkhianatannya dan menuntut darah dari setiap orang yang pernah menertawakan kejatuhannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2: Tendangan paling mematikan
"Aku menyerah, Yu Xin! Aku sungguh lelah." seru Jian Wuyou, suaranya sedikit serak karena kehabisan napas yang lebih disebabkan oleh tawa riang daripada latihan pedang yang keras.
Ia akhirnya berhenti berlari. Ia bersandar pada batang pohon bambu raksasa, merasakan dinginnya kulit pohon itu di punggungnya. Kejar-kejaran yang menyenangkan itu, meskipun hanya permainan, telah menguras Inti Qi-nya karena ia berlari dengan kecepatan penuh. Ia merasa lebih baik menyerah daripada terus bermain kucing-kucingan yang tak berujung.
Ketika ia berbalik untuk mencari Yu Xin, gadis itu sudah tidak ada.
"Ke mana perginya dia? Jangan bilang dia tidak mengejarku." gumam Jian Wuyou, mengernyitkan dahi. Ia melongok ke belakang, menelusuri jalur berliku yang ia lewati.
Saat itulah ia menyadari betapa jauh ia telah bergerak. Hutan bambu yang lebat di sekitarnya kini mulai menipis, berganti dengan pepohonan lain yang menandakan perbatasan Sekte Pedang Giok. Di kejauhan, ia bisa melihat atap-atap lusuh dari desa di kaki gunung, tempat ia dulu ditemukan.
Aku baru saja berlari hampir dua kilometer tanpa sadar, pikirnya. Ini adalah bukti kekuatan kakinya dan penguasaan teknik gerakan Langkah Bayangan yang ia miliki, namun juga menunjukkan betapa rentannya ia ketika pikirannya teralihkan.
Jian Wuyou tidak membuang waktu. Ia melompat cepat. Menggunakan teknik gerakannya, ia melesat naik, kakinya menjejak lembut dari satu dahan pohon ke dahan pohon lainnya, melompat di udara dengan keanggunan seekor elang. Dalam sekejap mata, ia sudah kembali berada di pertengahan jalur menuju gerbang Sekte Pedang Giok.
Dari atas dahan pohon yang sangat tinggi, Jian Wuyou mengamati ke bawah. Di sana, ia melihat Yu Xin.
Sahabatnya itu sedang berjalan kaki dengan langkah gontai menuju gerbang sekte. Bahunya membungkuk dan ia tampak lesu.
"Dasar anak itu! Bisa-bisanya dia menghilang secepat itu. Menyebalkan sekali! Dia pikir dia bisa lolos hanya karena dia jenius pedang?" Yu Xin menggerutu kesal, mengipas wajahnya yang berkeringat dengan tangannya. Kekesalannya karena ditinggal lari terlihat jelas.
Melihat kesempatan sempurna ini, seringai nakal yang jarang ia tunjukkan muncul di wajah Jian Wuyou. Ini adalah momen langka ketika ia, sang 'Patung Es Berjalan', bisa menunjukkan sisi kekanak-kanakannya.
Ia melesat turun dengan kecepatan mematikan, mendarat tanpa suara persis di belakang punggung Yu Xin. Ia menahan napas, menikmati antisipasi teriakannya.
"Hei, gadis bar-bar!" Ia berbisik nyaring, bertujuan untuk membuat Yu Xin melompat ketakutan dan lari.
PLAK! KRAK!
Bukannya melompat ketakutan, Yu Xin justru menunjukkan reaksi yang sama sekali tidak terduga—sebuah refleks murni yang dipicu oleh naluri bertahan hidup seorang pejuang tingkat Arus Qi tahap akhir.
Dalam satu gerakan yang cepat, ia berputar balik. Tangan kanannya yang kokoh secara otomatis menyabet mendatar, menghantam tepat di ulu hati Jian Wuyou. Pada saat yang sama, lututnya melayang naik dengan presisi brutal, mengincar sasaran yang paling vital bagi seorang pria.
Jian Wuyou, yang berpikir Yu Xin pasti akan terkejut, telah mengendurkan semua pertahanannya. Ia sama sekali tidak menduga serangan balasan yang datang secepat sambaran petir itu. Dia lupa: Yu Xin bukanlah gadis pada umumnya. Dia adalah 'gadis bar-bar' yang tangguh.
Dunia Jian Wuyou langsung berputar, pecah, dan hancur dalam sekejap.
Dampak dari lutut itu melepaskan badai rasa sakit yang melumpuhkan, menyedot semua Qi di tubuhnya dan memusatkannya ke satu titik penderitaan. Ia langsung terkapar di tanah, napasnya tersentak, seperti ikan yang ditarik keluar dari air. Kedua tangannya mencengkeram erat alat vitalnya yang malang.
"AAAAAARRGGGHH! Aaa... A-aku... mati!" Sebuah erangan kesakitan yang memilukan lolos dari tenggorokannya. Air liur menetes dari sudut mulutnya yang menganga. Matanya melotot liar, dan wajahnya yang tadinya tampan kini pucat pasi seolah kehabisan darah.
Rasa sakit itu begitu luar biasa, seolah seluruh inti kultivasinya dicabut. Pikiran rasionalnya terputus.
"Ini karma! Karma karena memanggilnya gadis bar-bar! Nasib seorang jenius yang akan punah karena serangan lutut!" batinnya meracau. "Pedang apa yang bisa kubuat jika aku tidak punya keturunan?! Puncak Abadi terasa sangat jauh!"
Melihat sahabatnya yang biasanya tenang dan berwibawa kini terkapar berguling-guling seperti anak kecil, Yu Xin sangat terkejut. Semua kekesalannya menguap, digantikan oleh kepanikan yang luar biasa.
"Jian Wuyou! M-maafkan aku! Aku bersumpah aku tidak sengaja!" Yu Xin dengan cepat berjongkok di sampingnya, mencoba menyentuh bahunya.
"J-jangan sentuh aku!" Jian Wuyou mendesis, suaranya bergetar menahan tangis. "D-dunia... ini sudah... berakhir... untukku!"
"Jangan bicara aneh-aneh! Bangun! Aku hanya refleks! Aku pikir itu babi hutan, atau... atau Xiao Chen yang akhir-akhir ini suka menggangguku!" Yu Xin mulai menangis kecil, rasa bersalahnya tulus. "Aku akan memanggil Pemimpin Sekte!"
"J-jangan! Itu akan lebih memalukan daripada kehilangan... masa depan." kata Jian Wuyou, mencoba mengatur napasnya yang tercekat. Ia memaksa dirinya duduk, bersandar di pohon bambu yang kini terasa seperti satu-satunya penopang kehidupan.
Yu Xin segera meraih kantong perbekalannya, mengeluarkan sebuah Pil Penenang Qi berharga yang seharusnya ia gunakan untuk kultivasinya sendiri.
"Ini! Cepat telan! Itu akan menenangkan meridianmu dan mengurangi rasa sakitnya." desaknya.
Jian Wuyou mengambil pil itu dengan tangan gemetar dan menelannya. Perlahan, rasa sakit yang mematikan mulai surut, digantikan oleh nyeri yang hebat namun tertahankan.
Ia menatap Yu Xin. Mata gadis itu berkaca-kaca, dan wajahnya dipenuhi rasa bersalah yang dalam.
"Aku... aku tidak apa-apa," katanya serak, sedikit tersipu karena malu. "Hanya... terkejut. Kenapa refleksmu harus secepat itu, Yu Xin?"
Yu Xin menghapus air matanya dengan punggung tangan. "Aku selalu siap siaga! Entah kenapa akhir-akhir ini Aku sering diusili oleh tiga anak jahat dari Pemimpin Sekte, Xiao Chen, Xiao Coi, dan Xiao Chi! Aku harus selalu siap menyerang balik jika terpaksa!"
Jian Wuyou menghela napas, rasa sakitnya kini didominasi oleh rasa malu. "Jadi, aku disamakan dengan tiga lalat itu?"
"Tidak! Lebih buruk!" Yu Xin tiba-tiba cemberut. "Aku mengira kau adalah Xiao Chen. Dia yang paling menyebalkan!"
Setelah ini, Yu Xin berniat membawa Jian Wuyou ke tabib untuk segera mengkebiri Jian Wuyou.