NovelToon NovelToon
Dendam Putri Pengganti

Dendam Putri Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu / Balas dendam pengganti / Romansa / Mengubah Takdir
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: eka zeya257

Asa terkejut saat membuka matanya semua orang justru memanggilnya dengan nama Zia Anggelina, sosok tokoh jahat dalam sebuah novel best seller yang menjadi trending topik paling di benci seluruh pembaca novel.

Zia kehilangan kasih sayang orang tua serta kekasihnya, semua terjadi setelah adiknya lahir. Zia bukanlah anak kandung, melainkan anak angkat keluarga Leander.

Asa yang menempati raga Zia tidak ingin hal menyedihkan itu terjadi padanya. Dia bertekad untuk melawan alur cerita aslinya, agar bisa mendapat akhir yang bahagia.

Akankah Asa mampu memerankan karakter Zia dan menghindari kematian tragisnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eka zeya257, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 05

"Zia," Maddy terkejut.

Di antara banyak hal yang Maddy inginkan, salah satunya adalah ingin mendengar kalimat seperti ini dari sahabatnya. Ia tahu betapa Zia sangat mencintai Arza, sangat sulit membuat Zia berhenti dan menyadari bahwa Arza tidak akan pernah menoleh padanya.

Sahabatnya akan pura-pura tuli dan buta ketika Arza mengeluarkan omongan menyakitkan perihal ia sangat tidak menyukai Zia.

Sekarang ketika mendengar Zia berkata demikian, Maddy tidak bisa menahan air mata harunya. Ia bahagia akhirnya Zia menyadari bahwa hal yang dilakukannya sia-sia.

"Zi, gue ikut seneng sama keputusan lo. Gue harap ini bukan sekadar omongan sesaat lo. Mungkin ini sulit, tapi pelan-pelan aja lupain Arza-nya. Jangan takut bersungguh-sungguh ada gue selalu dukung lo," ucap Maddy tulus.

Zia tersenyum, tipis. "Udahlah gak usah dipikirin, ini emang waktunya gue move on, lagi pula cowok bukan cuman Arza."

Maddy menatap sahabatnya takjub. Tidak pernah terlintas di pikirannya bahwa Zia akan mengatakan hal itu. Maddy mengalihkan pandangannya, tapi tidak sengaja menangkap Gaby yang berjalan ke arahnya.

Lebih tepatnya ke arah tempat Arza yang berjarak dua meja di sampingnya. Ia tersenyum sinis ketika mengingat kejadian menyebalkan di rumah sakit.

Ia memperhatikan Gaby yang berjalan sambil menunduk dengan tangan memegang nampan. Kemudian ia melirik Zia yang masih sibuk dengan makanannya, tadi Zia baru saja makan nasi goreng dan sekarang sudah berubah menjadi bakso. Waw, Maddy takjub dengan perubahan selera makan Zia.

Gaby semakin mendekat, senyum miring terlihat di wajah cantik Maddy. Ia sengaja mengulurkan satu kakinya untuk menjegal gadis cengeng itu. Namun...

PRANG!

Mata Maddy membulat sempurna ketika melihat Gaby jatuh dengan isi yang di atas nampan itu berserakan. Bahkan gadis itu belum menyentuh kakinya, bagaimana bisa Gaby jatuh.

Seisi kantin mendadak hening mendengar kebisingan itu. Zia yang baru saja menyuap bakso ke dalam mulutnya tersentak kaget mendengar itu sehingga baksonya muncrat keluar. Sialan! Melirik ke arah tempat kegaduhan itu.

Matanya menyipit mengenali siapa gadis yang sedang duduk tergeletak di lantai dengan tubuh gemetaran.

"Heh Gaby! Ngapain lo masih duduk di situ, cosplay jadi suster ngesot?"

Entah siapa yang berbicara seperti itu, tapi karena ucapannya kantin tiba-tiba menjadi bising kembali karena ledakan tawa. Gaby semakin menunduk mengerut takut, air mata yang sedari tadi ditahan meluncur begitu saja. Ia meremas tangannya yang gemetar, ucapan mengejek dan hinaan dari berbagai arah terdengar di telinganya.

"Bangun." Suara serak dan dingin itu membuat Gaby tertegun.

Ia mendongak dan matanya langsung bertatapan dengan netra sehitam malam. Entah sejak kapan, tiba-tiba kantin kembali hening.

Zia tidak menyangka di hari pertamanya masuk ia akan disuguhkan drama romantis antara pemeran utama wanita dan pria. Ia kembali menyuap baksonya sambil menyaksikan bagaimana Arza dengan kerennya mengulurkan tangan pada Gaby yang masih duduk tergeletak di lantai.

"Bangun." Arza mengulurkan tangannya dengan wajah datar.

Suasana kantin kembali hening.

Gaby menatap pemuda itu dengan mata berkaca-kaca dan bibir pucat, ragu dan takut tergambar jelas di wajahnya. Namun, setelah meyakinkan diri, Gaby menyambut uluran tangan Arza dengan gemetar.

"Makasih," ucap Gaby pelan setelah berhasil berdiri.

Arza diam lalu tiba-tiba membuka jaket yang dikenakannya, dipasangkan jaket itu pada Gaby yang bajunya penuh tumpahan jus.

"Kenapa bisa jatuh?" Tanya Arza serak.

Gaby menunduk, tapi tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang memerah. Ia tidak menyangka Arza akan membantunya. Mereka memang berpacaran tapi itu hanya sebuah kesepakatan.

"Gaby," panggil Arza dingin, tapi gadis itu masih belum menjawab. Pemuda itu menghela napas pelan. "Kalian semua yang tadi jadiin pacar gue bahan bercandaan, maju!"

Arza mengedarkan tatapannya. Pandangannya pada sekitar dengan tajam membuat siapa pun merinding.

Siapa yang mau berurusan dengan Arza selain Zia. Arza tidak terlalu banyak omong, tapi sekali bertindak bisa membuat siapa pun mengerut bagai semut. Kekejaman Arza sudah terkenal di dalam sekolah maupun luar sekolah bahkan guru pun angkat tangan dan tidak mau berurusan dengannya.

Mata Arza bergulir pada gadis yang masih sibuk dengan makanan seolah tidak peduli dengan sekelilingnya. Arza tahu pasti gadis itu dalangnya yang membuat Gaby seperti ini. Ia melangkah mendekati Zia, seperti singa yang sedang mengincar mangsanya.

"Gue tau ini pasti ulah lo."

Zia baru saja ingin menyuap baksonya otomatis berhenti ketika mendengar suara itu. Ia mendongak dan terkejut melihat Arza berdiri di sana.

"Lo ngomong apa?" tanya Zia berusaha santai.

"Gak usah pura-pura!" sentak Arza. "Lo pasti yang buat Gaby kayak gitu, kan?" tudingnya dengan mata berkilat tajam.

"Lo nggak punya mata? Jelas-jelas gue dari tadi duduk di sini, kenapa malah nyalahin gue?!" sahut Zia dengan nada kesal.

PRANG!

Arza melempar mangkuk bakso milik Zia kencang hingga isinya berserakan di lantai dan menimbulkan suara bising.

"Lo itu sampah! Lo pikir dengan ngelakuin hal kayak gini bakal bikin gue balik suka sama lo, jangan mimpi!" Suara Arza menggema kejam. "Sekali lagi lo ngelakuin hal ini sama pacar gue, lo tahu akibatnya!" ancamnya membuat siapa pun bergetar.

Tapi tidak untuk Zia yang sedari tadi tidak mendengar apa yang diucapkan cowok itu, fokusnya pada bakso miliknya yang telah berpindah tempat bergelindingan di lantai. Wajahnya seketika mengerut, bibirnya menipis kesal ia menatap Arza marah kemudian mengebrak meja.

Zia mengebrak meja kencang. "Punya sopan santun gak lo?! Bakso itu masih gue makan, kenapa lo lempar sialan!" sentak Zia tajam.

Zia paling benci ketika sedang makan ada orang yang mengganggu atau menyingkirkan makanannya, apalagi membuang makanan yang masih ia makan seperti ini.

Semua orang terdiam kaku mendengar perkataan Zia. Maddy yang ingin membantu sahabatnya langsung tertegun tidak percaya.

Teman-teman Arza yang berada di belakang Gaby menelan ludah, sementara Gaby tersedak ludah sendiri seolah melindungi diri.

Brian yang saat itu sedang minum langsung tersedak dan batuk, menahan tawa hingga mengena ke teman-temannya.

Arza melirik gadis itu malas. "Terus terang, Zia, kalau ini salah satu cara murahan lo buat narik perhatian gue, buang khayalan lo itu jauh-jauh. Bahkan, sampai nangis darah pun, gue gak akan pernah suka sama lo."

"Najis!" Zia memutar bola matanya. "Lo punya bukti gue yang bikin cewek lo jatuh, ha? Gak ada kan? Asal banget mulut lo koar-koar gak jelas."

"Tuh lihat cewek lo, nunduk terus kayak lagi mulung duit. Siapa yang gak jatuh kalau jalannya aja gitu!" lanjutnya sambil mengedikkan dagu menunjuk Gaby yang memang sedang menunduk.

Arza terdiam.

Kalau tidak tahu situasi, mungkin saat ini Maddy sudah tertawa ngakak. Benar, ternyata bukan hanya dirinya saja yang risih dengan cara berjalan Gaby yang terus menunduk.

Sejak tadi Maddy kesal pada Gaby yang sedari tadi diam seolah korban. Padahal Gaby jatuh sendiri, awalnya memang Maddy ingin memberi sedikit pelajaran pada gadis itu, tapi Gaby sudah jatuh duluan sebelum menyentuh kakinya yang Maddy persiapkan untuk menjegal. Namun, kenapa sekarang malah begini?

1
kriwil
jalang maruk🤣 semau laki mau di embat
Rossy Annabelle
no coment 🤧huhu
Heni Mulyani
lanjut author 💪
Murni Dewita
double up thor
Zee✨: bsk² yak hehe
total 1 replies
Murni Dewita
👣👣
Wahyuningsih
kpn thor zia bahagia 🤔🤔kan kasihan q jdi males mau baca soalnya zia d tindas mulu haaaaaaaaaah
Zee✨: sabar belum jg pertengahan kak😄
total 1 replies
Heni Mulyani
lanjut author
Heni Mulyani
lanjut
Sribundanya Gifran
lanjut💪💪💪💪
Sribundanya Gifran
lanjut
Dewiendahsetiowati
part yang bikin nyesek
Wahyuningsih
thor buat mereka yg menyakiti zia menyesal d buat segan matipun tk mau n buat gaby terpuruk n menderita oran g kok manipulatif gedek q sebel banget d tnggu upnya thor yg buanyk n hrs tiap hri sehat sellu thor jga keshtn tetp 💪💪💪💪💪💪
Heni Mulyani
lanjut
Wahyuningsih
thor perasaan novel author yg lain blm pd tamat trus anda jga jrng up kk udah ada novel bru yg lma gimna d tamti dlu lah thor jgn d gantung syg klau gk d lanjutin 🤔🤔🤔🤔
Zee✨: itu udh tamat kak, sengaja di bikin gantung buat season 2 nanti hehe
total 3 replies
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Sribundanya Gifran
lanjut up yg bnyak thor💪💪💪💪
Zee✨: Siappp, tungguin yakk
total 1 replies
Heni Mulyani
lanjut author
Zee✨: okeee
total 1 replies
Heni Mulyani
lanjut 💪
Heni Mulyani
lanjut
Heni Mulyani
lanjut 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!